Anda di halaman 1dari 16

Pelita Perkebunan 2010, 26(3), 156168

Wiryadiputra et al.

Pengaruh Ekstrak Biji Sirsak (Annona muricata) Terhadap


Perkembangan Nematoda Pratylenchus coffeae Pada Tanaman
Kopi Arabika

Effect of Seed Extract of Soursop Fruit (Annona muricata) on the Development of


Pratylenchus coffeae on Arabica Coffee

Soekadar Wiryadiputra1), Winda Anggraini2), Joko Waluyo2) dan Pujiastuti2)

Ringkasan

Saat ini konsumen kopi dunia sangat peduli terhadap bahaya penggunaan
pestisida kimia dalam pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kopi, sehingga
perlu diantisipasi dengan sistem pengendalian terpadu menggunakan komponen
pengendalian yang aman dan berkesinambungan, antara lain dengan penggunaan
pestisida nabati. Penelitian aktivitas biologis ekstrak biji sirsak (Annona muri-
cata L.) terhadap nematode parasit penting tanaman kopi Arabika, Pratylenchus
coffeae telah dilakukan di Laboratorium Nematologi dan rumah kaca, Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia, di Jember, Jawa Timur. Penelitian mencakup uji
in vitro dan in vivo pengaruh ekstrak biji sirsak dalam air terhadap mortalitas
P. coffeae. Sebagai pembanding, nematisida karbofuran diikutkan dalam pengujian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji sirsak sangat efektif dalam membunuh
nematoda P. coffeae baik dalam uji in vitro maupun in vivo. Pada uji in vitro,
dengan kisaran konsentrasi ekstrak biji sirsak 3,024,0 ml larutan induk per liter
air menghasilkan tingkat efikasi sebesar 32,3%87,2% dan pada konsentrasi
24,0 mL/L air tingkat efikasinya secara nyata lebih tinggi dibanding nematisida
karbofuran dengan dosis 1,0 g formulasi/L air. Pada uji in vivo pada bibit kopi
Arabika varietas S 795, ekstrak biji sirsak juga sangat efektif dalam membunuh
P. coffeae dan menekan tingkat serangan dalam bentuk luka akar yang disebabkan
oleh P. coffeae. Pada konsentrasi 10,0 mL/L air tingkat mortalitas P. coffeae
sebesar 100% dan sama dengan perlakuan nematisida karbofuran 1,0 g formulasi
per bibit. Perlakuan ekstrak biji sirsak juga menyebabkan pertumbuhan bibit kopi
Arabika meningkat.

Summary

In the recent years, world coffee consumers are very care on the jeopar-
dous chemical pesticides in controling pests and diseases of coffee. To face these
problems, integrated pest control must be practiced using non-pesticides compo-
nent methods which are safer and more sustainable, such as the use of botanical
pesticides. Research on bioactivities of water extract of soursop seed (Annona
muricata L.) against a main coffee parasitic nematode, Pratylenchus coffeae has
been conducted in Nematology Laboratory and a greenhouse of Indonesian Coffee

Naskah diterima (received) 6 Agustus 2010, disetujui (accepted) 22 Desember 2010.


1). Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman No. 90, Jember, Indonesia.
2). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, Jln. Kalimantan Tegalboto, Jember, Indonesia.
*) Alamat Penulis (Corresponding Author): soekadar@yahoo.com

PELITA PERKEBUNAN, Volume 26, Nomor 3, Edisi Desember 2010

156
Ekstrak biji sirsat dan perkembangan nematoda Pratylenchus coffeae pada tanaman kopi Arabika

and Cocoa Research Institute, in Jember, East Java. The research consisted of
in vitro and in vivo trials of the effect of soursop seed extract on mortality of
P. coffeae. As a comparison, carbofuran nematicide was included in the trials.
Research results revealed that water extract of soursop seed was very effective for
killing P. coffeae both in vitro and in vivo trials. On the in vitro trial, with the
range of seed extract concentration of 3.024.0 mL/L of water (stock solution
based) caused effication level of 32.3%87.2%. Efficacy level at concentration of
24.0 mL/L of water was significantly higher than carbofuran treatment at the dose
of 1.0 g formulation per liter of water. On the in vivo trial using Arabica coffee
seedling S 795 variety, seed extract of soursop seed was also very effective in
killing P. coffeae and suppressing the infestation on the form of root lesion caused
by the nematode. At concentration level of 10.0 ml/liter of water, mortality levels
reached 100% and similar with the carbofuran treatment at the dose 1.0 g formu-
lation per seedling. Seed extract treatments had also been caused the increase of
Arabica coffee seedling growth compared with carbofuran and untreated treat-
ments.
Key words: Botanical pesticide, Annona muricata, Pratylenchus coffeae, seed extract, mor-
tality, Coffea arabica.

