Rangkuman Mineralogi Dan Petrologi
Rangkuman Mineralogi Dan Petrologi
Dosen Pembimbing :
Retno Witjahjati, Ir
Oleh :
Wail Hasan (073001500096)
i
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan makalah yang
berjudul Mineralogi dan Petrologi ini dilakukan untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Dosen Pengajar Mata Kuliah Mineralogi dan Petrologi.
ii
BAB I
MINERLOGI
1.1Pendahuluan
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terjadi secara
alamiah, terbentuk dari bahan anorganik, yang memiliki komposisi kimia,
memiliki struktur atom yang teratur. Bagian terkecil mineral yang sama
terdiri dari latis. Sedangkan Mineraloid memiliki pengertian yang sama
dengan mineral namun pada mineraloid struktur atom tidak teratur.
Mineralogi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
terbentuknya mineral, klasifikasi suatu mineral, daerah penyebaran
mineral, dan cara pemanfaatan mineral. Pada awalnya bumi dan sisnya
berada dalam temperature yang sangat tinggi.
Jenis mineral pembentuk batuan
Mineral utama (Primer)
merupakan penyusun utama kerak bumi, terutama golongan
silikat. Mineral-mineral ini terdapat dalam Deret Bowen. Terdapat 2
jenis dari mineral utama, yaitu mineral mafic, dan felsic. Mineral
mafic adalah mineral yang berwarna gelap, yang disebabkan karena
banyak mengandung besi. Contohnya adalah Olivine, Pyroxene, &
Amphibole. Dan, mineral felsic merupakan mineral yang berwarna
terang, karena kandungan besi nya sedikit, contohnya Quartz,
Plagioklas, & Muscovite. Keterdapatan dari mineral primer ini
menjadi penentu dari penamaan mineral.
Mineral sekunder
mineral utama yang terbentuk karena telah melalui proses-
proses tertentu, seperti proses pelapukan. Sehingga, mengubah
kandungan kimia yang terdapat di dalam mineral. Dengan berubahnya
kandungan mineral, dapat berubah juga bentuk kristalnya, warnya
mineralnya, dan masih banyak lagi pengaruhnya.. Dapat juga
terbentuk dari alterasi hidrotermal. Biasanya banyak terdapat di
batuan sedimen.
Mineral tambahan
mineral yang paling sedikit jumlahnya, disebabkan karena
terbentuk di akhir, sehingga tidak memiliki ruang yang cukup untuk
1
membentuk kristal yang bagus. Terbentuk dari kristalisasi magma.
Ada atau tidaknya mineral tambahan ini, tidak mempengaruhi dari
sifat atau penamaan dari mineral. Contohnya adalah Zircon, Magnetit,
& Garnet.
1
menjadi mineral-mineral baru yang bersifat lebih stabil daripada
sebelumnya.
Pada kebanyakan lingkungan pengendapan, proses yang berlangsung
adalah oksidasi karena terkena pengaruh dari atmosfer. Namun, di
beberapa tempat ada yang tidak terkena kontak atmosfer, sehingga
proses yang berlangsung adalah reduksi.Berdasarkan stabilitas
mineralnya, lingkungan sedimen dibagi menjadienam tipe, yaitu :
Resitat.
Hidrolisat.
Oksidat.
Reduzat.
Presipitat.
Evoporit.
c. Lingkungan Metamorfosa
Lingkungan ini berada jauh di bawah permukaan bumi dengan suhu
dan tekanan ekstrem yang menyebabkan re-kristalisasi pada material
batuan, namun tetap terjadi pada fase padat. Faktor lain yang sangat
penting dalam metamorfisme adalah aksi dari cairan kemikalia aktif,
karena cairan tersebut dapat merangsang terjadinya reaksi melalui
larutan dan pengendapan kembali. Jika terjadi perubahan material
batuan yang disebabkan oleh cairan ini, maka prosesnya disebut
dengan metasomatisme.
1
Metallic Luster : Mineral yang memiliki penampilan
mengkilap dari logam. Bebrapa dapat digunakan sebagai kaca.
Nonmetallic Luster : Mineral yang bukan logam.
Submetallic Luster : Mineral yang penampilannya hanya
sebagian logam.
Tabel 1.1
Istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan Kilap (Luster) dari
Nometallic Mineral
Kilap (Luster) Pengertian Contoh Mineral
b. Diaphaneity (Transparan)
Diaphaneity merupakan kemampuan mineral untuk meneruskan
atau menembus permukaan mineral. Diaphaneity dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu :
Transparant : Mineral yang dapat meneruskan cahaya dengan
baik. (Quartz yang tidak berwarna)
Translucent : Mineral yang tidak dapat meneruskan cahaya
dengan baik atau sebagian cahaya ada yang diteruskan dan ada
yang dipantulkan.
1
Opak Mineral : Mineral yang tidak dapat tembus atau
meneruskan cahaya kecuali mineral sangat tipis. (Pyrite)
c. Color (Warna)
Warna biasanya digunakan untuk mengidentifikasi mineral secara
cepat. Hal yang paling signifikan dalam warna adalah komposisi
kimia suatu mineral. Elemen yang memberikan suatu mineral
warna disebut chromophores.
d. Streak (Cerat/gores)
Streak (Cerat) dalam beberapa kasus adalah kunci suatu diagnosis.
Streak sangat berguna untuk membedakan mineral oksida dan
sulfide. Streak dari suatu mineral adalah warna yang dimiliki
setelah diberi bubuk halus. Metode yang biasa digunakan untuk
menentukan streak adalah dengan menggosokan mineral ke sebuah
piring keramik streak. Contoh : Streak Kalsit (Putih), Pyrite
(Gelap), Emas (Kuning keemasan).
e. Luminescence
Beberapa mineral akan memancarkan cahaya ketika mereka
diaktifkan oleh bentuk energi selain cahaya tampak. Efek tersebut
dinamakan luminescene. Contoh dari luminescene termasuk
fluorescene, phosphorescene, dan thermoluminescen.
