Anda di halaman 1dari 131

RPKPS FISIKA DASAR

Identitas Mata Kuliah


Nama/Kode : Fisika Dasar SI 61342
Jumlah SKS : 4 SKS
Semester : Gasal
Kelompok : Mata Kuliah Wajib
Program Studi : Teknik Sipil/ S-1
Dosen : Ir. Benyamin Bontong, MT.
Erwin Afandi, ST., MT.
Metode dan Kode Etik Pembelajaran
Metode Pembelajaran :
1) Ceramah dan tanya-jawab
2) Tugas-tugas pekerjaan rumah dan
latihan soal-soal di kelas
PR dikumpul satu minggu Bila
terlambat, nilainya dikurangi 2%
per hari kelambatan
3) Praktikum laboratorium
Metode dan Kode Etik (lanjutan)
4) Quizz:
5) Kehadiran
Kehadiran di kelas minimal 75%.
Keterlambatan ditolerir maks. 15 menit,
Jika terlambat lebih 15, tidak boleh
masuk ruang kuliah dan mahasiswa
dianggap tidak hadir.
Metode dan Kode Etik Pembelajaran
Kode etik :
Segala kecurangan (cheating, plagiat,
copy-paste) tidak akan ditoleransi, dan
apabila terbukti melakukan perbuatan
tersebut, akan didiskualifikasi dari kelas,
mendapat nilai NOL.
SILABUS
Tujuan
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu menguasai
pengetahuan dasar mekanika, gelombang, bunyi, dasar listrik dan magnet
serta dapat mengembangkan dan mengaplikasikannya untuk mempelajari
pengetahuan fisika yang lebih tinggi.
Deskripsi Isi
Dalam perkuliahan ini dibahas gerak dalam satu dimensi, gerak dalam dua
dimensi, dinamika, usaha dan energi, momentum linear dan tumbukan, rotasi,
keseimbangan, gravitasi, mekanika fluida, getaran, gelombang, bunyi, dasar
listrik dan magnet.
Pendekatan Pembelajaran
Konseptual dan kontekstual
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, praktikum
Tugas : Pekerjaan rumah soal latihan
Media : LCD
EVALUASI & PRASYARAT
Evaluasi
Kehadiran
Tugas (individu)
Quizz (individu)
UTS (individu)
UAS (individu)
Kontribusi e-learning (individu)
Kehadiran Perkuliahan > 75%
Nilai Akhir
25 %Quizz + 25%UTS + 25 % UAS + 15 % Tugas/PR + 10
% Presensi
Konversi nilai angka ke nilai huruf,
sesuai bobot komponen, adalah
sebagai berikut:
>85 A 61-65 C+
81-85 A- 56-60 C
76-80 B+ 51-55 C-
71-75 B 46-50 D
66-70 B-C <46 E
Materi Kuliah
Pertemuan 1 : Pengukuran Besaran Satuan dan Vektor
Pertemuan 2 : Gerak lurus
Pertemuan 3 : Dinamika (Hk. Newton)
Pertemuan 4 : Gerak Dalam bidang (2-D)
Pertemuan 5 : Usaha dan energi
Pertemuan 6 : Momentum linear dan tumbukan
Pertemuan 7 : Gerak rotasi
Pertemuan 8 : Ujian tengan semester
Pertemuan 9 : Temperatur dan kalor
Pertemuan 10 : Temperatur dan kalor
Pertemuan 11 : Mekanika fluida (Hidrostatika)
Pertemuan 12 : Mekanika fluida (Hidrodinamika)
Pertemuan 13 : Getaran dan gelombangBunyi
Pertemuan 14 : Dasar Listrik
Pertemuan 15 : Dasar Magnet
Pertemuan 16 : Ujian akhir semester
REFERANSI
Referensi
David Halliday & Robert Resnick (Pantur
Silaban Ph.D & Drs. Erwin Sucipto). (1989).
FISIKA, Erlangga-Jakarta.
Paul A. Tipler (Dr. Bambang Soegijono).
(2001). FISIKA, Untuk Sains dan Teknik,
Erlangga-Jakarta.
Douglas C. Giancoli. (2001). FISIKA, Erlangga-
Jakarta.
Pengukuran
1. Pengukuran
Dasar pengujian suatu teori dalam sains
Perlu memiliki sistem satuan yang konsisten
Adanya Ketidakpastian
Perlu aturan yang disepakati tentang
ketidakpastian
Sistem Pengukuran
Sistem Standar
- Disetujui oleh yang berwenang, biasanya pemerintah
Sistem Internasional
- Disepakati oleh komite internasional pada tahun 1960
- Dinamakan juga mks
- Digunakan dalam kuliah ini
Sistem Gaussian
- Dinamakan cgs
Kebiasaan di USA & UK
- inci (inches), kaki (foot), mil (miles), pon
(pounds/slugs), dll
Kuantitas Dasar & Dimensinya
Panjang (L)
Massa (M)
Waktu (T)
Panjang

