Anda di halaman 1dari 5

VOL. IV NO.

3 Desember 2011 ISSN 1979-8091

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN


AIR SUSU IBU PADA MASA NIFAS

Wahyu Triningsih, Binti Yunariyah


Prodi Keperawatan Tuban, Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Surabaya

ABSTRAK

ASI berperan penting dalam mengoptimalkan dan menjaga kesehatan bayi. Selain itu terdapat
kecenderungan penurunan pemberian ASI eksklusif. Penelitian bertujuan menganalisis hubungan antara teknik
menyusui yang tepat dan kelancaran produksi ASI. Desain penelitian adalah cross-sectional. Sampel penelitian
adalah sebagian ibu masa nifas yang ada di ruang VK Bersalin RSUD Dr. Koesma Tuban sebanyak 24 orang yang
diambil secara acak sederhana. Data dikumpulkan dengan observasi dan dianalisis secara menggunakan chi-
kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara teknik menyusui dengan
kelancaran produksi ASI ibu masa nifas di ruang VK bersalin RSUD Dr. Koesma Tuban. Lebih dari setengah ibu
masa nifas melakukan teknik menyusui yang tidak benar, hampir setengahnya pengeluaran ASInya tidak lancar.

Kata Kunci: Menyusui, Payudara Susu

THE RELATION SHI P BETW EEN BREAST-FEEDI N G TECN I QUE AN D THE


SM OOTHNESS OF BREAST M ILK P RODUCTI ON
ABSTR ACT

Breast milk plays an important role in optimizing dan keeping babys health. On the other hand, there is
a propensity that giving a baby the breast milk exclusively is decline. The objective of this research is to analyze
the relationship between breast-feeding tecnique and the smoothness of breast milk production.The design is
cross-sectional. The sample, they are the respondents who have given birth in pregnancy ward, Dr. Koesma
Hospital In Tuban to the amount of 24 persons, are selected by random sampling. The data are collected by
observation and analyzed statistically using chi-square The result shows relationship between breast-feeding
tecnique and the smoothness of breast milk production in pregnancy ward, Dr. Koesma Hospital Tuban.

Keywords : Breast-feeding, Breast Milk


Alamat Korespondensi : Jl. Wahidin Sudirohusodo no 2 Tuban

PENDAHULUAN sambutannya ketika membuka seminar Dukung


Ibu untuk Mendapatkan Emas dalam rangka
Air susu ibu (ASI) memegang peranan memperingati Pekan ASI Sedunia tahun 2008 di
dalam menjaga kesehatan dan mempertahankan Bekasi, menyatakan bahwa masih rendahnya
kelangsungan hidup bayi. Manfaat keunggulan ASI penggunaan ASI di Indonesia khususnya dalam
tidak dapat diragukan lagi karena merupakan situasi darurat adalah karena: (1)Faktor sosial
sumber alamiah terbaik yang mengandung zat gizi budaya; (2)Kurangnya pengetahuan masyarakat
yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang akan pentingnya tetap memberikan ASI dalam
sedang dalam tahap percepatan tumbuh kembang situasi darurat; (3)Jajaran kesehatan yang belum
terutama 2 tahun pertama, memberikan zat sepenuhnya mendukung penggunaan ASI saat
pelindung terhadap penyakit akut dan kronis terjadi situasi darurat; (4)Gencarnya bantuan susu
meningkatkan Intellegence Quotient (IQ), formula yang masuk; (5)Kurangnya pengetahuan
memberikan interaksi psikologis yang kuat antara dan komitmen pemberi bantuan dan penerima
bayi dan ibu yang merupakan kebutuhan dasar bantuan akan pentingnya tetap menyusui dalam
tumbuh kembang bayi. Bagi ibu sendiri, menyusui situasi darurat; dan (6)Kurangnya dukungan dari
akan menurunkan resiko perdarahan paska masyarakat termasuk dalam hal memberikan
melahirkan, anemia, kanker indung telur, tempat dan kesempatan bagi ibu menyusui berupa
mengurangi kemungkinan menderita kanker shelter khusus untuk memerah ASI nya. Selain itu,
payudara pada masa mendatang, serta akan kurangnya pengeluaran air susu ibu (ASI) dan
menjarangkan kehamilan (Besar dan Eveline, 2008). disebabkan oleh kesalahan teknik menyusui (Ieda
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Poernomo et all, 2004). Padahal salah satu faktor
(Menneg PP) Meutia Hatta Swasono dalam yang mempengaruhi kelancaran ASI adalah