Fluorescene gejala dimana bila suatu mineral tertentu diberi sinar
ultraviolet maka akan memberikan warna-warna tertentu contoh,
mineral florit. Phosphorescene merupakan sifat yang dimiliki
mineral untuk menyerap sinar dan pada kondisi gelap akan
mengeluarkan cahaya, contoh mineral fosfor. Thermoluminescen
merupakan keadaan dimana mineral akan mengeluarkan cahaya
respon dari pemanasan, contoh turmalin.
f. Sinar Radioaktif
Uraniu dan Thorium dengan luruhannya.
Luruh diikuti satu/lebih :
Partikel Alfa ()
1
Partikel Beta ()
Partikel Gamma ()
Tanpa pengaruh tekanan (P), suhu (t), dan unsur sekelilingnya
Fleksibel Kekuatan/kelenturan
1
Tabel 1.3
Istilah yang Digunakan Untuk Mendeskripsikan Fracture
Istilah Fracture
Deskripsi
(Patahan)
Gambar 1.1
Bentuk Cleavage (Belahan)
1
c. Hardness (Kekerasan)
Hardness (Kekerasan) adalah daya tahan suatu mineral dari lecet
atau goresan. Dalam melihat suatu kekerasan mineral kita dapat
menggunakan Skala Mohs sebagai acuan. Skala Mohs
mengurutkan mineral berdasarkan kemampuan untuk menggores
satu sama lain.
Tabel 1.4
Skala Mohs
Mineral Kekerasan
Talk 1
Gypsum 2
Calcite 3
Fluorite 4
Apatite 5
Feldspar 6
Quartz 7
Topaz 8
Corundum 9
Diamond 10
1
temperature,namun kebanyakan mineral mempunyai density antara
2 dan 8 gm/cm.
Specific gravity (G) adalah rasio masa dari mineral dengan massa
persamaan volume air pada tekanan 1 atm dan 4C
3. Kemagnitan
1) Diamagnetisme (Menolak Magnet)
2) Paramagnetisme (Ditarik Magnet)
Contoh Mineral:
Magnetik (Fe3O4)
Phyrhotite (Fe1-nS)
Polimorf dan Maghematit (Fe2O3)
Fungsi sebagai Magnet Alam
4. Kelistrikan
1) Konduktor (Umumnya sifat Logam)
2) Non-Konduktor (Non- Logam)
5. Kebasahan
a. Lyophile
Permukaannya mudah dibasahi oleh air dan bisa dibantu dengan
lemak.
b. Lyophobe
Permukaan tidak mudah dibasahi air.
a. Mineral Metalik = Lyophile
6. Indra Perasa
a) Taste (Rasa)
Asterigent : (Menciutkan)
Saline : (Asin)
Alkaline
Cooling
Bitter : (Pahit)
Sticky : (Lengket)
b) Odour (Bau)
Bawang (Garlic) : Mineral mengandung As (Aspal)
Bitominous : Aspal, Minyak
Sulfur telur busuk : H2S (Belerang)
1
Argillaceous : Mineral Lempung
c) Feels (Rabaan)
Halus : Sepiolite
Berlemak : Talk
Kasar : Semua Mineral
Dingin : Corondum, Al2O3
Lengket di lidah : Mineral Lempung
Klasifikasi Mineral
Mineral Umum Pada Batuan Beku
Olivine Olivine
Diopside
Pyroxene Augite
Orthopyroxene
Amphibole Hornblende
Biotite
Mica
Muscovite
Orthoclase
Feldspar Microcline
Sanidine
1
Plagioclase
Leucite
Feldspathoid Nepheline
Sodalite
Silica Quartz
Magnetite
Oxide Ilmenite
Rutile
Pyrite
Sulfide
Pyrrhotite
Silica Quartz
Calcite
Karbonat
Magnesite
Halite
Halide
Sylvite
Gypsum
Sulfate
Anhydrite
D. Kristalografi
Kristal adalah padatan yang berbentuk polihedral yang dibatasi bidang
bidang datar ( permukaan kristal ).
Polihedral form : Solid bounded by flat planes ( crystal faces )
struktur kristal adalah suatu susunan khas atom-atom dalam suatu kristal.
Suatu struktur kristal dibangun oleh sel unit, sekumpulan atom yang
1
tersusun secara khusus, yang secara periodik berulang dalam tiga dimensi
dalam suatu kisi (lattice).
Genesa Kristal
Keterangan :
Pendinginan Magma ( tahap/bentuk dan jumlah mineral)
a) Pada saat mengalami pendinginan di permukaan
Hanya terdiri 1 mineral
Jenis padatan Amorf
Warna bening
b) Mendekati permukaan
Hanya terdiri 1 mineral
Jenis Padatan Amorf dan Kristalin ( Intermediet )
Warna hanya satu macam
c) Jauh dari permukaan
Mineral beragam
Padatan kristalin
Warna bermacam - macam
Rekristalisasi Isokimia :
Merupakan perubahan bentuk kristal yang diakibatkan
pengaruh suhu atau kimia yang berasal dari satu unsur tapi
bentuknya berbeda unsut tetap sama.
1
Contoh :
S, Al
S, Al, Mg S, Al, Mg
Al, Mg
Kesempurnaan Kristal
Hukum Wayne : semakin banyak lattice maka semakin sempurna
bangun kristal.
