Bab I Dan II Tugas Individu Mutu
Bab I Dan II Tugas Individu Mutu
TUGAS INDIVIDU
MK : MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN DAN MUTU
Oleh :
YUREYA NITA
1321312067
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan kesehatan yang merupakan suatu
sitem terbuka dan membutuhkan masukan dari lingkungannya (Ilyas Y, 2000). Pada saat
organisasi pelayanan kesehatan sedang menghadapi dua tekanan secara simultan. Pertama,
tekanan atau tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bermutu
dengan harga terjangkau, dan kedua, sulitnya mendapatkan sumber daya untuk
memberikan pelayanan yang bermutu tersebut.
Karena Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No. 44 tahun 2009). Oleh
karena itu, rumah sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu bagi masyarakat serta mampu memenuhi tuntutan sesuai dengan persepsi pasien
dan keluarga sebagai penerima pelayanan.
Pelayanan keperawatan merupakan bentuk pelayanan kesehatan, didasarkan kepada
ilmu dan kiat keperawatan dan dilakukan oleh seorang perawat kepada lien dan keluarga
baik pribadi aau kelompok secara komprehensif dan logistik. Ilmu keperawatan merupakan
ilmu terapan yang dikembangkan berdasarkan kepada evidence base practice di lapangan,
oleh karena itu keperawatan akan selalu berkembang sesuai dengan kemajuanilmu
pengetahuan yang dikembangkan dari temuan-temuan terhadap data yang ada dilahan
praktek. Sebagai ilmu terapan keperawatan berfokus pada respon yang dimunculkan oleh
klienterhadap maslaah kesehatan yang dialaminya, dimana respon antara masing-masing
individuberbeda meski terhadap masalah kesehatan yang sama.
Penembangan pelayanan keperawatan harus sejalan dengan pengembangan
kualitasnya, dalam rangka menjamin klien mendapatkan pelayanan keperawatan yang baik
dan terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan dan menciderai klien.
Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo Padang sebagai Rumah Sakit tipe C, sudah
terkreditasi 5 Standar Pelayanan Dasar, yang juga menjadi lahan praktek bagi mahsiswa
berbagai institusi Pendidikan.. RS ini adalah RS milik Departemen Pertahanan. RS ini
memiliki visi yaitu sebagai RS Kebanggaan Prajurit, dan memiliki Misi,
menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada prajurit, PNS dan keluarganya serta
masyarakat secara profesional, menyelenggarakan fungsi pendidikan, penelitian ,
5
BAB II
HASIL PENGKAJIAN MASALAH MUTU PELAYANAN
6
Tabel 2.1
Gambaran Indikator Pelayanan Rawat Inap Di RS. Dr. Reksodiwiryo Padang
Tahun 2011 - 2013
No Indikator 2011 2012 2013 Standar
1 BOR 80% 80,2% 80,6% 60 85%
2 LOS 7 hari 6, 68 hari 6, 88 hari 6 9 hari
3 BTO 32 kali 35 kali 36 kali 40 50 kali
4 TOI 4 hari 4 hari 4, 2 hari 1 3 hari
5 NDR 1% 1, 5% 1,2% < 2,5%
6 GDR 3% 4% 3% 4,5%
Pada tabel 2.1 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai indikator pelayanan
dalam tiga tahun terakhir, seperti nilai BOR yang naik dari 80% di tahun 2011 menjadi
80,6% tahun 2013, angka tersebut sudah dikatakan standar.
Bidang keperawatan RS Dr. Reksodiwiryo telah membentuk komite keperawatan
pada tahun 2007. Komite keperawatan ini berfungsi sebagai tim penjamin mutu pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit. RS. Dr. Reksodiwiryo Padang juga telah memiliki standar
baku Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diterbitkan tahun 2010. Data mutu
pelayanan keperawatan tidak didapatkan sehingga tidak ditampilakan. kepala bidang
keperawatan menyatakan bahwa kejadian yang sering terdapat pada laporan mutu
pelayanan keperawaratan dan nilainya selalu lebih tinggi adalah phlebitis.
B. Ruang Rawat Inap Bedah
Ruang rawat inap Bedah memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 23 TT dengan
sumber daya manusia keperawatan sebanyak 14 orang. Klasifikasi tenaga perawat
berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
7
Dari tabel 2.3 terlihat bahwa sebagian besar perawat berpendidikan D III
keperawatan yaitu sebanyak 68,28% dan juga terdapat perawat yang SPK. Hal ini
berpotensi untuk memberikan pelayanan keperawatan yang profesional.