PENDAHULUAN areal serangan nematoda pada saat ditanam


di lapangan dalam umur 2-3 tahun.
Nematoda parasit Pratylenchus coffeae Namun, untuk kopi Robusta, kematian
(Nematoda: Pratylenchidae) merupakan terjadi agak lebih lama karena jenis kopi
hama yang sangat merusak pada tanaman ini lebih tahan dibanding kopi Arabika
kopi, baik pada jenis kopi Arabika maupun (Cramer, 1957).
Robusta (Wiryadiputra & Tran, 2008).
Kegagalan pengembangan kopi Arabika di Usaha pengendalian nematoda
berbagai daerah antara lain juga disebabkan P. coffeae telah banyak dilakukan, namun
oleh adanya serangan nematoda parasit yang paling efisien adalah penggunaan klon
baik dari jenis P. coffeae maupun kopi tahan sebagai batang bawah. Klon
Radopholus spp. (Lordello, 1972). Nema- kopi Robusta BP 308 dan BP 961 diketahui
toda P. coffeae menyerang akar serabut memiliki tingkat ketahanan yang tinggi
tanaman kopi, masuk melalui ujung akar, terhadap nematoda P. coffeae (Wirya-
makan jaringan korteks atau kulit akar diputra et al., 1994; Wiryadiputra, 1996).
sehingga menyebabkan kulit akar serabut Beberapa jenis agens hayati juga telah
luka berwarna coklat, dan membusuk. diujicoba untuk mengendalikan nematoda
Akibatnya, akar serabut yang berfungsi P. coffeae pada tanaman kopi, antara lain
menyerap unsur hara menjadi tidak jamur Paecilomyces lilacinus strain 251
berfungsi dan suplai nutrisi pada tanaman (Wiryadiputra, 2002), jamur mikoriza
kopi akan terganggu. Kerusakan akar Gigaspora margarita (Baon & Wirya-
serabut yang parah akan mengakibatkan diputra, 2001), dan bakteri khitinolitik
tanaman kopi tidak mampu lagi menyerap (Wiryadiputra et al., 2003). Penggunaan
unsur hara dan tanaman akan mati (Nur bahan organik yang lebih mudah diterapkan
at al., 2000). Kematian tanaman kopi oleh para pekebun kopi juga telah
akibat serangan nematoda P. coffeae disarankan secara meluas dalam rangka
tergantung tingkat ketahanannya. Untuk pengelolaan nematoda parasit kopi yang
jenis kopi Arabika yang umumnya lebih ramah lingkungan. Beberapa jenis bahan
rentan, akan mati apabila ditanam pada organik seperti pupuk kandang dan kulit

PELITA PERKEBUNAN, Volume 26, Nomor 3, Edisi Desember 2010

157
Wiryadiputra et al.

kopi telah terbukti sangat efektif dalam digunakan untuk membunuh kutu tubuh
menekan populasi nematoda P. coffeae, (Secoy & Smith, 1983). Wiryadiputra
baik di pembibitan maupun di per- (1998) melaporkan bahwa ekstrak air biji
tanaman kopi (Wiryadiputra et al., 1987; srikaya (Annona squamosa) sangat efektif
Wiryadiputra, 1997). untuk membunuh serangga hama Helo-
Saat ini berkembang pesat permintaan peltis sp. pada tanaman kakao dan tidak
kopi organik dan kopi spesialti di pasar berbeda nyata dengan insektisida kimia
global, karena jenis kopi ini dibudidayakan berbahan aktif propoksur dan sipermetrin.
tidak menggunakan bahan kimia berbahaya Penelitian ini melengkapi kemungkinan
sehingga aman bagi kesehatan manusia, ekstrak biji sirsat (Annona muricata) yang
dan produk ini dihargai lebih tinggi mengandung senyawa bersifat nematisida
dibanding biji kopi konvensional. Sebagai sehingga dapat digunakan sebagai alternatif
pengganti pestisida buatan adalah peng- mengendalikan P. coffeae. Dengan
gunaan pestisida nabati, yang mudah demikian diharapkan dapat digunakan
terdegradasi oleh lingkungan, daya racun sebagai salah satu komponen dalam
terhadap binatang mamalia rendah sehingga pengendalian hama terpadu nematoda
tidak berbahaya terhadap kesehatan dan P. coffeae yang ramah lingkungan dan
lingkungan, serta lebih murah karena murah, serta mendukung produksi kopi
tersedia secara melimpah di alam dan dapat organik dan kopi spesialti di Indonesia.
terbarukan (Prakash et al., 2008).
Telah banyak penelitian penggunaan BAHAN DAN METODE
pestisida nabati dalam pengendalian
nematoda parasit tanaman, antara lain dari Ekstrak Biji Sirsak dan Nematoda
tanaman mimba (Azadirachta indica) untuk Biji sirsak (Annona muricata L.)
jenis nematoda Meliodogyne javanica diperoleh dari buah sirsak yang dibeli di
(Javed et al., 2007), tanaman Plantago pasar di kota Jember. Biji dikupas kulitnya
lanceolata dan P. rugelii untuk nematoda sehingga diperoleh kotiledon biji yang
M. incognita (Meyer et al., 2006), tanaman bersih dari kulit bagian luar (kulit keras)
Inula viscose untuk mengendalikan dan kulit bagian dalam (kulit ari),
nematoda M. javanica (Oka et al., 2006) selanjutnya biji dikeringanginkan. Setelah
dan tanaman gadung (Dioscorea floribunda) kering, biji dibuat serbuk dengan cara
untuk nematoda M. incognita (Nath & diblender dan diayak menggunakan ayakan
Mukherjee, 2000). tepung sehingga diperoleh tepung biji sirsat
Jenis tanaman yang termasuk famili yang halus. Tepung yang diperoleh
Annonaceae juga dikenal sebagai tanaman selanjutnya direndam dalam air panas
penghasil pestisida nabati (Mariappan & dengan cara dicampur akuades dengan
Saxena, 1984). Golongan tanaman ini perbandingan 100 g tepung biji sirsat
memiliki anggota sebanyak 130 genera dan ditambah dengan 1000 mL akuades,
mencakup kurang lebih 2300 spesies dipanaskan hingga mendidih. Setelah dingin
tanaman (Cronquist, 1993). Secoy & Smith campuran tersebut disaring menggunakan
(1983) melaporkan terdapat sepuluh spesies kertas saring No. 40. Ekstrak cairan yang
tanaman anggota Annonaceae yang diperoleh adalah yang digunakan sebagai
mengandung bahan insektisida golongan bahan penelitian selanjutnya dan disebut
gliserida. Sebagai contoh serbuk biji dan sebagai larutan induk.
jus daun tanaman Annona spp. telah