Satuan
- SI : meter (m)
- cgs : centimeter (cm)
- USA & UK : foot (ft)
Satu meter didefinisikan sebagai jarak yang
ditempuh cahaya dalam vakum selama selang
waktu 1/299 792 458 sekon
Laju cahaya dalam vakum?
Panjang (lanjutan)
Jarak Panjang (m)
Radius alam semesta teramati 1 x 1026
Ke galaksi Andromeda 2 x 1022
Ke bintang terdekat 4 x 1016
Bumi - Matahari 1.5 x 1011
Radius Bumi 6.4 x 106
Lapangan Sepakbola 1.0 x 102
Tinggi Orang 2 x 100
Ketebalan kertas 1 x 10-4
Panjang gelombang cahaya biru 4 x 10-7
Diameter atom hidrogen 1 x 10-10
Diameter proton 1 x 10-15
Massa

Satuan
- SI : kilogram (kg)
- cgs : gram (g)
- USA & UK : pon, slugs
Satu kilogram didefinisikan sebagai massa silinder
campuran platinum iridium khusus yang dijaga
tetap di badan pengukuran internasional Sevres
Prancis
Mengapa silinder ditutup rapat oleh dua kubah
kaca?
Massa (lanjutan)
Objek Massa (kg)
Alam semesta teramati 1052
Galaksi Milky Way 7 x 1041
Matahari 2 x 1030
Bumi 6 x 1024
Boeing 747 4 x 105
Mobil 1 x 103
Mahasiswa 7 x 101
Partikel debu 1 x 10-9
Bakteri 1 x 10-15
Proton 2 x 10-27
Elektron 9 x 10-31
Waktu
Satuan
- Sekon (detik), semua sistem
- Satu sekon didefinisikan sebagai 9 192 631 700 x
prioda radiasi dari sebuah atom cesium
Waktu (lanjutan)

Interval Waktu (s)


Umur alam semesta 5 x 1017
Umur Grand Canyon 3 x 1014
Rata-rata umur mahasiswa 6.3 x 108
Satu tahun3.2 x 107
Satu jam3.6 x 103
Cahaya dari bumi ke bulan 1.3 x 100
Satu siklus senar gitar 2 x 10-3
Satu siklus gelombang radio FM 6 x 10-8
Cahaya mengelilingi proton 1 x 10-24
Physical Quantity (Besaran fisis)

Ilmu Fisika didasarkan pada pengukuran besaran fisis.


Besaran fisis terdiri atas 7 besaran pokok dan besaran
turunannya:
7 Besaran pokok:
panjang (meter), - massa (kilogram), - waktu(second), - arus
listrik (ampere), - temperatur mutlak (kelvin), - intensitas
cahaya (candela) - jumlah zat (mol)
Besaran lain diturunkan dari besaran pokok:
Kecepatan = jarak/waktu = m/s.
Percepatan = jarak/waktu / waktu = m/s2.
gaya = massa x percepatan = 1 kg*m/s2 = 1 Newton = 1 N
Besaran Turunan dan Dimensi
Analisis Dimensi
Analisis Dimensi
Konversi satuan
Konversi satuan
Besaran
Ada dua jenis besaran: besaran skalar dan
besaran Vektor
Besaran skalar: massa, waktu, temperatur,
Besaran yang mempunyai nilai saja dan
operasinya memenuhi aljabar biasa.
Besaran vektor: perpindahan, kecepatan,
gaya,Besaran yang mempunyai nilai dan arah
serta operasinya memenuhi aljabar vektor
Metric unit (satuan pengukuran)
Besaran fisis diukur dan dinyatakan dalam satuan tertentu
Semua sistem satuan berdasarkan pada suatu standard
satuan tertentu.
Dalam System International (SI):
meter (length), kilogram (mass), second (time), ampere (electrical
current), kelvin (temperature), candela (light intensity)
Satuan lain:
British System (BE, British Engineering), berdasarkan pada:
foot, slug (atau pound), dan second, hanya dipakai di United
States, Liberia, dan Myanmar.
CGS ( cm, g, s)
AKRONIM
Awalan Nama Simbol awalan Nilai awalan
micro 1/1 000 000 or 0.000 001 10-6
milli m 1/1000 or 0.001 10-3
centi c 1/100 or 0.01 10-2
kilo k 1 thousand or 1000 103
mega M 1 million or 1 000 000 106
giga G 1 000 000 000 109
Contoh:
1 micrometer (a.k.a 1 micron) = 1 x 106 meters
Rangkuman AKRONIM