Latice, merupakan bagian terkecil dari pembentuk kristal yang
dinamakan/dinyatakan oleh Auguste Bravais (1811 1863) dimana
Sistem Latice menggunakan x-ray defraksi untuk mengetahui kisi
kisi kristal.
1
E. Sistem Kristal
Sistem kristal di kelompokkan menjadi 7 sistem, antara lain:
1. Isometrik
Ciri-cirinya sebagai berikut:
jumlah sumbu ada 3
Axial ratio a=b=c
sudut alfa=beta=gamma=90
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
tetoidal Contoh mineralnya antara lain:
gyroidal emas, pirit, galena, halite,
diploida fluorite.
hextetrahedral
hexoctahedral
2. Tetragonal
Ciri-cirinya sebagai berikut:
jumlah sumbu ada 3
Axial ratio a=b (tidak = c)
sudut alfa=beta=gamma=90
1
3. Hexagonal
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Jumlah sumbu ada 4
a=b=d (tidak = c)
sudut alfa=beta=90 dan
gama=120
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
Hexagonal Piramid
Hexagonal Bipiramid
Contoh mineralnya antara
Dihexagonal piramid
lain: dolomite, apatite.
Dihexagonal Bipiramid
Trigonal Bipiramid
Ditrigonal Bipiramid
Hexagonal Trapezohedral
4. Trigonal
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Jumlah sumbu ada 4
a=b=d (tidak = c)
sudut alfa=beta=90 dan
gama=120
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
Trigonal Piramid Contoh mineralnya antara
Trigonal Trapezohedral lain: tourmaline, cinnabar.
Ditrigonal Piramid
Ditrigonal Skalenohedral
1
Rombohedral
5. Orthorombik
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Jumlah sumbu ada 3
a tidak sama dengan b tidak sama
dengan c
sudut alfa=beta=gama=90
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
Contoh mineralnya
Bisfenoid
antara lain: stibnite,
Piramid
chrysoberyl, aragonite,
Bipiramid
witherite.
6. Monoklin
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Jumlah sumbu ada 3
a tidak sama dengan b tidak sama
dengan c
sudut alfa=beta=90 tidak = gama
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
Contoh mineralnya
Sfenoid
antara lain: azurite,
Doma
mlachite, colemanit,
Prisma
gypsum, epidot.
7. Triklin
1
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Jumlah sumbu ada 3
a tidak sama dengan b tidak sama
dengan c
sudut alfa tidak sama dengan
beta tidak sama dengan gama tidak sama dengan 90
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
Pediol Contoh mineralnya antara lain:
albite, anortite, labradorite,
Pinakoidal
kaolinite, microcline, anorthoclase.
Spesifikasi Kristal
a) Euhedral (Bagus)
apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal
b) Anhedral (Jelek)
apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
c) Subhedral (Intermediet / diantara bagus dan jelek)
apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
Ukuran Kristal:
1. Kristalin (tanpa alat bantu)
2. Mikrokristalin (menggunakan mikroskop)
3. Kriptokristalin ( bantuan x-ray difraksi)
1
F. Penamaan Mineral
Pengelompokkan mineral berdasarkan ikatan kimia, nama penemu,
dan sifat fisik mineral. Pada umumnya berdasarkan senyawa kimia utama
seperti Oksida, Sulfida, Karbonat, Fosfat, dan lain lainnya.
Penamaan dapat berdasarkan :
1) Sifat Fisik dan Kimia
2) Nama tempat ditemukan
3) Nama seorang Tokoh atau ahli mineral
1
BAB II
PETROLOGI
1
kecenderungan dan siklus geokimia dan penggunaan
data termodinamika dan eksperimen untuk lebih mengerti asal batuan.
2.2 Batu Sebagai Penyusun Kulit Bumi
Lapisan kulit bumi disebut dengan litosfer. Litosfer berasal dari kata
lithos berarti batu dan sphere (sphaira) berarti bulatan. Dengan demikian,
litosfer dapat diartikan lapisan batuan pembentuk kulit bumi. Dalam
pengertian litosfer aalah lapisan bumi yang paling atas dengan ketebalan
lebih kurang 66 km tersusun atas batuan. Litosfer merupakan lapisan kulit
bumi yang mengikuti bentuk muka bumi yang bulat dan tersusun atas
batuan dan mineral.
Batuan adalah massa yang terdiri atas satu atau lebih macam mineral
dengan komposisi kimia yang tetap sehingga dengan jelas dapat
dipisahkan antara satu dan yang lainnya. Ilmu yang mempelajari batuan
disebut Geologi. Batuan merupakan bahan utama pembentuk kulit bumi.
Induk segala batuan adalah magma. Magma adalah batuan cair pijar yang
bershu tinggi dan mengandung berbagai unsur minaral dan gas. Kulit bumi
atau litosfer tersusun sekitar 90 jenis unsur kimia yang satu dengan yang
lainnya dapat bergabung membentuk persenyawaan yang disebut dengan
mineral.
Mineral pembentuk batuan yang penting, yaitu kuarsa (SiO2), Feldspar,
Piroksen, mika putih (K-Al-Silikat), Biotit, atau mika Coklat (K-Fe-
Al-Silikat), Amphibol, Khlorit, Kalsit(CaC03), dolomit (CaMgCO3),
Olivin, biji besi hematlit, magnetik, dan limonit.
1. Struktur Lapisan Bumi
Kulit bumi mempunyai ketebalan yang tidak merata antara bagian
daratan dan bagian dasar samudra, dimana kulit bumi di bagian benua
atau dataran lebih tebal daripada di dasar samudra. Bumi terdiri atas
lapisan-lapisan. Lapisan-lapisan tersebut sebagai berikut.