JURNAL KEPERAWATAN 104


VOL. IV NO. 3 Desember 2011 ISSN 1979-8091

kemampuan ibu dalam menyusui yang meliputi ibu masa nifas di ruang VK Bersalin RSUD Dr.
teknik, lama dan frekuensi menyusui. Koesma Tuban dan 3) menganalisis hubungan
Survey yang dilaksanakan pada tahun tehnik menyusui yang benar dengan kelancaran
2002 oleh Nutrition and Health Surveillance Sytem pengeluaran ASI pada ibu masa nifas di Ruang VK
(NHSS) kerja sama balitbangkes di 4 kota (Jakarta, Bersalin RSUD DR. Koesma Tuban
Surabaya, Semarang dan Makasar) dan 8 desa di
Samba, Lampung, Banten, jawa Timur, NTB,
Sulawesi Selatan, menunjukkan bahwa cakupan ASI BAHAN DAN METODE
ekslusif 3-4 bulan di kota berkisar antara 1% -13%,
Sedangkan di desa 2%-13% (Siregar : 2004). Desain penelitian adalah analitik
berdasarkan Suvey Demografi dan Kesehatan korelational cross sectional. Pada penelitian ini,
Indonesia (SDKI) 2007, Angka Cakupan ASI Ekslusif populasinya adalah seluruh ibu masa nifas yang ada
6 bulan di Indonesia hanya 32,3% (SDKI 2007), di ruang VK Bersalin RSUD Dr. Koesma Tuban
masih jauh dari rata-rata dunia, yaitu 38%. sebanyak 25 orang, sampelnya adalah ibu masa
Sementara itu, saat ini jumlah bayi di bawah 6 nifas yang ada di ruang VK Bersalin RSUD Dr.
bulan yang diberi susu formula meningkat dari Koesma Tuban sebanyak 24 orang. Tehnik sampling
16,7% pada tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun yang digunakan adalah simple random sampling.
2007 (SDKI, 2007). Adapun cakupan ASI ekslusif 4- Variabel independen penelitian adalah
6 bulan di Kabupaten Tuban tahun 2006 sebanyak tehnik menyusui yang benar sedangkan variabel
70 %, tahun 2007 sebanyak 15,3 %, dan pada dependennya adalah kelancaran pengeluaran ASI.
tahun 2008 sebanyak 11,1 %. Tempat penelitian di RSUD Dr Koesma Tuban.
Data ibu masa nifas yang ada RSUD Dr Instrumen pengumpul data menggunakan
Koesma Tuban pada bulan Januari sampai dengan kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik
Agustus 2009 sebanyak 207 orang. berarti rata- Chi-Square (X2) dengan derajat kemaknaan p<0,05.
rata jumlah ibu nifas dalam satu bulan adalah
sebanyak 25 orang. Pada penelitian awal terhadap
10 pasien di RSUD Dr Koesma Tuban , empat orang HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan teknik menyusui yang benar, mempunyai
pengeluaran ASI yang lancar, sedangkan enam Karakteristik Ibu Masa Nifas
orang dengan teknik menyusui yang tidak benar ,
mempunyai pengeluaran ASI tidak lancar. Penelitian Pada tabel 1 dari 24 ibu masa nifas,
awal ini kemudian mendorong penulis untuk sebagian besar berusia 1835 tahun sebanyak 23
melakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah ibu nifas (95,8%)
sampel yang lebih banyak lagi.
Isapan bayi dan pengosongan payudara Tabel 1 Distribusi frekuensi berdasarkan usia ibu
sesering mungkin akan memperlancar pemantapan masa nifas di ruang VK bersalin RSUD DR.
proses menyusi. Isapan yang kuat adalah Koesma Tuban Bulan November 2009
rangsangan yang potensial untuk sekresi prolaktin Usia f %
dan oksytosyn (Ieda Poernomo et all, 2004). Kedua 18 25 th 12 50
hormon tersebut diperlukan untuk memulai 26 - 31 th 8 33,3
pengeluaran ASI dan merangsang lets down reflek, 32 - 37 th 4 16,7
sehingga ASI tersedia bagi bayi. makin sering bayi Total 24 100
disusui makin banyak ASI diproduksi. Sebaliknya,
makin jarang bayi menghisap, makin sedikit Tabel 2 Distribusi frekuensi berdasarkan Paritas ibu
payudara menghasilkan ASI, jika bayi berhenti masa nifas di ruang VK Bersalin RSUD DR.
menghisap maka payudara akan berhenti Koesma Tuban Bulan November 2009
menghasilkan ASI Kategori Jumlah Prosentase (%)
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis Primipara 16 66,7%
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Multipara. 8 33,3 %
Hubungan Teknik Menyusui Yang Benar Dengan Total 24 100%
Kelancaran Pengeluaran Asi Pada Ibu Masa Nifas Di
Ruang Vk Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa
(RSUD) Dr. Koesma Tuban.
dari 24 ibu masa nifas sebagian besar adalah ibu
Tujuan umum penelitian adalah
yang baru pertama kali melahirkan yaitu sebanyak
menganalisis hubungan tehnik menyusui
16 ibu nifas (66,7%).
yang benar terhadap kelancaran pengeluaran
ASI pada ibu masa nifas di Ruang VK Bersalin RSUD
DR. Koesma Tuban. Tujuan Khususnya adalah
Teknik Menyusui Ibu Masa Nifas
1)mengidentifikasi teknik menyusui yang benar
pada ibu masa nifas di ruang VK Bersalin RSUD Dr.
Hasil penelitian menunjukkkan bahwa
Koesma Tuban, 2) mengidentifikasi pengeluaran ASI
sebagian besar (62,5 %) teknik menyusui yang

