Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI
1. Menstruasi
a. Pengertian Menstruasi
Menstruasi dapat dikelompokkan dalam berbagai pengertian
diantaranya adalah macam-macam pengertian menstruasi :
Menstruasi adalah Perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium
(Wikjosastro, 2005; Prawirohardjo, 2007). Menstruasi juga dapat
diartikan sebagai Pelebaran darah, dan pelepasan darah dalam bentuk
perdarahan serta perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang
terjadi setiap bulan dan dipengaruhi oleh hormone reproduksi
(Manuaba, 2007; Ana, 2007). Menurut (Sarwono, 2005 : Derek,
2003) menjelaskan Menstruasi adalah Suatu proses pembersihan
rahim terhadap pembuluh darah, kelenjar-kelenjar, dan sel-sel yang
tidak terpakai karena tidak adanya pembuahan atau kehamilan.
Menstruasi diartikan juga sebagai pengeluaran secara periodic darah
dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita
yang berlangsung sebulan sekali.
b. Fase dalam siklus menstruasi menurut Winkjosasto (2005)
Fase-fase dalam sikus menstruasi merupakan hasil kerjasama
yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan
uterus.
1) Fase menstruasi atau deskuamasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi
sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon
esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium
yang disertairobek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi
pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5

5
5
6

hari.
2) Fase intermenstum atau fase proliferasi
Fase yang terjadi pada hari ke-14 pada waktu itu
endometrium mengadakan poliferasi. Antara hari ke-12 dan 14
dapat terjadi pelepasan ovum dan ovarium yang disebut ovulasi.
3) Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi
bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan
mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian
dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang
diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.
c. Gambar dalam siklus menstruasi

d. Tanda dan gejala menstruasi


Menurut Winkjosastro (2005) Pada keadaan normal tanda
dan gejala menstruasi adalah sebagai berikut:
1) Perut terasa mulas, mual dan panas.
2) Terasa nyeri saat buang air kecil.
3) Tubuh tidak fit.
4) Demam.
5) Sakit kepala dan pusing.
6) Keputihan.
7) Radang pada vagina.
7

8) Gatal-gatal pada kulit.


9) Emosi meningkat.
10) Nyeri dan bengkak pada payudara.
11) Bau badan tidak sedap
e. Gangguan Menstruasi
Berbagai jenis gangguan dapat terjadi pada menstruasi,
Winkjosastro (2005) seperti diantaranya : Amenore, Menorragia
Hipomenorea, Oligomenorea, danDismenorea.

2. Dismenorea
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ( KTI ) ini yang akan
dibahas adalah gangguan menstruasi yang disebut Dismenorea
a. Pengertian Dismenorea
Dismenorea atau nyeri menstruasi merupakan gejala yang
paling sering dialami oleh dalam masa menstruasi. Gangguan
dismenorea ini, sering terjadi tanpa ada gejala dan intensitasnya
sukar dinilai.
Istilah dismenorea hanya digunakan bila nyeri pada
menstruasi sedemikian hebatnya, sehingga memaksa klien untuk
beristirahat dan meninggalkan pekerjaan aktifitasnya sehari-hari
selama beberapa jam atau beberapa hari, berdasarkan peraturan
kepegawaian (Nawawi, 2007; Manuaba 2007). Dismenorea bisa juga
diartikan rasa tidak enak pada perut bagian bawah sebelum dan
selama haid dan sering kali adanya rasa mual, nyeri pada waktu
menstruasi, nyeri selama siklus haid, nyeri pada perut bagian bawah
(Winkjosastro, 2005; Prawirohardjo.S, 2005; Ana, 2007).
b. Pembagian Klinis Dismenorea
Dismenorea menurut Ana, 2007; I.G.B Manuaba (2007)
yaitu:
1) Ringan
Dismenorea yang berlangsung beberapa saat dan klien
masih dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa memerlukan
pengobatan.
8

