Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SKALA WAKTU RELATIF DAN UMUR ABSOLUT

Disusun oleh

Sutejo Amin Tohari


201612025
Jackie matias
201612034

UNIVERSITAS KALTARA TANJUNG SELOR

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

2016
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
Karunianya, penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang SKALA WAKTU
RELATIF DAN UMUR ABSOLUT.Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
mata kuliah REKAYASA GEOLOGI

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen
mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih
baik di masa yang akan datang.

Tanjung Selor, 14 Mei 2016

Penyusun

2
Daftar isi

Halaman Sampul
Kata pengantar ........................................................................................................ 2
Daftar isi .................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ......................................................................................... 4
1.2 Rumusan masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan penulisan ...................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Waktu Geologi ......................................................................................... 6
2.2 Skala Waktu Relatif .................................................................................
2.3 Umur absolut ...........................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ................................................................................................
3.2 Saran ......................................................................................................

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya
bumi dan Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari
bumi. Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet Bumi, termasuk
Komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya.Karena Bumi tersusun oleh batuan,
pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal
utama dalam memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek
utama yang dipelajari dalam geologi.

Konsep waktu (yang benar) ditemukan di Edinburgh pada dekade 1770-an oleh
sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh James Hutton. Mereka menantang konsep
waktu konvensional yang telah ada di sepanjang sejarah hidup manusia, yang
menyatakan bahwa unit waktu terukur adalah rentang hidup manusia dan bahwa
umur planet Bumi hanya 6000 tahun. Hutton dan kawan-kawan telah mempelajari
batuan di sepanjang pesisirSkotlandia dan menyimpulkan bahwa setiap formasi
batuan, betapapun tua, adalah hasil erosi dari batuan lain, yang jauh lebih tua.
Penemuan mereka memperlihatkan bahwa waktu terentang sangat jauhmelebihi
manusia mampu bayangkan. Penemuan tersebut merubah cara pandang manusia
terhadap Bumi, planet, bintang, dan juga terhadap kehadiran manusia itu sendiri.
Sesungguhnya, konsep waktu yang berdasarkan observasi formasi batuan tersebut
berakar dari prinsip paling dasar dalam ilmu Geologi, yaitu prinsip keseragaman
(uniformitarianisme), yang menjadi dasar Geologi modern.

1.2 Rumusan Masalah


1. Konsep-Konsep tentang Waktu Geologi.
2. Skala relatif
3. Umur absolut
4.

4
1.3 Tujuan penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Geologi
2. Agar dapat memahami skala waktu geologi

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Skala Waktu Geologi


Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk
menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah
Bumi. Pada awal era pembentukan bumi terdapat empat era yaitu era prakambrium,
kemudian era paleozoikum yang terdiri dari zaman kambrium, zaman silur, zaman
devon, zaman karbon dan zaman prem. Lalu berlanjut ke era mesozoikum yang
terdiri dari zaman trias, zaman jura dan zaman kapur. Kemudian era berikutnya
yaitu era kenozoikum atau era neozoikum ya g terdiri dari zaman tersier dan zaman
kwarter. Pada masa sekarang ini bumi berada pada masa holosen muda.
Diperkirakan manusia muncul 2 juta tahun yang lalu.

Pada dasarnya bumi secara konstan berubah dan tidak ada satupun yang
terdapat diatas permukaan bumi yang benar-benar bersifat permanen. Bebatuan
yang berada diatas bukit mungkin dahulunya berasal dari bawah laut. Oleh karena
itu untuk mempelajari bumi maka dimensi waktu menjadi sangat penting,
dengan demikian mempelajari sejarah bumi juga menjadi hal yang sangat penting
pula.
Skala waktu geologi dibagi menjadi 2
1. Skala waktu relative
2. Umur absolut

6
Umur geologi merupakan skala umur yang menunjukkan jaman-jaman yang telah
berlangsung sejak bumi terbentuk hingga kehidupan saat ini.
Umur geologi terbagi menjadi 2, yaitu umur relatif dan umur absolut.

Umur relatif ialah umur yang ditentukan berdasarkan posisi batuan atau fosil relatif
terhadap posisi batuan atau fosil di sekitarnya. Dengan kata lain, umur relatif tidak
menunjukkan angka, tetapi pernyataan bahwa tentang mana yang lebih tua dan mana
yang lebih muda berdasarkan proses pembentukannya.

