3. Menguraikan teori belajar Abduilah Nasheh Ufwan, Ibnu Qoyim Aljauziah Filsuf Muslim)
sesuai dengan prinsip-prins;p bermain- sambil belajar yang mendidik yang terkait dengan
berbagai bidang pengembangan di PAUD.
C. Uraian Materi
1. Teori-teori Bermain dan Perkembangan Anak Usia Dini Berdasarkan Perspektif Ki
Hajar Dewantara
Banyak pakar pendidikan di Indonesia yang mempunyai filosofi tentang pendidikan anak
usia dini, diantaranya Ki Hadjar Dewantara, KH. Hasyim Asyarie, KH. Ahmad Dahlan,
HOS Cokroaminoto. Namun dan sekian banyak pakar tersebut, pemikiran Ki Hadjar
Dewantara dipandang lebih representatif, . Ki Hadjar Dewantara adalah pionir Pendidikan
Nasional yang berasar dari keluarga bangsawan Yogyakarta. Beliau lahir pada tanggal 2 Mei
1889 dengan nama RM. Suwardi Survaningrat, setelah berumur 40 tahun tepatnya tanggal 25
Februan 1928, ia berganti nama dengan sebutan Ki Hadjar Dewantara.Tentang pendidikan
anak usia dini Ki Hadjar Dewantara, memandang bahwa bermain bagi anak merupakan
kodrat alam yang memiliki pembawaan masing-masing serta kemerdekaan untuk berbuat
serta mengatur dirinya sendiri. kodrat anak bisa baik dan bisa juga sebaliknya. Kodrat itulah
yang akan memberikan dasar bagi pertunibuhan~aah perkembangan anak.Namun, Anak
memiliki hak untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya sehingga anak patut diberi
kesempatan untuk berjalan sendiri danjidak terus menerus dicampuri atau dipaksa. Guru TK
hanya boleh memberi bantuan jika anak . menghadapi hambatan yang cukup berat darvtidak
dapat diselesaikan. Hal tersebut merupakan cerminan dari semboyan Tut Wuri Handavani.
Kemerdekaan Kebebasan bagi anak melalui kegiatan bermain itu hendaknya diterapkan pada
cara berpikir anak, yaitu agar anak tidak selalu diperintahkan atau dicekoki dengan buah
pikiran orang lain, tetapi mereka harus dibiasakan untuk mencari serta menemukan sendiri
berbagai nilai pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan pikiran dan
kemampuannya sendiri. Dengan demikian. Ki Hadjar Dewantara memandang bahwa pendidikan
anak itu sifatnya hanya sebatas menuntun pertumbuhan darTperkembanga.n kekuatan-
kekuatan kodrati yang dimiliki anak, hal ini berlangsung melalui kegiatan bermain.
Selanjutnya salah satu teori pendidikan Ki Hadiar Dewantara yang paling terkenal adalah
teori trikcn. la mengemukakan kebudayaan wajib berlangsung secara terus menerus sebagai
suatu rantai yang makin lama makin bertambah-panjang. Kebudayaan setiap angkata
merupakan mata rantai yang terdahulu dengan mata rantai yang akan datang. Sehingga
kebudayaan wajib berjalan secara kontinyu, maju, dan berkelanjutan. Tiga sikap perilaku
dalam teori Ki Hadjar Dewantara, adalah kontinvu, konsentris, konvergensi Trikon.
Ki Hadjar Dewantara membagi tiga komponen lingkungan yang berperan dalam pendidi kan
anak, yaitu:
a. Lingkungan keluarga, yaitu pendidikan yang pertama dan utama yang dilaksanakan oleh
anggota keluarga terutama ayah dan ibu.
b. Lingkungan sekolah, pendidikan yang dilaksanakan setelah keluarga yaitu yang
dilaksanakan oleh guru.
c. Lingkungan masyarakat, tidak dapat dipungkiri anak mempunyai dorongan untuk menjadi
anggota dalam lingkungan masyarakat dan lingkungan ini turut mendidik dan membentuk
karakter anak.
