BAB I
PENDAHULUAN
1
Manusia
Barang
/ Jasa
2
Tujuan :
Setelah mempelajari diktat ini diharapkan mahasiswa /pembaca akan
lebih memahami / mengerti tentang :
- Pengertian dan Peran Manajemen
- Analisa Input dan Output dalam Manajemen
- Misi dan tujuan Manajemen
- Proses atau Fungsi Manajemen
- Sumber-sumber Manajemen
BAB II
DASAR DASAR MANAJEMEN
INPUT OUTPUT
PROSES
Catatan :
- Sistem adalah suatu rangkaian yang saling bergantung, berupa
networking /jaringan kerja yang koheren
- Sebagai sistem atau jaringan ada yang terbuka dan ada yang
tertutup
Input : Proses :
- Semen / PC Output:
- Koral / - Mesin penuang Adukan
Kricak Material / beton
- Pasir - Mesin pengaduk
- Air / Molen
Keterangan :
I : Input pembuatan adukan beton berupa air, semen, pasir dan kerikil
P : Proses adalah pengadukan material itu di mesin aduk
O : Output adalah hasil proses berupa adukan beton
Manajemen sebagai suatu sistem dapat dilihat dari bentuk dasar proses
produk tersebut.
Berdasarkan analisa sistem input proses produk tersebut maka dalam
menganalisa manajemen dapat disusun pertanyaan sebagai berikut :
- Apakah masukan / input manajemen itu ?
- Bagaimana proses manajemen tersebut ?
PENGENDALIAN PERENCANAAN
( CONTROLLING ) ( PLANNING )
MENEJER
PENGORGANISASIAN
PELAKSANA ( ORGANITATIONS )
( ACTUATING )
2. Proses
Proses merupakan kegiatan atau langkah-langkah untuk mencapai
tujuan. Langkah tersebut adalah perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan.
A. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pemikiran, perumusan,
pembuatan alternatif serta pengambilan kepuasan. Dalam
perencanaan memanfaatkan sumber daya telah didesain secara
efisien dengan telah memasukkan faktor-faktor yang dapat
menghambat atau sebagai penghalang dalam rangka pencapaian
tujuan.
Perencanaan merupakan penjabaran tujuan ke dalam kegiatan-
kegiatan dan jadwal sumber daya yang diperlukan.
1) Langkah dalam membuat rencana
- Rumuskan tujuan dengan baik
- Kumpulkan data, fakta dan informasi yang berkaitan
dengan tujuan
- Analisa, klasifikasi dan menentukan data fakta yang
berkaitan dengan tujuan
- Buat alternatif
- Cari alternatif yang paling baik
- Pilih alternatif / keputusan
- Buat juklak dan juknis pelaksanaan
- Monitoring dan evaluasi pelaksana
B. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah upaya untuk menyusun,
mengelompokkan kegiatan, menstrukturkan serta mewadahi
kegiatan-kegiatan dalam suatu bagan organisasi. Menyusun tata
laksana serta tata hubungan unit-unit dalam organisasi tersebut,
memilih dan menetapkan orang-orang serta pengaturan
penugasan, dan memberikan hak dan kewajiban kepada orang-
orang tersebut di dalam organisasi.
a. Struktur Organisasi
1) Pengertian
Struktur organisasi adalah struktur hirarki atau hubungan
tugas, wewenang dan tanggungjawab dari unit-unit kerja dan
orang-orang dalam organisasi dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
Organisasi diartikan pula sebagai suatu jaringan informasi
formal dari organisasi dalam rangka pengambilan keputusan
dan pelaksanaan arti tugas-tugas yang telah ditetapkan untuk
mencapai tujuan organisasi.
KEPALA
KEPALA
KEPALA
KEPALA
KEPALA
KEPALA
DIREKTUR
DIREKTUR
Contoh :
- Struktur organisasi Staf
Organisasi perusahaan konsultan biasanya
menggunakan tipe organisasi Staf
DIREKTUR
STAF STAF
Contoh :
- Struktur organisasi Lini dan Staf
Organisasi Instansi Pemerintah (Departemen) umumnya
menggunakan tipe organisasi Lini dan Staf
C. PELAKSANAAN (ACTUATING)
Pelaksanaan adalah suatu upaya dari pimpinan untuk
menggerakkan orang-orang yang telah ditugaskan dalam suatu
organisasi yang baik sehingga tujuan dapat dicapai sebaik-
baiknya.
Keberhasilan untuk menggerakkan orang-orang tersebut
tergantung kemampuan dalam :
- Kemampuan (Leader Ship)
- Kemampuan berkomunikasi (communication)
- Kemampuan dalam koordinasi (coordinating)
1. Kepemimpinan
Bagi seorang pemimpin, apakah dia adalah pemimpin tingkat
atas, menengah atau pemimpin dasar harus mempunyai
kemampuan memimpin. Ada yang mengatakan kepemimpinan
adalah bakat seseorang. Jadi tidak semua orang dapat
memimpin.
Pendapat itu ada benarnya, tapi tidak mutlak.
c) Type Pemimpin
Setiap orang mempunyai sifat dan tabiat sendiri. Dalam
memimpin suatu organisasi sifat dan tabiat itu
berpengaruh. Dengan adanya tabiat dan pengaruh-
pengaruh itu, maka melahirkan berbagai type pemimpin.
Tipe pemimpin sangat banyak dan bervariasi. Secara umum
tipe kepemimpinan dibagi dalam tiga kelompok yaitu Type
otoriter, laissez dan demokratis.