2) Sedang
Dismenorea ini membuat klien memerlukan obat
penghilang rasa nyeri, dan kondisi penderita masih dapat
beraktivitas.
3) Berat
Dismenorea berat membuat klien memerlukan istirahat
beberapa hari dan dapat disertai dengan sakit kepala, kemeng
pinggang, diare, dan rasa sakit perut.
c. Pembagian Dismonorea
Dalam ruang lingkup dismenorea kali ini dibagi menjadi 2
jenis yaitu :
1) Dismenorea Primer ( Dismenorea fisiologis )
a) Pengertian Dismenorea Primer
Dalam pembagian dismenorea kali ini yang akan
dibahas adalah mengenai macam-macam pengertian
dismenorea primer.
Dismenorea Primer adalah nyeri menstruasi yang
dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat reproduksi yang
berhubungan dengan proses menstruasi. Wanita yang
bekerja sebagai pegawai yang mengalami menstruasi
disertai rasa nyeri diberikan cuti 2-3hari (Prawirohardjo, S.
2006).
Dismenorea Primer adalah nyeri haid yang dijumpai
tanpa kelainan alat genetal yang nyata (Sarwono, 2005).
Dismenorea Primer adalah nyeri haid dijumpai tanpa
kelainan alat-alat genetalia yang nyata, terjadi beberapa
waktu setelah menarche biasanya 12 bulan (Winkjosastro,
2005).
Dismenorea Primer adalah pada saat haid yang tidak
dikaitkan atau patologi pelvis dan biasanya timbul tanpa
9

penyakit organik, intensitas dismenorea biasanya berkurang


setelah hamil atau pada sekitar umur 30 tahun (Baradero,
2006).
Dismenorea Primer adalah nyeri haid yang terjadi
tanpa terdapat kelainan anatomis alat kelainan (Manuaba,
2007).
b) Patofisiologi Dismenorea Primer
Menurut John (2006) dismenorea primer merupakan
suatu cirri-ciri siklus ovulasi dan biasanya timbul pada 6-12
bulan menarche. Wanita dengan dismenorea mempunyai
peningkatan aktifitas rahim yang ditunjukkan sebagai
peningkatan tonus istirahat. Peningkatan frekuensi kontraksi
atau kerja yang tidak terkoordinasi. Prostaglandin adalah
CO2 hidrokarbon dengan cincin siklo pentan dan dihasilkan
oleh enzim mikrosom (sintesa prostaglandin) dan asam
arachidonat.Prostaglandin dilepaskan sebagai akibat dan
lisis sel endometrium dengan labilasasi lisosom dan
pelepasan enzim, yang merusak membrane sel.
Menurut Liewellyn dan John bentuk ini biasanya
mulai 23 tahun setelah menarche dan mencapai maksimal
antara usia 15-25 tahun. Frekuensi menurun sesuai
pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan.
Nyeri ham mulai 24 jam pertama, kram dirasakan pada
abdomen bawah, nyeri kram dapat disertai muntah dan
diare.
c) Etiologi Dismenorea Primer
Menurut Winkjosastro (2005), penyebab dismenorea
primer antara lain :
(1) Faktor Kejiwaan
Faktor ini menurunkan emosional secara tidak
stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan
yang baik tentang proses haid, mudah timbul
10

dismenorea.
(2) Faktor Konstitusi
Faktor ini menurunkan ketahanan terhadap rasa
nyeri, faktor-faktor ini seperti anemia, penyakit
menahun dan sebagainya dapat mempengaruhi
dismenorea.
(3) Faktor obstruksi kanalis servikalis
Salah satu teori yang paling tua untuk
menerangkan terjadinya dismenorea primer adalah
stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus
dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis
kanalis servikalis akan tetapi hal ini sekarang tidak
dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab
dismenorea.
(4) Faktor Endokrin
Pada umunya ada anggapan bahwa kejang yang
terjadi pada dismenorea primer disebabkan oleh
konstruksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin
mempunyai hubungan dan kontraktilitas uterus
sedangkan hormone estrogen merangsang kontraktilitas
uterus sedangkan hormone progesterone menghambat
atau mencegahnya, tetapi teori itu tidak dapat
menerangkan fakta mengapa tidak timbul rasa nyeri
pada saat perdarahan disfungsional, yang biasanya
bersamaan dengan kadar estrogen yang berlebih tanpa
adanya progesterone.
(5) Faktor Alergi
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan
adanyaasosiasi antara dismenorea dan urtikaria
migraine atau asmabronkhiale, bahwa sebab alergi
adalah toksin haid.
Menurut Liewellyn dan John faktor yang dapat
11