Barisfer
1
Barisfer, yaitu lapisan inti bumi berupa bahan padat yang tesusun dari
lapisan nife (Niccolum = nikel dan ferum = besi ). Jari-jarinya kurang
lebih 3470 km dan batas luarnya kurang lebih 2900 km di bawah
permukaan bumi.
Lapisan pengantara
Lapisan pengantara, yaitu lapisan yang terdapat di atas lapisan nife
setebal 1700 km. Berat jenisnya rata-rata 5 gr/cm3. Lapisan pengatara
disebut juga asthenosfer (mantle) merupakan bahan cair bersuhu tinggi
dan berpijar.
Litosfer
Litosfer, yaitu lapisan yang terletak di atas lapisan pengantara dengan
ketebalan 1200 km. Berat jenisnya rata-rata 2,8 gr/cm3. Litosfer terdiri
atas dua bagian sebagai berikut :
o Lapisan SIAI adalah lapisan yang terletak paling luar dari kulit
bumi yang tersusun dari logam silisium (Si) dan aluminum
(AL) dalam bentuk senyawa SIO2, dan AL2O3. Pada lapisan
ini terdaspat batuan sedimen, granit, andesit, batuan
metamorfosis, dan batuan lain yang tedapat di daratan dan
benua. Lapisan silisium dan aluminium merupakan lapisan
kerak yang padat dan kaku dengan ketebalan rata-rata kurang
lebih 35 kilometer. Lapisan kerak ini dibagi lagi menjadi dua
bagian sebagai berikut :
1.1 Kerak Benua merupakan lapisan padat yang terdiri atas
batuan beku granit pada bagian atasnya dan batuan beku
basalt pada bagian bawahnya. Kerak bumi ini menempati
hampir semua bagian benua.
1.2 Kerak Samudra merupakan lapisan padat yang terdiri atas
endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya
batuan-batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun
dari batuan beku gabro dan peridotit. Kerak ini juga
menempati wilayah samudra dan sebagian benua.
1
o Lapisan SiMa adalah lapisan kulit bumi yang disusun oleh
logam-logan silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa
SiO2 dan MgO2. Lapisan ini memiliki berat jenis lebih berat
dibandingkan lapisan SiAl karena mengandung besi dan
magnesium. Sifat dari lapisan SiMa cenderung elastis dengan
ketebalan rata-rata kurang lebih 65 kilometer.
1
Vulkanisme di mana batuan malihan bertemu dengan resapan
magma, batuan malihan berbaur dengan magma tersebut dan menjadi
bagian magma tersebtu. Akibatnya, batuan malihan berubah menjadi
batuan beku lagi. Fenomena inilah ayng dinamakan dengan daur
batuan.
1
batuan ini lunak, lambat laun mengeras karena proses pembatuan.
Batuan sedimen dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai
berikut :
a) Berdasarkan proses pengendapannya
Batuan sedimen klastis (mekanik), proses pengendapan
berlangsung secara mekanik dari tempat asal ke tempat
pengendapannya.
b.Batuan sedimen kimiawi, proses pengendapan berlangsung
secara kimiawi dari tempat asal ke tempat pengendapannya.
batuan sedimen organik, yaitu proses pengendapan mendapat
bantuan dari organisme.
b) Berdasarkan tempat pengendapannya
o batuan sedimen lakusture, yaitu batuan sedimen yang
diendapkan di danau. Contohnya, tuff danau dan tanah liat
danau.
o Batuan sedimen kontinental, yaitu batuan sedimen yang
diendapkan di darat. Contohnya, tanah loss dan tanah gurun
pasir.
o Batuan sedimen marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan
di latu. Contohnya, lumpur biru di pantai, radiolaria di laut
dalam, dan lumpur merah.
c) Berdasarkan tenaga yang mengangkut.
o Batuan sedimen glasial, proses pengangkutan dilakukan oleh
es. Contohnya: Morena
o Batuan sedimen aeris atau aeolis, proses pengangkutan
dilakukan oleh angin ; Contoh tanah los
o Batuan sedimen aquatis, proses pengangkutan dilakukan oleh
air, contohnya : batu breksi, konglomerat,dan batu pasir.
o Batuan sedimen marine, proses pengangkutan dilakukan oleh
arus laut.
Batuan Malihan (Metamorphick Rock)
1
Batuan malihan atau yang dikenal dengan batuan metamorf
adala batuan beku yang telah mengalami perubahan sifat
karena pengaruh suhu dan tekanan. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh suhu yang tinggi, tekanan tinggi, tekanan dan
suhu yang tinggi.
Batuan meramorf kontak (termik), terjadi karena
penambahan suhu yang tinggi karena berdekatan dengan
dapur magma. Contohnya adalah batuan pualam.
Batuan metamorf dinamik (sintektonik), batuan yang
berubah karena penambahan tekanan yang tinggi, umumnya
terjadi karena gaya tektonik yang bekerja paa batuan
tersebut. Contohnya, batu sabak dan batu bara.
Batuan metamorf ternik pneumatolitik, terjadi karena
penambahan suhu dan tekanan. Contohnya, azurit mineral
(pembawa tembaga), topas, dan tumalin (permata).
C. Siklus Batuan
langkah langkah keterjadian batuan adalah sebagai berikut :
(1) Magma membeku membentuk batuan beku pada kerak bagian dalam.
(2) Kerak dalam lalu terangkat di permukaan bumi. (3) Aktivitas atmosfir
akan merubah batuan menjadi lapuk, tererosi, tertransportasi dan
diendapkan menjadi sedimen. (4) Karena beban dan konsolidasi serta
penyemenan, sedimen berubah menjadi batuan sedimen yang kompak dan
keras. (5) Batuan sedimen dapat terangkat ke permukaan bumi atau
mengalami proses metamorfosa menjadi batuan metamorf, Batuan
sedimen juga bisa tenggelam (penunjaman) dan meleleh menjadi magma
baru (mantel). (6) Batuan metamorf dapat terangkat ke permukaan bumi.