JURNAL KEPERAWATAN 105


VOL. IV NO. 3 Desember 2011 ISSN 1979-8091

dilakukan oleh ibu tidak benar, dan hampir bisa belajar bagaimana cara menyusui dengan
setengahnya (37,5 %) ibu menyusui dengan teknik tehnik yang benar, bahkan penyuluhan akan lebih
yang benar. Tingginya angka teknik menyusui yang baik jika diberikan jauh sebelum ibu melahirkan.
tidak benar dapat disebabkan oleh karena ibu baru Penatalaksanaannya bisa melalui unit rawat jalan
pertama kali melahirkan (primipara) di mana pada kebidanan.
penelitian ini, sebagian besar responden (66,7%)
adalah ibu primipara yang melakukan teknik Kelancaran pengeluaran ASI Ibu Masa Nifas
menyusui yang tidak benar.
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa dari 24 Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih
ibu masa nifas sebagian besar yaitu sebanyak 15 dari separuh ibu masa nifas (54,2%) memiliki
ibu nifas (62,5 %) ibu melakukan tehnik menyusui pengeluaran ASI yang tidak lancar dan hampir
tidak benar. setengahnya (45,8%) yang mempunyai
pengeluaran ASI yang lancar. Ketidaklancaran
Tabel 3 Distribusi frekuensi berdasarkan teknik pengeluaran ASI ini dapat terjadi karena kurangnya
menyusui ibu masa nifas di ruang VK ketrampilan menyusui yang dimiliki oleh ibu, di
Bersalin RSUD DR. Koesma Tuban Bulan mana pada penelitian ini, sebagian besar ibu
November 2009. (62,5%) melakukan teknik menyusui yang salah.
Kategori f %
Benar 9 37,5 Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa dari 24
Tidak Benar 15 62,5 ibu masa nifas, lebih dari separuh, yaitu sebanyak
Total 24 100 13 ibu nifas (54,2 %), pengeluaran ASInya tidak
lancar
Menurut Ieda Purnomo Sidik et all (2004)
seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan Tabel 4 Distribusi frekuensi berdasarkan kelancaran
mengalami berbagai masalah yang sebenarnya pengeluaran ASI ibu masa nifas di ruang
sederhana. Termasuk di dalamnya adalah masalah VK bersalin RSUD DR. Koesma Tuban
cara menyusui. Menyusui yang sebenarnya adalah Bulan November 2009.
masalah yang cukup sederhana bisa menjadi sulit Kategori f %
bagi ibu primara karena tidak adanya pengalaman Lancar 11 45,8
pada dirinya. Akibatnya ibu menjadi lebih peka Tidak Lancar 13 54,2
secara emosional sehingga mudah tersinggung. Total 24 100
Padahal seharusnya proses mencintai anak sudah
mulai terjalin
Ibu muda yang baru pertama kali Menurut Utami Roesli dan Elizabeth Yohmi
