Bab Vi
Bab Vi
PEMBAHASAN
6.1.1. Pendidikan
berpendidikan terakhir SMA yaitu sebesar 55,9% responden. Hal ini menunjukkan
menjadi sebab utama masyarakat lebih memilih bekerja setelah tamat SMA.48
6.1.2. Profesi/Pekerjaan
Responden ibu-ibu rata-rata berprofesi sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga). Selain
6.1.3. Penghasilan
di bawah 1 juta. Hal ini berbanding lurus dengan pendidikan yang telah ditamatkan
bekerja di sektor- sektor informal hanya bekerja sebagai pekerja kasar dan pekerja
93
94
yang jauh dengan pusat pelayanan kesehatan. Dari data Ditjen Cipta Karya dalam
di Kota Padang.49 Tetapi untuk Kecamatan Pauh dengan luas geografis terbesar
yang luasnya 21,05% dari luas Kota Padang hanya mengandalkan satu Puskesmas
fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas lengkap dan cukup
kesehatan gigi dan mulut di puskesmas. Hal ini dikarenakan masih ada Puskesmas
95
yang tidak bisa melakukan tindakan penambalan gigi sehingga gigi yang sakit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 43% responden puas dan 44% responden
mengatakan cukup dan kurang puas dengan kinerja dan pelayanan yang diberikan
Puskesmas. Tetapi, banyak juga responden yang puas dengan pelayanan yang
kebutuhan dan keinginan pasien. Kepuasan pasien ialah suatu tingkat perasaan
pasien yang timbul akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperoleh setelah
kesehatan masyarakat yang layak diberikan kepada setiap orang yang telah
penyakit gigi yang diderita mengharuskan kotrol berkala atau lebih dari satu kali ke
dokter gigi. Hal ini menyebabkan biaya yang dikeluarkan lebih mahal. Apalagi
6.3. Persepsi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut (Dokter Gigi, Dinas
mengatakan masih ada penduduk yang wilayah pemukimannya jauh dari pusat
Puskesmas di Kota Padang terdapat dua puskesmas yang luas wilayah kerjanya
paling besar dan tergolong jauh dari pemukiman masyarakat dibeberapa Kelurahan,
yaitu Puskesmas Pauh dan Puskesmas Bungus.43,52 Hal ini berbanding lurus karena
dari data Badan Pusat Statistik Kota Padang 2015 menyebutkan bahwa 50,8%
berobat jalan.44
kesehatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Padang 2015, Kecamatan
Pauh dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung juga sulit dijangkau masyarakat karena
kemiringan landai di tepi pantai hingga tidak adanya transportasi umum dari rumah
beberapa Kelurahan di dua Kecamatan tersebut juga masih terkendala dengan akses
fasilitas kesehatan gigi dan mulut Puskesmas cukup lengkap di Kota Padang.
PUSKESMAS
No Jenis Layanan, Alat dan Sarana Kesehatan
Non Perawatan Perawatan
A. Layanan Poliklinik Gigi
1 Atraumatic Restorative Treatmen (ART)
1.1. Enamel Access Cutter
1.2. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Kecil (Spoon
Excavator Small)
1.3. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Sedan g
(Spoon Excavator Medium)
1.4. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Besar (Spoon
Excavator Large)
1.5. Double Ended Applier and Carver
1.6. Spatula Plastik
1.7. Hatchet
1.8. Batu Asah
2 Bein Lurus Besar
3 Bein Lurus Kecil
Bor Intan (Diamond Bur Assorted) untuk Air Jet Hand
4
Piece (Kecepatan Tinggi) (round, inverted dan fissure)
Bor Intan Kontra Angle Hand Piece Conventional
5
(Kecepatan Rendah) (round, inverted dan fissure)
98
6 Polishing Bur
7 Ekskavator Berujung Dua (Besar)
8 Ekskavator Berujung Dua (Kecil)
9 Gunting Operasi Gusi (Wagner) (12 cm )
10 Handpiece Contra Angle
11 Handpiece Straight
12 Kaca Mulut Datar No.4 Tanpa Tangkai
13 Tangkai Untuk Kaca Mulut
14 Klem/Pemegang Jarum Jahit (Mathieu Standar)
15 Korentang, Penjepit Sponge (Foerster)
16 Set Kursi Gigi yang terdiri dari:
16.1. Kursi Gigi:
- Up Down Movement
- Reclining
- Head Rest
- Lampu Halogen Tanpa Bayangan
16.2. Cuspidor Unit:
- Spitton Bowl + Bowl Flush
- Water Cup Filler
- Saliva Ejector
- Transparent Water Tank (1000 cc)
16.3. Meja Instrumen
