Anda di halaman 1dari 18

3

TUGAS INDIVIDU
MK : MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN DAN MUTU

ANALISIS PERMASALAHAN MANAJEMEN ASUHAN DAN


PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS. DR. REKSODIWIRYO
PADANG

Oleh :
YUREYA NITA
1321312067

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2014
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan kesehatan yang merupakan suatu
sitem terbuka dan membutuhkan masukan dari lingkungannya (Ilyas Y, 2000). Pada saat
organisasi pelayanan kesehatan sedang menghadapi dua tekanan secara simultan. Pertama,
tekanan atau tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bermutu
dengan harga terjangkau, dan kedua, sulitnya mendapatkan sumber daya untuk
memberikan pelayanan yang bermutu tersebut.
Karena Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No. 44 tahun 2009). Oleh
karena itu, rumah sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu bagi masyarakat serta mampu memenuhi tuntutan sesuai dengan persepsi pasien
dan keluarga sebagai penerima pelayanan.
Pelayanan keperawatan merupakan bentuk pelayanan kesehatan, didasarkan kepada
ilmu dan kiat keperawatan dan dilakukan oleh seorang perawat kepada lien dan keluarga
baik pribadi aau kelompok secara komprehensif dan logistik. Ilmu keperawatan merupakan
ilmu terapan yang dikembangkan berdasarkan kepada evidence base practice di lapangan,
oleh karena itu keperawatan akan selalu berkembang sesuai dengan kemajuanilmu
pengetahuan yang dikembangkan dari temuan-temuan terhadap data yang ada dilahan
praktek. Sebagai ilmu terapan keperawatan berfokus pada respon yang dimunculkan oleh
klienterhadap maslaah kesehatan yang dialaminya, dimana respon antara masing-masing
individuberbeda meski terhadap masalah kesehatan yang sama.
Penembangan pelayanan keperawatan harus sejalan dengan pengembangan
kualitasnya, dalam rangka menjamin klien mendapatkan pelayanan keperawatan yang baik
dan terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan dan menciderai klien.
Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo Padang sebagai Rumah Sakit tipe C, sudah
terkreditasi 5 Standar Pelayanan Dasar, yang juga menjadi lahan praktek bagi mahsiswa
berbagai institusi Pendidikan.. RS ini adalah RS milik Departemen Pertahanan. RS ini
memiliki visi yaitu sebagai RS Kebanggaan Prajurit, dan memiliki Misi,
menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada prajurit, PNS dan keluarganya serta
masyarakat secara profesional, menyelenggarakan fungsi pendidikan, penelitian ,
5

pngembangan, kesehatan, meningkatkan SDM agar memiliki kemampuanyang profesional,


guna meningkatkan mutu dan citra RS.
Pelayanan yang telah dilaksanakan oleh RS. Dr. Reksodiwiryo ini yaitu pelayanan
pelayanan Rawat Jalan terdiri dari Pelayanan Medik Dasar dengan 21 Poliklinik, pelayanan
Rawat Inap ada 4 besar, pelayanan penunjang Medik ada 4 besar, pelayanan Penunjang
Klinik ada 6 besar pelayanan, pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari 11 besar.
Saat ini RS. Dr. Reksodiwiryo memiliki indikator mutu rawat inap yaitu : BOR :
80%, ALOS : 7 hari, TOI : 4 hari, GDR : 3%, NDR : 1%, BTO : 32. Manajemen
keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk merencanakan, mengatur
dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan keperawatan sebaik-baiknya
pada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan
keperawatan sebaik-baiknya kepada pasien, diperlukan suatu standar yang akan digunakan
baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis mencoba mengaplikasikan konsep ilmu
dan teori bidang manajemen keperawatan, manajemen strategi, kepemimpinan dalam
keperawatan, dan sumber daya keperawatansebagai upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan di RS. Dr. Reksodiwiryo Padang.
B. Tujuan
1. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan keperawatan yang terkait
dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisis situasi nyata di Ruang Rawat
Inap penyakit dalam RS. Dr. Reksodiwiryo Padang.
2. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan
3. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian
masalah yang telah ditetapkan.