Nama Simbol Ekivalen Nama Simbol Ekivalen


Exa E 1018 Desi d 10-1
Peta P 1015 centi c 10-2
Tera T 1012 milli m 10-3
Giga G 109 micro 10-6
Mega M 106 nano n 10-9
Kilo k 103 pico p 10-12
Hecto h 102 femco f 10-15
Deca da 10 atto a 10-18
Measurement (Pengukuran)
Semua pengukuran memiliki ketidakpastian.
Dalam makalah atau presentasi ilmiah para
ilmuwan secara hati-hati melaporkan nilai-
nilai hasil penelitian/pengukurannya.
Bentuk standarnya: Value Error
Contoh: 12.45 0.12 kg
Ketidak Pastian
Angka Penting
VEKTOR

Bagian-1
(1) Dasar-Dasar Vektor
(2) vektor Dalam Bidang
dasar-dasar vektor
skalar
besaran yang cukup dinyatakan oleh
sebuah bilangan (magnitude), misal
panjang, luas, volume, massa, waktu, dll.
vektor
besaran yang dinyatakan oleh bilangan
(magnitude) dan arah (direction), misal
gaya, kecepatan, percepatan.
Notasi vektor
vektor dinyatakan dengan tanda
panah atau segmen garis dengan
arahnya
vektor memiliki ekor yang disebut
dengan titik awal (initial point),
dan ujung yang disebut titik
terminal (terminal point).
panjang suatu vektor ( AB )
dinyatakan dengan AB
vektor dengan panjang 1 satuan
disebut vektor satuan (unit vector)
Panjang vektor
panjang suatu vektor bila
a PQ a12 a22 dinyatakan dengan koordinat
panjang vektor
a
panjang suatu vektor (PQ):

a (Q x Px ) 2 (Q y Py ) 2

( q1 p1 ) 2 ( q2 p2 ) 2

vektor 0
0 0, panjang
0 bentuk umum
vektor 0 memiliki = 0 dan
komponen:
a ( x2 x1 )2 ( y2 y1 )2
komponen vektor
definisi:

jika P adalah adalah vektor pada


suatu bidang (x,y) dan memiliki titik
awal (0,0) dan titik terminal (p1,p2),
maka komponen dari vektor p adalah

P p1 , p2
apabila titik awal vektor tidak
a
pada koordinat (0,0), tetapi (p1,p2)
dan titik terminal (q1,q2), maka
komponen vektor dinyatakan
dengan:
a q1 p1 , q2 p2
komponen vektor
kesamaan vektor
definisi: dua vektor dikatakan sama
jika keduanya memiliki
panjang yang sama dan arah
yang sama a a

a
a

semua vektor seperti tergambar


(vektor a) adalah sama memiliki
komponen a=(a1,a2) =(-2, 5)
kesamaan vektor
Penjumlahan vektor
(Mencari Resultan)

Metode :
(1) Metode Grafis
Poligon
Paralelogram
Penguraian tegak lurus
(2) Metode aljabar (analitis)
Metode Grafis
2. Metode Poligon
dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan secara geometri dengan menempatkan
titik awal vektor pada titik terminal vektor lain, dst. Hasilnya adalah garis hubung
titik awal vektor pertama dengan titik terminal vektor terakhir (Resultan R)

D
C
B
B R
C
A
D
A
Metode Grafis
2. Metode Paralelogram
Hasil penjumlahan vektor (resultan R) adalah diagonal
konkuren dari paralelogram yang dua sisinya adalah
translasi dari kedua vektor tersebut .

B R

A
operasi vektor
perkalian skalar
Jika suatu vektor (a) dikalikan
dengan suatu skalar (c), maka
pengurangan vektor (selisih vektor) hasilnya adalah (ac)
merupakan kebalikan dari penjumlahan
vektor,jika vektor a dikurangi vektor b, maka
vektor b arahnya dibalik (atau tandanya
berlawanan) -cA
cA
vektor pengurang disebut vektor negatif A
Metode Aljabar