- Air Turbin Hand Piece 400.000 rpm
- Air Motor 20.000 rpm dengan Straight dan
Contra Angle Hand
- Triple Syringe
16.4. Foot Controller untuk Hand Piece
16.5. Kompresor Oilless 1 PK
17 Light Curing
Mikromotor dengan Straight dan Contra Angle Hand
18
Piece (Low Speed Micro Motor portable)
19 Pelindung Jari
20 Pemegang Matriks (Matrix Holder)
21 Penahan Lidah
22 Pengungkit Akar Gigi Kanan Mesial (Cryer Distal)
23 Pengungkit Akar Gigi Kanan Mesial (Cryer Mesial)
24 Penumpat Plastis
25 Periodontal Probe
26 Penumpat Semen Berujung Dua
27 Pinset Gigi
Skeler Standar , Bentuk Cangkul Kiri (Type
28
Chisel/Mesial)
99
C. Perlengkapan
1 Generator Listrik 2000 watt
2 Sikat untuk Membersihkan Peralatan
3 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup
4 Tempat jarum bekas
5 Stabilizer
6 Tempat Alat Gigi (Tas Peralatan)
7 Tempat Sampah Tertutup
D. Perabotan
1 Kursi kerja
2 Meja tulis biro
belum dapat memenuhi seluruh standar alat dan bahan yang dibutuhkan pasien.
101
Contohnya, sterilisator alat yang tidak berfungsi karena tidak adanya dana
pemeliharaan. Tidak semua alat, bahan dan obat untuk pelayanan kesehatan gigi
kesehatan standar dilakukan oleh Puskesmas dan juga stok bahan dan obat yang
Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, bagian b dikatakan bahwa pelayanan gigi
karena masalah kurangnya skill dokter gigi menangani hal tersebut. Puskesmas
ini dikarenakan adanya bantuian dari BPJS dari Pemerintah yang dapat
Padang
Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling untuk rawat jalan tidak
dikenakan retribusi dan ayat 2 (b) berbunyi : Dalam hal ada penunjang diagnostik,
tindakan medik tidak dikenakan retribusi yang meliputi : tindakan gigi, gigi susu,
ektraksi/satu gigi, tambalan gigi/satu gigi, perawatan saraf gigi/satu gigi, scalling
dan pencabutan gigi terpendam. Pemerintah Kota Padang melalui Perda tersebut
tujuannya, Perda ini sebenarnya sangat membantu masyarakat Padang untuk lebih
sadar dan peka terhadap usaha preventif kesehatan gigi dan mulut. Realisasi Pemko
103
Padang kepada masyarakat yang rendah tentang adanya Perda tersebut dan
kebiasaan serta pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut yang
masih rendah membuat tujuan pengadaan Perda tidak dapat dirasakan oleh
masyarakat Padang.
Kabupaten/Kota sebesar 10% dari APBD di luar gaji.7 Persentase APBD kesehatan
untuk Kota Padang pada tahun 2014 sebesar 6,5% (Rp. 141.605.905.808) dan naik
pada tahun 2015 (Rp 152.489.616.837).7,56 Jumlah dana yang terealisasikan pada
APBD kesehatan hanya sebagai ukuran kebutuhan saja karena realisasinya jauh dari
Dinas Kesehatan Kota Padang, secara garis besar dana APBD untuk kesehatan gigi
kepada Puskesmas yang melaporkan kebutuhan pengadaan alat dan fasilitas yang
rusak atau perlu diperbaiki. Dinkes Kota Padang tidak memilik dana pemeliharaan
104
atau pengadaan alat karena harus bernegosiasi dengan Pemko Padang dan DPRD
dana APBD Kesehatan tidak secara langsung dikelola oleh Dinas Kesehatan karena
hanya dapat dicairkan bila negosiasi sejalan dengan Pemerintah. Sebagai contoh
mendapatkan dana pemeliharaan alat kedokteran dengan jumlah yang jauh dari
dibutuhkan sulit teralisasikan. Menurut data Dinas Kesehatan 2015, biaya modal
dengan Pemerintah yang rumit harus dihadapi oleh Dinas Kesehatan untuk
secara tepat dengan DPRD Komisi IV dan Pemko Padang sehingga rencana
pengada MDC dapat terealisasikan. DPRD Komis IV dalam hal ini merencanakan
pengalokasian dana pengadaan MDC dengan dana bantuan hibah dan dana bantuan
sosial yang dikelola oleh Pemko Padang. Dana ini sangat membantu dalam
pengadaan MDC karena jarak pemukiman penduduk yang jauh dari pusat
pelayanan kesehatan yaitu lebih dari 3 kilo meter. Berbeda dengan pemerintah,
jarak rumah masyarakat 1-3 km dari pusat pelayanan kesehatan disarankan untuk
diatasi sehingga pemerataan kesehatan gigi dan mulut dapat tercipta di Kota
Padang.