mempengaruhi terjadinya dismenorea primer adalah sebagai


berikut :

a) Faktor-faktor fisikogenik
Stress, emosional dan ketegangan yang
dihubungkan dengan sekolah atau pekerjaan
memperjelas beratnya nyeri.
Gangguan keseimbangan antara prostasiklin,
yang menyebabkan fase dilatasi, Akan terjadi
iskemiamiometrium (angina uterus) dan
hiperkontraktilitas uterus. Dan pengaruh fasepresin
meningkatkan sintesaprostaglandin dan dapat bekerja
pada arteri-arteri secara langsung.
b) Tanda-tanda dismenorea primer
Permukaan awal 90% mengalami gejala di
dalam 2 tahun menarche. Lamanya berlangsungnya
nyeri dan jenis nyeri dismenorea dimulai beberapa jam
sebelum atau beberapa setelah permulaan haid dan
biasanya berlangsung 48-72 jam. Nyeri diuraikan
sebagai mirip kejang dan biasanya paling kuat pada
perut bawah dan dapat menyebar kepunggung atau
paha sebelah dalam. Gejala yang menyertai mual,dan
muntah rasa lelah, diare, nyeri pinggang bawah, nyeri
kepala. Dilakukan pemeriksaan pada pelvis normal
(John, 2006).
2) Dismenorea Sekunder ( Dismenorea Patologis )
a) Pengertian Dismenorea Sekunder
Dismenorea sekunder adalah nyeri menstruasi yang
disebabkan oleh kelainan dan alat reproduksi wanita.
Pembagian diatas juga dipertegas oleh manuaba
(2007), yang mengatakan bahwa dismenorea primer tidak
12

terdapat kelainan organ reproduksi dimana uterus tetap


dalam batas normal. Dan dismenorea sekunder terjadi bila
terdapat kelainan organ reproduksi seperti mioma, polip
endometriosis, dan endometriosis.

b) Patofisiologi Dismenorea Sekunder


Dismenorea sekunder jarang sekali terjadi sebelum
usia 25 tahun dan jarang sebelum 30 tahun. Pada
kebanyakan kasus, penyebabnya adalah endometriosis atau
penyakit radang pada panggul. Nyeri kram yang khas mulai
2 hari atau lebih sebelum menstruasi, dan nyerinya semakin
hebat pada akhir menstruasi. Pada saat ini, nyerinya
mencapai puncak dan berlangsung selama 2 hari atau lebih.
Penatalaksanaan sama dengan dismenorea primer (John,
2006).
Menurut Mansjoer (2005), penyebab tersering
dismenorea sekunder adalah endometriosis dan infeksi
kronik genetalia interna.
Manifestasi klinis dan dismenorea sekunder adalah
sebagai berikut :
(1) Usia lebih tua
(2) Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur
(3) Tidak berhubungan siklus dengan paritas
(4) Nyeri sering terus menerus
(5) Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan
dengan keluarnya darah
(6) Berhubungan dengan kelainan pelvic
(7) Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
(8) Seringkali memerlukan tindakan operatif
(9) Terdapat kelainan pelvic
d. Perilaku penanganan
Menurut Mansjoer (2005), disamping pengertian ada juga
13

macam-macam tujuan perilaku penanganan serta penatalaksanaan


dismenorea diantaranya yaitu :
1) Tujuan dan perilaku penanganan adalah :
a) Untuk mengurangi bahkan menghilangkan gejala
dismenorea primer yang ada.