F2y F2 F1 F1x F1y


F2 F2x F2y
F3 F3x F3y
60

F3x F2x F1

45

F3 F3y

A
operasi vektor
KINEMATIKA
(Ilmu tentang gerak)
PERPINDAHAN

Posisi awal: r0 x0 i y0 j z 0 k

Posisi akhir: r xi yj zk
Perpindahan
r r r0
r xi yj zk
r (x x 0 )i ( y y0 ) j
(z z 0 )k
KECEPATAN
Vektor kecepatan rata2 Laju rata-rata

r r0 r panjang lintasan l
v v
t t0 t selang waktu t
x y z
v i j k
t t t

Vektor kecepatan sesaat

r
v Lim
t 0 t
dr dx dy dz
v i j k
dt dt dt dt
v vxi v y j vzk
PERCEPATAN

Vektor percepatan Vektor percepatan


rata-rata sesaat

v v0 v dv
a a Lim
t t0 t 0 t dt
v dvx dv y dvz
a a i j k
t dt dt dt
a axi a y j azk
Kecepatan tetap
Kecepatan negatif (arah terbalik)
2 objek beda kecepatan
2 objek sama kecepatan
PERLAMBATAN dan PERCEPATAN NEGATIF

Bila melambat, maka laju sesaat menurun.


Jika mobil diperlambat apakah berarti
percepatannya negatif ?
Percepatan tetap
Percepatan arah negatif
Perlambatan (a -)
Animasi
Contoh Soal
GERAK TRANSLASI 1- DIMENSI
Perpindahan : x x x0 arah : atau -
x x0 x
Kecepatan rata - rata : v
t t0 t
panjang lintasan yg ditempuh l
Laju rata - rata : v
selang waktu yang ditempuh t
dx
Kecepatan sesaat : v
dt
v v0 v
Percepatan rata - rata : a
t t0 t
dv d 2x
Percepatan sesaat : a
dt dt 2
Gerak Khusus
GERAK DENGAN PERCEPATAN TETAP (1 D)

Persamaan Kinematika
t
1) vt v0 adt
0

vt v0 a (t t0 )
t
2) x t x0 (v 0 at ) dt
0

xt x0 v0 t 1
2 at 2
3) vt2 v 02 2a ( xt x0 )
4) x 1
2 vt v0 t
GERAK JATUH BEBAS

t
1). v y v0 a y dt
0

vy v0 ayt
t
ay gj
2). y y0 (v 0 y a y t ) dt
0

y y0 v0 y t 1
2 ayt 2
3). v y2 v 02 y 2a y ( y y0 )
4). y 1
2 vy v0 y t
ANALISA GRAFIK

x v

t t

a -Kemiringan
-Luas
-Rata-rata
t
Gerak Khusus
GERAK DENGAN PERCEPATAN TETAP (2D)

Arah x Arah y
t t
vx v0 a x dt vy v0 a y dt
t0 t0

vx v0 axt vy v0 a yt
t t
x x0 (v 0 x a x t ) dt y y0 (v 0 y a y t ) dt
t0 t0

x x0 v0 x t 1
2 axt 2 y y0 v0 y t 1
2 a yt 2
v x2 v 02 2a x ( x x0 ) v y2 v 02 y 2a y ( y y0 )
x 1
2 vx v0 x t y 1
vy v0 y t
2
Gerak Khusus
GERAK PELURU (2 D)

Persamaan Gerak Persamaan Gerak


Dalam Arah Horisontal Dalam Arah Vertikal

vy v y0 gt
vx vx0
y y0 v y0 t 1
gt 2
x x0 v x 0t 2

(a x 0, v x tetap) v 2y v 2y 0 2 gy
(a y g tetap)
KECEPATAN RELATIF

vPG = vPT + vTG


vPG: Kecepatan Penumpang relatif thd Tanah
vPT: Kecepatan Penumpang relatif thd Kereta
vTG: Kecepatan Kereta relatif thd Tanah
GERAK MELINGKAR
(UMUM)

Posisi sudut dinyatakan dalam radian (rad)


Vektor perpindahan sudut:
Vektor kecepatan sudut rata2: < t2-t1)
Vektor kecepatan sudut sesaat: d dt
Vektor percepatan sudut rata2: < t2-t1)
Vektor percepatan sudut sesaat: d dt
Gerak Khusus
GERAK MELINGKAR BERATURAN

Gerak melingkar dengan laju tetap

v2
as
R
Gerak melingkar dengan percepatan tetap

s R
v R
a tan R
v2 2
as R
R
Kinematika Partikel

blog.unila.ac.id/angjun
A. Gerakan Satu Dimensi
1. Perpindahan
Perpindahan adalah perubahan posisi
partikel dari kedudukan awal (xo) ke
kedudukan akhir (x1), dimana perpindahan
dapat dituliskan sbb:

Xo= 5 m X1= 25 m
X= 20 m

x = x1 - xo
blog.unila.ac.id/angjun
2. Kecepatan
2.1 Kecepatan Sesaat
Yaitu limit rasio (kemiringin) dari posisi dan perubahan
waktu (t) yang mendekati 0 atau turunan pertama dari
persamaan posisi terhadap waktu.