MDC merupakan salah satu cara alternatif mengatasi masalah kesehatan gigi dan
dengan Pusat Pelayanan Tingkat Satu maupun Lanjutan harus dilakukan agar
terwujud masyarakat yang sehat. Salah satu contoh yaitu UKGS oleh Puskesmas di
Kota Padang hanya melakukan program promotif dan preventif.46 Pengadaan MDC
yang tidak dapat dikerjakan perlu dilakukan rujukan ke Pelayanan Tingkat Satu atau
Lanjutan untuk pemeriksaan selanjutnya. Karena itulah, kerja sama setiap pihak
Kota Padang
di Kota Padang diketahui Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Bidang Jaminan
75% responden. Menurut salah seorang anggota DPRD Komisi IV yang tahun lalu
memegang program kerja kesehatan gigi dan mulut di Kota Padang mengatakan
APBD yang sangat rendah hingga tahun ini. Untuk mewujudkan MDC di Kota
Padang, salah satu cara yang dilakukan yaitu perlunya pengalokasian dana hibah
dan bantuan sosial pemko Padang. Dengan bantuan dana tersebut, pengadaan MDC
ditekankan juga, kolaborasi dengan pihak swasta terkait kesehatan gigi dan mulut
perlunya 1 - 5 tahun lagi diadakan MDC di Kota Padang. Urgensi pengadaan MDC
107
Kota Padang
diketahui rata rata skor 55,10. Dari klasifikasi skor skala pentingya pengadaan
harus mengandung empat unsur. Salah satunya yaitu pengaturan setiap pelayanan
dengan tetap berpegang pada efisiensi dan efektitif.52 Dengan berbagai masalah
kesehatan gigi dan mulut masyarakat Padang yang masih sulit diatasi oleh
Peran serta dokter gigi sebagai pelayan kesehatan untuk masyarakat juga
klinik/rumah sakit. Ujung tombak awal sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat
health care services) dengan mengedepankan fungsi promotif dan preventif (public
health service). Karena fungsi kuratif dan rehabilitative lebih di tekankan kepada
membantu peran promotif dan preventif oleh puskesmas, MDC sangatlah dapat
diandalkan. Persepsi dokter gigi tentang pentingya pengadaan MDC di Kota Padang
dengan 14 total pertanyaan dengan nilai maksimal skor 70 apabila dokter gigi
dokter gigi diketahui rata rata skor 58,28. Dari klasifikasi skor skala pentingya
dokter gigi juga sangat berharap pemerintah secepatnya mengadakan fasilitas MDC
di Kota Padang.
Jenis pelayanan jasa seperti MDC merupaka jenis pelayanan diberikan oleh
dengan produk akhir berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi penerimanya
secara langsung dan habis terpakai dalam jangka waktu tertentu. Penyediaan
unsur pelaksana otonomi daerah yang memiliki tugas utama dalam meningkatkan
kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Begitu juga dengan DPRD sebagai
badan legislatif yang memiliki fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan. Fungsi
legislasi (pengaturan) dalam hal ini berkaitan dengan membentuk dan mengesahkan
nilai maksimal skor 70 apabila responden menjawab Sangat Penting (SP) di setiap
62,27. Dari klasifikasi skor skala pentingya pengadaan MDC di Kota Padang yaitu
antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat. Kolaborasi antar semua sektor
yang terkait akan sangat bermanfaat demi kepentingan kesehatan gigi dan mulut
yang lebih baik dapat lebih cepat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.52
110
kuisioner persepsi untuk DPRD, Dinas Kesehatan, Dokter Gigi dan masyarakat
yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Subjek penelitian
yang dipilih oleh peneliti bekerja di bawah Pemerintahan Kota Padang, seperti
anggota DPRD, Dinas Kesehatan dan dokter gigi yang bekerja di Puskesmas yang
tersebar di Kota Padang. Karena subjek penelitian juga berfokus kepada persepsi
yang sangat lama untuk mengumpulkan kuisioner yang telah diisi oleh subjek
kendala karena jadwal responden yang sangat padat dan sulit ditemui karena jarang
berada di kantor pusat pemerintahan. Begitu juga dengan dokter gigi yang waktu
bekerjanya padat dari pagi sampai siang di Puskesmas. Bahkan ada yang sulit