b) Untuk mengurangi akibat yang timbul dan dismenorea


primer dalam aktifitas sehari-hari maupun hubungan
interpersonal serta mengusahakan agar efek samping dapat
diminimalkan.
2) Penatalaksanaan/penanganan
Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti
peradangan non-steroid, misalnya ibu profen, naproksen, asam
mefenamat obat ini sangat efektif jika mulai diminum 2 hari
sebelum menstruasi, untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi
(Dismenorea) ini dapat dilakukan beberapa tindakan atau
kegiatan yang terarah dan teratur disamping obat-obatan.
Penatalaksanaan dalam upaya untuk mengurangi rasa
nyeri adalah pertama singkirkan terlebih dahulu kelainan organ
reproduksi apabila seorang mengalami dismenorea maka
tindakan non medis adalah melalui asuhan :
a) Istirahat yang cukup
Istirahat yang teratur setiap hari, pada siang hari
minimal 1 jam dan pada ma'am hari apabila tidak
melakukan aktifitas, segeralah untuk beristirahat minimal 4
jam/hari.
b) Olahraga yang teratur
Olahraga yang teratur setiap sehabis bangun tidur
seperti menggerakkan kaki ringan selama 20 menit.
c) Pemijatan
Hal ini dilakukan biasanya pada daerah punggung.
d) Yoga
14

Dilakukan untuk ketenangan jiwa dan pengembalian


konsentrasi, hal ini dapat mengembalikan otak untuk rileks.
e) Kompres hangat di daerah perut
Hal ini memicu pengembalian daya konsentrasi
nyeri pada perut bawah daerah samping simpisis.
Disamping yang diperlukan bagi seseorang yang
mengalami dismenorea adalah melalui medikasi dengan :
Pemberian obat analgesic.
Dijelaskan pada penderita atau klien bahwa
dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk
kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi
mengenai cara hidup, pekerjaan, dan lingkungan penderita.
Kemungkinan salah informasi mengenai menstruasi perlu
dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat,
istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna.
Kadang-kadang diperlukan psikoterapi (Postert, 2010).
3) Adapun psikoterapi
Terapi Medis yang utama adalah untuk mengurangi rasa
nyeri menstruasi Menurut Winkjosastro (2005) adalah :
a. Terapi Medis untuk dismenorea primer :
(1).Obat analgetika
Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgetika
yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika
rasa nyerinya berat diperlukan istirahat ditempat tidur
kompres panas pada perut bagian bawah untuk
mengurangi penderitaan. Obat analgesic yang sering
diberikan adalah preparat kombinasi, aspirin, fenasetin,
dan kafein. Obatobat paten yang beredar di pasaran
ialah antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen dan
sebagainya.
(2).Terapi Hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi.
15

Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk


membuktikan bahwa gangguan benar-benar dismenorea
primer, atau untuk memungkinkan penderita
melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa
gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian
salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.

(3).Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin


Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin
memegang peranan yang makin penting terhadap
dismenorea primer. Termasuk disini indometasin,
ibuprofen, dan naproksen, dalam kurang lebih 70%
penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak
perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum
haid mulai : 1 sampai 3 hari sebelum menstruasi dan
pada hari pertama menstruasi.
Penatalaksanaan dan dismenorea yaitu
singkirkan terlebih dahulu kelainan organ reproduksi.
Bila ada obati sesuai kelainan yang ada. Pada wanita
usia muda dicoba diobati dahulu. Pada dismenorea
primer pengobatanya yaitu:
(a). Antiprostaglandin
Terapi dengan obat nonsteroid
antiprostaglandin memegang peran yang makin
penting terhadap dismenorea primer. Termasuk
disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen
dalam kurang lebih 70% penderita dapat
disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan.
Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid
mulai hari 1 menstruasi sampai 3 hari sebelum
haid.
(b).Pil KB atau pemberian progesterone saja
16

(nortestosteron), medroksi progesterone asetat,


didrogesteron) dan hari ke 5-25 minggu/hari.
Pengobatan berlangsung berbulan-bulan. Setelah
keluhan nyeri berkurang, progesterone cukup
diberikan pada hari ke 16 sampai ke 25 siklus
menstruasi.