PELITA PERKEBUNAN, Volume 26, Nomor 3, Edisi Desember 2010

158
Ekstrak biji sirsat dan perkembangan nematoda Pratylenchus coffeae pada tanaman kopi Arabika

Nematoda P. coffeae sebagai bahan Uji In Vivo


penelitian diperoleh dari ekstraksi akar
tanaman kopi yang terserang P. coffeae Penelitian pengaruh ekstrak biji sirsak
dari Kebun Percobaan Kaliwining. terhadap nematoda P. coffeae secara in
Ekstraksi dilakukan menggunakan metode vivo dilakukan pada bibit kopi Arabika
Baermann yang telah diperbaiki, sehingga varietas S 795 di rumah kaca, Pusat
diperoleh nematoda yang masih dalam Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
kondisi hidup dan kuat. Dengan demikian Perlakuan yang dicoba meliputi tingkat
diharapkan masih mampu menginfeksi konsentrasi ekstrak biji sirsak dalam
kembali apabila akan digunakan sebagai akuades, yaitu 1,25; 2,5; 5,0; 10,0 mL
bahan inokulasi. larutan induk per liter akuades, dan sebagai
pembanding adalah nematisida karbofuran
dengan dosis 1,0 g per bibit. Sebagai
Uji In Vitro
pembanding atau kontrol adalah bibit yang
Uji in vitro pestisida nabati ekstrak diberi akuades dan bibit diberi akuades dan
biji sirsak dilakukan di Laboratorium Hama nematoda P. coffeae. Hal ini dimaksudkan
Tanaman, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao untuk mengetahui pengaruh pestisida nabati
Indonesia. Perlakuan yang dicoba meliputi terhadap mortalitas P. coffeae dan terhadap
konsentrasi ekstrak biji sirsak 0; 3,0; 6,0; pertumbuhan bibit. Dengan demikian,
12,0; 24,0 mL larutan induk per liter jumlah perlakuan yang dicoba sebanyak
akuades, dan sebagai pembanding di- 6 perlakuan, masing-masing diulang empat
gunakan nematisida karbofuran 1 g per liter kali, dan percobaan disusun menurut
aquades. Setiap perlakuan diulang 4 kali. rancangan acak lengkap. Pada setiap bibit
Percobaan dirancang menggunakan kopi disiramkan larutan ekstrak biji sirsat
rancangan acak lengkap. Larutan perlakuan sesuai perlakuan sebanyak 25 mL per pot,
yang telah ada nematodanya diletakkan ke satu minggu setelah inokulasi nematoda
dalam gelas petri kecil (diameter 5,50 cm) P. coffeae, sedang untuk nematisida
dan ditambahkan ekstrak biji sirsak sesuai karbofuran ditaburkan di sekitar bibit dan
perlakuan kemudian didiamkan selama dibenam.
24 jam. Jumlah nematoda pada setiap gelas Bibit kopi Arabika S 795 fase kepelan
petri sebanyak 10 ekor, tanpa mem- (berdaun 2 pasang) ditanam pada pot
perhatikan proporsi jantan dan betina. plastik kecil dengan volume media sebanyak
Pengamatan dilakukan terhadap 300 mL. Media tanam dibuat dengan
jumlah nematoda yang mati 24 jam setelah campuran pasir halus dan pupuk kandang
aplikasi. Tingkat efikasi ekstrak biji sirsak halus dengan perbandingan 2:1 (v/v).
dalam membunuh nematoda P. coffeae Media tanam sebelum digunakan disteri-
dihitung menggunakan rumus Schneider lisasi menggunakan otoklaf pada tekanan
Orelli (Anonim, 1975). Data selanjutnya 2 atmosfir dan temperatur 120OC, selama
dianalisis varian dan perbedaan antar- 4 jam. Inokulasi nematoda P. coffeae
perlakuan menggunakan program SAS 9.1. dilakukan satu minggu setelah bibit ditanam