melahirkan belum mempunyai pengalaman sama (2008), salah satu faktor yang mempengaruhi
sekali, padahal sering dikatakan bahwa pengalaman kurang lancarnya pengeluaran ASI adalah kesalahan
adalah guru yang terbaik. Seorang yang belum teknik menyusui. Misalnya cara menaruh bayi pada
mempunyai pengalaman biasanya akan mengalami payudara ketika menyusui yang hanya memasukkan
kebingungan pada awal dia ingin melakukan puting susu pada mulut bayi, akibatnya bayi tidak
sesuatu. Sebaliknya seseorang yang sudah sampai menyusu ke areola, padahal pada saat bayi
mempunyai pengalaman, biasanya akan lebih menghisap maka mulut bayi akan terisi ASI dan ia
mudah dalam melakukan sesuatu yang sudah akan menelannya. Ketika bayi menyusu, terjadi
pernah dilakukannya. Hal ini termasuk juga dalam peregangan puting susu dan areola mamae untuk
hal menyusui di mana terbukti ibu primipara yang mengisi rongga mulut, oleh karena itu saat
banyak melakukan kesalahan teknik menyusui. menyusui sebagian besar areola harus masuk ke
Pada umumnya masyarakat Tuban dalam rongga mulut bayi, kemudian lidah bayi akan
khususnya ibu yang baru pertama kali melahirkan menekan ASI keluar dari sinus laktoferus yang
dalam menyusui bayinya masih dibantu oleh orang berada di bahwa areola mamae, sehingga
lain, bayi masih belum dipegang oleh ibunya sendiri pemerasan ASI lebih sempurna. Memasukkan
sehingga bayi tidak bisa sempurna melekat puting saja saat menyusui akan menyebabkan
kepayudara ibu, bahkan badan bayi tidak menempel puting susu lecet dan pengeluaran ASI kurang
ke perut ibu. padahal posisi dasar menyusui untuk sehingga terjadi pembengkakan payudara
memperlancar pengeluaran ASI adalah perlekatan (Soetjiningsih, 2004).
antara perut ibu dan perut bayi. Kebanyakan masyarakat Tuban
Peran kita sebagai perawat atau bidan beranggapan bahwa ASInya tidak lancar bukan
adalah memberikan penyuluhan kepada ibu muda karena kesalahan teknik menyusui tetapi karena
bahwa mereka harus mandiri saat menyusui kurangnya minum jamu. Hal ini menyebabkan ibu
bayinya, bayi harus dipegang sendiri tidak perlu lebih terfokus pada upaya memperbanyak minum
dipegang orang lain, dan perawat atau bidan juga jamu daripada usaha untuk memperbaiki teknik
harus memberikan penyuluhan kepada ibu saat menyusui, disamping itu, juga terdapat adanya
kontrol akan pentingnya penberian ASI sehingga ibu kepercayaan di masyarakat Tuban bahwa ibu