Ketiga lingkungan ini oleh Ki Hadjar Dewantara disebut sebagai Tri Pusat Pendidikan.
2. Teori-teori Bermain clan Perkembangan Anak Usia Dini Berdasarkan Sudut Pandang
John Dewey, Froebel, Maria Montessori. Piaget, Vygotsky
a. John Dewey (1859-1952)
Dewey adalah ieoritikus pendidikan terkemuka abad ke 20 di seluruh universitas Amerika,
la dilahirkan pada 20 Oktober 1859 di Burlington, Vermont Amerika. Melalui karya ini
Dewey menyatakan bahwa pendidikan adalah rekonstrusi dan reorganisisi pengalaman
secara kor,stan Education is a constant reorganizing or rsconstructing of expenence"
(Dewey,1955).
Meyer merangkum prinsip umum dalam pendidikan Dewey sebagai berikut :
1. Pendidikan itu adalah hidup, bukan sekedar persiapan untuk hidup.
2. Pendidikan adalah perkembangan. Selama perkembangan itu berlansung, pendidikan juga
berlansung terus.
3. Penddikan adalah rekonstruksi dari sekumpulan pengalaman secara terus-menerus.
4. Pendidikan adalah proses sosial, dan untuk merealisasikan hal itu sekolah harus berbentuk
komunitas demokratis.
Teori pendidikan Dewey mengerucut pada aliran filsafat progresivisme vano difokuskan
pada sekolah sebagai child-centered dan menekankan kurikulum yang mengutamakan
aktivitas (Ictivity centered curriculum). Guru dan murid merencanakan kegiatan belajar
secara bersama. Anak-anak adalah peserta belajar yang aktif. Prinsip-prinsip dasar
pendidikan yang progresif menimit Dewey secara singkat dirangkum oleh Kneller sebagai
berikut:
1. Pendidikan itu seharusnya kehidupan" itu sendiri bukan persiapan untuk hidup.
2. Belajar dikaitkan secara langsung dengan minat anak.
3. Belajar melalui pemecahan masalah ( problem solving) harus didahulukan dari pada
pengulangan mata pelajaran secara ketat.
4. Peran guru bukan untuk menunjukkan. Tetapi untk membimbing.
5. Sekolah harus meningkatkan upaya kerja sama. Bukan bersaing.
6. Hnaya demokratis lah yang sesungguhnya dapat meningkatkan peran ide dan
personalitas anak secara bebas. Karena itu diperlukan bagi komndisi pertumbuhan ank
yang benar.
Secara ringkas, teori-teori Dewey adalah sebagai berikut:
1. Anak harus benar-benar tertarik pada kegiatan, pengalaman atau pekerjaan yang
edukatif
2. Anak harus menemukan dan memecahkan kesukaran atau masalahnya sendiri..
3. Anak harus menentukan cara pemecahan masalah yang dihadapi sendiri.
4. Anak harus mencoba cara terbaik untuk memecahkan sesuatu melalui
penerapan dalam pengalaman, percobaan atau kehidupan sehari-hari
b. Froebel (1782-1852)
Froebel adalah pencetus ide awal sekaligus pelopor tunggal berdirinya Kjndergarten atau
Taman Kanak-kanak (TK) pertama di dunia. Maraknya lembaga-lembaga PAUD di
Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Froebel, di samping murid-muridnya. Cari
Schulz dan Elizabeth Peabody. Froebei dilahirkan pada tanggal 21 april 1762 di Jerman
Pada tahun 1816, Froebel berkesempatan untuk mendirikan lembaga pendidikan yang
dimulai dengan lima orang anak dan kemudian mencapai _56 orang.~~Dua orang yang
membantu Froebel adalah Middendorf dan Langenthal. Berdasarkan upaya pencariannya,
ia menemukan hukum perlawanan atau hukum pertentangan yang sama dengan hukum
thsca. antithesa, dan gJnthesa~ \ Aswardi Sudjud,1977). 'Hukum ini menyatakan bahwa
perkembangan manusia selalu melalui tahap-tahap tertentu, yaitu: masa bayi (infancy),
masa kanak-kanak kecil (childhoodmasa kanak-kanak besar, masa muda (youtn), dan
masa dewasa (maaturity).