- Pemimpin yang Otoriter
Pemimpin type ini tidak senang terhadap usul karyawan
Perintahnya adalah mutlak
Bawahan cenderung menjadi penurut, kurang
berinisiatif, takut mengambil resiko. Akibatnya banyak
laporan dibuat Asal Bapak Senang (ABS) sehingga
masalah-masalah dalam organisasi yang jelek tidak
diketahuinya
2. Komunikasi
Komunikasi adalah proses menyampaikan dan menerima
informasi atau pesan.
Komunikator : yang menyampaikan pesan/informasi
Komunikan : yang menerima pesan/informasi
Pesan/informasi : yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan
Didalam system komunikasi /Informasi yang dibangun
haruslah terlebih dahulu dibuat rencana jaringan kerja /
network planning, dimana perencanaan dalam membuat
nerworking sangat menentukan untuk pencapaian efisiensi dan
efektivitas sehingga akan didapat kemudahan dan
penghematan dana / meminimalkan cost.
Komunikasi ada yang searah dan ada yang dua arah
Komunikasi searah
INFORMASI
KOMUIKATOR / PESAN KOMUNIKAN
PESAN
KOMUNIKATOR KOMUNIKAN
PESAN BALIK
3. Koordinasi
Kegiatan dalam organisasi dilakukan oleh orang-orang atau unit-
unit kerja.
Pimpinan harus mampu mengkoordinasikan orang-orang atau
unit kerja, agar satu sama lain dapat mendukung pencapaian
tujuan secara bersama.
Tidak ada gunanya satu unit kerja dapat bekerja cepat sedangkan
unit lain lambat. Karena hasil akhir adalah hasil unit secara
bersama.
D. PENGENDALIAN / CONTROLLING
Pengendalian merupakan upaya agar pelaksanaan sesuai dengan
rencana. Oleh karena itu hubungan perencanaan dan
pengendalian sangat erat.
Perencanaan merupakan input sedang pengendalian merupakan
proses untuk mencapai hasil dari umpan balik perencanaan.
Pengendalian tidak dapat dilaukan tanpa ada rencana.
1. Manusia.
Yaitu semua jasa manusia yang bekerja untuk organisasi. Mulai dari
tenaga pemimpin, staf, pelaksana sampai tenaga pembantu.
Manusia adalah sumber manajemen yang paling penting. Manusialah
yang dapat menentukan berhasil tidaknya suatu manajemen dalam
mencapai tujuannya.
Manusialah yang memanfaatkan bahan, membelanjakan uang,
menggunakan mesin dan melakukan metode kerja yang ditenetukan.
Sumber manajemen seperti uang, bahan, alat dan metodet idak akan
ada gunanya bila sumber daya manusia tidak tersedia atau mutunya
rendah.
Dalam manajemen modern manusia tidak dipandang sebagai sumber
daya belaka, tetapi sudah merupakan aset atau kekayaan organisasi.
2. Uang
Uang merupakan sumber daya yang penting. Semua kegiatan bahan,
alat, tenaga kerja dan lain-lain dapat diukur / dinilai dengan uang.
Dengan ukuran uang inilah kegiatan manajemen dapat direncanakan,
dilaksanakan dan diukur hasilnya (untung atau rugi). Oleh karena itu
pengelolaan uang dalam organisasi sangat penting.
3. Bahan
Bahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan dalam tahap
pelaksanaan pekerjaan.
4. Alat
Alat adalah alat dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam setiap
tahap pekerjaan dalam proses manajemen.
5. Metoda
Metode adalah cara atau sistem kerja yang digunakan dalam setiap
proses manajemen.
Pada pekerjaan konstruksi metode kerja dapat dilakukan dengan cara
sederhana atau tradisional atau dengan cara modern. Cara kerja
sederhana umumnya padat karya (banyak menggunakan tenaga
kerja). Cara modern pada umumnya padat modal (banyak
menggunakan alat).
Dalam menerapkan metode pelaksanaan harus sudah
dipertimbangkan faktor-faktor, efisiensi, efektifitas, produktifitas,
serta keselamatan dan kesehatan kerja.
II.F. Rangkuman
Dari uraian dimuka maka anda telah mengetahui dasar-dasar
manajemen yang dapat dirangkum sebagai berikut :
o Manajemen sudah merupakan kebutuhan dalam semua
kegiatan manausia dalam memenuhi kebutuhan akan barang
dan jasa
o Manajemen dalam pengertian sederhana adalah kegiatan
bersama dari dua orang atau lebih untuk mencapai suatu
tujuan
o Untuk memahami manajemen dapat dilakukan dengan
pendekatan sistem : Input Proses Produk
o Input manajemen atau sumber manajemen adalah Man, Money,
Meterial, Machine dan Method (5M)
o Proses manajemen adalah Planning, Organizing, Actuating, dan
Controlling (POAC)
o Output manajemen adalah identik dengan tujuan manajemen
o Dalam manajemen kepemimpinan adalah hal yang esential
Banyak faktor yang mempengaruhi kepemimpinan seseorang.
Namun ada faktor utama yang menentukan yaitu kemampuan
pemimpin dalam berkomunikasi.
Pertanyaan
1. Mengapa manajemen pada jaman modern ini sudah menjadi
kebutuhan ?
2. Apa pengertian sederhana manajemen itu ?
3. Dengan pendekatan sistem maka :
o Apakah yang dimaksud dengan output manajemen ?
o Apakah yang terjadi dengan proses manajemen ?
o Apakah yang menjadi Input Manajemen ?
4. 5 M adalah sumber manajemen, sebutkan 5M itu serta mana yang
terpenting dan mengapa demikian ?
5. POAC adalah proses atau fungsi manajemen. Jelaskan !
6. Dalam perencanan apa yang harus dilakukan, serta apakah langkah-
langkahnya ?