(c). Rileksasi
Dalam kondisi rileks tubuh juga
menghentikan produksi hormone adrenalin dan
semua hormon yang diperlukan saat kita stress
untuk hormon progesterone. Jadi kita perlu
rileksasi untuk memberikan kesempatan bagi tubuh
untuk memproduksi hormon yang penting untuk
mendapatkan haid yang bebas dan nyeri.
(d).Dilatasi kanalis servikalis
Dilatasi kanalis servikalis dapat
memberikan keringanan karena memudahkan
pengeluaran darah haid dan prostalglandin di
dalamnya. Neurektomi prasakral(pemotongan urat
saraf sensorik antara uterus dan susunan saraf
pusat) ditambah dengan neurektomi ovarial
(pemotongan urat saraf sensorik yang ada di
ligamentum infundibulum) merupakan tindakan
terakhir apabila usaha-usaha lain gagal.
b. Therapy untuk dismenorea sekunder bergantung pada
penyebabnya, antara lain :
(1).Untuk infeksi berikan antibiotika yang sesuai.
(2).Untuk endometriosis disesuaikan dengan pengobatan
pada endometriosis.
c. Therapy Alami
17

Therapy bahan alami bukan hanya untuk kesehatan,


tapi juga untuk gaya hidup bidang lainnya seperti desain
rumah tinggal, arsitektur kantor, bahkan rancangan busana.
Selain itu tumbuhan yang banyak dikenal untuk membuat
tubuh fit dan mengurangi rasa nyeri menstruasi adalah
licorise, tabat barito dan kunyit (Abidin, 2010).
(1).Untuk dismenorea yang disertai dengan adanya infeksi
diberikan antibiotic yang sesuai.
(2).Untuk dismenorea yang penyebabnya gangguan atau
kelainan organ reproduksi sangat tergantung kepada
diagnose medis.
Secara umum dan singkat, berikut antara lain tips-tips
yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala dismenorea
Menurut Taruna (2003) yaitu :
(a). Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian
yang merasa ham (bisa perut atau pinggang bagian
belakang).
(b).Tidur dan istirahat yang cukup, serta olahraga yang teratur,
beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga,
yang tak hanya mengurangi stress tapi juga hentikan
produksi endofrin otak,penawar sakit yang dialami tubuh.
Tidak ada pembesaran aktifitas selama haid.
(c). Kurangi makanan bergaram, seperti kentang goreng,
kacangkacangan, dan makanan berbumbu, untuk
mengurangi penahanan air berlebih.
(d).Kurangi makanan berupa tepung, gula, kafein, coklat.
(e). Makan-makanan berserat dan perbanyak minum air putih.
(f). Minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.
(g).Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung
kebawah. Ini bisa membantu relaksasi.
(h).Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
(i). Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter.
18

Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak


dijual ditoko obat,asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali
sehari.
(j). Sebagai tambahan mandi air hangat, boleh juga
menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri dan
pemijatan yang dapat mengurangi rasa tidak nyaman.
Mendengarkan music, membaca buku, atau nonton film
juga membantu.

3. Remaja
a. Pengertian Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada
masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak
dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan
manusia dari masa anak-anak menuju dewasa.
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan
masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-
anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira
10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22
tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat,
pertambahan berat dantinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk
tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran
buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian dan kemandirian dan identitas
sangat menonjol (Pemikiran semakin logis, abstrak dan idealistis)
dan semakin banyak menghabiskan waktu diluar keluarga
(Notoatmodjo, 2005).
Dilihat dan bahasa Inggris "teenager", remaja artinya yakni
manusia berusia belasan tahun. Dimana usia tersebut merupakan
perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan
pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman
19

memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja


menuju kedewasaan. Remaja juga berasal dan kata latin
"adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock,
2007).
Remaja memiliki tempat diantara anak-anak dan oang tua
karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada
dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh
calon (dalam Monks,2003) bahwa masa remaja menunjukkan
dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari (2004: 53) masa remaja
adalah peralihan dan masa anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki
masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai
dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
Menurut Zakiah Derajat (2003: 23) remaja adalah masa
peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini
anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan
fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-
anak baik bentuk badanataupun cara berfikir dan bertindak, tetapi
bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Diungkapkan juga oleh santrock (2003: 26) remaja
(Adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara
masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif,
dan sosialemosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan
oleh para ahli adalah antara 12 sampai 21 tahun.
b. Klasifikasi Remaja
Klasifikasi remaja dapat dikelompokkan menjadi 3 macam
diantaranya yaitu :
20

