Epistemologi
Jika kita tanya kepada orang disamping kiri kita, kenapa anda meyakini bahwa
manusia itu adalah begini dan bukan begitu, maka dia akan memaparkan jawaban
tentang kebeginian sehingga dia tiba kepada keyakinan bahwa manusia itu adalah
begini.
Pengetahuan
Pun demikian jika kita menoleh kepada orang yang disamping kanan kita, dan
menanyakan, Dan kenapa anda meyakini bahwa manusia itu adalah begitu dan bukan
begini, maka orang yang disamping kanan kita akan mengungkapkan jawaban yang
berbeda dengan orang disamping kiri kita dengan memaparkan teori tentang kebegituan
sehingga dia tiba kepada keyakinan bahwa manusia itu adalah begitu.
Pertanyaannya sekarang adalah, kenapa masing-masing orang mempunyai jawaban yang
berbeda atas satu permasalahan yang sama?
Disini menarik untuk kita teliti, apa sih yang menyetir pikiran orang sehingga kemudian
masing-masing individu dan golongan cenderung untuk mempertahankan dan membela
apa yang diyakininya.
Mari kita lihat dulu proses bagaimananya, Bagaimana seseorang tiba kepada
sebuah keyakinan.
Seseorang tiba kepada sebuah keyakinan tentang sesuatu sesuai dengan porsi
pengetahuannya (epistemologi), dari pengetahuan yang didapat tersebut kemudian
terbentuklah sebuah pandangan alam dan dari pandangan alam ini muncullah sebuah
ideologi yang pada akhirnya akan menentukan mana yang boleh dan mana yang tidak
boleh, mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus ditolak, mana yang halal dan
mana yang haram.
Dari proses kebagaimanaan tersebut, nanti kita akan memfokuskan pembicaraan
kita kepada teori pengetahuan. Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan, alat untuk
mendapatkan pengetahuan, sumber pengetahuan, tahapan pengetahuan dan jika
memungkinkan akan kita kaji juga bentuk dan bagian pengetahuan.
Namun sebelum sampai kesana, sekarang kita perlu tahu sedikit, bagaimana hubungan
pengetahuan dengan ideologi seseorang. Bagaimana pengetahuan itu melahirkan
Pandangan Alam.
Pandangan Alam adalah bentuk dari sebuah kesimpulan, penafsiran dan hasil
kajian seseorang terhadap alam semesta, manusia, masyarakat dan sejarah.
Sebagaimana yang saya kemukakan pada pembuka tulisan ini bahwa antara orang yang
disebelah kiri dan kanan kita juga telah dan atau bisa terjadi perbedaan pandangan alam,
yang satu mengatakan bahwa manusia itu adalah begini dan yang lainnya mengatakan
begitu. Perbedaan pandangan alam secara otomatis akan membawa kepada perbedaan
ideologi karena sandaran atau dasar sebuah ideologi itu adalah pandangan alam.
Ideologi akan menentukan sederet perintah dan larangan, anda tidak boleh begini, anda
harus begitu, yang ini yang harus dipertahankan, yang itu yang harus ditolak, yang ini
yang baik, yang itu yang jelek dan seterusnya. Dan semua perintah dan larangan yang
ditentukan oleh ideologi tersebut mengandung sebuah pertanyaan Kenapa?
Kenapa tidak boleh begini, kenapa boleh begitu, kenapa harus mempertahankan yang
ini dan kenapa harus menolak yang itu, kenapa yang ini baik dan kenapa yang itu jelek
dan seterusnya.
Dan semua jawaban atas pertanyaan kenapa itu akan dijawab oleh pandangan
alam seseorang. Bentuk pandangan alam seperti apapun yang kita miliki terhadap alam
semesta ini maka ideologi kitapun akan selalu mengikuti pandangan alam itu.
Misalnya, tidak mungkin orang yang mempunyai pandangan alam bahwa alam semesta
ini adalah hanya materi semata, manusia itu adalah materi semata lalu ia akan meyakini
bahwa akan adanya kehidupan yang kekal dan abadi yang non materi. Disinilah
dikatakan bahwa ideologi merupakan buah hasil dari pandangan alam
Pandangan alam, tidak ubahnya seperti pondasi atau dasar dari sebuah bangunan,
sedangkan ideologi adalah bangunan atas dari sebuah bentuk pemikiran. Dengan kata
lain bisa dikatakan bahwa pandangan alam adalah teori dan ideologi adalah praktek
dari sebuah pemikiran.
Referensi
Ihya Ulumudin (Ilmu-ilmu agama), Abu Hamid Al Ghazali
Muqidz ad-Dholal (Kitab keraguan), Abu Hamid Al-Ghazali
History of Western Philosophy, Bertrand Russel
foto:.jadu.de