7. Apakah yang dimaksud pengorganisasian itu ?
8. Apakah yang dimaksud dengan organisasi staf dan lini itu ?
9. Menggerakkan orang dalam organisasi faktor kepemimpinan sangat
penting
o Apakah yang dimaksud kepemimpinan itu ?
o Ada berapa type pimpinan dan coba jelaskan !
BAB III
III.A. LINGKUP
1. Pengertian
Proyek atau Pekerjaan Konstruksi adalah suatu kegiatan investasi yang
menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang
diharapkan dapat memperoleh keuntungan dalam suatu periode tertentu
(Bappenas TA-SRRP, 2003). Sedang yang dimaksud dengan manajemen pada
pekerjaan konstruksi adalah merupakan tata cara/dan atau pengelolaan proyek
yang terdiri dari kegiatan investasi yang menggunakan faktor-faktor produksi
atau sumber daya (manusia, material, peralatan, keuangan, metode/teknologi)
untuk menghasilkan sebuah Bangunan (berupa barang/jasa), yang diharapkan
ada keuntungan. Maka dalam pelaksanaan proyek, bagi para penyelenggara
proyek terutama pelaksana (jasa konstruksi /pemborong) hendaknya dapat
melaksanakan tugasnya secara professional dalam menyediakan seluruh faktor-
faktor produksi atau sumber daya yang diperlukan oleh suatu proyek, untuk
memenuhi maksud dan tujuan proyek secara sukses yaitu dicapainya standar
mutu yang disyaratkan, serta biaya dan waktu yang telah ditetapkan.
Sedangkan yang dimaksud dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
adalah tahap pelaksanaan kontrak, yaitu tahap pelaksanaan setelah pihak
pemilik dan pihak kontraktor menandatangani kontrak pekerjaan
konstruksi (untukpekerjaan yang dikontrakkan).
Setelah menandatangani kontrak, kontraktor harus segera melaksanakan
pekerjaan di lapangan/site.
Untuk itu kontraktor akan menunjuk seorang site manager (untuk proyek
besar) atau seorang pelaksana lapangan (untuk proyek sedang/kecil) dan
untuk bertindak sebagai wakil kontraktor dilapangan sekaligus menjadi
penanggungjawab pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Site manager atau pelaksana lapangan yang ditunjuk adalah pimpinan /
manager di lapangan. Sebagai pimpinan/manager yang
bertanggungjawab atas kelancaran pekerjaan di lapangan dan
bertanggungjawab atas terwujudnya bangunan yang dibuat menurut
persyaratan yang ditentukan harus mampu bertindak sebagai manager.
Site manager / pelaksana lapangan dituntut kemampuannya dalam
mengelola atau memanager pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Dengan
bekal pengertian-pengertian dasar-dasar manajemen yang telah dibahas
dimuka, maka diharapkan para site manager / pelaksana lapangan akan
tidak mengalami kesulitan dalam mengelola, mengendalikan dan
mengontrol pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang menjadi tanggung
jawabnya.
2. Analisa Manajemen
INPUT OUTPUT
PROSES
3 DOKUMEN
KONTRAK
2
4 SUMBER PELAKS. PEK. 1 BANGUNAN
DAYA (5M) KONSTRUKSI
5 PERATURAN
STANDRT.
KONSTRUKSI
WAKTU
(Time)= T
BIAYA MUTU
(Cost)= C (Quantity)= Q
a. Waktu
Waktu dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi telah ditentukan
dalam dokumen kontrak. Keberhasilan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dapat diukur dari waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan itu. Bila pekerjaan dapat diselesaikan
(dapat diserahkan ke pemilik) tepat atau dalam tempo lebih cepat
b. Mutu
Bangunan yang dapat diselesaikan dengan mutu yang baik,
menunjukkan bahwa site manager / pelaksana lapangan
telahbekerja dengan cermat dan teliti.
Hasil kerja yang bermutu akan memberi nilai lebih bagi
perusahaan. Karena perusahaan akan mendapat kepercayaan dari
owner dan masyarakat. Perlu diingat, bangunan dibuat untuk
dimanfaatkan dalam waktu lama. Bila ada bangunann yang dibuat
dengan mutu yang kurang baik, akan dilihat orang banyak dan
akan dipertanyakan siapa yang membuat bangunan itu ? kalau ini
terjadi, maka perusahaan anda dan anda sendiri akan tidak
dipercaya untuk melakukan pembangunan di lain kesempatan.
Untuk dapat menghasilkan mutu bangunan yang baik perlu
mendapat perhatian tentang :
Mutu bahan bangunan yang digunakan
Alat yang digunakan
Metode kerja yang cocok
Mutu /ketrampilan tenaga kerja yang digunakan
c. Biaya
Bila site manager / pelaksana lapangan dapat menyelesaikan
bangunan dalam waktu yang ditentukan dengan mutu yang baik
serta dengan biaya yang seefisien mungkin dan dapat
dipertanggungjawabkan secara baik, sehingga kontraktor
mendapat keuntungan, maka site manager / pelaksana lapangan
telah melakukan tugas dengan sangat baik. Mestinya ia akan
mendapat nama dalam perusahaan.
Penggunaan biaya atau dana merupakan salah satu tolak ukur
keberhasilan. Penggunaan atau peningkatan dana yang baik,
efisien dan efektif sangat berpengaruh akan keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Oleh karena itu site manager / pelaksana lapangan dalam
melakukan tugasnya harus berorientasi kepada efisiensi
penggunaan dana.
Sikap hemat, cermat, teliti dan produktif dari para site manager /
pelaksana lapangan dapat dibutuhkan.
2. PROSES
Mengacu pada rumusan tujuan, yang unsur pentingnya adalah TQC,
maka pelaksanaan pekerjaan perlu direncanakan sebaik-baiknya
diorganisasikan agar tetap, dilaksanakan secara cermat, serta
dikontrol agar semua rencana dapat dilaksanakan sebaik-baiknya
sehingga tujuan dapat dicapai.
