Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang
parenkim paru dan dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, termasuk meninges,
ginjal, tulang dan nodus limfe (Smeltzer & Bare, 2002). Penelitian Yoga (2007) yang
juga menyatakan bahwa TB tidak hanya menyerang paru, tetapi juga dapat menyerang
organ tubuh yang lain seperti kulit (TB kulit), tulang (TB tulang), otak dan saraf (TB
otak dan saraf), mata (TB mata), dan lain-lain. TB terutama menyerang organ paru-
paru sebanyak 80% (PPTI, 2012). Tuberkulosis disebabkan oleh kuman TB yaitu
mycobacterium tuberculosis (Kemenkes, 2011). Keluhan atau gejala yang
ditunjukkan oleh penderita TB sangatlah bervariasi.
Gejala yang biasanya muncul adalah demam, batuk darah, Batuk yang
biasanya berlangsung lama dan produktif yang berdurasi lebih dari 3 minggu (Price
dan Wilson, 2005). Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu
makan, badan makin kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, dan
lain-lain. Gejala ini hilang timbul secara tidak teratur juga, gejala yang biasanya
muncul juga adalah sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang
sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru (Amin dan
Bahar, 2006). Ketika seseorang mengalami gejala- gejala TB, perlu di diantisipasi
agar penularan tidak terjadi.
Penularan terjadi saat penderita TB Paru BTA positif batuk atau bersin yang
mampu menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei)
yang menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Droplet yang mengandung kuman
dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Faktor yang
memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan
dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut (Kemenkes, 2011).
Seseorang yang sudah terpajan kuman TB perlu dilakukan pengecekan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui atau menetapkan seseorang menderita TB dengan cara
pemeriksaan dahak yang diambil tiga kali selama dua hari dan pemeriksaan tambahan
berupa rotgen thoraks. Pengecekan tersebut sangat diperlukan untuk mendapatkan
pengobatan selanjutnya. Tuberkulosis ini bukan penyakit keturunan dan dapat
disembuhkan bila berobat teratur. Penderita TB aktif jika tidak diobati dapat
menularkan sepuluh sampai lima belas orang lainnya dalam satu tahun (PPTI, 2012).
TB merupakan salah satu dampak dari urbanisasi dan masalah yang terjadi pada
masyarakat perkotaan.
Akibat dari meningkatnya proses urbanisasi menimbulkan dampak- dampak
terhadap kesehatan, lingkungan kota, baik dari segi tata kota, masyarakat, maupun
keadaan sekitarnya. Dampak urbanisasi terhadap kesehatan dan lingkungan kota salah
satunya adalah tuberkulosis (Hidayati, 2009). Penularan TB yang sangat.

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian TBC
2. Mengetahui Etiologi TBC
3. Mengetahui manifestasi Klinis TBC
4. Mengetahui Patofisiologi TBC
5.
BAB II

PEMBAHASAN

I. Konsep Teori Tuberkulosis (TBC)


A. Definisi
Tuberkulosis paru (TBC) adalah suatu penyakit infeksi kronik atau akut yang
menyerang organ paru. TBC ditandai dengan demam, batuk berdarah, sesak nafas,
nyeri dada, dan malaise (Nugroho 2011:244)

Anda mungkin juga menyukai