Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 12

1. Elisa Amalia
2. Sevtiana Ratih P.
DIII 3B

I. Judul : Penggunaan Alat Antropometri Gizi


II. Hari/Tanggal : Jumat, 22 September 2017
III. Tujuan : Mahasiswa mampu memahami standar operasional prosedur
penggunaan alat-alat antropometri
IV. Tinjauan Pustaka :
Penentuan Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu
atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik buruknya
penyediaan makaana sehari hari. (Irianto, 2000)
Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menilai status gizi. Antropometri juga diartikan sebagai ukuran tubuh, ditinjau dari
sudut gizi maka antropometri ditinjau dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Biasanya digunakan untuk mengukur status gizi untuk berbagai ketidakseimbangan
antara asupan energi dan protein
Pertumbuhan dan perkembangan mencakup dua peristiwa yang
statusnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan susah dipisahkan. Pertumbuhan
(growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi
tingkatsel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram,
pound,kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapatdiramalkan
sebagai hasil proses pematangan. Sedangkan pertumbuhan dibagi menjadi dua yaitu
pertumbuhan linier dan massa jaringan. Kedua jenis pertumbuhan tersebut merupakan
ukuran antropometri gizi. Pertumbuhan linier seperti tinggi badan (TB), lingkar dada,
dan lingkar kepala sedangkan pertumbuhanmassa jaringan yaitu berat badan, lingkar
lengan atas (LILA) dan tebal lemak di bawah kulit (TLK)..
Adapun beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri ini adalah :
a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar
lenganatas,mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat
sendiri dirumah.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan
objektif.Contohnya apabila terjadi kesalahan pada pengukuran lingkar
lengan atas pada anak balita maka dapat dilakukan pengukuran kembali
tanpa harus persiapan alat yang rumit.
c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus
professional, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
d. Biaya relatife murah, karena alat mudah didapat dan tidak
memerlukan bahan-bahan lainnya.
e. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut
off points) dan baku rujukan yang sudah pasti.
f. Secara ilmiah diakui kebenaraya. Hampir semua negara
mengguakanantropometri sebagai metode untuk mengukur status gizi
masyarakat,khususnya untuk penapisan ( screening ) status gizi.

Keunggulan metode antropometri yaitu :


a. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah
sampelyang besar.
b. Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan
dengantenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat
melakukan pengukuran antropometri.
c. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dibuat didaerah
setempat.
d. Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi masa lampau.
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi.
g. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu.
h. Digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

Kelemahan metode antropometri seperti :


a. Tidak sensitif Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu
singkat dan tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zinc
dan fe.
b. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)dapat
menurukan spesifitas dan sensifitas pengukuran antropometri.
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat
mempengaruhi presisi,akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.
d. Kesalahan terjadi karena:
1. Pengukuran
2. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
3. Analisis dan asumsi yang keliru
e. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
1. Latihan petugas yang tidak cukup
2. Kesalahan alat atau alat tidak ditera
3. Kesulitan pengukuran

V. Alat dan Bahan :


Dacin
Microtoise
Infantometer
Timbangan Digital
VI. Prosedur dan Hasil Pengukuran :
Dacin
a. Siapkan penyangga untuk dacin seperti tiang yang memiliki kaki 3, dahan
pohon atau palang rumah yang benar benar kuat.
b. Siapkan pengait yang berbentuk seperti kail
c. Gantungkan dacin pada pengait
d. Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat.
e. Sebelum digunakan untuk menimbang geser bandul pada angka 0 (nol).
Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman.
f. Pasanglah celana timbang atau kotak timbang atau sarung timbang yang
kosong pada dacin. Ingat bandul geser pada angka 0 (nol).
g. Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang
atau kotak timbangan dengan cara memasukkan kantong dengan pasir atau
beras ke dalam kantong plastik. Setelah itu letakan kantong tersebut pada
ujung bandul
h. Badul dapat diketahui seimbang bila jarum yang terdapat pada bandul
sejajar
i. Bila telah seimbang, Dacin dapat digunakan
Masukan anak yang akan ditimbang caranya petugas melebarkan bagian
samping sarung atau kain timbang
Timbang dengan cara menggeser pengukuran bandul
Tentukan berat badan anak, dengan membaca skala di ujung bandul yang
telah digeser.
Catat hasil pengukuran