BAB II
HASIL PENGKAJIAN MASALAH MUTU PELAYANAN
6

A. Gambaran Umum RS. Dr. Reksodiwiryo Padang


Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo Padang merupakan RS tipe C milik Departemen
Pertahanan beralamat dijalan Dr. Wahidin, No 1 kota padang, memiliki lebih kurang 25
gedung/ bangunan, yang terdiri dari bangunan rawat jalan, rawat inap, kantor dan ruang
pertemuan, penunjang dan lain-lain. Dengan No surat izin YM.02.04.3.2.5219 , Pelayanan
rawat inap dilengkapi dengan 121 TT (tempat tidur) dan tenaga perawat sebanyak 136
orang yang tersebar di 6 ruang perawatan. Mutu pelayanan Rumah Sakit dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 2.1
Gambaran Indikator Pelayanan Rawat Inap Di RS. Dr. Reksodiwiryo Padang
Tahun 2011 - 2013
No Indikator 2011 2012 2013 Standar
1 BOR 80% 80,2% 80,6% 60 85%
2 LOS 7 hari 6, 68 hari 6, 88 hari 6 9 hari
3 BTO 32 kali 35 kali 36 kali 40 50 kali
4 TOI 4 hari 4 hari 4, 2 hari 1 3 hari
5 NDR 1% 1, 5% 1,2% < 2,5%
6 GDR 3% 4% 3% 4,5%

Pada tabel 2.1 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai indikator pelayanan
dalam tiga tahun terakhir, seperti nilai BOR yang naik dari 80% di tahun 2011 menjadi
80,6% tahun 2013, angka tersebut sudah dikatakan standar.
Bidang keperawatan RS Dr. Reksodiwiryo telah membentuk komite keperawatan
pada tahun 2007. Komite keperawatan ini berfungsi sebagai tim penjamin mutu pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit. RS. Dr. Reksodiwiryo Padang juga telah memiliki standar
baku Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diterbitkan tahun 2010. Data mutu
pelayanan keperawatan tidak didapatkan sehingga tidak ditampilakan. kepala bidang
keperawatan menyatakan bahwa kejadian yang sering terdapat pada laporan mutu
pelayanan keperawaratan dan nilainya selalu lebih tinggi adalah phlebitis.
B. Ruang Rawat Inap Bedah
Ruang rawat inap Bedah memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 23 TT dengan
sumber daya manusia keperawatan sebanyak 14 orang. Klasifikasi tenaga perawat
berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2
7

Distribusi Frekuensi Tenaga Keperawatan Menurut Tingkat Pendidikan


Di Ruang Rawat inap Bedah RS. Dr. Reksodiwiryo Padang
Tahun 2014
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
1 S1 Keperawatan 2 14,28%
2 D III Keperawatan 9 68,28%
3 SPK 2 14,28%
4 SKM 1 7,14%
Jumlah 14 100%

Dari tabel 2.3 terlihat bahwa sebagian besar perawat berpendidikan D III
keperawatan yaitu sebanyak 68,28% dan juga terdapat perawat yang SPK. Hal ini
berpotensi untuk memberikan pelayanan keperawatan yang profesional.
Rata-rata tempat tidur terpakai, efisiensi penggunaan tempat tidur dan efektifitas
lama hari rawat pasien di ruang rawat Penyakit dalam tampak pada tabel berikut :