JURNAL KEPERAWATAN 106


VOL. IV NO. 3 Desember 2011 ISSN 1979-8091

menyusui tidak boleh minum air terlalu banyak, atau duduk. Posisi yang kurang tepat akan
karena akan menyebabkan bayinya pilek, padahal menghasilkan perlekatan yang tidak baik. Posisi
seorang ibu yang menyusui harus makan makanan dasar menyusui terdiri dari posisi badan ibu, posisi
bergizi dan dianjurkan banyak minum agar produksi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara
ASI menjadi lancar, selain itu hal yang paling ibu (perlekatan atau attachment)
penting adalah ibu yang menyusui tidak boleh stres Tehnik yang salah saat menyusui, misalnya
karena jika ibu stres akan mempengaruhi hormon cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui
penghasil ASI. yang hanya memasukkan puting susu pada mulut
Perawat atau bidan harus memberikan bayi sehingga bayi tidak sampai menyusu ke areola
pengertian kepada ibu agar banyak mengkonsumsi akan menyebabkan puting susu nyeri/lecet,
makanan bergizi dan menghindari hal-hal yang bisa pengeluaran ASI kurang sehingga terjadi
menyebabkan tekanan jiwa (stress), selain itu pembengkakan payudara dan membuat aliran susu
tenaga kesehatan juga perlu membentuk dan tersumbat sehingga mengakibatkan terjadinya
membantu pengembangan kelompok pendukung mastitis, meluasnya peradangan dan abses pada
ibu menyusui seperti pojok laktasi yang memberikan payudara (Ieda poernomo et all, 2004).
penyuluhan tentang teknik menyusui yang benar Penelitian ini memperkuat teori yang sudah
dan mendemonstrasikan perawatan payudara untuk ada bahwa teknik menyusui yang benar mempunyai
memperlancar pengeluaran ASI. hubungan dengan kelancaran pengeluaran ASI,
semakin benar tehnik menyusui yang dilakukan oleh
ibu akan semakin memperlancar pengeluaran ASI,
Hubungan antara Teknik Menyusui Yang jadi rumor yang ada dimasyarakat bahwa minum
Benar dengan kelancaran Pengeluaran ASI jamu dapat memperlancar pengeluaran ASI itu
Ibu Masa Nifas sama sekali tidak benar, untuk itu, salah satu
upaya untuk meningkatkan kelancaran pengeluaran
Berdasarkan uji chi-square didapatkan ASI adalah dengan cara memberikan penyuluhan
adanya hubungan antara teknik menyusui yang kesehatan khususnya tentang teknik menyusui yang
benar dengan kelancaran pengeluaran ASI benar oleh semua pihak terutama oleh bidan dan
(p=0,000<=0,05). Semakin baik tehnik menyusui perawat, selain itu hal yang perlu dilakukan oleh
yang dilakukan oleh ibu pengeluaran ASInya akan tenaga kesehatan adalah mendirikan kelompok
semakin lancar (tabel 5). pendukung ibu menyusui seperti adanya pojok
laktasi yang memantau kesehatan ibu nifas serta
memantau tehnik menyusui yang dilakukan oleh
Tabel 5 Tabulasi Silang Pengaruh tehnik ibu, dan membantu ibu melakukan tehnik menyusui
menyusui yang benar terhadap kelancaran yang benar sehingga pengeluaran ASI menjadi
pengeluaran ASI di ruang VK Bersalin RSUD Dr lancar, selain hal tersebut ibu hamil dan menyusui
Koesma Tuban bulan november 2009 dapat diberi gambar- gambar tentang bagaimana
Pengeluaran ASI posisi menyusui yang benar terutama dalam
Tehnik Tidak Total menempatkan bayi ke badan ibu dan posisi mulut
Lancar bayi ke payudara ibu.
Menyusui Lancar
n % n % n % Dukungan tenaga kesehatan akan sangat
Benar 9 100 0 0 9 100 menentukan suksesnya menyusui dan kelancaran
Tidak Benar 2 13 13 87 15 100 pengeluaran ASI disamping dukungan suami,
P =0,000 < 0,05, keluarga dan lingkungan, dengan mengikuti dan
mempelajari pengetahuan mengenai menejemen
Hasil observasi terhadap 24 ibu masa nifas, laktasi diharapkan setiap ibu hamil, bersalin dan
didapatkan bahwa dari 9 orang ibu yang melakukan menyusui dapat memberikan ASI secara optimal
teknik menyusui dengan benar, semuanya (100%) sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang
memiliki pengeluaran ASI yang lancar, dan 15 ibu secara normal sebagai calon sumber daya manusia
masa nifas yang melakukan teknik menyusui tidak yang berkualitas.
benar, sebagian besar (86,7%) pengeluaran ASInya
tidak lancar. Hal ini menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara teknik menyusui yang benar SIMPULAN DAN SARAN
dengan kelncaran pengeluran ASI.
Menurut Utami Roesli dan Elizabeth Yohmi Simpulan penelitian adalah: 1)Lebih dari
(2008), agar proses menyusui dapat berjalan lancar setengah teknik ibu menyusui ibu masa nifas di
maka seorang ibu harus mempunyai keterampilan ruang VK Bersalin RSUD Dr. Koesma Tuban adalah
menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara tidak benar, 2)hampir setengahnya pengeluaran ASI
ibu ke bayi secara efektif. Tehnik menyusui yang ibu masa nifas di ruang VK Bersalin RSUD Dr.
benar meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi Koesma Tuban adalah tidak lancar, dan 3)terdapat
pada payudara yang tepat. posisi menyusui harus hubungan antara tehnik menyusui dengan
senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring

JURNAL KEPERAWATAN 107


VOL. IV NO. 3 Desember 2011 ISSN 1979-8091

kelancaran pengeluaran ASI pada ibu masa nifas di Kesehatan di Puskesmas. Jakarta:
ruang VK bersalin RSUD Dr. Koesma Tuban. Departemen Kesehatan
Hal yang disarankan adalah: 1)ibu nifas di
ruang VK bersalin RSUD Dr. Koesma Tuban Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan
hendaknya mengikuti penyuluhan kesehatan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
khususnya tentang teknik menyusui yang benar, Harapan
mempelajari gambar tentang tehnik menyusui yang
benar, bagaimana posisi mulut bayi yang benar Hidayat, A. Azis Alimul. 2002. Riset Keperawatan
saat melekat pada payudara ibu, atau melalui video, dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
2)Perawat atau bidan hendaknya memberikan Salemba Medika
penyuluhan dan mendemonstrasikan tentang
perawatan payudara, asupan gizi ibu menyusui Ieda Poernomo Sigit Sidi, et. all. 2004. Bahan
guna untuk menunjang kelancaran pengeluaran bacaan Manajemen Laktasi Jakarta:
ASI, hal tersebut hendaknya dilakukan selama Perinasia
kehamilan sampai setelah persalinan, 3)Perawat
atau bidan penting untuk memantau bagaimana Indiarti, M.T. 2008. ASI, Susu Formula dan
teknik menyusui yang dilakukan ibu masa nifas di Makanan Bayi. Yogyakarta: Elmatera
ruang VK bersalin RSUD Dr. Koesma Tuban dan Publishing
memantau kelancaran pengeluaran ASI sehingga
kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi. Notoatmojo, Soekidjo.2005 Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

DAFTAR ACUAN Roesli, Utami dan Elizabeth Yohmi. 2008.


Manajemen Laktasi dalam Bedah ASI
Besar, Dien Sanyoto dan Evelin PN. 2008. Kajian dari Berbagai Sudut Pandang
Manajemen Laktasi dalam Bedah ASI Ilmiah. Jakarta : IDAI
Kajian dari Berbagai Sudut Pandang
Ilmiah. Jakarta : IDAI Rosyita, Syarifah. 2008. ASI Untuk Kecerdasan
Bayi. Yogyakarta; Ayyana
Depkes RI. 2001. Manajemen Laktasi: Buku
Panduan bagi Bidan dan Petugas Soetjiningsih. 1999. ASI Petunjuk UntukTenaga
Kesehatan. Jakarta: EGC

JURNAL KEPERAWATAN 108

Anda mungkin juga menyukai