Perencanaan
Berdasarkan pengertian dari dasar-dasar manajemen, maka
perencanaan merupakan proses pemikiran, perumusan,
pembuatan alternatif dan menetapkan keputusan.
Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi banyak sekali rencana
yang harus disiapkan. Rencana-rencana itu antara lain :
Rencana site (site plan)
Rencana waktu (penjadwalan)
Organisasi pelaksana
Rencana sumber daya
Rencana Anggaran Pelaksana (RAP).
Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja.
Rencana Kebutuhan Bahan dan Alat.
Rencana Kerja dan Metode Kerja
Rencana Teknis
Gambar kerja.
Gambar detail.
Gambar yang dipersyaratkan dibuat oleh kontraktor.
Rencana Pengendalian
Catatan :
Kantor dan fasilitas proyek sebaiknya ditempatkan pada blok
plan untuk taman (F)
1 2 5 6 9
4 8
Bulan Ke
No. Pekerjaan
I II III IV
1. Pek. Pondasi
2. Pek. Struktur
3. Pek. Fasilitas
4. Pek. Finishing
1.Tenaga Ahli 2 4 6 2
2.Supervisor 4 10 15 4
3.Operator +Mekanik 6 12 12 6
4.Juru 4 10 10 4
5.Tukang 50 100 150 60
6.Tenaga dasar 100 200 250 100
JUMLAH 166 336 443 176
Contoh :
Bulan Ke
No. Pekerjaan
I II III IV
1. Pek. Pondasi
2. Pek. Struktur
3. Pek. Fasilitas
4. Pek. Finishing
1.Batu Kali
2.Batu Bata
3.Pasir
4.Kerikil
5.PC
6.Kayu Begisting
7.Baja Konstruksi
8.Baja Konstruksi
TOTAL
Bulan Ke
No. Pekerjaan Keterangan.
I II III IV
1. Pek. Pondasi
2. Pek. Struktur
3. Pek. Fasilitas
4. Pek. Finishing
a.Upah Rp
a.Bahan Rp
a.Alat Rp
a.Overhead Rp
TOTAL
R
PEKERJAAN
1.
TANAH
P
R
PEKERJAAN
2.
PONDASI
P
R
PEKERJAAN
3.
STRUKTUR
P
R
PEKERJAAN
4.
DINDING
P
R
PEKERJAAN
5.
ATAP
P
R
PEKERJAAN
6.
INSTALASI
P
R
PEKERJAAN
7.
FINISHING
P R
PEKERJAAN R
8. JALAN DAN
SALURAN P
PEKERJAAN R
9. HALAMAN P
TAMAN P
PROSENTASE HARI/BLN KERJA KUANTITAS
PROSENTASE HASIL KERJA KUALITAS
3. PENGORGANISASIAN
A. Struktur Organisasi
Pengorganisasian adalah jawab atas pertanyaan siapa yang akan
melaksanakan seluruh rencana itu.
Dalam pekerjaan konstruksi ada berbagai organisasi yang terkait.
Secara bagan dapat dilihat kaitan organisasi tersebut :
PEMILIK/PIMPRO
KONSULTAN PELAKSANAAN
KONSULTAN
PEKERJAAN
/PERENCANA KONSTRUKSI /PENGAWAS
SUB KONTRAKTOR
SITE MANAGER
KEPALA PEL.
LAPANGAN
STAF LAPANGAN
TEKNIK, ADMS
PELAKSANA
LAPANGAN
ADMINISTRASI
B. Tata laksana
Tata laksana adalah uraian tugas dan tanggungjawab dari unit-
unit kerja.
Berikut diberikan uraian contoh singkat, tatalaksana untuk
organisasi pelaksanaan menurut organisasi pada contoh diatas :
1. Site Manager
- Site manager atau perusahaan bertanggungjawab kepada
Pimpro / Direksi /Pemilik
- Site manager bertanggungjawab kepada direksi perusahaan
- Menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan
- Menggerakkan bawahannya
- Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan kepada perusahaan
2. Bagian Tehnik
- Bertanggungjawab kepada manager
- Melaksanakan pekerjaan
- Membuat laporan
- Melakukan administrasi tehnik
3. Bagian Logistik
- Bertanggungjawab kepada Site Manager
- Pengadaan bahan, alat serta pengelolaannya
- Bertanggungjawab atas operasi alat-alat
- Mendukung operasi dari pelaksanaan lapangan
4. Bagian Administrasi
- Bertanggungjawab kepada site manager
- Melakukan ketata usahaan
- Melakukan administrasi keuangan
- Kepegawaian dan ketenagakerjaan
- Urusan rumah tangga
5. Kepala Pelaksana
- Bertanggungjawab kepada site manager
- Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan
- Mengkoordinasikan dan memimpin para pelaksana
lapangan
6. Pelaksanaan Lapangan
- Bertanggungjawab kepada kepala pelaksana
- Bertanggungjawab atas kelancaran pekerjaan yang menjadi
kewajibannya
- Memberi perintah kepada pembantu pelaksana / Mandor
4. PELAKSANAAN
Setelah semua rencana disusun, organisasi telah ditetapkan, orang-
orang telah ditunjuk, maka tahap selanjutnya adalah Pelaksanaan.
Pelaksanaan hakekatnya adalah kegiatan menggerakkan,
mengkoordinasikan dan memotifikasi orang-orang atau unit kerja
dalam organisasi agar dapat melakukan tugas menurut aturan, efisien,
produktif serta terkendali sehingga sasaran-sasaran dapat dicapai
secara harmonis sehingga tujuan dapat dicapai sebaik-baiknya.