1) Masa remaja awal 15-18 tahun


2) Masa remaja pertengahan 18-21 tahun
3) Masa remaja akhir > 21 tahun
Tetapi Menurut Deswita (2006: 192) membedakan masa
remaja menjadi 4 bagian yaitu masa pra remaja 10-12 tahun, masa
remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun dan
masa remaja akhir 18-21 tahun.
Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini dan Siti Sundari
menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari
masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-
22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik
itu pematangan fisik maupun psikologis.

4. Perilaku
a. Pengertian Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau
aktifitas orgasme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada
hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri
(Notoatmodjo, 2003). Sedangkan menurut Purwanto (1998)
mengatakan bahwa perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada
dalam diri manusia. Skinner (1936) mengemukakan bahwa
perilakuadalah merupakan hasil hubungan antara pasangan
(stimulus) dan tanggapan (respon).
Jadi perilaku adalah suatu aktivitas dan individu terhadap
lingkungannya yang merupakan respon terhadap stimulus karena
adanya dorongan dan dalam dirinya.
b. Domain Perilaku
Menurut Baron and Byrner yang dikutip oleh (Wawan Dewi,
2010, p32) menyatakan bahwa ada 3 komponen yang membentuk
perilaku yaitu :
1). Perilaku Kognitif
Perilaku yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan,
21

keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana


orang mempersepsi terhadap perilaku. Atau lebih dikenal
sebagai pengetahuan.
a). Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah Kemampuan untuk mengenali
atau mengingat kembali, hal-hal atau keterangan yang
pernah berhasil ditempuh dan dikenal. Pengetahuan
merupakan hasil dan tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,
sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
b). Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan dibagi
menjadi 6 tingkatan yaitu antara lain:
(1).Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Misalnya mengingat
kembali (recall) suatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari.
(2).Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
(3).Aplikasi (Application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang
sebenarnya.
(4).Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjelaskan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi
masih dalam suatu struktur.
22

(5).Sintetis (Syntetis)
Kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
(6).Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian
itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditemukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
c). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang
Menurut Notoatmodjo (2003;18) faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan
yaitu:
(1).Inteligensi
Inteligensi merupakan kemampuan yang dibawa
sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat
sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir
menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau
tidaknya dan terpecahnya atau tidaknya suatu masalah
tergantung kemampuan inteligensinya. Salah satu
faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam
komunikasi adalahtaraf intelegensi seseorang. Dapat
dikatakan juga bahwa orang-orang yang lebih intelegen
akan lebih mudah menerima suatu pesan. Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang yang
mempunyai taraf intelegensi tinggi akan mempunyai
pengetahuan yang baik dan sebaliknya.
(2).Pendidikan
Tugas dan pendidikan adalah memberikan atau
meningkatkan pengetahuan, menimbulkan sifat positif,
serta memberikan atau meningkatkan kemampuan
23

masyarakat atau individu tentang aspek-aspek yang


bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang
berkembang. Pendidikan formal dan non formal.
Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu
meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu
(Notoatmodjo, 2003; 18). Jadi tingkat pengetahuan
seseorang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh
tingkat pendidikan.