Tabel 2.3
Gambaran BOR Di Ruang Rawat Inap Bedah RS. Dr. Reksodiwiryo Padang
Tahun 2011- 2013
No Indikator 2011 2012 2013 Standar
1 BOR 74,4% 76,29% 74,89% 60 85%
2 LOS 6, 2 hari 6,55 hari 6,33 hari 6 9 hari
3 BTO 42,5 kali 49,23 kali 48,54 kali 40 50 kali
4 TOI 1,75 hari 1,82 hari 1,90 hari 1 3 hari
5 NDR 0,8% 1% 1,2 % < 2,5%
6 GDR 2% 3,2 % 3,6 % 4,5%

Berdasarkan tabel 2.3 dapat dilihat bahwa indikator mutu pelayanan kesehatan
kesehatan di ruang rawat inap penyakit dalam mengalami penurunan dimana BOR pada
tahun 2012 sebesar 76,29% menjadi 74,89% pada tahun 2013.
Indikator mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap penyakit dalam telah
didokumentasikan namun data tidak diperoleh sehingga tidak ditampilkan. Data yang
diperoleh secara wawancara dengan kepala ruangan penyakit dalam, salah satu yang sering
terjadi adalah kejadian phlebitis.

C. Analisa Pengkajian Masalah Mutu


1. Ruang Lingkup Pelayanan Keperawatan (KAT)
a) Ruang Lingkup Pelayanan Keperawatan dengan Masalah Indikator Mutu :
Kepuasan Pasien dapat dilihat pada tabel berikut :
8

Tabel 2.4
Ruang Lingkup Pelayanan Keperawatan dengan Masalah Indikator Mutu :
Kepuasan Pasien RS. Dr. Reksodiwiryo Padang Tahun 2014

Kriteria Jumlah
Ruang Rawat
K A T KxAxT
Inap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Interne 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 1056
Bedah 3 3 2 5 2 3 2 3 4 3 2 1092

b) Ruang lingkup pelayanan keperawatan terkait dengan masalah : Dokumentasi


Asuhan Keperawatan
Tabel 2.5
Ruang lingkup pelayanan keperawatan terkait dengan masalah : Dokumentasi Asuhan
Keperawatan RS. Dr. Reksodiwiryo Padang Tahun 2014

Ruang Rawat Kriteria Jumlah


Inap K A T KxAxT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Interne 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 968
Bedah 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 1056

2. Konfirmasi Daftar Masalah


a. Identifikasi masalah keperawatan melalui brainstorming
Berdasarkan wawancara dan observasi terhadap 10 orang perawat di ruang rawat
inap interne dan bedah diperoleh data bahwa:
1) Banyak perawat mengatakan kurangnya evaluasi yang tidak dilakukan di
ruangan
2) Banyak perawat mengatakan tidak menjalani uji kopetensi sebelum masuk
rumah sakit
3) Banyak perawat mengatakan tidak ada SAK dan format pengkajian asuhan
keperawatan di ruangan
9

4) Banyak perawat mengatakan asuhan keperawatan di rawat inap tidak


dilakukan dengan baik dan benar
5) Banyak perawat mengatakan pentingnya asuhan keperawatan diruangan

b. Konfirmasi Masalah Pelayanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Bedah


Berdasarkan wawancara dan observasi terhadap 10 orang perawat dan 15 pasien
di ruang rawat inap bedah diperoleh hasil bahwa:
1) 58% perawat yang diwawancarai menyatakan setuju bahwa banyak perawat
tidak Melakukan Asuhan Keperawatan
2) 72% perawat yang diwawancarai mengatakan setuju bahwa tidak ada SAK
dan format pengkajian asuhan keperawatan diruang rawat inap bedah
3) 43% perawat yang diwawancarai menyatakan bahwa kurangnya evaluasi
keatan diruangan
4) 25% perawat yang diwawancarai menyatakan setuju bahwa askep diruang
rawat inap bedah tidak menjalani uji kompetensi sebelum bekerja di rumah
sakit.