Pada pelaksana pekerjaan konstruksi maka kegiatan lingkup
pelaksanaan meliputi kegiatan memberi perintah, supervisi, inspeksi,
evaluasi, koordinasi dan tindakan turun tangan.
a) Memberi perintah
Perintah adalah fungsi pimpinan disetiap eselon dalam
menggerakkan orang-orang bawahannya atau perintah kepada
rekanan untuk melakukan suatu pekerjaan/tugas.
Perintah dapat dilakukan secara lisan atau tertulis. Untuk intern
organisasi, perintah dituangkan dalam surat memo dinas / dalam
buku harian.
Perintah untuk pihak extern organisasi misalnya perintah kepada
sub kontraktor / pemasok dituangkan dalam kontrak/Surat
Perintah Kerja (SPK).
b) Supervisi
Supervisi merupakan fungsi pimpinan dalam arahan, bimbingan
kepada bawahan untuk melakukan dengan baik dan teliti.
supervisi terutama diberikan pelaksana pekerjaan yang berkaitan
dengan tehnik konstruksi, teknologi dan metode kerja.
c) Inspeksi
Merupakan fungsi pimpinan dalam rangka pengecekan terhadap
progres pekerjaan, mutu, waktu, penggunaan sumber daya,
d) Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai laporan dan hasil temuan
dalam inspeksi.
e) Koordinasi
Adalah kegiatan untuk menginkronkan bagian-bagian
pelaksanaan pekerjaan, agar tidak terjadi sesuatu bagian lambat
dan bagian lain terlalu cepat. Ini dilakukan dengan rapat antara
pimpinan dan staf.
5. PENGAWASAN / CONTROL
Pengawasan adalah kegiatan yang bertujuan agar semua proses
kegiatan dapat dilaksanakan menurut rencana sehingga tujuan dapat
diwujudkan seperti yang ditentukan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, pengawasan diarahkan agar
TQC dapat dicapai sebaik-baiknya.
Rangkuman
Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud Site Manajemen atau Manajemen Lapangan ?
2. Apakah masukan pada proses Site Manajemen ?
3. Coba rumuskan Site Manajemen itu ?
4. Dokumen kontrak termasuk masukan dalam proses Site Manajemen.
Apakah yang dimaksud dengan dokumen kontrak itu ? Dokumen apa
saja yang perlu mendapat perhatian dan dipelajari dengan teliti ?
5. Standar dan Produksi dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi juga
tergolong masukan. Dapakah anda sebut beberapa prasarana dan
standar konstruksi itu ?
6. Apakah yang dimaksud rencana teknis dan rumusan manajemen pada
site manajemen ?
7. Coba sebut type organisasi yang umumnya digunakan pada site
manajemen ?
8. Mengapa pelaksanaan lapangan tergolong pada garis lain dalam
organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi ?
9. Coba sebut secara garis besar tugas pokok site manager dan pelaksana
lapangan ?
10. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi meliputi kegiatan apa saja ?
11. Apakah yang dimaksud dengan kegiatan supervisi, inspeksi dan
koordinasi pada tahap pelaksanaan ?
12. Pengorganisasian dalam pekerjaan konstruksi difokuskan pada
pengawas waktu, mutu dan biaya pelaksanaan. Mengapa ?
13. Mutu hasil pekerjaan konstruksi dipengaruhi faktor-faktor apa ?
14. Apakah perangkat untuk pengontrol mutu ?
BAB IV
ADMINISTRASI KONTRAK
IV.I PENDAHULUAN
IV.I.1 Pengertian kontrak
Kontrak adalah suatu perjanjian antara pihak, yang disusun berdasarkan
penawaran dan kesepakatan.
Persyaratan-persyaratan kontrak tersebut pada umumnya dibutuhkan oleh
hukum, sehingga penawaran dan kesepakatan itu mempunyai kekuatan
hukum.
Hukum dalam hal ini diartikan sebagai sejumlah aturan sebagai penunjuk
arah perilaku manusia yang mungkin ditegaskan oleh badan-badan yang
berwenang.
Kontrak untuk pekerjaan konstruksi biasanya, dibuat secara tertulis,
dengan mengikuti bentuk standard yang tersedia misalnya, FIDIC
(Federation Internationale Des Ingenieurs Conseils = The International
federation of consulting Engineers).
IV.I.2. Penawaran
Suatu undangan tender kepada kontraktor, mengandung arti agar
perusahaan tersebut menyampaikan penawaran untuk melaksanakan
suatu pekerjaan.
Di dalam undangan tender kadang-kadang dinyatakan, bahwa pemberi
tugas tidak terikat untuk menyepakati penawaran manapun. Dalam
penyepakati suatu penawaran, lazim dan beberapa kriteria sebagai
pedoman yang dipakai oleh pemberi tugas. Juga haruslah dinyatakan
berapa lama penawaran tersebut dianggap masih berlaku.
Di dalam menyampaikan penawaran tersebut, ditetapkan sejumlah aturan
yang harus diikuti, agar penawaran tidak ditolak seperti misalnya :
- Waktu penyampaian
- Format dan pernyataan-pernyataan yang telah ditentukan
- Amplop
- Lampiran-lampiran tertentu yang harus diadakan
PROSES TENDER
UNDANGAN TENDER
PENGAMBILAN DOKUMEN
MEMPELAJARI DOKUMEN
PERHITUNGAN
TDK IKUT ? VOLUME
YA
AANWIJZING
BILL OF
YA QUANTITY
?