PELITA PERKEBUNAN, Volume 26, Nomor 3, Edisi Desember 2010

159
Wiryadiputra et al.

dengan jumlah 50 ekor per pot. dibanding nematisida kimia karbofuran


Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan yang diaplikasikan pada dosis 1,0 g/l. Dari
memupuk bibit seminggu sekali dengan hasil uji ini diketahui bahwa nilai LD-50
larutan pupuk urea 0,2% (2 g per liter atau LC-50 yang dihitung menggunakan
akuades) dengan cara disiramkan di sekitar nilai probit (Finney, 1971) untuk ekstrak
bibit dengan dosis 25 mL per bibit. biji sirsak dalam air sebesar 5765 ppm atau
Pengamatan dilakukan terhadap 6,765 mL per liter air (Gambar 1).
parameter pertumbuhan bibit, tingkat Kurang efektifnya perlakuan karbo-
serangan nematoda pada akar, dan populasi furan dalam membunuh nematoda
nematoda pada akhir percobaan. Para- P. coffeae dalam uji ini diduga disebabkan
meter pertumbuhan yang diamati meliputi karena nematisida ini memiliki sifat
tinggi bibit, jumlah daun, bobot segar sistemik, yang biasanya diaplikasikan
akar, bobot segar tajuk, dan bobot kering dengan cara ditaburkan ke dalam tanah dan
tajuk. Untuk parameter tingkat serangan diserap oleh tanaman secara perlahan-
nematoda diukur dengan persentase luka lahan. Dengan demikian, daya larut
(lesion) atau pembusukan akar serabut. nematisida ini di dalam air agak rendah,
Persentase luka akar ditetapkan berdasar- karena biasanya bahan aktifnya dilepaskan
kan tanaman yang sehat dengan peng- secara perlahan-lahan. Tingkat kelarutan
hitungan perkiraan. Populasi nematoda nematisida karbofuran dalam air pada suhu
diamati pada akhir penelitian, yaitu dengan 25OC sebesar 320 mg per liter air, jauh
menghitung jumlah nematoda pada bagian lebih rendah dibanding dalam etanol dan
akar bibit dan dalam tanah media bibit. aseton yang mencapai 40 g dan 150 g per
Ekstraksi nematoda untuk contoh tanah dan kg. Sebenarnya senyawa karbofuran tidak
akar pada akhir penelitian dilakukan larut pada pelarut-pelarut konvensional,
menggunakan metode sentrifus. Data yang seperti air yang diformulasi untuk
diperoleh dianalisis menggunakan program pertanian. Kalau ditinjau dari daya
SAS 9.1 untuk mengetahui perbedaan antar racunnya, nematisida karbofuran tergolong
rata-rata perlakuan. pestisida yang sangat beracun, yaitu dengan
nilai LD-50 oral pada tikus sebesar
8,8 mg/kg berat badan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Respons ekstrak biji sirsak yang cukup
Percobaan In Vitro bagus terhadap nematoda parasit kopi
P. coffeae merupakan prospek yang bagus
Hasil percobaan in vitro menunjukkan
dalam rangka pengelolaan pengganggu ini
bahwa ekstrak biji sirsak cukup efektif pada tanaman kopi. Kondisi ini perlu
dalam membunuh nematoda P. coffeae dilakukan uji lebih lanjut pada pertanaman
(Tabel 1). Tingkat konsentrasi larutan kopi, baik di pembibitan maupun di
induk ekstrak biji sirsak 24,0 mL per lapangan. Hasil pengujian secara in vivo
liter air mampu membunuh nematoda pada bibit kopi diharapkan mendapatkan
sebesar 90,0% dari nematoda uji, dan hasil yang memuaskan sehingga pestisida
setelah dikonversi menggunakan rumus nabati ini bisa menjadi alternatif
ScheniderOrelli tingkat efikasinya pengendalian P. coffeae yang efektif dan
mencapai 87,2%. Kondisi ini lebih tinggi ramah lingkungan.

PELITA PERKEBUNAN, Volume 26, Nomor 3, Edisi Desember 2010

160
Ekstrak biji sirsat dan perkembangan nematoda Pratylenchus coffeae pada tanaman kopi Arabika

Tabel 1. Pengaruh ekstrak biji sirsak (Annona muricata) dalam air terhadap mortalitas nematoda Pratylenchus coffeae
secara in vitro, 24 jam setelah perlakuan
Table 1. Effect of soursop (Annona muricata) seed extract in water on mortality of Pratylenchus coffeae in vitro,
24 hours after treatment
Perlakuan Mortalitas, % Tingkat efikasi, %
Treatment Mortality, % Efficacy level, %*)

Ekstrak biji sirsak


Extract of soursop seed, 3.0 mL/L **) 45.00 c ***) 32.32 a
Ekstrak biji sirsak
Extract of soursop seed, 6.0 mL/L 62.50 bc 54.29 b
Ekstrak biji sirsak
Extract of soursop seed, 12.0 mL/L 70.00 b 63.04 b
Ekstrak biji sirsak
Extract of soursop seed, 24.0 mL/L 90.00 a 87.23 c
Karbofuran
Carbofuran, 1.0 g formulation/L 67.50 b 61.61 b
Kontrol (Untreated) 17.50 d

Catatan (Notes) :
*) Tingkat efikasi dihitung berdasarkan rumus Schenider-Orelli (Calculation of effication level based on Scheneider
Orelli formula) (Anonim, 1975).
**) Konsentrasi berdasarkan larutan induk (Concentration base on stock solution).
***) Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarka uji Duncan aras 5,0%.
(Average values followed by the same letter(s) are not different according to Duncans Multiple Range Test at 5.0% level).

6.5

6 y=1.6676x-1.2715
y =2 1.6676x - 1.2715
R =0.9556
R2 = 0.9556
Probit

5.5
Probit

4.5

LD-50
4
3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
LogDose
Log Dose

Gambar 1. Nilai LD-50 ekstrak biji sirsat (Annona muricata) dalam air terhadap mortalitas nematoda
Pratylenchus coffeae pada kondisi in vitro di laboratorium.
Figure 1. LD-50 value of water seed extract of soursop fruit (A. muricata) against Pratylenchus coffeae
at in vitro condition in laboratory.