3. Validasi Masalah Mutu Pelayanan Keperawatan


Masalah Manajemen Keperawatan
Instrument validasi Sumber Data
Kabid/
No Masalah Wawancar
Kuesioner Observasi Kasi Karu Perawat Pasien
a
Kep
1. Perencanaan
a. Visi Dan Misi
Kabid Keperawatan, Kasi Etika, dan Kasi askep mengatakan
bahwa visi misi RS dan visi misi bidang keperawatan sudah
ada dan sudah disosialisasikan

Kepala Ruangan Interne dan Bedah menyatakan bahwa visi


misi RS dan visi misi bidang keperawatan sudah ada di
ruangan, visi misi ruangan juga sudah ada namun belum
disahkan oleh direktur.

87% perawat menyatakan bekeja sudah berdasarkan visi misi


keperawatan, namun masih ada perawat yang jarang bekerja
berdasarkan visi misi keperawatan yaitu sebanyak 13%.

Visi misi RS dan bidang keperawatan sudah tertempel


didinding ruangan. Visi misi ruang Interne dan bedah juga
sudah ada tetapi belum terlihat ditempel diruangan.

Masalah :
Masih terdapat perawat yang belum melaksanakan SOP sesuai
visi misi
No Masalah Instrument Validasi Sumber Data
8

Kabid/
Wawancar
Kuesioner Observasi Kasi Karu Perawat Pasien
a
Kep
b. Jenjang karir
Kabid Keperawatan, Kasi Askep dan Kasi etika menyatakan
aturan tentang jenjang karir perawat belum ada
terdokumentasi. Perawat yang mengikuti pendidikan
menggunakan masih banyak yang menggunakan biaya sendiri.
Beberapa pelatihan ada dibiayai dari RS.

Perawat pelaksana menyatakan bahwa pendidikan yang


mereka lanjutkan dan pelatihan-pelatihan yang diikuti masih
sering menggunakan biaya sendiri.

68% perawat menyatakan bahwa kesempatan pengembangan


studi kurang diperhatikan pimpinan RS.

Tidak adaya aturan yang mengatur jenjang karir secara jelas

Masalah :
Belum optimalnya sistem pengembangan karir dan studi
perawat.

2. Pengorganisasian
Kepala ruangan bedah menyatakan pernah dilakukan
dokumentasi asuhan keperawatan namun sejak Januari 2014
belum dilakukan.

No Masalah Instrument Validasi Sumber Data


9

Kabid/
Wawancar
Kuesioner Observasi Kasi Karu Perawat Pasien
a
Kep
Sebanyak 67% perawat menyatakan bahwa pelaksananaan
dokumentasi asuhan keperawatan sudah dilaksanakan.

Belum ada pendokumentasian penilaian kepuasan pasien.

Masalah:
Belum optimalnya pelaksananaan dokumentasi asuhan
keperawatan

3. Pengarahan Dan Pengawasan


Kabid kep, kasi askep dan etika menyatakan bahwa
pelaksanaan supervisi dari bidang belum berjalan optimal.

Karu Penyakit Dalam menyatakan bahwa pelaksanaan


supervisi belum terjadwal masih bersifat situasional.

92% perawat ruang penyakit dalam menyatakan karu selalu


memberi bimbingan kepada perawat

Pelaksanaan supervisi masih bersifat situasional, belum


tampak adanya supervisi yang terjadwal baik oleh bidang
keperawatan maupun oleh karu penyakit dalam.

Masalah:
Belum optimalnya pelaksanaan supervisi di ruang rawat inap
bedah
10

Instrument Validasi Sumber Data


Kabid/
No Masalah Wawancar
Kuesioner Observasi Kasi Karu Perawat Pasien
a
Kep
4. Pengendalian
Kabid Kep, Kasi Askep dan Etika, serta Karu mengatakan
indikator mutu pelayanan keperawatan yaitu salah satunya
kepuasan pasien

Karu bedah mengatakan kejadian yang paling sering terjadi


adalah pasien sering komplain dengan pelayanan yang ada
diruangan

70% perawat tidak melakukan pengecekan kepada pasien


apakah pasien puas dengan tindakan keperawatan yang
dilakukannya

40% pasien mengatakan pernah ada perawat yang marah-


marah dan cemberut padanya

Terdapat 2 orang pasien yang belum dilakukan tindakan


keperawatan sesuai dengan jamnya

70% perawat mengatakan belum pernah mengikuti pelatihan


atau pengarahan tentang penilaian kepuasan pasien.