Penentuan umur relatif dapat ditentukan melalui prinsip superposisi, fosil suksesi,
potong memotong, dan prinsip kesebandingan.
a) Prinsip kesejajaran atau superposisi: dalam kondisi normal, lapisan yang
berada di bawah lebih tua daripada lapisan di atasnya. Pada gambar di bawah,
lapisan yang paling tua ialah lapisan berwarna putih yang terletak paling bawah
(gambar kiri) sedangkan pada gambar kanan, lapisan tertua ialah lapisan berwarna
hijau muda yang terletak di sebelah kanan bawah (pada hanging wall sesar).
b) Prinsip potong memotong: lapisan yang dipotong lebih tua daripada yang
memotongnya. Sesuatu yang memotong lapisan dapat berupa lapisan batuan lain
(dike, batolit, dll) atau berupa bidang diskontinuitas (sesar, rekahan, dll). Pada
gambar di atas, dike (kiri) dan sesar naik (kanan) lebih muda daripada lapisan
yang dipotongnya.
c) Prinsip kesebandingan: membandingkan bentuk atau teksturnya seperti sutura
fosil yang bersifat sederhana (muda) atau kompleks (tua).
d) Prinsip kesejajaran fosil: mengkorelasikan lapisan-lapisan yang mengandung
fosil. Lapisan yang fosilnya sejenis berarti memiliki rentang umur yang sama.

7
.

Lalu, prinsip kesebandingan ialah membandingkan bentuk, misalnya fosil


yang memiliki sutura sederhana lebih tua daripada fosil yang suturanya lebih
kompleks.

Umur absolut ialah umur yang ditunjukkan dengan suatu angka yang diperoleh dari
pengukuran radioaktif. Jadi, umur absolut ini langsung menunjukkan angka umurnya
sehingga dapat diketahui pada jaman apa batuan tersebut terbentuk.

Untuk menentukan umur absolut, terdapat dua metode, yaitu:

Metode menghitung, contohnya ialah menghitung lingkaran tahunan, jumlah


endapan atau sutura fosil, dan sclerochronology (menghitung lapisan dari
pertumbuhan organisme seperti koral, kerang-kerangan, atau kayu yang
membatu).

Metode isotop, misalnya ialah radiokarbon atau C-14, kosmogenik (Cl-36, Be-
10, He-3, Al-26), atau Uranium series disequilibrium. Khusus untuk daun,
metode yang cocok ialah radiokarbon karena metode yang lain kesalahannya
terlalu besar untuk penentuan umur absolut daun.

Umur Absolut

Metode menghitung

8
Dendrokronologi: menghitung
lingkaran tahunan suatu fosil kayu serta membandingkannya dengan lingkaran
tahunan pada pohon yang masih hidup (lihat gambar di samping). Metode ini
digunakan untuk menentukan umur absolut serta kondisi iklim dan lingkungan
purba. Metode ini juga dapat menentukan tahun pembentukan tiap lingkar, meneliti
peristiwa lingkungan dan/atau manusia yang telah lalu, dan crossdated sampel yang
overlap dalam waktu seperti pada gambar di bawah.

Metode isotop

Radiokarbon atau C-14: waktu paruh yang digunakan ialah 5730 tahun dan
diukur pada material organik dengan kisaran 0-35.000 tahun (dengan metode
AMS dapat mencapai 50-70 ribu tahun). Sangat berguna dalam studi
arkeologis. Kelemahan metode ini ialah: 1.) sampelnya harus mengandung
material organik; 2.) untuk sampel arkeologis dibutuhkan ukuran yang besar;
3.) sampel dan lokasi pengambilannya harus benar-benar terhindar dari
kontaminasi karbon di atmosfer; 4.) tidak terlalu akurat pada endapan yang
relatif baru karena memiliki keterbatasan atas dan bawah yang signifikan
akibat tingkat peluruhannya yang logaritmik.

Metode Potassium-Argon (K-Ar): mengukur akumulasi Argon pada substansi


yang berasal dari dekomposisi Potassium. Prinsip kerjanya secara umum

9
sama dengan metode radiokarbon, tetapi metode ini hanya sesuai untuk
batuan beku vulkanik yang masih segar.

Kosmogenik: metode ini dapat mengukur umur erosional dan umur material
tersebut tersingkap. Unsur yang digunakan ialah Cl-36, Be-10, He-3, Al-26.

Uranium Series Disequilibrium:

o Peluruhan Uranium-Helium sangat cocok untuk fosil yang mengandung


aragonit (koral, Moluska) selama tidak mengalami perubahan atau
rekristalisasi.

o Peluruhan Uranium-Thorium efektif digunakan pada sedimen laut, tulang,


kayu, koral, batu dan tanah dan waktu paruhnya 75.830 tahun. Kelebihan
metode ini ialah ukuran sampel yang dibutuhkan tidak besar, yaitu
kurang dari 20 gram bahkan untuk tulang hanya diperlukan 3-5 gram.
Kekurangannya ialah sampel yang diambil tidak boleh mengandung
Thorium dan harus segera ditutup sehingga tidak dapat mengambil
banyak sampel. Hal ini dapat dilakukan dalam gua, dalam air dan area
terbuka.