PELITA PERKEBUNAN, Volume 26, Nomor 3, Edisi Desember 2010

161
Wiryadiputra et al.

Percobaan In Vivo insektisida utama yang terkandung pada


tanaman A. squamosa dan A. glabra
Keefektifan ekstrak biji sirsak dalam (Prijono & Manuwoto, 1997; Leatemia &
membunuh populasi nematoda P. coffeae Isman, 2004). Kelompok senyawa
pada bibit kopi ditunjukkan pada Tabel 2. acetogenin tersebut bekerja dengan
Tampak bahwa larutan ekstrak biji sirsak menghambat transfer elektron antara
dengan konsentrasi 10 mL larutan induk NADH dan ubiquinon dalam rantai
per liter akuades dan perlakuan karbofuran
transpor elektron respirasi mitokhondria
dengan dosis 1,0 g formulasi per bibit
serangga. Squamocin adalah dekat dengan
adalah yang paling efektif dalam
cincin bis-tetrahydrofuran (THF) aceto-
membunuh nematoda P. coffeae. Pada
genin, sedangkan untuk senyawa yang
perlakuan tersebut, populasi P. coffeae
terkandung dalam biji sirsak (A. muricata)
pada akhir percobaan atau satu bulan
berkaitan dengan cincin mono-THF
setelah perlakuan ekstrak biji adalah nol.
acetogenin yang merupakan tipe anno-
Perlakuan ini berbeda nyata dengan
nacin. Kajian terhadap hubungan antara
perlakuan konsentrasi 1,0 mL sampai
aktivitas dan struktur molekul menunjukkan
dengan 5.0 mL per liter akuades, maupun
bahwa asetogenin yang memiliki dua cincin
perlakuan bibit kontrol yang diberi
THF lebih beracun dibanding yang hanya
nematoda P. coffeae.
memiliki satu cincin THF (Leatemia &
Ekstrak biji sirsak dalam air panas pada Isman, 2004; Seffrin et al., 2010).
penelitian ini sangat efektif dalam Senyawa aktif tersebut telah diketahui
membunuh nematoda P. coffeae, baik pada memiliki aktivitas sebagai sitotoksitas dan
uji in vitro maupun in vivo. Pengujian anti tumor secara in vivo, anti malaria,
terhadap nematoda yang diinokulasikan serta bersifat parasitisida dan pestisida.
pada bibit kopi menunjukkan bahwa ekstrak Ekstrak biji sirsak juga telah terbukti
biji sirsak cukup layak untuk digunakan memiliki aktivitas fungisida pada jamur
dalam pengendalian P. coffeae pada tular benih, Collectotrichum destructivum
pertanaman kopi. Kandungan pestisida pada kacang Vigna uniguculata (Akinbode
pada biji tanaman famili Annonaceae telah & Ikotun, 2008).
banyak diungkap oleh peneliti. Hayne
(1987) menyebutkan bahwa ekstrak biji
dan daun srikaya (A. squamosa) sangat Tingkat Serangan Nematoda dan
efektif untuk membunuh kutu anjing dan Pertumbuhan Bibit Kopi
kutu kepala. Daun A. reticulata disebutkan Tingkat serangan nematoda
mengandung cairan yang memiliki sifat P. coffeae pada akar dan beberapa para-
narkotis dan beracun serta dapat digunakan meter pertumbuhan bibit kopi dari akibat
untuk membunuh pinjal dan kutu binatang perlakuan ekstrak biji sirsak dan nematisida
peliharaan. Dalam daun juga dijumpai karbofuran sebagaimana tercantum pada
adanya senyawa alkaloid dan bahan Tabel 3 dan Gambar 2. Terlihat bahwa
berwarna hijau fluoresensi. perlakuan ekstrak biji sirsak secara nyata
Penelitian untuk mengungkap dapat menurunkan tingkat serangan
kandungan senyawa aktif yang ada dalam nematoda P. coffeae pada akar bibit kopi.
tanaman Annonaceae telah dilakukan Kerusakan akar oleh serangan
beberapa ahli. Squamocin dan asimicin P. coffeae pada perlakuan ekstrak biji
telah diidentifikasi sebagai senyawa sirsak secara nyata lebih rendah dibanding

PELITA PERKEBUNAN, Volume 26, Nomor 3, Edisi Desember 2010

162
Ekstrak biji sirsat dan perkembangan nematoda Pratylenchus coffeae pada tanaman kopi Arabika

Tabel 2. Pengaruh ekstrak biji sirsak dengan air terhadap populasi nematoda P. coffeae pada bibit kopi Arabika
(Table 2. Effect of water extract of soursop seed (Annona muricata) on population of P. coffeae on Arabica coffee
seedling

Konsentrasi ekstrak biji Populasi P. coffeae dalam (P. coffeae population in-)
Seed extract concentration *) Akar (Roots) Tanah (Soil) Total
(A) Ekstrak biji 1.25 ml/L 6.25 6.25 12.50 b **)
Seed extract 1.25 ml/L

(B) Ekstrak biji 2.50 ml/L 6.25 3.75 10.00 b


Seed extract 2.50 ml/L

(C) Ekstrak biji 5.00 ml/L 2.50 2.50 5.00 c


Seed extract 5.00 ml/L

(D) Ekstrak biji 10.00 ml/L 0 0 0d


Seed extract 10.00 ml/L

(E) Karbofuran 1.00 g form./bibit 0 0 0d


Carbofuran 1.00 g form./seedling

(F) Bibit kopi + P. coffeae 18.75 33.75 52.50 a


Coffee seedling + P. coffeae

(G) Bibit kopi tanpa P. coffeae 0 0 0d


Coffee seedling without P. coffeae

Catatan (Notes):
*) Konsentrasi berdasarkan larutan induk (Concentration base on stock solution).
**) Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarka uji
Duncan aras 5,0%. (Average values followed by the same letter(s) in the same column are not different according to Duncans
Multiple Range Test at 5.0% level).