TIME SHEDULE
PERMINTAAN
HARGA SUB SURVEY LAPANGAN
METODE
KONSTRUKSI
BASIC PRICE
KELENGKAPAN
ADMINISTRASI
ANALISA HARGA
SATUAN
KEBUTUHAN
ALAT DAN
TENAGA
DIRECT COST
MARK UP
PENAWARAN
IV.3.1Tahap Pra-Tender
a. Bill of Quantities (BQ)
Pasal 55 berbunyi :
Volume yang tercantum di dalam BQ adalah perkiraan volume dari
pekerjaan, namun semuanya itu tidak dapat dianggap sebagai volume
yang nyata dan benar bagi pekerjaan yang dilaksanakan oleh
kontraktor di dalam memenuhi kewajibannya di dalam kontraktor.
Yang perlu memperoleh perhatian adalah :
- Bahwa walaupun itu dinyatakan hanya perkiraan, namun karena
disiapkan oleh Pemberi tugas, kemungkinan besar tidak jauh
menyimpang dari kenyataan.
- Walaupun demikian perlu dilakukan pemeriksaan sedini mungkin
dengan melihat kepada spesifikasi maupun gambar-gambar yang ada.
Hal ini untuk meyakinkan ada atau tidak penyimpangan yang fatal
dari BQ tersebut.
Bagaimana waktu yang tersedia terasa sangat ketat, pemeriksaan ini
dibatasi atas item-item yang besar porsi biayanya.
b. Cara pembayaran
Pasal 57 : Pekerjaan-pekerjaan akan diukur secara bersih (netto), sesuai
dengan kebiasaan umum atau lokal, kecuali diuraikan secara khusus dalam
kontrak.
Ketentuan semacam ini tentu tidak jelas pengertiannya.
Kemungkinan-kemungkinan yang terlihat adalah :
- Pengalaman dalam dokumen tender, ada informasi tentang acuan cara
perhitungan volume atau ada lampiran cara-cara perhitungan
tersebut, maka perbedaan antara kontraktor dengan Pemberi Tugas
sangat diperkecil.
- Apabila hal-hal di atas tidak tercantum dalam dokumen tender, maka
kontraktor dapat mengambil referensi kepada :
- Pengalaman pelaksanaan proyek-proyek lain.
Kebiasaan yang berlaku diwilayah atau instansi pemilik proyek.
- Acuan standar yang diperkirakan sesuai, yang luas digunakan secara
internasional. Misalnya saya Principles of Measurement
c. Peninjauan Lapangan :
Pasal 11 :
Pemberi tugas menyediakan bagai kontraktor dalam dokumen tender
seperti data hidrologi dan keadaan di bawah permukaan tanah, yang
didapatoleh atau atas nama Pemberi Tugas dari penelitian yang dilakukan
berkenaan dengan pekerjaan, dan tender dianggap sudah didasarkan atas
data-data tersebut, namun kontraktor bertanggung jawab atas penafsiran
yang dilakukan sendiri.
Kontraktor dianggap juga telah memeriksa dan meneliti lapangandan
daerah sekitarnya serta informasi yang tersedia yang berkaitan dengannya,
dengan sepuas-puasnya sebelum mengajukan penawaran, sebagaimana
bentuk dan sifat-sifatnya termasuk keadaan di bawah permukaan tanah,
hidrologi dan iklim, lingkup dan sifat dari pekerjaan dan bahan-bahan
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, saran-saran untuk
mencapai site dan akomidasi yang informasi yang diperlukan dianggap
telah diperoleh, yang berkaitan dengan resiko, hal-hal yang tidak diduga
dan semua keadaan lainnya yang mungkin mempengaruhi penawaran.
Pasal 8 :
(1) Kontraktor harus tunduk pada persyaratan kontrak, dan dengan
seksama dan segiat-gatnya melaksanakan dan menyelenggarakan
pekerjaan dan menyediakan semua pekerjaan termasuk pengawasan
terhadap, bawahan-bawahan, perakitan konsturksi dan barang
lainnya, baik bersifat sementara maupun tetap yang diperlukan
sesuai persyaratan didalam atau dapat disimpulkan dari kontraktor.
(2) Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas stabilita dan
keamanan yang memadai untuk semua kegiatan pekerjaan dan
konstruksi, dengen ketentuan kontraktor tidak bertanggung jawab
atas perencanaan atau spesifikasi pekerjaan permanen atau untuk
perencanaan atau spesifikasi setiap pekerjaan sementara yang
dipersiapkan oleh Direksi.
Beberapa hal penting yang dapat kita lihat dari tanggung jawab umum
kontraktor ini adalah :
Kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan (termasuk masa pemeliharaan) sesuatu yang
telah disepakati. Apabila gagal memenuhi waktu ini, karena
kesalahan kontraktor, maka kontraktor harus membayar denda.
b. Mulainya pekerjaan :
Setelah menerima surat persetujuan dari Pemberi Tugas penawarannya,
maka untuk memulai pekerjaan, kontraktor membutuhkan 2 hal lagi yaitu :
Surat instruksi memulai pekerjaan dari Direksi.
Surat pemberitahuan dari Pemberi Tugas tentang ijin masuk site.
Pasal 41 : Kontraktor harus memulai pekerjaan-pekerjaan di site dalam
waktu yang disebutkan dalam keterangan tambahan (appendix) dari
kontraktor sesudah diterimanya perintah tertulis dari Direksi dan
harus melaksanakan hal tersebut dengan secepatnya tanpa ditunda
kecuali bila dengan tegas dibuatkan atau diperintahkan oleh Direksi
atau kesemuanya adalah di luar kekuasaan kontraktor.
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan mulainya pekerjaan ini
adalah :
Periode mulainya pekerjaan dalam interval waktu tertentu seperti
yang disebutkan dalam Appendik, dapat disebutkan juga periode
mobilitas. Waktu penyelesaian pekerjaan dihitung sejak hari terakhir
periode mobilisasi.
