A. MENGENAL SYOK
Syok pada penderita trauma dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai
perdarahan dan bukan akibat perdarahan.
Pada fase awal, untuk penentuan etiologi syok tergantung pada anamnesis yang tepat
dan pemeriksaan jasmani yang teliti. Melakukan test tambahan seperti tekanan vena
sentral ( central venous pressure ), pemasangan kateter di arteri pulmonalis, foto
toraks dan pelvis dan ultrasonografi dapat membantu mendiagnosis syok, namun tidak
boleh mengakibatkan tertundanya penggantian volume.
1. Syok Hemoragik
Perdarahan adalah penyebab syok yang paling sering pada penderita trauma. Dan
hampir semua penderita dengan trauma multipel ada komponen hipovolemia.
Harus diingat bahwa walaupun syok yang bukan disebabkan oleh perdarahan,
akan memberi respon sedikit atau singkat terhadap resusitasi cairan. Oleh karena
itu, bila terdapat tanda-tanda syok maka syok itu dianggap disebabkan oleh
hipovolemia terlebih dahulu. Namun, dalam melakukan terapi harus diketahui
bahwa sejumlah kecil penderita mempunyai etiologi syok yang lain ( misalnya
penderita mungkin mempunyai kondisi sekunder seperti tamponade jantung,
cedera saraf tulang belakang atau trauma tumpul jantung yang akan merumitkan
syok hipovolemia itu).
2. Syok Non-Hemoragik
a. Syok kardiogenik