bibit kopi yang diinokulasi nematoda tetapi sirsak dalam membunuh nematoda diduga
tidak diperlakukan ekstrak biji sirsak dan lebih cepat dibanding karbofuran. Pestisida
tidak berbeda nyata dengan bibit kopi yang nabati dilaporkan juga bisa bekerja secara
tidak diinokulasi. Hasil penelitian ini sistemik, sebagaimana diamati oleh Javed
menunjuk-kan bahwa ekstrak biji sirsak et al. (2007) terhadap pestisida nabati yang
secara efektif dapat menekan tingkat berasal dari tanaman mimba (Azadirachta
serangan nematoda P. coffeae dan cukup indica) dalam pengendalian nematoda
potensial untuk dikembangkan sebagai Meloidogyne javanica.
nematisida nabati dalam pengendalian Pada perlakuan bibit kopi yang
P. coffeae. Pada bibit kopi yang diinokulasi P. coffeae tanpa aplikasi
diperlakukan dengan ekstrak biji sirsak, nematisida nabati dan dengan bibit kopi
persentase akar luka rata-rata berkisar tanpa inokulasi P. coffeae dan tanpa
antara 16,3% dan 23,8%, sedang pada aplikasi dari aspek biomasa berat tajuk tidak
perlakuan karbofuran agak lebih tinggi menunjukkan perbedaan yang nyata.
yaitu mencapai 31,3%. Terjadinya luka Keadaan ini bisa dimengerti karena efek
akar pada bibit yang diperlakukan diduga dari kerusakan akar tidak serta merta
karena bibit telah diinokulasi nematoda berpengaruh langsung pada kerusakan
terlebih dahulu sehingga nematoda akan tajuk, tetapi memerlukan tenggang waktu
merusak akar sehingga berakibat akar luka sampai terjadinya kerusakan pada bagian
sebelum ekstrak biji diaplikasikan. Namun tajuk tanaman. Umumnya pengaruh ini
demikian, mekanisme kerja ekstrak biji akan dipercepat apabila tanaman mengalami

PELITA PERKEBUNAN, Volume 26, Nomor 3, Edisi Desember 2010

163
7,00

6,00

5,00

4,00

3,00

2,00

1,00

0,00
0 2 3 4 5

12,00

10,00

8,00

6,00

4,00

2,00

0,00
0 2 3 4 5

A B C D E K-1 K-2
7,00

6,00

5,00

4,00

3,00

2,00

1,00

0,00
0 2 3 4 5

12,00

10,00

8,00

6,00

4,00

2,00

0,00
0 2 3 4 5

A B C D E K-1 K-2
7,00

6,00

5,00

4,00

3,00

2,00

1,00

0,00
0 2 3 4 5

12,00

10,00

8,00

6,00

4,00

2,00

0,00
0 2 3 4 5

A B C D E K-1 K-2
Wiryadiputra et al.

7,00

6,00

Jumlah daun (number of leaves)


5,00

4,00

3,00

2,00
(A)
1,00

0,00
0 2 3 4 5

12,00
Tinggi tanaman (Plant height), cm

10,00

8,00

6,00

4,00

2,00
(B)
0,00
0 2 3 4 5
Waktu, minggu (Time, weeks)

A B C D E K-1 K-2 *)

Gambar 2. Pengaruh ekstrak biji sirsak (Annona muricata) terhadap jumlah daun (A) dan tinggi (B) bibit
kopi Arabika.
Figure 2. Effect of water extract of soursop seed (Annona muricata) on plant number of leaves (A) and
height (B) of Arabica coffee seedlings.
Keterangan (Notes): Penjelasan lihat Tabel 2 (Explantion see Table 2).

PELITA PERKEBUNAN, Volume 26, Nomor 3, Edisi Desember 2010

164
Ekstrak biji sirsat dan perkembangan nematoda Pratylenchus coffeae pada tanaman kopi Arabika

Tabel 3. Pengaruh ekstrak biji sirsak dalam air terhadap tingkat serangan nematoda pada akar bibit kopi Arabika umur
1,5 bulan, berat segar akar dan tajuk, serta berat kering tajuk
Table 3. Effect of water extracts of soursop seed on root infestation caused by P. coffeae, fresh weight of roots and
shoot as well as dry weight of shoot of 1.5 month old Arabica coffee seedlings
Berat segar Berat kering
Konsentrasi ekstrak biji Luka akar Fresh weight, g tajuk
Seed extract concentration *) Root lesion,% Shoot dry
Akar (Roots) Tajuk (Shoot) weight, g
(A) 23.75 b 0.33 ab 0.81 ab 0.18 ab
(B) 16.25 b 0.24 bc 0.80 ab 0.19 ab
(C) 23.75 b 0.19 c 0.67 b 0.17 b
(D) 22.50 b 0.32 abc 0.91 a 0.22 a
(E) 31.25 b 0.29 bc 0.78 ab 0.16 b
(F) 86.75 a 0.23 bc 0.64 b 0.16 b
(G) 0 b 0.43 a 0.81 ab 0.19 ab

Catatan (Notes):
*) Penjelasan lihat Tabel 2 (Explanation see Table 2).
**) Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarka uji
Duncan aras 5,0% (Average values followed by the same letter(s) in the same column are not different according to Duncans
Multiple Range Test at 5.0% level.)