Lim x dx
atau
t 0 t dt

blog.unila.ac.id/angjun
Contoh Soal :
Posisi benda dalam keadaan diam dinyatakan dengan persamaan
x = 5t2 4. Tentukan kecepatan benda tersebut pada saat :
a. t=0s
b. t=2s
Penyelesaian

dx d 2
vs 5t 4 10t
dt dt

a. vt = 0 s = 10 (0) = 0 m/s
b. vt = 2 s = 10 (2) = 20 m/s
blog.unila.ac.id/angjun
2.2 Kecepatan Rata-Rata
Kecepatan rata-rata adalah perbandingan antara besar
perpindahan (x) dan selang waktu pindah (t).
Kecepatan rata-rata dapat ditulis sbb:

x x1 x0
vrata rata
t t1 t0

blog.unila.ac.id/angjun
Contoh Soal :
Sebuah partikel dinyatakan dalam persamaan x = 2t2+5, dengan x
dalam meter dan t dalam sekon. Hitung besar kecepatan rata-
rata partikel tersebut dalam selang waktu 2 s?
Penyelesaian :

Saat t 0s xo 2(0) 2 5 5 meter


Saat t 2s x1 2 (2) 2 5 13 meter

x1 x0 13 5
vrata rata 4 m/ s
t1 t0 2 0
blog.unila.ac.id/angjun
3. Percepatan
3.1 Percepatan Sesaat
Yaitu limit rasio (kemiringin) dari kecepatan dan
perubahan waktu (t) yang mendekati 0 atau turunan
pertama dari persamaan kecepatan terhadap waktu
dan turunan kedua dari persamaan posisi terhadap
waku.

L im v dv d 2
x
a ta u
t 0 t dt dt 2

blog.unila.ac.id/angjun
3.2 Percepatan Rata-Rata
Percepatan rata-rata adalah perbandingan antara
besar kecepatan (v) dan selang waktu pindah (t).
Percepatan rata-rata dapat ditulis sbb:

v v1 v0
arata rata
t t1 t0

blog.unila.ac.id/angjun
Contoh Soal :
Sebuah partikel dinyatakan dalam persamaan x = 2t3, dengan x dalam
meter dan dalam sekon. Setelah 2 sekon, hitung besar :
a. Percepatan sesaatnya?
b. Percepatan rata-ratanya?
Penyelesaian :

d 2x d d d
a. as 2
. 2t 3 6t 2 12t
dt dt dt dt
as t 2s 12( 2) 24 m / s 2

dx d
b. vs 2t 3 6t 2
dt dt
vs t 0s 6 (0) 2 0 m / s
vs t 2s 6 (2) 2 24 m / s
v v1 v0 24 0
arata 2 t 2s 12 m / s 2
t t1blog.unila.ac.id/angjun
t0 2 0
4. Gerakan dengan Percepatan Konstan

Gerak partikel dengan percepatan konstan adalah hal yang biasa


kita jumpai di alam ini. Sebagai contoh, di dekat permukaan bumi
semua benda yang tidak ditopang akan jatuh secara vertikal dengan
percepatan konstan karena adanya gravitasi bumi.

Percepatan konstan berarti bahwa nilai kemiringin (limit rasio) kurva


kecepatan terhadap waktu adalah konstan, artinya kecepatan
berubah secara linier terhadap waktu.

blog.unila.ac.id/angjun
Persamaan-Persamaan dalam GLBB

v v0 at v v0 gt
s vot 1 at 2
s vot 1 gt 2
2 2
2 2
v vo 2as 2 2
v vo 2 gs
blog.unila.ac.id/angjun
Soal :
1. Seorang pelari berlari menempuh jarak 100 m
dalam waktu 10 s, kemudian berbalik dan berjoging
sejauh 50 m selama 10 s. Hitung :
a. kelajuan rata-rata?
b. kecepatan rata-rata?

