SKENARIO D 2017
Seorang anak laki-laki, usia 15 bulan datang dengan kejang yang disertai demam. Sekitar dua
jam yang lalu, terjadi bangkitan berupa seluruh badan kaku, mata mendelik ke atas, pasien
tidak sadar, berlangsung kurrang lebih 3 menit, berhenti sendiri, setelah bangkitan pasien
sadar. Sekitar satu jam kemudian pasien dibawa ke ruma sakit, di perjalanan kembali terjadi
bangkitan serupa namun berlangsung 5 menit, berhenti etelah diberikan diazepam rektal 5 mg
di emergensi.
Dari anamnesis terhadap ibu penderita, sekitar empat jam yang lalu pasien mulai demam
tinggi, suhu diukur oleh ibu pasien sesaat sebelum kejang 38,5 C. Pasien mengalami pilek api
tidak batuk. Tidak ada muntah-muntah, makan dan minum tidak ada keluhan, anak sadar
namun sedikit rewel. Sebelumnya pasien sudah pernah dua kali mengalami bangkitan serupa
yang disertai demam, yaitu 5 bulan dan 2 bulan yang lalu, masing-masing satu kali dengan
lamanya kurang dari lima menit. Pasien berobat ke dokter, ditatalaksana kejang demam, tidak
diberi obat kejang oral
2. Dua jam yang lalu terjadi bangkitan seluruh badan kaku , mata mendelik ke atas, pasien tidak
sadar berlangsung kurang lebih 3 menit, berhenti sendiri kemudian sadar. Satu jam kemudian
terjadi bangkitan serupa selama 5 menit , berhenti setelah diberikan diazepam rektal 5 mg.
a) Apakah bangkitan pada anak ini termasuk kejang?
b) Mengapa bangkitannya bisa berulang?
c) Mengapa pada bangkitan kedua baru berhenti setelah diberikan diazepam?
d) Mengapa durasi bangkitan kedua lebih lama dari durasi bangkitan pertama?
e) Bagaimana mekanisme badan kaku ketika bangkitan?
f) Bagaimana mekanisme mata mendelik ke atas ketika bangkitan ?
g) Bagaimana farmakokinetik dan farmakodinamik dari diazepam ?
3. Dari anamnesis terhadap ibu penderita, sekitar empat jam yang lalu pasien mulai demam
tinggi, suhu diukur oleh ibu pasien sesaat sebelum kejang 38,5 C. Pasien mengalami pilek tapi
tidak batuk. Tidak ada muntah-muntah, makan dan minum tidak ada keluhan, anak sadar
namun sedikit rewel.
a) Apa makna klinis dari pasien pilek tapi tidak batuk?
b) Apa makna klinis dari pasien tidak ada muntah dan tidak ada keluhan makan dan
minum?
c) Apa hubungan demam dengan bangkitan pada anak?
d) Apa makna klinis dari suhu pasien 38,5 c , namun sudah disertai kejang?
e) Bagaimana mekanisme demam terkait kasus?
4. Riwayat : pernah dua kali bangkitan serupa disertai demam ( 5 bulan dan 2 bulan yang lalu).
Masing-masing satu kali dengan lamanya kurang dari 5 menit. Diberikan diazepam rektal 5
mg saat kejang.Pada episode ini orang tua pasien tidak memberikan diazepam rectal kerana
takut salah.
a) Apa makna klinis riwayat diatas?
b) Apa hubungan bangkitan yang sekarang dengan bangkitan yang dulu?
c) Apakah terapi yang diberikan sudah tepat? Jika sudah tepat mengapa bangkitan
terjadi lagi?
5. Riwayat keuarga (-), riwayat kelahiran , riwayat pertumbuhan dan perkembangan , riwayat
imunisasi .
a) Apa makna klinis tidak ditemukan riwayat kejang pada keluarga?
b) Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang normal?
c) Apa saja imunisasi yang diperlukan pada anak usia 15 bulan?
d) Bagaimana kemungkinan epilepsy dan pengaruh kejangnya terhadap kecerdasan
anak?
6. Pemeriksaan fisik
a) Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?
b) Bagaimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan fisik?
c) Apa hubungan tonsilofaringitis dengan keluhan kejang disertai demam ?
7. Pemeriksaan neurologis
a) Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan neurologis?
b) Bagaimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan neurologis?
d) Apa pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan ( indikasi , kontrakindikasi dan efek
samping)?
Hipotesis :
Anak laki-laki ( 15 bulan) mengalami kejang demam komplek.
Template :
A. DD
B. WD
C. Epidemiologi
D. Etiologi
E. Faktor resiko
F. Pathogenesis
G. Patofisiologi
H. Manifestasi klinis
I. Algoritma diagnosis
J. Pemeriksaan penunjang
K. Tatalaksana
L. Komplikasi
M. Pencegahan dan edukasi
N. Prognosis
O. SKDI