Kalau kontraktor tidak memulai pekerjaan pada periode ini, dan tidak
dapat memberi alasan yang dapat diterima oleh Direksi, maka direksi
akan memberi peringatan. Bilamana dengan ini, kontraktor tidak
memulai pekerjaan dalam waktu 28 hari, maka Pemberi Tugas
menganggap kontraktor lalai maka Pemberi Tugas akan mengambil
alih pekerjaan atas tanggungan kontraktor.
Bilamana kontraktor tidak dapat melaksanakan pekerjaan, karena site
belum mampu disediakan oleh Pemberi Tugas, maka kontraktor
harus menulis surat kepada Direksi, tentang penyediaan site yang
diperlukan kalau site tersebut tetap tak tersedia, maka kontraktor
berhak :
Mendapat pembayaran atas biaya yang timbul atas keterlambatan
yang disediakan oleh kegagalan Pemberi Tugas menyediakan site.
Mendapat perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
c. Program
Persyaratan tentang program terdapat pada pasal 14. Hal-hal pokok yang
berkaitan dengan program dari kontraktor, adalah sebagai berikut :
Program harus disampaikan kepada Direksi, dalam suatu interval
waktu tertentu, setelah kontraktor menerima persetujuan atas
penawarannya.
Interval waktu biasanya disebut dalam persyaratan khusus, atau
dalam dokumen tender atau spesifikasi.
Program itu menerapkan secara garis besar cara pelaksanaan
pekerjaan. Berdasarkan ini, Direksi dan Pemberi Tugas akan
menyusun penyediaan gambar-gambar, site dan dana.
Program tersebut dapat dirubah, tanpa mengubah waktu
penyelesaian yang telah disepakati.
Persetujuan direksi terhadap program tersebut, tidak mengurangi
tanggung jawab kontraktor seperti tersebut dalam kontrak.
Program ini dapat diperlihatkan dalam bentuk bachrat atau lintasan
kritis, tergantung kepada kontraktor, kecuali ditetapkan secara khusus
dalam dokumen tender atau spesifikasi, yang diperlukan kontraktor
dari Direksi hanya persetujuan atas isinya, bukan bentuk
penyajiannya.
Kalau terjadi Direksi memutuskan bahwa program secara bar-chart yang
disampaikan kontraktor bukanlah hal yang diinginkannya, dan dia
menginginkan bentuk lintasan kritis, masa kontraktor berhak mendapat
pembayaran atas pembuatan program tersebut dan segala biaya lainnya
yang berkaitan dengan pembuatan itu.
d. Peralatan Proyek
Pasal 53 :
(1) Semua peralatan konstruksi, pekerjaan sementara dan bahan-bahan
yang disediakan oleh Kontraktor bila telah berada di site, maka
dianggap semata-mata untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut dan
kontraktor tidak akan memindahkannya kecuali untuk keperluan
perpindahan dari satu bagian ke bagian lain didalam site itu tanpa
persetujuan tertulis dari Direktur, yang tidak akan menolaknya secara
tidak wajar.
(2) Sesuai pekerjaan selesai, maka kontraktor akan memindahkan dari
site satu peralatan konstruksi dan pekerjaan sementara konstruksi dan
pekerjaan sementara yang tertinggal dan setiap bahan-bahan yang
tidak terpakai milik kontraktor.
(3) Pemberi tugas setiap waktu tidak bertanggungjawab atas kehilangan
atau kerusakan untuk setiap peralatan konstruksi tersebut, pekerjaan
sementara pada pasal 20 dan pasal 65 dari persyaratan kontrak ini.
(4) Mengenai peralatan konstruksi yang telah diimpor oleh kontraktor
untuk keperluan pekerjaan, maka Pemberi Tugas membantu
kontraktor dimana diperlukan dalam mendapatkan setiap persetujuan
f. Klaim
Perihal klaim tercantum dalam pasal 52 pasal ini cukup panjang, sehingga
pada tulisan ini bunyi pasal ini tidak akan tertulis lagi.
Disini hanya akan dikemukakan beberapa hal penting berkenaan dengan
klaim tersebut.
(1) Klaim yang diajukan oleh kontraktor harus kuat dan menyakinkan,
logis alasanya dan disajikan dengan baik.
(2) Kontraktor hendaknya memberitahukan kepada Direksi setiap klaim
yang diajukan. Rincian klaim, dapat saja diajukan kemudian, pada
saat diajukan kemudian, pada saat dianggap tepat oleh kontraktor.
Tetapi waktu pengajuan itu, harus sebelum saat penyerahan kedua
dari pekerjaan.
(3) Walau klaim ini terdapat dalam pasal tentang variation order,
namun pengajuan klaim tidak terbatas hanya untuk varia tion order
tersebut melainkan berlaku untuk kontrak.
(4) Nilai daripada klaim, perlu disampaikan kepada Direksi setiap bulan,
dengan uraian serinci mungkin, Pengajuan klaim secara ini, akan
menjadi bagian dari tagihan pembayaran.
(5) Hal-hal yang dapat dijadikan bahan untuk klaim, antara lain adalah :
Kelebihan volume pekerjaan
Kesesuaian pelaksanaan item-item dari BQ.