Atau tenggelam menjadi magma baru (mantel). (7) Batuan beku juga dapat
mengalami metamorfosa menjadi batuan metamorf. (8) Selanjutnya batuan
metamorf mengalami pemanasan suhu, kemudian mencair sehingga
menjadi magma kembali.
1
Gambar 3.2
BAB III Siklus Batuan
BATUAN BEKU
1
rendah), kandungan unsur kimia berat, kadar H+, OH- dan gas tinggi,
sedangkan magma asam sebaliknya.
EVOLUSI MAGMA
Pembentukan magma, sebetulnya adalah sebuah rangakaian proses
yang rumit meliputi proses pemisahan (differentation), pencampuran
(assimilation) anateksis (peleburan batuan pada kedalaman yang sangat
besar). Sementara, komposisi magma ditentukan oleh komposisi bahan yang
meleleh, derajat fraksinasi dan jumlah pengotoran dalam magma oleh batuan
samping (parent rock).
1
b. Diffusion, Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan
material dari batuan yang mengelilingi reservoir magma, dengan proses
yang sangat lambat. Proses diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme
differensiasi magma yang lain. Walaupun demikian, proses diffusi dapat
menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu pencaran
(convection) dan disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat kehilangan
beberapa unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding reservoar.
c. Flotation, Kristal-kristal ringan yang mengandung Sodium dan Potasium
cenderung untuk memperkaya magma yang terletak pada bagian atas
reservoar dengan unsur-unsur Sodium dan Potasium.
d. Gravitational Settling, Mineral-mineral berat yang mengandung Kalsium,
Magnesium dan Besi, cenderung memperkaya resevoir magma yang terletak
disebelah bawah reservoir dengan unsur-unsur tersebut. Proses ini mungkin
menghasilkan kristal badan bijih dalam bentuk perlapisan. Lapisan paling
bawah diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih berat seperti mineral-
mineral silikat dan lapisan diatasnya diperkaya dengan mineral-mineral
Silikat yang lebih ringan.
e. Assimilation of Wall Rock, Selama emplacement magma, batu yang jatuh
dari dinding reservoir akan bergabung dengan magma. Batuan ini bereaksi
dengan magma atau secara sempurna terlarut dalam magma, sehingga
merubah komposisi magma. Jika batuan dinding kaya akan Sodium,
Potasium dan Silikon, magma akan berubah menjadu komposisi granitik.
Jika batuan dinding kaya akan Kalsium, Magnesium dan Besi, magma akan
berubah menjadi berkomposisi Gabroik.
f. Thick Horizontal Sill, Secara umum bentuk ini memperlihatkan proses
differensiasi magmatik asli yang membeku karena kontak dengan dinding
reservoir. Jika bagian sebelah dalam memebeku, terjadi Crystal Settling dan
menghasilkan lapisan, dimana mineral silikat yang lebih berat terletak pada
lapisan dasar dan mineral silikat yang lebih ringan.
g. Fragsinasi, Proses pemisahan Kristal-kristal dari larutan magma, karena
proses kristalisasi berjalan tidak seimbang atau Kristal-kristal mengubah
perkembang. Komposisi larutan magma yang baru ini terjadi terutama
karena adanya perubahan temperatur dan tekanan yang menyolok dan tiba-
tiba.
h. Liquid Immisbility, Ialah larutan magma yang mempunyai suhu rendah akan
pecah menjadi larutan yang masing-masing akan membelah membentuk
bahan yang heterogen
1
Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses
sebagai berikut:
o a. Hibridisasi = pembentukan magma baru karena pencampuran 2 magma
yang berlainan jenis.
b. Sintesis = pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan
batuan gamping.
c. Anateksis = proses pembentukan magma dari peleburan batuan pada
kedalaman yang sangat besar.
Batuan beku terbentuk dari magma . ketika magma erupsi dan mendingin
di permukaan bumi.jika magma mendingin di dalam bumi, maka disebut
batuan intrusive, yang nantinya akan keluar oleh erosi dan factor cuaca
1
1) Tekstur Batuan Beku
Tekstur adalah hubungan antar mineral penyusun batuan. Dengan
demikian tekstur mencakup tingkat visualisasi ukuran butir atau
granularitas, tingkat kristalisasi mineral atau kristalinitas, tingkat
keseragaman butir kristal, ukuran butir kristal, dan bentuk kristal.
Tingkat Visualisasi Granularitas
Berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau memakai loupe, maka
tekstur batuan beku dibagi dua, yaitu tekstur afanitik dan tekstur faneritik.
a. Afanitik adalah kenampakan batuan beku berbutir sangat halus sehingga
mineral/kristal penyusunnya tidak dapat diamati secara mata telanjang atau
dengan loupe.
b. Fanerik (faneritik, firik = phyric) adalah apabila di dalam batuan
tersebut dapat terlihat mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran
butir dan hubungan antar butir (kristal satu dengan kristal lainnya atau
kristal dengan kaca). Singkatnya, batuan beku mempunyai tekstur fanerik
apabila mineral penyusunnya, baik berupa kristal maupun gelas/kaca, dapat
diamati.
Apabila batuan beku mempunyai tekstur afanitik maka pemerian tekstur
lebih rinci tidak dapat diketahui, sehingga harus dihentikan. Sebaliknya
apabila batuan beku tersebut bertekstur fanerik maka pemerian lebih lanjut
dapat diteruskan.
Tingkat kristalisasi atau kristalinitas
a. Holokristalin, apabila batuan tersusun semuanya oleh kristal.
b. Holohialin, apabila batuan tersusun seluruhnya oleh gelas atau kaca.
c. Hipokristalin, apabila batuan tersusun sebagian oleh kaca dan sebagian
berupa kristal.
