Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jeruk purut (Citrus hystrix D.C.) merupakan tumbuhan perdu yang dimanfaatkan
terutama buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan. Jeruk purut termasuk
suku rutaceae yang berasal dari Asia Tenggara yang banyak ditanam dibeberapa
negara termasuk Indonesia. Tanaman ini berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri
yang mempunyai nama dagang kaffir lime oil. Minyak atsiri yang berasal dari daun
jeruk purut disebut combava petitgrain oil. Penggunaan daun jeruk purut telah dikenal
oleh masyarakat sejak dahulu sebagai obat tradisional dan juga untuk penyedap
masakan (Copriady dkk., 2005).

Kandungan senyawa kimia yang utama dari minyak daun jeruk purut adalah
senyawa sitronelal 81,49 %. . Adapun beberapa komposisi lainnya yang dihasilkan
dari identifikasi dan karakterisasi yaitu meliputi Sitronelol 8,22%, Linalol 3,69%,
Geraniol 0,31%, dan Komponen Lain 6,29% (Haiyee and Winitkitcharoen, 2012).
Senyawa sitronelal yang dimiliki daun jeruk purut tersebut berpotensi untuk dapat
diambil melalui proses destilasi (penyulingan)

Minyak atsiri umumnya merupakan komponen pemberi bau yang khas, atau
disebut minyak eteris, minyak menguap atau essential oil yaitu bahan aromatis alam
yang berasal dari tumbuhan. Ciri minyak atsiri antara lain mudah menguap pada
suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi
sesuai tanaman penghasilnya dan bersifat larut dalam pelarut organik dan tidak larut
dalam air (Guenther, 1987). Minyak atsiri memiliki bau mirip tanaman asalnya
yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar,
rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri selain dihasilkan
oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat
secara sintetis.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa penelitian tentang isolasi minyak atsiri dari daun jeruk purut dengan
metode destilasi yang telah dilakukan Hidayat (1999) menggunakan metode
destilasi air dengan waktu selama 6 jam dan sampel daun jeruk purut daerah
Ponorogo dan Madiun menghasilkan 4 senyawa utama salah satunya sitronelal
84,202 %. Sedangkan Loh et al. (2011) menggunakan daun jeruk purut yang
berasal dari Selangor dengan metode destilasi uap selama 8 jam, menghasilkan
komponen utamanya sitronelal 66,85% dan senyawa lainnya yaitu sitronelol dan
linalool. Sriuskh et al. (2012) menggunakan daun jeruk purut berasal dari
Thailand dan China menggunakan metode destilasi uap dengan waktu 4 jam
menghasilkan komponen utamanya sitronelal 80,04%.

Hasil penelitian tersebut telah bagus dan sesuai dengan standar minyak atsiri
berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil penelitian Hidayat (1999)
dengan waktu destilasi selama 6 jam menghasilkan kadar sitronelal 84,202 %, hasil
penelitian Loh et al (2011) dengan waktu destilasi selama 8 jam menghasilkan kadar
sitronelal 66,85 %, dan hasil penelitian Sriuskh et al (2012) dengan waktu destilasi
selama 4 jam menghasilkan kadar sitronelal 80,04 %.

Dari hasil penelitian tersebut, dapat diketahui waktu destilasi yang optimum
untuk menghasilkan kadar sitronelal paling tinggi adalah selama 6 jam. Sehingga
dapat dilakukan pengembangan dengan cara melakukan variasi perlakuan
pendahuluan bahan baku daun jeruk purut yang akan di destilasi. Variasi perlakuan
pendahuluan bahan baku dapat mempengaruhi karakteristik fisik dan kimia minyak
atsiri yang didapat.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi perlakuan