cekaman pertumbuhan yang berkaitan Bahkan, pada perlakuan ekstrak biji


dengan kekurangan air dan hara. 10,0 ml per liter air pertumbuhannya lebih
Sebagaimana terjadi pada pertanaman kopi bagus dari pada bibit kontrol yang tidak
di lapangan yang terserang P. coffeae, diinokulasi nematoda dan perlakuan
pertanaman akan cepat mengalami gejala karbofuran. Keadaan ini diduga disebabkan
daun menguning atau bahkan kematian karena perlakuan ekstrak biji sirsak juga
apabila masuk pada musim kemarau atau menambah unsur-unsur penting yang
selama musing kemarau. diperlukan tanaman. Panthi et al. (2008)
Jumlah daun maupun tinggi bibit menyatakan bahwa jaibik bishadi yang
selama uji in vivo pada perlakuan merupakan campuran berbagai jenis
konsentrasi 2,50 mL larutan induk memiliki tanaman yang mengandung pestisida nabati
kecenderungan paling bagus dibanding dan secara lokal diaplikasikan petani untuk
perlakuan yang lainnya (Gambar 2), mengendalikan hama penyakit kopi di
meskipun dari uji statistik untuk dua India, dapat meningkatkan kesuburan tanah
parameter tersebut menunjukkan tidak dan memperbaiki pertumbuhan tanaman
berbeda nyata. Tidak adanya perbedaan kopi. Pada tanah yang diperlakukan dengan
yang nyata ini disebabkan lama uji in vivo pestisida nabati, bahan organik dan unsur
yang singkat (1,5 bulan) sehingga dampak NPK-nya secara nyata lebih tinggi
dari kerusakan pada akar belum terlihat dibanding areal yang tidak diperlakukan.
nyata pada pertumbuhan bagian tanaman
di atas tanah.
KESIMPULAN
Pertumbuhan bibit kopi yang diper-
lakukan dengan ekstrak biji sirsak intensitas Dari hasil penelitian ini dapat
kerusakan akarnya umumnya lebih rendah disimpulkan:
dibanding dengan bibit yang diinokulasi 1. Ekstrak biji sirsak (Annona muricata)
nematoda tetapi tidak diperlakukan ekstrak dalam air efektif dalam membunuh
biji maupun nematisida karbofuran. nematoda Pratylenchus coffeae, baik

PELITA PERKEBUNAN, Volume 26, Nomor 3, Edisi Desember 2010

165
Wiryadiputra et al.

pada ujicoba secara in vitro di Anonim (1975). Field Trial Manual. CIBA-
laboratorium maupun secara in vivo pada GEIGY Agrochemicals Division.
bibit kopi di rumah kaca. Basle, Switzerland.
Baon, J.B. & S. Wiryadiputra (2001). Res-
2. Pada tingkat konsentrasi 24,0 mL per
ponse of Arabica and Robusta co-ffee
liter air dari larutan induk (10,0% to Gigaspora margarita and carbofuran
ekstrak biji) tingkat efikasinya pada uji application in parasitic nematode in-
in vitro mencapai 87,2% dan secara nyata fested land. Paper presented at 3rd
lebih tinggi dibanding nematisida International Conference on Myco-
karbofuran dengan dosis 1,0 g formulasi rrizas. 813 July, 2001. Adelaide
per liter yang hanya mencapai 61,6%. Convention Centre. South Australia.

3. Dari uji in vitro dapat dihasilkan nilai Cramer, P.J.S. (1957). A Review of Litera-
ture of Coffee Research in Indone-
LD-50 ekstrak biji sirsak terhadap
sia. Inter American Institute of Ag-
P. coffeae sebesar 6765 ppm. ricultural Sciences. Turrialba, Costa
4. Pada uji in vivo menggunakan bibit kopi Rica.
Arabika varietas S-795, juga dihasilkan Cronquist, A. (1993). An Intregated System
bahwa ekstrak biji sirsak efektif dalam of Classification of Flowering Plants.
membunuh P. coffeae. Pada tingkat Columbia University Press, New
konsentrasi 10,0 ml per liter air mampu York, N.Y.
mengakibatkan mortalitas 100% dan Finney, D.J. (1971). Probit Analysis. 3rd Edi-
sama dengan perlakuan karbofuran tion. Cambridge University Press.
dengan dosis 1,0 g formulasi per bibit. Cambridge. UK.

5. Perlakuan ekstrak biji sirsak juga Javed, N.; S.R. Gowen; M. Inam-ul-Haq;
menyebabkan pertumbuhan bibit lebih K. Abdullah & F. Shahina (2007).
Sytemic and persistent effect of neem
baik dibanding perlakuan karbofuran dan
(Azadirachta indica) formulations
bibit yang tidak diperlakukan. against root-knot nematode, Meloi-
dogyne javanica and their storage life.
Crop Protection, 26, 911916.
UCAPAN TERIMA KASIH
Hayne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indo-
Penulis menyampaikan terima kasih nesia. Jilid II. Diterjemahkan oleh
dan penghargaan yang setinggi-tingginya Badan Penelitian dan Kehutanan.
kepada Sdr. Ir. Slamet Haryono, Moch. Jakarta.
Ngadimin dan Rosyidi, yang telah Leatemia, J.A. & M.B. Isman (2004). In-
membantu dalam pelaksanaan penelitian secticidal activity of crude seed ex-
ini. tracts of Annona spp., Lansium
domesticum and Sandoricum koetjape
against Lepidopteran larvae. Phyto-
DAFTAR PUSTAKA parasitica, 32, 3037.
Akinbode, O.A. & T. Ikotun (2008). Effi- Lordello, L.G.E. (1972). Nematode pests
cacy of certain plant extracts against of coffee. p.268284. In: J.M.
seed-borne infection of Colleto- Webster (Ed)., Economic Nema-
trichum destructivum on cowpea tology. Academic Press. London.
(Vigna uniguculata). African Journal Mariappan, V. & R.C. Saxena (1984).
of Biotechnology, 7, 36833685. Effect of mixture of custard apple