Masalah:
Kurang optimalnya pelaksanaan penilaian kepuasan pasien
terhadap tindakan keperawatan
B. Prioritas Masalah
Penentuan urutan masalah yang menjadi prioritas dilakukan penghitungan dengan
pembobotan pada setiap masalah yang ditemukan. Proses memprioritaskan masalah akan
dilakukan dengan menentukan scorring (nilai) yang ditetapkan seperti tabel berikut:
Tabel 2.7
Prioritas Masalah di Ruang Rawat Inap Bedah
RS. Dr. Reksodiwiryo Padang Tahun 2014
P Jumlah
No Masalah T S
P S RI PC DUN POC PxTxS
Perencanaan
Masih terdapat
perawat yang
1 belum 2 2 1 1 2 1 2 3 54
melaksanakan SOP
sesuai visi misi.
Belum optimalnya
sistem
2 pengembangan 2 2 1 1 2 1 2 2 36
karir dan studi
perawat.
Pengorganisasian
Belum optimalnya
pelaksananaan
3 dokumentasi 2 2 2 1 1 2 3 2 60
asuhan
keperawatan.
Pengarahan
Belum optimalnya
pelaksanaan
4 2 2 3 2 3 2 2 2 56
supervisi di ruang
rawat inap bedah.
Pengendalian
Kurang optimalnya
pelaksanaan
penilaian kepuasan
2 2 3 1 2 1 3 3 99
pasien terhadap
5 tindakan
keperawatan.
C. Rumusan Masalah
1. Belum optimalnya pelaksananaan dokumentasi asuhan keperawatan
2. Kurang optimalnya pelaksanaan penilaian kepuasan pasien terhadap tindakan keperawatan

D. Analisa Masalah Dengan Fish Bone


1. Belum optimalnya pelaksananaan dokumentasi asuhan keperawatan

LINGKUNGAN
MAN MONEY
Tingkat pendidikan
terendah SPK Kurang optimalnya
RS pemerintah
sistem monitoring dan harus
mempunyai
evaluasi manajemen RS Belum
perencanaan yg matang
Pendidikan dan pelatihan & tidak mengelola
optimalnya
perawat belum merata keunagan sendiri pelaksananaan
dokumentasi
asuhan
keperawatan
13

Motivasi perawat
rendah Tim pembuat SAK
belum ada
SAK belum ada
Pengawasan amsih
kurang
PROSES
2. Kurang optimalnya MASUKAN
pelaksanaan penilaian kepuasan pasien terhadap tindakan keperawatan belum sesuai standar

MAN LINGKUNGAN Belum ada kebijkan


Tingkat terkait jenjang karir
Pendidikan dan pendidikan dan sistem reward
Pemahamam Pejelasan perawat
pelataiahn terendah SPK bagi perawat
pemanfaatan tekait tindakan masih
perawat belum
supervisi kurang kurang
merata
Kurang optimalnya
Masa kerja perawat
sistem monitoring dan Kurang
sudah ada yang memasuki
evaluasi manajemen RS Kurangoptimalnya
optimalnya
masa pensiun pelaksanaan
pelaksanaan
penilaian
Pengadaan barang penilaiankepuasan
kepuasan
pasien
Motivasi atasan
yang cukup lama pasienterhadap
terhadap
tindakan
rendah tindakan
keperawatan
Ketersediaan alat keperawatanbelum
belum
SAK belum ada sesuai standar
komunikasi sesuai standar
terbatas