2. Sebuah pertikel bergerak dengan persamaan posisi


x = 5t3 + 2t2 + 4t + 4, dengan x dalam meter dan t
dalam sekon. Tentukan :
a. posisi partikel setelah bergerak 2 s?
b. kecepatan sesaat & rata-rata setelah 5 s?
c. percepatan sesaat & rata-rata setelah 3 s?

blog.unila.ac.id/angjun
Jawaban :

1.a. 7,5 m/s


b. 2,5 m/s
2.a. 60 m
b. vs = 399 m/s dan v = 139 m/s
c. as = 94 m/s2 dan a = 49 m/s2
blog.unila.ac.id/angjun
BENDA TEGAR

FI-1101 2004 Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-83


Bahan Cakupan
Gerak Rotasi
Vektor Momentum Sudut

Sistem Partikel
Momen Inersia
Dalil Sumbu Sejajar
Dinamika Benda Tegar
Menggelinding
Hukum Kekekalan Momentum Sudut Benda Tegar
Statika Benda Tegar

Bab 6-84
Gerak Rotasi & Pergeseran Sudut

Tinjau dahulu besaran-besaran vektor gerak rotasi.

Dalam proses rotasi, pergeseran sudut:

2 1

Satuan SI untuk pergeseran


sudut adalah radian (rad)
360
1 rad 57,3
2
Bab 6-85
Gerak Rotasi & Pergeseran Sudut

kecepatan sudut rata-rata:


2 1
t 2 t1 t
kecepatan sudut sesaat:
d
lim lim
t 0 t 0 t dt
Satuan SI untuk kecepatan sudut adalah
radian per detik (rad/s)

Arah kecepatan sudut sama dengan arah pergeseran sudut.

Bab 6-86
Gerak Rotasi & Pergeseran Sudut

Arah kecepatan sudut:


Aturan tangan kanan

Bab 6-87
Gerak Rotasi & Pergeseran Sudut

Percepatan sudut rata-rata: 2 1


t 2 t1 t

Percepatan sudut sesaat: d


lim
t 0 t dt
Satuan SI untuk percepatan sudut adalah
radian per detik (rad/s2)

Arah percepatan sudut sama dengan arah kecepatan sudut.

Bab 6-88
Persamaan Kinematika Rotasi

Bab 6-89
Perumusan Gerak Rotasi

Kecepatan tangensial:
v r dalam rad/s
kecepatan kecepatan
linear tangensial

Percepatan tangensial:

a r dalam rad/s2
percepatan percepatan
linear tangensial

Bab 6-90
Perumusan Gerak Rotasi
Percepatan sentripetal (dng arah radial ke dalam):

2
v 2
ar r
r

Bab 6-91
Torsi Momen gaya

Torsi didefenisikan
sebagai hasil kali
besarnya gaya dengan
panjangnya lengan

Bab 6-92
Torsi Momen gaya

Torsi berarah positif apabila gaya menghasilkan


rotasi yang berlawanan dengan arah jarum jam.
Satuan SI dari Torsi: newton.m (N.m)

Bab 6-93
Vektor Momentum Sudut

Momentum sudut L dari sebuah benda yang


berotasi tehadap sumbu tetap didefenisikan sbb:

L r p m(r v)

l mvr sin
rp rmv

r p r mv

Bab 6-94
Satuan SI adalah Kg.m2/s.
Vektor Momentum Sudut

Perubahan momentum sudut terhadap waktu


diberikan oleh:
dL d
r p
dt dt
d dr dp
r p p r
dt dt dt
v mv
0
Jadi dL dp dp
r l ingat FEXT
dt dt dt
Bab 6-95
Vektor Momentum Sudut

Perubahan momentum sudut terhadap waktu


diberikan oleh:
dL dp dL
r r FEXT
dt dt dt
Akhirnya kita peroleh:
dL
EXT
dt

dp
Analog dengan FEXT
!!
dt
Bab 6-96
Hukum Kekekalan Momentum Sudut

dL r FEXT
EXT
dimana L r p dan EXT
dt

dL
Jika torsi resultan = nol, maka
EXT 0
dt

Hukum kekekalan momentum sudut

I1 1 I2 2

Bab 6-97
Hukum Kekekalan Momentum
Linear
o Jika F = 0, maka p konstan.

Rotasi
o Jika = 0, maka L konstan.