(3).Pengalaman
Menurut teori deteminan perilaku yang
disampaikan WHO, menganalisa bahwa yang
menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah
satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan
perasaan dalam din seseorang yang terbentuk dalam
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan
dan penilaian-penilaian kemampuan intelegensinya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan
pesan dalam komunikasi adalah taraf intelegensi
seseorang. Secara cammon sence dapat dikatakan
bahwa orang-orang yang lebih inteligen akan lebih
mudah menerima suatu pesan. Dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai
tarafintelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan
yang baik dan sebaliknya.
(4).Informasi
Teori depedensi mengenai efek komunikasi
massa, disebutkan bahwa media massa dianggap
sebagai system informasi yang memiliki peranan
penting dalam proses pemeliharaan, perubahan dan
konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau
24

individu dalam aktifitas sosial dimana media massa ini


nantinya akan mempengaruhi fungsi kognitif, afektif,
dan behavioral. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah
berfungsi untuk menciptakan atau pembentukan sikap,
perluasan sistem keyakinan masyarakat dan penegasan
atau penjelasan nilai-nilai tertentu (Notoatmodjo, 2003;
102). Media dibagi menjadi tiga yaitu media cetak yang
meliputi bootlet, leaflat, rublik yang terdapat pada surat
kabar atau majalah dan poster. Kemudian media
elektronik yang meliputi tv, video, slide, dan film seta
papan (billboard). (Notoatmodjo, 2003; 99)
(5).Kepercayaan
Komponen kognitif berisi kepercayaan
seseorang, mengenai apa yang berlaku bagi objek
sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka is
akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai
apa yang dapat diharapkan dan objek tertentu.
(Saifudin, 2002;130)
(6).Umur
Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin
cukup umur tingkat kemampuan, kematangan
seseorang akan lebih, matang dalam berpikir dan
menerima informasi.
(7).Sosial budaya
Sosial termasuk di dalamnya pandangan
agama,kelompok etnis dapat mempengaruhi proses
pengetahuan khususnya dalam penerapan nilai-nilai
keagamaan untuk memperkuat super egonya.
(8).Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap
tingkah lakunya.individu yang berasal dan keluarga
yang berstatus sosial ekonominya baik dimungkinkan
25

lebih dibandingkan mereka yang berasal dan keluarga


dengan status ekonomi rendah dismenorea akan
ditentukan pula salah satunya oleh pengetahuan
orangtersebut terhadap dismenorea.
2). Perilaku Afektif
Perilaku yang berhubungan dengan sikap seperti rasa
senang terhadap obyek sikap. Rasa senang merupakan hal yang
positif, Sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang
negatif. Komponen ini merupakan arah sikap yaitu positif dan
negatif, atau sering dikenal sebagai Sikap perilaku.
3). Perilaku Psikomotor
Perilaku yang kecenderungan dengan bertindak terhadap
obyek sikap. Perilaku ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya tindakan atau berperilaku terhadap
obyek sikap. Perilaku psikomotor, lebih dikenal sebagai praktek
atau perilaku yang tampak dan dapat pula dilihat.
c. Bentuk Perilaku
Secara lebih operasional diartikan suatu respon seseorang
terhadap rangsangan dan luar subjek tersebut. Menurut Notoatmodjo
(2003) perilaku dapat dibedakan :
1). Bentuk Pasif (Cover Behavior)
Yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan secara
langsung tidak dapat terlihat oleh orang lain, dalam bentuk
terselubung atau tertutup. Misalnya : Berpikir, tanggapan atau
sikap batin dan pengetahuan.
2). Bentuk Aktif (Overt Behavior)
Yaitu perilaku yang jelas dapat di observasi secara
langsung tampak dalam bentuk tindakan yang nyata.
d. Hubungan antara pengetahuan dengan praktek pencegahan yang
komprehensif akan dijelaskan menggunakan teori Menurut
Lowrence Green (2005) dalam Notoatmodjo (2003), perilaku
manusia dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu :
26

1). Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing Faktors)


Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap kesehatan tradisi dan kepercayaan
masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan,
system nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat
sosial ekonomi, dan sebagainya. Faktor-faktor ini terutama yang
positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering
disebut faktor pemudah.