Oleh karena itu setiap tahap perkembangan yang dialami oleh anak harus dipandang
sebagai suatu kesatuan yang utuh. Anak memiliki potensi, dan potensi itu akan hilang jika
tidak dibina dan dikembangkan. Tahun-tahun pertama dalam kehidupan seorang anak
amatlah berharga serta akan menentukan kehidupannya di masa yang akan datang (ffiah
karena itu masa anak merupakan masa emas (The Golden age). Anak-anak di TK diberi
materi yang sederhana misalnya pasir, tanah liat, kertas, silinder, atau kubus untuk beiajar
merancang bentuk atau membuat sesuatu dalam kegiatan kelompok maupun Jndiyidu.
Imajinasi mereka juga akan tergantung dengan mendengarkan dongeng-dongeng, cerita
dan legenda. la menggunakan taman" sebagai simbol dari pendidikan anak. Apabila anak
mendapatkan pengasuhan yang tepat, seperti halnya tanaman (tunas) muda akan
berkembang secara wajar mengikuti hukumnya sendiri. Simbol "taman dari Froebel
inilah yang menginspirasi tumbuhnya lembaga-lembaga Taman Kanak-kanak (TK) di
seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Pandangan pendidikan Froebel yang utama adalah:
1. Pendidikan bukan merupakan persiapan untuk hidup masa dewasa, tetapi lebih
merupakan pengalaman hidup yang akan menyatukan pikiran dengarvhnrtakgn;
2. Ekspresi diri dan belajar dari kerja (seperti berkebun, pekerjaan jahitan,
menenun, musik, merancang, pekerjaan tangan, dan kegiatan lainnya) adalah metode
terbaik untuk belajar, memperoleh pengetahuan serta keterampilan mengembangkan
bakat;
3. Anak-anak harus dibimbing sehingga mereka akan belajar melalui pengaiaman dalam
suatu kelompok kerja sama serta akan membentuk sikap dan kebiasaan moral yang
baik, saling membantu akan menciptakan persahabatan diantara mereka. Disekolah
Taman Kanak- kanak semuanya menjadi miniatur masyarakat yang ideal;
4. Spontanitas, kegembiraan dan disiplin yang diberikan kepada anak-anak harus wajar
dan memberikan ciri terhadap sekoiah tersebut maupun program-programnya;
5. Manusia adalah bagian dari alam dan tunduk kepada hukum alam. Oleh karena itu,
alaifTharus dipelajari oleh para ahli ilmu pengetahuan, sama seperti tumbuh-
tumbuhan dan binatang yang harus juga dipelajari (Aswandi Sudjud, 1997).
d. Jean Piaget.
Jean Piaget dilahirkan di Neuchatel, sebuah kota universitas kecil di Swiss, ayahnya
seorang sejarawan abad pertengahan di universitas tersebut. Piaget berpendapat bahwa
anak kecil mungkin tidak lebih bodoh dan pada anak-anak yang lebih besar atau_ orang,
dewasa,_hanya karena anak berpikir denaan cara vano .selnriihnva-berbeda-dengan orang
dewasa (Ginsburg dan Opper, 1988 ).
Pikiran pra-operasional bercirikan egosentrisme, animisme, heteromoni moral,
memandang mimpi sebagai peristiwa di luar dirinya, ). Anak-anak menjadi egosentris saat
mereka memahami sesuatu hanya dan pandangan mereka sendiri. Anak- anak berasun'isi
bahwa segala sesuatu berfungsi seperti yang mereka iakukan.