Rata-rata tempat tidur terpakai, efisiensi penggunaan tempat tidur dan efektifitas
lama hari rawat pasien di ruang rawat Penyakit dalam tampak pada tabel berikut :
Tabel 2.3
Gambaran BOR Di Ruang Rawat Inap Bedah RS. Dr. Reksodiwiryo Padang
Tahun 2011- 2013
No Indikator 2011 2012 2013 Standar
1 BOR 74,4% 76,29% 74,89% 60 85%
2 LOS 6, 2 hari 6,55 hari 6,33 hari 6 9 hari
3 BTO 42,5 kali 49,23 kali 48,54 kali 40 50 kali
4 TOI 1,75 hari 1,82 hari 1,90 hari 1 3 hari
5 NDR 0,8% 1% 1,2 % < 2,5%
6 GDR 2% 3,2 % 3,6 % 4,5%
Berdasarkan tabel 2.3 dapat dilihat bahwa indikator mutu pelayanan kesehatan
kesehatan di ruang rawat inap penyakit dalam mengalami penurunan dimana BOR pada
tahun 2012 sebesar 76,29% menjadi 74,89% pada tahun 2013.
Indikator mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap penyakit dalam telah
didokumentasikan namun data tidak diperoleh sehingga tidak ditampilkan. Data yang
diperoleh secara wawancara dengan kepala ruangan penyakit dalam, salah satu yang sering
terjadi adalah kejadian phlebitis.
Tabel 2.4
Ruang Lingkup Pelayanan Keperawatan dengan Masalah Indikator Mutu :
Kepuasan Pasien RS. Dr. Reksodiwiryo Padang Tahun 2014
Kriteria Jumlah
Ruang Rawat
K A T KxAxT
Inap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Interne 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 1056
Bedah 3 3 2 5 2 3 2 3 4 3 2 1092
Masalah :
Masih terdapat perawat yang belum melaksanakan SOP sesuai
visi misi
No Masalah Instrument Validasi Sumber Data
8
Kabid/
Wawancar
Kuesioner Observasi Kasi Karu Perawat Pasien
a
Kep
b. Jenjang karir
Kabid Keperawatan, Kasi Askep dan Kasi etika menyatakan
aturan tentang jenjang karir perawat belum ada
terdokumentasi. Perawat yang mengikuti pendidikan
menggunakan masih banyak yang menggunakan biaya sendiri.
Beberapa pelatihan ada dibiayai dari RS.
Masalah :
Belum optimalnya sistem pengembangan karir dan studi
perawat.
2. Pengorganisasian
Kepala ruangan bedah menyatakan pernah dilakukan
dokumentasi asuhan keperawatan namun sejak Januari 2014
belum dilakukan.
Kabid/
Wawancar
Kuesioner Observasi Kasi Karu Perawat Pasien
a
Kep
Sebanyak 67% perawat menyatakan bahwa pelaksananaan
dokumentasi asuhan keperawatan sudah dilaksanakan.
Masalah:
Belum optimalnya pelaksananaan dokumentasi asuhan
keperawatan
Masalah:
Belum optimalnya pelaksanaan supervisi di ruang rawat inap
bedah
10
Masalah:
Kurang optimalnya pelaksanaan penilaian kepuasan pasien
terhadap tindakan keperawatan
B. Prioritas Masalah
Penentuan urutan masalah yang menjadi prioritas dilakukan penghitungan dengan
pembobotan pada setiap masalah yang ditemukan. Proses memprioritaskan masalah akan
dilakukan dengan menentukan scorring (nilai) yang ditetapkan seperti tabel berikut:
Tabel 2.7
Prioritas Masalah di Ruang Rawat Inap Bedah
RS. Dr. Reksodiwiryo Padang Tahun 2014
P Jumlah
No Masalah T S
P S RI PC DUN POC PxTxS
Perencanaan
Masih terdapat
perawat yang
1 belum 2 2 1 1 2 1 2 3 54
melaksanakan SOP
sesuai visi misi.
Belum optimalnya
sistem
2 pengembangan 2 2 1 1 2 1 2 2 36
karir dan studi
perawat.