Bab 6-98
p = mv Momentum Sudut:
Defenisi & Penurunan
Untuk gerak linear sistem partikel berlaku

Momentum kekal jika

Bagaimana dng Gerak Rotasi?

dp
FEXT
dt FEXT 0

Untuk Rotasi, Analog gaya F adalah Torsi r F


Analog momentum p adalah

momentum sudut L r p
Bab 6-99
Sistem Partikel

Untuk sistem partikel benda tegar, setiap partikel memiliki kecepatan sudut
yang sama, maka momentum sudut total:

n
L l1 l2 l3 ln li
i 1

dL n dli n

net ,i net
dt i 1 dt i 1

Perubahan momentum sudut sistem hanya disebabkan oleh


torsi gaya luar saja.
Bab 6-100
Sistem Partikel
Perhatikan sistem partikel benda tegar yg berotasi pd bidang x-y, sumbu rotasi z. Total momentum sudut adalah jumlah masing2 momentum sudut partikel:

L ri pi mi ri v i mi ri v i k (krn ri dan vi tegak lurus)


i i i
v1
Arah L sejajar sumbu z
m2
j
Gunakan vi = ri , diperoleh r2
v2 i r1 m1
k
2
L mi ri r3
i m3 v3

L I Analog dng p = mv !!
Bab 6-101
Vektor Momentum Sudut

DEFINISI
Momentum sudut dari sebuah benda yang
berotasi tehadap sumbu tetap adalah hasil kali
dari momen inersia benda dengan kecepatan

sudut terhadap sumbu rotasi tersebut.
L I
Demikan juga dengan torsi (Hk II Newton untuk
gerak rotasi):

dL d (I ) d
I I
Bab 6-102
dt dt dt
Vektor Momentum Sudut

L I
Jika tidak ada torsi luar, L kekal. Artinya bahwa
hasil perkalian antara I dan kekal

2
I mi ri

L I L I
Bab 6-103
Momen Inersia

Momen Inersia bagi suatu sistem partikel benda tegar didefenisikan sebagai

2 2 2
I mi ri m1r1 m2 r2 ...
i
I = momen inersia benda tegar,
menyatakan ukuran inersial sistem untuk berotasi
terhadap sumbu putarnya

Bab 6-104
Momen Inersia

Untuk benda yang mempunyai distribusi massa kontinu, momen inersianya diberikan
dalam bentuk integral

2 2
I mi ri I r dm
i
z
2 2
I r dm r dV dm
y
Dimana Elemen Volume
x

dV rdr d dl
Bab 6-105
Momen Inersia

dV rdr d dl
dimana rdr : perubahan radius,
d : perubahan sudut,
dl : perubahan ketebalan.

Bab 6-106
Momen Inersia

Untuk lempengan benda dibawah ini, momen inersia dalam bentuk integral

2
I r rdr d dl
Asumsi rapat massa konstan

Kita dapat membaginya dalam 3


integral sbb:
R 2 L
2
I r rdr d dl
0 0 0
Bab 6-107
Momen Inersia

4 R
Hasilnya adalah r 2 L
I 0 l 0
4 0
4
R
Massa dari lempengan tersebut
I 2 L
4
2
M R L
1 2
Momen Inersia benda I MR
Bab 6-108
2
Dalil Sumbu Sejajar

Untuk benda tegar bermassa M yang berotasi terhadap sumbu putar sembarang yang
berjarak h dari sumbu sejajar yang melalui titik pusat massanya (ICM diketahui), momen
inersia benda dapat ditentukan dengan menggunakan:

Dalil Sumbu Sejajar


2
I I cm Mh

Bab 6-109
Momen Inersia:

1 1 2
I ml 2 I ml
12 3

R R
1
I mR 2 I mR 2
2

1 2
I m(a 2 b 2 ) b I mR 2
12 a 5

Bab 6-110
Dinamika Benda Tegar

Mengikuti analog dari gerak translasi, maka kerja oleh


momen gaya didefenisikan sbb:

2 2 1 2 1 2
W d I d I 2 I 1
1 1 2 2

Bab 6-111
Energi Kinetik Rotasi

Suatu benda yang bergerak rotasi, maka energi kinetik


akibat rotasi adalah

1 2 1 2 2
K mi ri mi ri
2 2
1 2
K I
2
2
Dimana I adalah momen inersia, I mi ri
Bab 6-112
Energi Kinetik Rotasi

Linear Rotasi

1 2 1 2
K Mv K I
2 2

Massa Momen
Inersia
Kecepatan
Linear Kecepatan
Sudut

Bab 6-113
Prinsip Kerja-Energi

Sehingga, teorema Kerja-Energi untuk gerak rotasi


menjadi:

2 2 1 2 1 2
W d I d I 2 I 1
1 1 2 2
1 2
W K rotasi dimana K rotasi I
2

Bila 0
,maka W
sehingga 0
Bab 6-114
K rot 0 Hukum Kekekalan En. Kinetik Rotasi
Menggelinding