Hasil Pengukuran

Tas Berat (kg)


1 1,6
2 1,2
3 1,6

Microtoise
a. Carilah dinding atau tiang yang rata dan datar, tegak lurus pada lantai
dan memiliki lebar minimal selebar bahu.
b. Letakkan microtoise pada lantai, rapat pada dinding sehingga ujung pita
menghadap ke atas.
c. Tarik ujung pita sampai habis, lalu beri lem, lakban atau paku agar tidak
mikrotoa tidak bergeser. Kemudian lepaskan
d. Usahakan ujung pita melebihi tinggi seseorang yang akan melakukan
pengukuran
e. Bila ingin mengukur seseorang jangan menggunakan alas kaki atau topi
ketika melakukan pengukuran.
f. Seseorang yang diukur berdiri tegak lurus rapat ke dinding tepat di
bawah microtoise.
g. Posisikan kepala,bahu bagian belakang,pantat dan tumit rapat ke
dinding, serta pandangan lurus ke depan.
h. Turunkan microtoise hingga menyentuh tepat pada kepala bagian atas,
pastikan microtoise tetap menempel rapat ke dinding.
i. Lakukan pembacaan terhadap hasil pengukuran.
j. Catat hasil pengukuran.

Nama Panjang
Elisa Amalia 1. 158,2 cm
2. 158,4 cm
3. 158,2 cm

Sevtiana Ratih P. 1. 163,4 cm


2. 161,9 cm
3. 161,9 cm

Infantometer
a. Letakkan infantometer pada meja atau bidang datar.
b. Pastikan meteran pengukur pada angka 0 (nol).
c. Baringkan anak yang akan diukur kemudian dilepas sepatu / sandal, topi,
dan lain sebagainya.
d. Pastikan beri alas pada bagian kepala bawah setelah itu tempelkan
bagian atas kepala ( ubun ubun ) pada papan pembatas bagian atas dan
muka menghadap lurus.
e. Posisi kaki rapat dan lurus, apabila sulit sehingga telapak kaki menekuk,
luruskan dengan cara menyentuh bagian telapak.
f. Naikkan / geser meteran pengukur sampai tepat lurus pada telapak kaki.
g. Baca angka yang tertera pada pengukuran
h. Catat panjang badan seakurat mungkin
i. Bila kurang yakin pada hasil pengukuran lakukan pengukuran sebanyak
3 kali.

Boneka Merah 1. 62,0 cm


2. 64,0 cm
3. 64,2 cm

Timbangan Digital
a. Periksa timbangan dengan mengecek keadaan baterai
b. Aktifkan alat timbang dengan cara menekan tombol timbangan pada
bagian dekat pijakan.
c. Pastikan timbangan pada keadaan On
d. Maka akan muncul angka pada layar timbangan, tunggu hingga muncul
angka 0,0 kg.
e. Bila seseorang ingin menimbang berat badan upayakan penimbang
dengan pakain seminimal mungkin
f. Letakan atau lepas barang yang mengganggu pengukuran seperti
dompet, jam tangan, handphone, kacamata dsb
g. Berdirilah di atas timbangan
h. Dengan badan tegak dan pandangan lurus kedepan
i. Catat angka BB yang tertera pada layar seakurat mungkin.
j. Bila kurang yakin pada hasil pengukuran lakukan pengukuran
sebanyak 3 kali.

Nama Hasil Ukur BB (Kg)


Elisa Amalia 1. 53,0
2. 53,0
Sevtiana Ratih P. 1. 62,0
2. 62,0

VII. Kesimpulan
Untuk memperoleh data yang akurat dan valid, diperlukan pengetahuan sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur alat antropometri gizi dan lakukan pengukuran
tidak hanya satu kali pengukuran serta pastikan alat dalam keaadaan baik. Ini
bertujuan mengurangi tingkat kesalahan dan kecelakaan kerja pada saat pengukuran.

VIII. Daftar Pustaka


Artitonang, Irianton.2013.Memantau dan Menilai Status Gizi.Yogyakarta
LeutikaBooks dengan CEBios
Aritonang, Irianton. 2011. Menilai Status Gizi untuk Mencapai Sehat
Optimal.Yogyakarta: Leutika dengan CEBios.

Anda mungkin juga menyukai