PELITA PERKEBUNAN, Volume 26, Nomor 3, Edisi Desember 2010

166
Ekstrak biji sirsat dan perkembangan nematoda Pratylenchus coffeae pada tanaman kopi Arabika

oil and neem oil on survival of tion No. 59. SEAMEO BIOTROP.
Nephotettix virescens (Homoptera: Bogor.
Cicadellidae) and on rice tungro
Secoy, D.M. & A.E. Smith (1983). Use of
virus transmission, J. Econ. Entomol.,
plants in control of agricultural and
77, 519521.
domestic pests. Economic Botany, 37,
Meyer, S.L.F.; I.A. Zasada; D.P. Roberts; 2857.
B.T. Vinyard; D.L. Lakshman; J.K.
Seffrin, R. de Cassia; I. Shikano; Y. Akhtar
Lee; D.J. Chitwood & L.K. Carta
& M.B. Isman (2010). Effects of
(2006). Plantago lanceolata and Plan-
crude seed extracts of Annona atemoya
tago rugelii extracts are toxic to
and Annona squamosa L. against the
Meloidogyne incognita but not to cer-
cabbage looper, Trichoplsia ni in the
tain microbes. Journal of Nema-
laboratory and greenhouse. Crop Pro-
tology, 38, 333338.
tection, 29, 2024.
Nath, R.C. & B. Mukherjee (2000).
Wiryadiputra, S.; E. Sulistyowati & Soenaryo
Dioscorea floribunda, a potential
(1987). Penggunaan bahan organik
source of nematicides of plant ori-
dan abu sekam padi untuk mengen-
gin. Nematol. Medit., 28, 145149.
dalikan nematoda parasit di pem-
Nur, A.M.; Zaenudin & S. Wiryadiputra bibitan kopi. Pelita Perkebunan,
(2000). Morfologi dan sebaran akar 2,146151.
kopi robusta klon BP 308 pada lahan
Wiryadiputra, S.; A.B. Santoso & S. Mawardi
endemik nematoda parasit Praty-
(1994). Ketahanan beberapa jenis
lenchus coffeae. Pelita Perkebunan,
dalam marga Coffea terhadap nema-
16, 121131.
toda Pratylenchus coffeae pada sta-
Oka, Y.; B. Ben-Daniel & Y. Cohen (2006). dium bibit. Prosiding Simposium
Control of Meloidogyne javanica by Pemuliaan Tanaman III di Pusat
formulations of Inula viscosa leaf Penelitian Kopi dan Kakao, Jember,
extracts. Journal of Nematology, 38, 67 Desember 1994. 8 hal.
4651.
Wiryadiputra, S. (1996). Ketahanan kopi
Panthi, B.B.; B. Devkota & J.U. Devkota Robusta terhadap nematoda luka akar
(2008). Effect of botanical pesticides kopi, Pratylenchus coffeae. Pelita
on soil fertility of coffee-orchards. Perkebunan, 12,137148.
The Journal of Agriculture and En-
Wiryadiputra, S. (1997). Pengaruh pupuk
vironment, 9, 1622.
kandang dan penyiraman larutan
Prakash, A.; J. Rao & V. Nandagopal (2008). oksamil terhadap populasi Praty-
Furure of botanical pesticides in rice, lenchus coffeae dan pertumbuhan
wheat, pulses and vegetables pest tanaman kopi Arabika Kartika.
management. Journal of Biopes- p. 186189. In: Risalah Kongres
ticides, 1, 154169. Nasional XIV dan Seminar Ilmiah PFI.
(Penyunting: Suparman S.H.
Prijono, D. & S. Manuwoto (1997). Evalua-
Kusuma, et al.). Palembang, 2729
tion of insecticidal activity of seed
Oktober 1997.
extracts of annonaceous fabaceous and
meliaceous plants against mungbean Wiryadiputra, S. (1998). Percobaan pen-
beetle, Callosobruchus maculates dahuluan pengaruh minyak mimba dan
(F.). p.161171. In: M. Sidik et al. ekstrak biji srikaya terhadap morta-
(Eds), Proceedings of the symposium litas Helopeltis sp. (Heteroptera:
on pest management for stored food Miridae). Jurnal Perlindungan
and feed. Biotrop Special Publica- Tanaman Indonesia, 4, 97105.

PELITA PERKEBUNAN, Volume 26, Nomor 3, Edisi Desember 2010

167
Wiryadiputra et al.

Wiryadiputra, S. (2002). Pengaruh bio- Wiryadiputra, S.; Y.D. Junianto; Siwi Indarti,
nematisida berbahan aktif jamur Mulyadi; B. Rahayu & D.Widianto
Paecilomyces lilacinus strain 251 (2003). Pengaruh bakteri khitinolitik
terhadap serangan Pratylenchus dan serbuk khitin terhadap populasi
coffeae pada kopi Robusta. Jurnal Pratylenchus coffeae dan per-
Perlindungan Tanaman Indonesia, tumbuhan bibit kopi. Jurnal
8,1826. Fitopatologi Indonesia, 7, 4553.
Wiryadiputra, Soekadar & Loang K. Tran
(2008). Plant-parasitic nematodas of ***********
Coffee: World Report. p. 277292.
In: Souza, R.M. (Editor), Plant Para-
sitic Nematodas of Coffee. Springer.
The Netherlands.

PELITA PERKEBUNAN, Volume 26, Nomor 3, Edisi Desember 2010

168

Anda mungkin juga menyukai