Pengorganisasian
Belum optimalnya
pelaksananaan
3 dokumentasi 2 2 2 1 1 2 3 2 60
asuhan
keperawatan.
Pengarahan
Belum optimalnya
pelaksanaan
4 2 2 3 2 3 2 2 2 56
supervisi di ruang
rawat inap bedah.
Pengendalian
Kurang optimalnya
pelaksanaan
penilaian kepuasan
2 2 3 1 2 1 3 3 99
pasien terhadap
5 tindakan
keperawatan.
C. Rumusan Masalah
1. Belum optimalnya pelaksananaan dokumentasi asuhan keperawatan
2. Kurang optimalnya pelaksanaan penilaian kepuasan pasien terhadap tindakan keperawatan
LINGKUNGAN
MAN MONEY
Tingkat pendidikan
terendah SPK Kurang optimalnya
RS pemerintah
sistem monitoring dan harus
mempunyai
evaluasi manajemen RS Belum
perencanaan yg matang
Pendidikan dan pelatihan & tidak mengelola
optimalnya
perawat belum merata keunagan sendiri pelaksananaan
dokumentasi
asuhan
keperawatan
13
Motivasi perawat
rendah Tim pembuat SAK
belum ada
SAK belum ada
Pengawasan amsih
kurang
PROSES
2. Kurang optimalnya MASUKAN
pelaksanaan penilaian kepuasan pasien terhadap tindakan keperawatan belum sesuai standar
Perencanaan dibuat dalam bentuk Plan Of Action (POA) berdasarkan prioritas masalah
PLAN OF ACTION (POA) PENINGKATAN MUTU PENGELOLAAN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP BEDAH RS DR. REKSODIWIRYO PADANG
No Penanggung
Program Kegiatan Tujuan Indikator Sasaran Metode Waktu
Jawab
1. Upaya Sosialisasi terkait Sosialisasi dan Adanya SAK Supervis Desiminasi Mgg Ke II Ka. Bid
pendokumentasian pembuatan SAK desiminasi ilmu ditetapkan di rawat or dan Agustus 2014 Ka. Subid
Askep di rawat inap terkait pembuatan inap bedah tim
bedah SAK SAK,
Perawat
Membentuk tim Terbentuk Tim Peran tim dan Supervis Diskusi dan Mgg Ke III Supervisor
penyusun SAK penyusun SAK supervisor dalam or dan curah pendapat Agustus 2014
pembuatan SAK di Tim
rawat inap bedah SAK,
maksimal perawat
Bersama Tim Bersama Tim SAK di rawat inap Supervis Diskusi dan Mgg Ke IV Supervisor
membuat SAK penyusun SAK bedah tersusun or dan curah pendapat Agustus 2014
Tim
SAK,
perawat
15
- Melakukan uji coba - Menilai 80% SAK dapat Ka. Bid, Pengarahan Mgg Ke I Supervisor
penggunaan SAK keefektifan diterapkan Ka. dan uji coba September
- Melakukan revisi SAK Subid, 2014
format SAK - Memperbaiki Supervis
SAK or
berdasarkan
hasil uji coba
Rekomendasi untuk SAK disetujui dan Ka. Bid, Diskusi dan Mgg Ke II
Penetapan SAK
penetapan SAK disepakati untuk di Ka. studi literatur September
melalui SK
melalui SK direktur SK kan Subid, 2014
direktur Supervis
or
Perawat
Penanggung
Program Kegiatan Tujuan Indikator Sasaran Metode Waktu
Jawab
2. Mengoptimalkan Penyegaran materi Menambah 85% perawat Ka. Ru Desiminasi Mgg Ke III
pelaksanaan tentang kepuasan pengetahuan memahai tentang Ka. TIM Agustus 2014
penilaian kepuasan pasien perawat tentang penilaian kepuasan Perawat
pasien terhadap penilaian asuhan
tindakan kepuasan pasien keperawatan
keperawatan Melakukan role play Memberikan 87% perawat Ka. Ru Diskusi dan Mgg Ke - IV
penilaian kepuasan keterangan yang memahami dan Ka. TIM observasi Agustus 2014
pasien terhadap jelas tentang cara melakukan role Perawat
tindakan pelayana menilai kepuasan play penilaian
keperawatan pasien kepuasan pasien
16