DI SUSUN OLEH
Nama/NIM : Dinda Putri Amalia (14 644 008)
Resky Novianti (14 644 039)
Diyah Wulan Sari (14 644 040)
Aditya Rivan P (14 644 061)
Kelompok : VII (Tujuh)
Kelas : VII A-/S-1 Terapan
Dosen Pembimbing : Muh. Syahrir, S.T., MT
PENDAHULUAN
1.2.2 Destilasi
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah
dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu 4000 C.
Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom
fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah
kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu
pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi). Destilasi
berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Distillation batch
Distillation batch adalah destilasi yang dilakukan satu kali proses, yakni bahan
dimasukkan dalam peralatan, diproses kemudian diambil hasilnya (destilat dan
residu).
b. Distillation continue
Distillation continue adalah destilasi jika prosesnya berlangsung terus-menerus.
Ada aliran bahan masuk sekaligus aliran bahan keluar.
1.2.3.2 Kondensor
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk membuang kalor ke
lingkungan, sehingga uap refrigeran akan mengembun dan berubah fasa dari uap ke
cair. Sebelum masuk ke kondenser refrigeran berupa uap akan bertemperatur dan
bertekanan tinggi, sedangkan setelah keluar dari kondensor refrigeran berupa cairan
jenuh yang bertemperatur lebih rendah dan bertekanan (tinggi) seperti sebelum
masuk ke kondensor. (Raharjo. H. T, 2013)
1.2.3.4 Termokopel
Termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah
perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase).
1.2.3.5 Pemanas
Pemanas yang digunakan dalam unit destilasi ini adalah jenis heating mold
dengan dimensi panjang 80 cm, lebar 70 cm dan tinggi 90 cm. Autoclave pada
pemanas ini bekerja pada tegangan 220 V dan kuat arus 10 A. karena tidak
dilengkapi dengan motor pengaduk yang berfungsi sebagai pemutar magnetic,
stirrer bar, maka dalam praktiknya dianjurkan menggunakan batu didih untuk
menyeragamkan temperatur di dalam labu leher dua sehingga menghindari
terjadinya letupan. Batu didih dapat berupa pecahan silica. (Tim Laboratorium
Polnes, 2015)
Keterangan :
Sg = Specific Gravity
= densitas fluida sampel
= densitas refrensi air
Biasanya specific grafity digunakan dalam pembicaraan tentang sifat-sifat
fisik cairan yang diukur pada keadaan standar yaitu pada suhu 60 oF dan tekanan
atmosfer (14.7 Psia). Selain itu, didalam dunia industri perminyakan juga
digunakan besaran specific grafity yang lain yaitu oAPI Gravity yang dirumuskan
sebagai berikut :
141.5
0
API = 131,5 .. (2)
(Ardiyanto. A, 2005)
1.2.5 Hydrometer
Hydrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis atau
kepadatan relatif dari suatu cairan, yaitu rasio kepadatan cairan dengan densitas air.
Hydrometer biasanya terbuat dari kaca dan terdiri dari sebuah batang silinder dan
bola pembobotan dengan merkuri (raksa) untuk membuatnya mengapung tegak.
Supaya tabung kaca terapung tegak dalam zat cair, bagian bawah tabung dibebani
dengan butiran timbal. Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat lebih besar
supaya volume zat cair yang dipindahkan hydrometer lebih besar. Dengan
demikian, dihasilkan gaya ke atas yang lebih besar dan hydrometer dapat
mengapung di dalam zat cair.
Cara kerja hydrometer didasarkan pada prinsip Archimedes dimana benda
padat yang tersuspensi pada fluida akan terkena gaya ke atas sebesar gaya berat
fluida yang dipindahkan. Dengan demikian, semakin rendah kerapatan zat tersebut,
semakin jauh hydrometer tenggelam. Seberapa jauh hydrometer tersebut teggelam
dapat dilihat dari skala pembacaan yang terdapat dalam hydrometer itu sendiri.
(Ginanjar. W, 2014)
1.2.7 Kerosin
1.2.8 Solar
Minyak solar ialah fraksi minyak bumi berwarna kuning coklat yang
jernih yang mendidih sekitar 260-350C dan yang digunakan sebagai bahan bakar
mesin diesel. Solar tersusun dari struktur molekul hidrokarbon yang terdiri dari
C14C18 per molekulnya.Umumnya, solar mengandung belerang dengan kadar
yang cukup tinggi. Penggunaan solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar
pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1000 rpm),yang juga
dapat digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-
dapur kecil yang terutama diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar
ini biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel.