2). Faktor-faktor Pemungkin (Enabling Factors)


Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya :
air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan
tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, Puskesmas, posyandu,
polindes dan sebagainya. Fasilitas ini pada hakekatnya
mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku
kesehatan, maka faktorfaktor ini disebut faktor pendukung atau
faktor pemungkin.
3). Faktor-faktor Penguat (Reinforcing Factors)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh
masyarakat dan tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas
termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini adalah
undangundang atau peraturan yang terkait dengan kesehatan.
Dalam teori-teori terkait dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan seseorang dapat mendasari praktek yang terkait dengan
pengetahuan dismenorea. Pengetahuan tentang dismenorea akan
dapat mempengaruhi.
Namun demikian, banyak banyak teori menyatakan bahwa
pengetahuan tidak selalu diikuti oleh praktek yang baik. Praktek
dipengaruhi oleh hal-hal lain seperti motivasi dan perkembangan
(Skiner, 2007).
27

Apabila dikaji dan teori-teori pembelajaran perilaku yang


lain, secara umum terdapat tiga teori pembelajaran perilaku
seseorang. Ketiga teori pembelajaran tersebut adalah behaviouristik,
kognitif dan konstruktivistik (Skiner, 2007 ; Yulaelawati, 2004)
1). Behaviouristik merupakan teori belajar berdasarkan pada
perubahan tingkah laku.Behaviourisme menekankan pada pola
perilaku barn yang diulang-ulang sampai menjadi tahu. Secara
umum prinsip-prinsip pembelajaran behaviouristik antara lain:
a). Menekankan perhatian pada perubahan tingkah laku yang
dapat diamati setelah seseorang diberi perlakuan.
b). Perilaku seseorang dapat berkembang berdasarkan
pemahaman belajar dan berbagai sumber.
2). Kognitif merupakan teori berdasarkan proses berpikir di
belakang perilaku. Perubahan perilaku diamati dan digunakan
sebagai indikator terhadap apa yang terjadi dalam tingkah laku
seseorang tersebut.
3). Konstruktivis merupakan bertingkah laku dan berpengetahuan
pasif. Untuk membangun suatu pengetahuan bare, seseorang
akan menyesuaikan informasi barn atau pengetahuan barn yang
disampaikan oleh orang lain dengan pengetahuan atau
pengalaman yang telah dimilikinya melalui interaksi sosial
dengan orang lain. Adapun beberapa hal tentang konstruktivis
adalah sebagai berikut:
a). Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau
pengetahuan yang ada sebelumnya.
b). Belajar mengetahui tingkah laku merupakan personal
individu masing-masing.
c). Pembelajaran merupakan proses aktif dimana makna
dikembangkan berdasarkan pengalaman.
d). Pengetahuan tumbuh karena adanya keingintahuan
seseorang tentang berbagai informasi suatu pandangan
dalam berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain.
28

e. Pengukuran perilaku
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tak langsung
yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu. Pengukuran juga
dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden. (Notoatmodjo, 2003), yang terinci
sebagai berikut:
1). Pengukuran Pengetahuan : Pengetahuan dapat diukur dengan
wawancara atau angket.
2). Pengukuran Sikap : Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan
penilaian pendapat seseorang terhadap tindakan yang telah
dilakukan dengan wawancara secara langsung kepada
responden.
3). Pengukuran Psikomotor : Tindakan dapat diukur dengan
wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi
yang ingin diketahui dari suatu objek penelitian atau responden
kedalam suatu tindakan.
29

B. KERANGKA TEORI
Dari tinjauan teori yang ada, dapat dilihat kerangka teori sebagai berikut :

Predisposing Factors
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Kepercayaan
d. Nilai

Enabling Factors
a. Ketersediaan sarana Perilaku Pencegahan
prasaran dan Pengobatan
b. Fasilitas Kesehatan

Reinforcing Factors
a. Sikap
b. Perilaku tokoh
masyarakat
c. Tokoh agama

Gambar 2.1 Kerangka Teori (menurut Lowence Green, 2005)


30

C. KERANGKA KONSEP
Dari kerangka teori yang ada, maka dibuat konsep penelitian sebagai berikut:

Pengetahuan Remaja Putri Praktek Pencegahan dan


tentang Dismenorea Pengobatan dismenorea

D. HIPOTESIS
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri Madrasah
Aliyah Banat Kudus tentang Dismenorea dengan praktek pencegahan dan
pengobatannya.

Anda mungkin juga menyukai