Tingkat Keseragaman Butir
a. Equigranular, apabila kristal penyusunnya berukuran butir relatif
seragam. Tekstur sakaroidal adalah tekstur dimana ukuran butirnya
seragam seperti gula pasir atau gula putih.
b. Inequigranular, jika ukuran butir kristal penyusunnya tidak sama.
Ukuran butir kristal : < 1 mm berbutir halus
1 5 mm berbutir sedang
5 30 mm berbutir kasar
> 30 mm berbutir sangat kasar
Bentuk Kristal
a. Euhedral, jika kristal berbentuk sempurna/lengkap, dibatasi oleh bidang
kristal yang ideal (tegas, jelas dan teratur). Batuan beku yang hampir
semuanya tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal euhedral, disebut
bertekstur idiomorfik granular atau panidiomorfik granular.
b. Subhedral, jika kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak
begitu jelas, sebagian teratur dan sebagian tidak. Tekstur batuan beku
dengan mineral penyusun umumnya berbentuk kristal subhedral disebut
hipidiomorfik granular atau subidiomorfik granular.
1
c. Anhedral, kalau kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak
teratur. Tekstur batuan yang tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal
anhedral disebut alotriomorfik granular atau xenomorfik granular.
Secara tiga dimensi, bentuk kristal disebut :
a. Kubus atau equidimensional, apabila ketiga dimensinya sama panjang.
b. Tabular atau papan, apabila dua dimensi kristalnya lebih panjang dari
satu dimensi yang lain.
c. Prismatik atau balok, jika dua dimensi kristalnya lebih pendek dari satu
dimensi yang lain. Bentuk ini ada yang prismatik pendek (gemuk) dan
prismatik panjang (kurus, kadang-kadang seperti jarum).
1
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi
batuan beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan
menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing batuan tersebut.
Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama
yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai
struktur batuan beku
1
g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran.
2. Struktur Batuan Beku Intrusi
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya
terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku
intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
a) Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya,
jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan
batuan disekitarnya.
b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana
perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat
penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar.
Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan
meter.
c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith,
yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki
diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan
kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang
telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan
sampai ribuan kilometer.
b) Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
a. Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan
memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa
sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar
yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya
lebih kecil.
1
mineral tambahan (accessory minerals) dan mineral sekunder (secondary
minerals).
1. Mineral Primer
Essential minerals, adalah mineral yang terbentuk langsung dari
pembekuan magma, dalam jumlah melimpah sehingga kehadirannya
sangat menentukan nama batuan beku.
Accessory minerals , adalah mineral yang juga terbentuk pada saat
pembekuan magma tetapi jumlahnya sangat sedikit sehingga
kehadirannya tidak mempengaruhi penamaan batuan. Mineral ini
misalnya kromit, magnetit, ilmenit, rutil dan zirkon. Mineral esensiil dan
mineral tambahan di dalam batuan beku tersebut sering disebut sebagai
mineral primer, karena terbentuk langsung sebagai hasil pembekuan
daripada magma.
2. Secondary minerals adalah mineral ubahan dari mineral primer
sebagai akibat pelapukan, reaksi hidrotermal, atau hasil metamorfisme.
Dengan demikian mineral sekunder ini tidak ada hubungannya dengan
pembekuan magma. Mieral sekunder akan dipertimbangkan
mempengaruhi nama batuan ubahan saja, yang akan diuraikan pada acara
analisis batuan ubahan. Contoh mineral sekunder adalah kalsit, klorit,
pirit, limonit dan mineral lempung.
3. Gelas atau kaca, adalah mineral primer yang tidak membentuk kristal
atau amorf. Mineral ini sebagai hasil pembekuan magma yang sangat
cepat dan hanya terjadi pada batuan beku luar atau batuan gunungapi,
sehingga sering disebut kaca gunungapi (volcanic glass).
4. Mineral felsik adalah adalah mineral primer atau mineral utama
pembentuk batuan beku, berwarna cerah atau terang, tersusun oleh unsur-
unsur Al, Ca, K, dan Na. Mineral felsik dibagi menjadi tiga, yaitu
felspar, felspatoid (foid) dan kuarsa. Di dalam batuan, apabila mineral
foid ada maka kuarsa tidak muncul dan sebaliknya. Selanjutnya, felspar
dibagi lagi menjadi alkali felspar dan plagioklas.
5. Mineral mafik adalah mineral primer berwarna gelap, tersusun oleh
unsur-unsur Mg dan Fe. Mineral mafik terdiri dari olivin, piroksen,
amfibol (umumnya jenis hornblende), biotit dan muskovit.
1
3.5 KLASIFIKASI BATUAN BEKU
1
KLASIFIKASI BATUAN PYROKLASTIK
1
b. Batuan Beku Menengah (intermediat)
Apabila batauan tersebut mengandung 52 66% silika maka
termasuk dalam kelas ini. Batuan ini akan berwarnagelap karena
tingginya kandungan mineral feromagnesia. Contoh batuan ini
adalah Diorit dan Andesit.
c. Batuan Beku Basa
Yang termasuk kelompok batuan beku ini adalah bataun yang
mengandung 45 52% silika. Batuan ini akan memiliki warna
hitam kehijauan karena terdapat kandungan mineral olivine.
Contoh batuan ini adalah Gabbro dan Basalt.
d. Batuan Beku Ultra Basa
Golongan batuan beku ini adalah apabila bataun beku mengnadung
45% SiO2 . Warna batuan ini adalah hijau kelam karena tidak
terdapat silika bebas sebagai kuarsa. Contoh batuan ini adalah
Peridotit dan Dunit.