pendahuluan (daun segar utuh, daun segar dirajang kasar, daun kering utuh, daun
kering dirajang kasar) terhadap karakteristik mutu minyak atsiri daun jeruk purut
meliputi randemen, berat jenis, indeks bias, viskositas, dan kelarutan dalam
alkohol 70% dan mengetahui kandungan serta kadar senyawa aktif minyak atsiri
daun jeruk purut sesuai dengan standar mutu (SNI).
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui metode yang paling baik dalam
proses pengambilan minyak atsiri dari daun jeruk purut sehingga dapat lebih ekonomis
dan efisien dalam skala produksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada Oktober 2017 hingga Desember 2017 di
Laboratorium Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Samarinda. Sampel bahan
baku, yaitu daun jeruk purut akan diambil dari beberapa perkebunan disekitar daerah
Samarinda. Proses analisa untuk mengetahui kadar minyak atsiri dilaksanakan di
Laboratorium Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Samarinda.

3.2 Rancangan Penelitian


3.2.1 Variabel Berubah
Perlakuan pendahuluan : daun segar utuh ; daun segar rajang ; daun kering utuh
; daun kering rajang
3.2.2 Variabel Tetap
1. Massa bahan baku : 100 gram
2. Suhu pemanasan bahan : 100C
3. Waktu destilasi : 6 jam
4. Jenis pelarut : H2O (Air)
5. Volume pelarut (Air) : 400 ml
3.2.3 Variabel Respon
1. Rendemen minyak atsiri
2. Berat jenis minyak atsiri
3. Indeks bias minyak atsiri
4. Kelarutan minyak atsiri dalam alkohol 70%
5. Viscositas minyak atsiri
6. Kadar senyawa aktif minyak atsiri (analisa GC-MS)
3.3
3.4 Alat dan Bahan
3.4.1 Alat
1. Seperangkat alat destilasi
2. Pisau
3. Steam generator 1000 ml
4. Labu ekstraktor (labu leher tiga) 1000 ml, (labu leher dua) 1000 ml
5. Erlenmeyer 250 ml
6. Termometer
7. Corong pisah
8. Kondensor
9. Neraca digital
10. Klem dan statif
11. Oven
12. Microwave yang telah di modifikasi
13. Refraktor digital
14. Piknometer
15. Gelas kimia 500 ml dan 1000 ml
16. Viscometer
17. Bulp
18. Cawan krus
19. Spatula
20. Konektor
21. Heating mantle
3.4.2 Bahan
1. Daun jeruk purut
2. Aquadest
3. Alkohol 70%
4. Air
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Diagram Alir Penelitian

3.5.2 Prosedur penelitian


A. Prosedur Preparasi Bahan Baku
1. Menyiapkan daun jeruk purut sebanyak 2 kg
2. Mencuci daun jeruk purut hingga bersih
3. Daun jeruk purut yang telah bersih dipisahkan jumlahnya menjadi 4 bagian
untuk digunakan 4 perlakuan yang berbeda.
4. Perlakuan pertama daun jeruk purut segar dibiarkan utuh, perlakuan kedua daun
jeruk purut segar di rajang halus.
5. Perlakuan ketiga daun jeruk purut dikeringakn menggunakan oven selama 3
jam, daun yang telah dikeringkan sebagian dibiarkan utuh, perlakuan keempat
sebagian daun jeruk purut kering dirajang halus.
B. Prosedur Destilasi Minyak Atsiri dari Daun Jeruk Purut
1. Menimbang sebanyak 100 gram daun jeruk purut segar utuh.
2. Memasukkan daun jeruk purut segar utuh yang telah ditimbang ke dalam labu
leher 3.
3. Menambahkan sebanyak 400 ml aquadest .
4. Kemudian memasukkan air pada labu leher 2 dan dipanaskan sampai suhu
100C dan dibiarkan sampai mendidih.
5. Setelah terdapat uap air panas kemudian dialirkan melalui kondensor
sehingga didapatkan destilat.
6. Melakukan proses destilasi selama 6 jam dengan suhu microwave sebesar
100C.
7. Melakukan prosedur yang sama untuk daun jeruk purut segar rajang halus, daun
jeruk purut kering utuh, dan daun jeruk purut kering rajang halus.

Anda mungkin juga menyukai