PROSES SPO penegmbangan


E. Perencanaan SDM dan jenjang karir
MASUKAN belum ada
MATERIAL
14

Perencanaan dibuat dalam bentuk Plan Of Action (POA) berdasarkan prioritas masalah
PLAN OF ACTION (POA) PENINGKATAN MUTU PENGELOLAAN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP BEDAH RS DR. REKSODIWIRYO PADANG

No Penanggung
Program Kegiatan Tujuan Indikator Sasaran Metode Waktu
Jawab
1. Upaya Sosialisasi terkait Sosialisasi dan Adanya SAK Supervis Desiminasi Mgg Ke II Ka. Bid
pendokumentasian pembuatan SAK desiminasi ilmu ditetapkan di rawat or dan Agustus 2014 Ka. Subid
Askep di rawat inap terkait pembuatan inap bedah tim
bedah SAK SAK,
Perawat
Membentuk tim Terbentuk Tim Peran tim dan Supervis Diskusi dan Mgg Ke III Supervisor
penyusun SAK penyusun SAK supervisor dalam or dan curah pendapat Agustus 2014
pembuatan SAK di Tim
rawat inap bedah SAK,
maksimal perawat
Bersama Tim Bersama Tim SAK di rawat inap Supervis Diskusi dan Mgg Ke IV Supervisor
membuat SAK penyusun SAK bedah tersusun or dan curah pendapat Agustus 2014
Tim
SAK,
perawat
15

- Melakukan uji coba - Menilai 80% SAK dapat Ka. Bid, Pengarahan Mgg Ke I Supervisor
penggunaan SAK keefektifan diterapkan Ka. dan uji coba September
- Melakukan revisi SAK Subid, 2014
format SAK - Memperbaiki Supervis
SAK or
berdasarkan
hasil uji coba
Rekomendasi untuk SAK disetujui dan Ka. Bid, Diskusi dan Mgg Ke II
Penetapan SAK
penetapan SAK disepakati untuk di Ka. studi literatur September
melalui SK
melalui SK direktur SK kan Subid, 2014
direktur Supervis
or
Perawat
Penanggung
Program Kegiatan Tujuan Indikator Sasaran Metode Waktu
Jawab
2. Mengoptimalkan Penyegaran materi Menambah 85% perawat Ka. Ru Desiminasi Mgg Ke III
pelaksanaan tentang kepuasan pengetahuan memahai tentang Ka. TIM Agustus 2014
penilaian kepuasan pasien perawat tentang penilaian kepuasan Perawat
pasien terhadap penilaian asuhan
tindakan kepuasan pasien keperawatan
keperawatan Melakukan role play Memberikan 87% perawat Ka. Ru Diskusi dan Mgg Ke - IV
penilaian kepuasan keterangan yang memahami dan Ka. TIM observasi Agustus 2014
pasien terhadap jelas tentang cara melakukan role Perawat
tindakan pelayana menilai kepuasan play penilaian
keperawatan pasien kepuasan pasien
16

Evaluasi cara Menilai aplikasi 75% perawat Ka. Ru Observasi Mgg Ke I


penilaian kepuasan faktor kepuasan memahami dan Ka. TIM IV September
pasien pasien yang mengaplikasikan Perawat 2014
dilakukan penilaian kepuasan
terhadap pasien
Rekomendasi Melegalkan Adanya panduan Ka. Ru Diskusi Mgg Ke I
penilaian faktor panduan penilaian yang tepat bagi Ka. TIM Oktober 2014
kepuasan pasien kepuasan pasien perawat dalam Perawat
di ruangan menjalankan
format penilaian
kepuasan psien
Pembuatan SOP Melegalkan SOP Adanya SOP yang Ka. Ru Diskusi Mgg Ke II
penilaian kepuasan penilaian tepat bagi perawat Ka. TIM Oktober 2014
pasien kepuasan pasien dalam menjalankan Perawat
penilaian kepuasan
pasien

Anda mungkin juga menyukai