1
Deep seated rock, merupakan batuan beku yang jauh di dalam
bumi. Oleh W.T. Huang(1962), jenis batuan ini disebut plutonik,
sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.
e) Kandungan alumina
Alumina (Al 2 O 3) Saturasi
Setelah silika, alumina adalah konstituen oksida paling melimpah kedua
di batuan beku. Feldspars, secara umum, mineral yang paling berlimpah
yang terjadi di batuan beku. Dengan demikian, konsep saturasi alumina
didasarkan pada apakah atau tidak ada kelebihan atau kekurangan Al
untuk membentuk feldspars. Perhatikan bahwa Al 2 O 3 terjadi di
feldspar dalam rasio 1 Al 1 Na, 1K, atau 1 Ca:
Kalsi 3 O 8 - 1/2 K 2 O: 1/2 Al 2 O 3
NaAlSi 3 O 8 - 1/2 Na 2 O: 1/2 Al 2 O 3
CaAl 2 Si 2 O 8-1 CaO: 1 Al 2 O 3
Tiga kondisi yang mungkin ada.
1.Jika ada kelebihan Alumina lebih yang diperlukan untuk membentuk
feldspars, kita mengatakan bahwa batu adalah peraluminous. Kondisi
ini diungkapkan kimia secara molekuler sebagai:
Al 2 O 3> (CaO + Na 2 O + K 2 O)
Ini adalah jenis yang lebih umum dari batuan beku. Mereka dicirikan
oleh kurangnya Al 2 O 3 -rich mineral dan kurangnya pyroxenes sodik
dan amphiboles di mode.
3.Batu Peralkaline adalah mereka yang jenuh dengan alkali (Na 2 O + K
2 O), dan dengan demikian undersaturated sehubungan dengan Al 2 O 3.
Secara molekuler, batuan ini menunjukkan:
Al 2 O 3 <(Na 2 O + K 2 O)
1
2
[Na 2 Fe 5 TiO 2 Si 6 O 18] dalam mode tersebut.
1
BAB IV
BATUAN SEDIMEN
1
4.2 Diagenesa batuan sedimen
Proses Diagenesa meliputi :
Kompaksi sediment
Yaitu termampatnya butiran sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan
dari berat beban diatasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan
antar butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.
Sementasi
Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara
kimiawi mengikat butir-butir sedimen satu dengan yang lain. Sementasi makin
efektif bila derajat kelurusan larutan ( permeabilitas relatif ) pada ruang antar
butir makin besar.
Rekristalisi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dalam suatu larutan kimia yang
berasal dari pelarutan material sadimen selama diagenesa atau jauh
sabelumnya. Reksriatalisasi sangat umum terjadi pada pambentukan batuan
karbonat.
Autigenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenetik, sehingga adanya
mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen. Mineral
autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silika, klorite,
illite, gipsum dan lain-lain.
Metasomatisme
Yaitu penggantian mineral sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa
pengurangan volume asal.
1
1. Batuan Sedimen Klastik
Yaitu batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain.
Kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya mengalami
diagenesa.
Contoh:
Konglomerat atau Breksi;
Batupasir;
Batulanau;
Lempung
1
b) Batuan Sedimen Karbonat
Batuan sedimen karbonat terbentuk dari hasil proses kimiawi, dan juga proses biokimia.
Kelompok batuan karbonat antara lain adalah batu gamping dan dolomit.
Mineral utama pembentuk batuan karbonat adalah:
Kalsit (Calcite) (CaCO3)
Dolomit (Dolomite) (CaMg(CO3)2)
c) Batuan Organik
Endapan organik terdiri daripada kumpulan material organik yang akhirnya
mengeras menjadi batu. Contoh yang paling baik adalah batubara. Serpihan daun
dan batang tumbuhan yang tebal dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan
lingkungan daratan), apabila mengalami tekanan yang tinggi akan termampatkan,
dan akhirnya berubah menjadi bahan hidrokarbon batubara.
46
2.3 Tekstur dan Struktur Pada Batuan Sedimen
47
d. Rounded (membulat)
e. Well Rounded (membulat baik)
d. Kemas (Fabric)
Kemas/fabric: merupakan sifat hubungan antar butir sebagai
fungsi orientasi butir dan packing, secara umum dapat memberikan
gambaran tentang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan
porositas dan permeabilitas batuan. Di dalam batuan sedimen
klastik dikenal dua macam kemas, yaitu:
Kemas Terbuka, Butiran tidak saling bersentuhan (mengambang
di dalam matrik).
Kemas Tertutup, Butiran saling bersentuhan satu sama lain.
48
1. Struktur Sedimen Primer
Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses
sedimentasi dapat merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya
seperti perlapisan, gelembur gelombang, perlapisan silang siur, konvolut,
perlapisan bersusun, dan lain-lain. (Suhartono, 1996 : 47)
49
4.4 KLASIFIKASI DAN PENAMAAN
BAB V
BATUAN METAMORF
50
yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut
metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk".