Adanya pekerjaan baru
Penafsiran spesifikasi
Akses ke site
Keterlambatan mulainya pekerjaan
Keterlambatan selama pelaksanaan
Adanya kerusakan
Menunggu gambar-gambar
Keterlambatan persetujuan direksi atau pemberi tugas
Kondisi musim
Metode konstruksi
Penggantian material
Pemogojan
Keadaan fisik site
Kesulitan dengan supplier
Cacat pekerjaan yang telah diberitahukan
Tindakan-tindakan suatu nominated sub kontraktor
Variation order
Kebiasaan-kebiasaan setempat
Percepatan pekerjaan
Penundaan pekerjaan
Penyelidikan/pemeriksaan/pengujian
Tindakan oleh Pemberi tugas
Keterlambatan dalam pembayaran
Kesulitan dalam bea/cukai
Ijin kerja
Pengujian
Hak-hak yang syah/tertulis
Pemakaian sumber daya yang dibawah normal
Resiko-resiko khusus
Resiko yang dikecualikan
(6) Penyajian klaim, dapat dibuat dalam berbagai cara dan bentuk,
tergantung kepada masing-masing kontraktor, walaupun demikian
ada beberapa saran sistimatika sebagai berikut :
Pendahuluan
Berisi ikhtisar tentang inti materi yang ingin disampaikan oleh
kontraktor.
Latar belakang
Menguraikan data-data historis yang mempengaruhi pekerjaan
yang di klaim.
Argumentasi secara kontraktual :
Hal ini merupakan bagian penting dari penyajian klaim.
Diuraikan tentang pasal atau pasal-pasal yang dijadikan dasar
klaim.
Dimungkinkan juga untuk menunjukkan referensi tentang klaim
serupa yang diketahui yang berhasil dimenangkan melalui
arbitrasi atau pengadilan.
Data pendukung
Data ini dapat disajikan dalam lampiran.
Data ini sejauh dimungkinkan mencakup hal-hal berikut.
Catatan-catatan lapangan
Foto-foto
Laporan harian
Grafik
Perintah
Rencana kerja
Peta situasi
Analisa harga satuan yang sesuai
Gambar-gambar
Tagihan-tagihan
Daftar upah
Keuangan
Pada umumnya analisa keuangan, pada intinya merupakan
perbandingan antara biaya-biaya yang diperkirakan oleh kontraktor
sesuai rencana kerja yang disetujui dengan biaya-biaya yang terjadi
pada waktu melaksanakan pekerjaan yang dipengaruhi oleh keadaan-
keadaan yang dijadikan klaim tersebut.
h. Masa pemeliharaan :
Masa pemeliharaan dan kerusakan terdapt pada pasal 49.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
(1) Lamanya masa pemeliharaan, biasanya sudah dicantumkan dalam
dokumen tender.
Direksi tidak dapat mengubah masa pemeliharaan ini dengan
mengeluarkan perintah atau variation order.
(2) Dalam masa pemeliharaan, kontraktor melaksanakan :
Sisa pekerjaan yang belum selesai
Perbaikan atas pekerjaan yang cacat/rusak
Menjaga semua bangunan permanen dalam keadaan seperti
disyaratkan kontrak pada waktu Direksi menerbitkan berita acara
penyerahan pertama.
Tetapi kontarktor tidak bertanggung jawab atas kerusakan yang
normal/wajar.
(3) Apabila kerusakan pada pekerjaan pada masa pemeliharaan ini
disebabkan oleh Pemberi Tugas, atau hal-hal selain yang disebut pada
point 4 dibawah, maka kontraktor dapat melakukan perbaikan kalau
diminta oleh Direksi.
Dalam hal ini diperhatikan :
- Bahwa Direksi tidak dipernenankan menerbitkan variation order
selama masa pemeliharaan, karena dengan adanya penyerahan
pertama, pekerjaan tersebut sudah dianggap selesai.
- Oleh karena itu, maka pekerjaan itu dibayar oleh Pemberi tugas
sebagai pekerjaan tambah dengan harga satuan yang baru atau
day works
(4) Untuk pekerjaan yang menurut pendapat Direksi perlu dilaksanakan
karena memakai bahan yang keliru, cara pelaksanaan yang buruk,
Kalau item ini ada dalam BQ, maka kontraktor akan dibayar
berdasarkan item tersebut. Apabila tidak ada, maka Pemberi Tugas
akan membayarnya.
Kalau prosedur demikian telah dilalui, namun kerusakan tetap
terjadi juga, dan akan diklaim, maka yang akan bernegosiasi
tentang hal ini adalah Pemberi Tugas, bukan kontraktor. Sejumlah
klaim yang disetujui oleh Pemberi tugas, dan dibayar oleh
kontraktor akan diganti oleh Pemberi tugas.
Namun apabila ternyata menurut pendapat Direksi, terjadinya
kerusakan tersebut karena kelalaian kontraktor dalam mengamati
dan menyeleksi route yang memadai atau untuk memperkuat jalan
raya/jembatan, maka klaim yang telah dibayar oleh Pemberi tugas
harus dikembalikan oleh kontraktor.
TREE - DIAGRAM
JENIS KONTRAK KONSTRUKSI
1. SELECTIVE COMPETITION .
2. OPEN COMPETITION.
3. NEGOTIATED CONTRACT.
4. EARLY SELECTION = PEMELIHAN SECARA DINI TENDER DUA
TAHAP
Pada tahap pertama, diundang sejumlah kontraktor untuk
mengajukan penawaran atas pekerjaan-pekerjaan pokok dari suatu
proyek Biasanya dalam bentuk BQ yang disederhanakan Pada
tahap ke dua, kontraktor yang menang akan diajak negoisasi
untuk mencapai kesepakatan harga proyek berdasarkan
penawaran pada tahap pertama.
5. DESIGN AND BUILD = MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN
Pemilik menunjuk kontraktor untuk membuat perencanaan suatu
proyek sekaligus melaksanakannya.
CLIENT
CONTRACTOR
CLIENT
ARCHITECT CONSTRUCTION
MANAGEMENT
CONTRACTOR
QUANTITY
SUPERVEYOR
CONSTRUCTION/
KONTRAKTOR-
KONTRAKTOR
CONSULTANTS SPESIALIS
CLIENT
PROJECT
MANGER
ARCHITECT CONTRACTOR
QUANTITY
SURVEYOR
CONSULTANT