Menggelinding adalah peristiwa translasi dan sekaligus


rotasi

Bab 6-115
Gerak Menggelinding: rotasi dan
translasi

s R Ban bergerak dengan laju ds/dt

d
vcom R
dt

Bab 6-116
Gerak Menggelinding: rotasi dan
translasi

Bab 6-117
Gerak Menggelinding: rotasi dan
translasi

The kinetic energy of rolling

2
K 1
2 IP IP I com MR 2
2
K 1
2 I com 1
2 MR 2 2

2 2
K 1
2 I com 1
2 Mv com Kr Kt

Bab 6-118
Gerak Menggelinding Di Bidang Miring

Gunakan: torsi = I

N R Fg sin IP

Fg sin R acom R
fs x
Maka:

P MR 2 g sin I P acom

IP I com MR 2

Fg Fg cos g sin
acom
1 I com / MR 2
Bab 6-119
Menggelinding

Total energi kinetik benda yang menggelinding sama


dengan jumlah energi kinetik translasi dan energi
kinetik rotasi.
1 2 1 2
K mv
0 I0
2 2
V0

Bab 6-120
Hukum Kekekalan Energi Mekanik Total
Dengan Gerak Rotasi

Bab 6-121
Kesetimbangan Benda Tegar
Suatu benda tegar dikatakan setimbang
apabila memiliki percepatan translasi sama
dengan nol dan percepatan sudut sama
dengan nol.
Dalam keadaan setimbang, seluruh resultan
gaya yang bekerja harus sama dengan nol,
dan resultan torsi yang bekerja juga harus
sama dengan nol:
Fx = 0 dan Fy = 0
=0
Bab 6-122
Hubungan Besaran
Gerak Linear - Rotasi

Linear Rotasi
x (m) (rad)
v (m/s) (rad/s)
a (m/s2) (rad/s2)
m (kg) I (kgm2)
F (N) (Nm)
p (Ns) L (Nms)
Bab 6-123
Hubungan Besaran
Gerak Linear - Rotasi

linear angular
perpindahan x
kecepatan v dx / dt d / dt
percepatan a dv / dt d / dt
massa m I mi ri 2

gaya F r F
Hk. Newtons F ma I
energi kinetik K (1 / 2)mv 2 K (1 / 2) I 2

Kerja W Fdx W d
Bab 6-124
b).t = (v v0 )/a t = (-20000 m/3600 s)/1,16m/s2
t = 4.8 st = 4,8s
c).t = (v v0 )/a t = (0 70000 m/3600 s)/
(- 1.16m/s2)
t = 16.8 s t = 16,8s
d). X X-0 = v0 t + a t2
= (70000 m / 3600 s )16,8 s )
+ (- 1,16 m / s2 ) (16,8 s)2
= 163 m
Contoh soal 2 :
Sebuah balon naik dengan kecepatan 12 m/s .
Ketika tingginya 80 m di atas tanah sebuah benda
dijatuhkan . Berapa lama waktu yang diperlukan
benda untuk mencapai tanah.

125
Jawaban :
Benda bergerak ke atas dengan kecepatan V0 dan
perlambatan g sehingga mencapai titik tertinggi
dimana kecepatan titik tertinggi V = 0 maka :
V2 = 0 = V02 - 2 g S
(12m/s)2 = 2 x 9.8 m/s2 S S = 7.35 m
V = V0 - gt 0 = 12 m/s - 9.8 m/s2 t t = 1.22 s
Dari tutuk tertinggi jatuh ke tanah : S = gt2
S = (80 + 7.35) m = 9.8 m/s2 t2 t = 4.22 s
Jadi waktu yang diperlukan benda untuk mencapai
tanah adalah : t = 1.22 s + 4.22 s = 5.44 s

126
Rangkuman :
1. Kecepatan rata-rata , : v
x
v=
t . 2.
Kecepatan sesaat, v :
x dx
v= lim
x 0 t
=
dt .
3. Percepatan rata-rata , : a
v
a = ; v = perubahan kecepatan
t.

127
4. Percepatan sesaat , a :
v dv
a = lim =
x 0 t dt
5. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

X (lintasan) = V (kecepatan) x t (waktu tempuh)

6. Gerakan dengan percepatan konstan :


v = v0 + at
x = tv= (v + v0 ) t
x = x x0 = v0 t + a t2
v2 = v0 2 + 2 a x

7. Gerak dengan percepatan tak konstan

128
Percepatan , a:
dV dV
a kV kt
dt V
Kecepatan , V :
.
V V0 exp( kt)
Lintasan , X :
V0 kt
X (1 e )
k

129
<< CLOSING>>
Setelah mengikuti dengan baik mata kuliah ini
mahasiswa diharapkan sudah mampu
menyelesaikan persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan kinematika partikel ,

130
131

Anda mungkin juga menyukai