Contoh :
marmer, malihan dari batuan gamping
kuarsit,malihan dari batu pasir kuarsa
genes, malihan dari granit
Tipe-Tipe Metamorfosa
Bucher dan Frey (1994) mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan
geologinya, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Metamorfosa regional / dinamothermal
Metamorfosa regional atau dinamothermal merupakan metamorfosa yang
terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini terjadi pada daerah
yang sangat luas. Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga yaitu :
metamorfosa orogenik, burial, dan dasar samudera (ocean-floor).
a. Metamorfosa Orogenik
Metamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana terjadi
proses deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan
metamorf yang dihasilkan mempunyai butiran mineral yang terorientasi
dan membentuk sabuk yang melampar dari ratusan sampai ribuan
kilometer. Proses metamorfosa ini memerlukan waktu yang sangat lama
berkisar antara puluhan juta tahun lalu.
b. Metamorfosa Burial
Metamorfosa ini terjadi oleh akibat kenaikan tekanan dan temperatur
pada daerah geosinklin yang mengalami sedimentasi intensif, kemudian
terlipat. Proses yang terjadi adalah rekristalisai dan reaksi antara mineral
dengan fluida.
c. Metamorfosa Dasar dan Samudera
51
Metamorfosa ini terjadi akibat adanya perubahan pada kerak samudera
di sekitar punggungan tengah samudera (mid oceanic ridges). Batuan
metamorf yang dihasilkan umumnya berkomposisi basa dan ultrabasa.
Adanya pemanasan air laut menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia
antara batuan dan air laut tersebut.
2. Metamorfosa Lokal
Merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sempit berkisar
antara beberapa meter sampai kilometer saja. Metamorfosa ini dapat
dibedakan menjadi :
a. Metamorfosa Kontak
Terjadi pada batuan yang menalami pemanasan di sekitar kontak
massa batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Perubahan terjadi karena
pengaruh panas dan material yang dilepaskan oleh magma serta oleh
deformasi akibat gerakan massa. Zona metamorfosa kontak disebut
contact aureole. Proses yang terjadi umumnya berupa rekristalisasi,
reaksi antara mineral, reaksi antara mineral dan fluida serta
penggantian dan penambahan material. Batuan yang dihasilkan
umumnya berbutir halus.
52
Terjadi akibat adanya penurunan temperature sehingga kumpulan
mineral metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan
mineral stabil pada temperature yang lebih rendah (Combs, 1961).
53
struktur batuan metamorf dapat dibadakan menjadi struktur foliasi dan
nonfoliasi (Jacson, 1997).
1. Struktur Foliasi
slate (batusabak).
1b. Phylitic
54
Srtuktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi
terlihat rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan
mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya disebut phyllite
(filit)
1c. Schistosic
1d. Gneissic/Gnissose
55
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral
yang mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mineral-
mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan mineral-mineral
tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium). Penjajaran
mineral ini umumnya tidak menerus melainkan terputus-putus.
Batuannya disebut gneiss.
2.a Hornfelsic/granulose
56
Gambar Sruktur Granulose
2b. Kataklastik
2c. Milonitic
2d. Phylonitic
a. Relict/Palimset/Sisa
57
Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur
batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya nasih tampak pada batuan
metamorf tersebut.
b. Kristaloblastik
58
3. Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular,
equidimensional, batas mineralnya bersifat sutured (tidak teratur)
dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
4. Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular,
equidimensional, batas mineralnya bersifat unsutured (lebih
teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
ContohPerubahanBatuanAsalMenjadiBatuanMetamorf
BatuanAsal BatuanMetamorf
BatuanSedimen
Batupasirkuarsa Kuarsit
Batugamping Marmer
59
BatuanBeku
Granit Genes
Berbutirhalusmengandungmika, Sekismika,
biotit, atauklorit. sekisbiotitdansekisklorit
DAFTAR PUSTAKA
1. http://khariswiratama.blogspot.co.id/2013/10/klasifikasi-
penamaan-batuan-piroklastik.html ( 26 mei 2016)
2. http://petroclanlaboratory.weebly.com/magma.html (26 mei
2016)
3. http://perpustakaangeografionline.blogspot.co.id/2012/05/miner
alogi-petrologi-pengenalan.html (26 mei 2016)
4. http://pustakatambang.blogspot.co.id/2012/03/komposisi-
mineral-batuan-beku.html (26 mei 2016)
60
5. http://pustakatambang.blogspot.co.id/2012/03/komposisi-
mineral-batuan-beku.html (26 mei 2016)
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku#Komposisi_Mineral
(26 mei 2016)
7. https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku#Komposisi_Mineral
(26 mei 2016)
8. https://ptbudie.wordpress.com/2012/03/29/klasifikasi-batuan-
beku-berdasarkan-komposisi-kimia-dan-mineralogi/ (26 mei
2016)
9. http://geology.com/rocks/igneous-rocks.shtml (26 mei 2016)
10. http://geosjepara.blogspot.co.id/2014/02/batuan-piroklastik.html
(26 mei 2016)
11. http://rezkygeo14.blogspot.co.id/2015/07/cara-penamaan-dan-
klasifikasi-batuan.html (26mei2016)
12. https://www.academia.edu/9771553/Batuan_Beku_Berdasarkan
_Tempat_Terbentuknya (26 mei 2016)
13. http://geology.com/rocks/igneous-rocks.shtml
14. http://www.universetoday.com/82009/how-are-igneous-rocks-
formed/ (26meei 2016)
15. http://dearthurjr.blogspot.co.id/2013/05/sifat-fisika-kimia-dan-
klasifikasi-dari.html (26 mei 2016)
16. http://ongkiboomy.blogspot.co.id/2012/10/igneous-rocks.html
(26 mei 2016)
17. http://geograph88.blogspot.co.id/2015/01/litifikasi-dan-
diagenesa-batuan-sedimen.html (26 ei 2016)
18. http://kataloggeografi.blogspot.co.id/2014/09/siklus-
sedimentasi.html (26 mei 2016)
19. http://geophysicsgeologys.blogspot.co.id/2015/03/cekungan-
sedimen.html (26 mei 2016)
20. Bryan Simpson.1983.Rocks and Minerals.Swansea:Pergamon
Press.
21. Dietrich Richard V dan Brian J. Skinner.1979.Rocks and Rock
Mineral.New York: Wiley
61
62