Diantara sifat-sifat bahan bakar solar yang terpenting ialah kualitas
penyalaan, volatilitas, viskositas, titik tuang dan titik kabut. Menurut Direktorat
Jendral Minyak dan Gas Bumi No. 002/P/D.M./Migas/1979 batasan maksimum dan
minimum specific gravity at 60/60 OF sebesar 0,870 dan 0,820. Sifat-sifat bahan
bakar solar lainnya yang perlu juga diperhatikan ialah kebersihan, kecenderungan
bahan bakar untuk memberikan endapan karbon dan kadar belerang. Bahan bakar
solar harus bebas dari kotoran seperti air dan pasir. Adanya pasir yang sangat halus
yang terikut bahan bakar solar dapat mengakibatkan keausan bagian injektor
bahan bakar. Kadar abu dalam bahan bakar merupakan ukuran sifat abrasi
bahan bakar. (Anonim, 2015).
BAB II
METODOLOGI
1. T1 : 39 C
2. T2 : 126 C
3. T3 : 46 C
4. T4 : 40 C
5. T5 : 130,5 C
3.2 Pembahasan
Destilasi crude oil pada praktikum ini menggunakan umpan berupa minyak
bumi yang telah dicampur dengan bensin, kerosene dan solar dengan komposisi
masing-masing 400 ml. Crude oil yang terdiri dari beberapa fraksi yaitu bensin,
kerosin dan solar dimasukkan ke dalam labu dasar bulat.
Pada dasarnya prinsip proses destilasi fraksinasi sama dengan proses
destilasi sederhana. Pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan titik didih antar
komponen. Selain diperlukan perbedaan yang signifikan dari titik didih, derajat
volatilitas antar komponen yang relatif tinggi juga diperlukan untuk menunjang
proses pemisahan melalui destilasi. Berbeda dengan destilasi sederhana yang
langsung menggunakan kondensor untuk memisahkan komponen volatile dari
komponen yang lebih non-volatile, pada destilasi fraksinasi digunakan tray-tray
yang disusun vertikal sebagai pengganti kondensor pada destilasi sederhana.
Kondensor tetap digunakan namun khusus untuk komponen yang sangat volatile.
Proses distilasi ini menggunakan prinsip pemisahan berdasarkan perbedaan titik
didih masing - masing komponen. Pada distilasi fraksinasi ini merupakan distilasi
bertingkat yang menggunakan tray tray yang disusun secara vertikal kemudian
diteruskan ke kondensor dan tempat penampungan. Kondensor ini digunakan untuk
zat yang lebih volatile sedangkan zat yang kurang volatile akan berada pada tray
tray.
Fraksi dari crude oil yang menetes pertama kali adalah bensin karena bensin
memiliki titik didih yang rendah dengan temperatur saat tetesan pertama yaitu 39
C dan Trata-rata 42,86C. Hal ini hampir mendekati dengan temperatur secara teoritis,
di mana titik didih bensin berkisar antara 50-180 C dengan jumlah C6C12. Fraksi
selanjutnya yaitu kerosin yang menghasilkan destilat pada tray 2 dengan Trata-rata
57,28C dengan jumlah C11 C16, dimana lebih banyak pada fraksi ringan. Hingga
fraksi dengan titik didih paling tinggi yaitu solar yang menghasilkan destilat pada
tray 1 dengan Trata-rata 141,28C. Titik didih pada solar yang didapat sangat rendah
dikarenakan kondisi operasi yang digunakan adalah kondisi vakum. Dimana secara
teoritis, titik didih solar berkisar antara 260 350 C dengan jumlah C14 C18.
Sedangkan temperatur alat maksimal yakni berkisar 255 C. Diduga pada tray 1
tidak diperoleh produk berupa solar karena titik didih aktual berbeda dengan titik
didih referensi. Hasil dari destilasi crude oil yang diperoleh kemudian diukur berat
jenis dan dihitung specific gravity-nya.
Specific gravity adalah perbandingan berat jenis cairan tertentu dengan berat
jenis air pada volume dan kondisi temperatur yang sama. Didapat spesific gravity
solar sebesar 0,786 g/cm3. Sedangkan spesific gravity kerosine dan gasoline tidak
dapat dianalisa karena destilat yang diperoleh tidak mencukupi untuk dilakukan
analisa sehingga pengukuran hanya dilakukan dengan cara mengukur densitas.
Diperoleh densitas kerosine dan gasoline yaitu 0,7827g/ml dan 0,6709 g/ml.
Perbandingan antara densitas observasi dan densitas referensi berdasarkan
metode ASTM D-1298 menunjukkan bahwa produk solar memiliki nilai densitas
yang tidak sesuai dengan referensi. Sedangkan bensin dan kerosin memiliki sedikit
perbedaan nilai densitas. Hal ini disebabkan pada saat melakukan pengukuran
densitas observasi, kondisi temperatur aktual berbeda dengan kondisi temperatur
referensi.
BAB IV
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
1. Fraksi dari destilasi crude oil yang menetes pertama kali adalah bensin
karena memiliki titik didih rendah yaitu 50-180 C.
2. Spesific gravity Solar adalah 0,8091; densitas kerosin adalah 0,7827 g/ml
dan densitas bensin adalah 0,6709 g/ml.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Putra, Z.A. 2014. Buku Pintar Migas Indonesia. Universiti Teknologi Petronas.