Metode Pb-210: waktu paruhnya ialah 22,3 tahun sehingga berguna dalam
kisaran umur 150-200 tahun. Metode ini dapat diaplikasikan untuk mengukur
umur hujan salju, sedimen muda, ikan dan angka historis pencemar
lingkungan (logam).

Pembongkaran Radiasi

Metode fission track: metode ini diterapkan pada batuan vulkanik dan tefra,
diamati pada mineral zirkon, titanit, apatit dan gelas. Dapat digunakan untuk
material sangat muda (dengan kandungan U tinggi) dan material sangat tua
(dengan kandungan U rendah) di darat maupun di laut. Terdapat dua jenis
jejak peluruhan, yaitu spontaneous dan induced yang melibatkan 2 isotop, U-

10
238 dan U-235. Jejak peluruhan (spontaneous maupun induced) pada sampel
yang hendak diamati mula-mula diperbesar dengan pengetsaan dalam asam
sehingga dapat terlihat oleh mikroskop cahaya seperti gambar di bawah.
Kemudian, melalui mikroskop jejak tersebut dihitung atau dicatat
kepadatannya di suatu area. Jumlah jejak per area unit adalah fungsi dari
umur dan konsentrasi Uranium.

Metode luminescence: teknik ini mengukur umur pengendapan untuk endapan


Kuarter yang didasarkan pada kenampakan kerapatan butiran sedimen
tersebut. Prinsip pengukurannya ialah mengukur rekaman radiasi ionisasi
matahari terhadap butiran mineral dalam sedimen selama erosi dan
transportasi. Jadi, luminescence menandakan peristiwa pengendapan.

Metode resonansi perputaran elektron (ESR): prinsip metode ini didasarkan


pada fakta bahwa radiasi menyebabkan elektron berpindah dari posisi atom
normalnya dan terperangkap pada kisi dari mineral. Keunggulan metode ini
ialah sampelnya yang tidak dihancurkan sehingga dapat di dating lebih dari
satu kali. Metode ini dapat digunakan untuk mengukur umur material organik
yang kaya akan kalsium seperti koral, tulang, moluska, dan cangkang telur.
Selain itu juga dapat mengukur umur material anorganik seperti
batugamping, kuarsa dan batu api.

Hybridized Technique

11
Teknik Korelasi. Teknik ini tidak menghasilkan angka umur, tetapi jika
dikombinasikan dengan metode lain, maka akan menghasilkan pengukuran yang
lebih akurat.

o Paleomagnetik: metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lain agar


lebih akurat dalam menentukan umur dari sedimen Kuarter, batuan dan fosil.
Sampel dapat diperoleh dari pemboran dengan diameter 2,5 cm dan
panjangnya 6-12 cm atau dari blok sampel yang diketahui dip dan
azimuthnya. Sebelum ditentukan umurnya, sampel tersebut dihangatkan
lebih dahulu dengan lebih dulu dicocokkan dengan arah kutub magnet saat
ini agar orientasi medan magnetnya seragam (lihat gambar di bawah).

Paleomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu kutub normal dan pembalikkan kutub.
Kutub normal ialah posisi kutub magnetik bumi yang sesuai dengan
posisinya saat ini sedangkan pembalikkan kutub yang terjadi secara periodik
selama sejarah Bumi ialah posisi kutub magnetik bumi yang berlawanan
atau berbeda dengan posisinya saat ini. Hal tersebut menyebabkan deklinasi
magnetik terhadap kutub geografis bumi yang diperlukan dalam penggunaan
kompas untuk orientasi. Untuk kutub normal, arah kompas menunjuk ke
arah utara dan selatan dan arah orientasi magnetik dari batuan pun berarah
utara selatan. Namun, untuk pembalikan kutub arah kompasnya akan
mempunyai deklinasi dan inklinasi yang besar terhadap arah kutub magnetik
saat ini. Metode ini dapat mengukur hingga sekitar 10.000 tahun.

o Tefrakronologi: metode ini mengukur unsur jejak (trace element) pada lapisan
abu vulkanik untuk menentukan sumbernya.

12
Kimia dan Biologi

o Aminostratigrafi: penentuan umur dari rantai asam amino.

o Hidrasi Obsidian: penentuan umur dari kemampuan obsidian menyerap air


atau uap air dari atmosfer. Penyerapan uap ini dipengaruhi oleh ketebalan
kulit hidrasi obsidian (variabel terikat) yang meliputi waktu, geokimia,
iklim, kandungan kimiawi tanah, dan Tempertur Hidrasi Efektif (EHT).
Geoarkeologis menggunakan determinasi hidrasi obsidian untuk
menentukan kedalaman waktu.

o Lichenometri: penentuan umur dari jamur.

13

Anda mungkin juga menyukai