Costing Home Industri Las Listrik PDF
Costing Home Industri Las Listrik PDF
PRODUKSI UNTUK
MENENTUKAN HARGA JUAL
DENGAN METODE FULL
COSTING PADA HOME INDUSTRY
MERAPI LAS LISTRIK DI DEPOK
3. BATASAN MASALAH
1. Dari banyak produk yang di produksi pada home industry merapi las listrik, penulis memabatasi hanya
pada perhitungan harga pokok produksi penjualan kanopi berukuran 3m x 4m.
2. Penulis membatasi masalah perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing,
harga jual dan laba bruto pada home industry merapi las hanya pada tahun 2011.
4. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi, harga jual dan laba bruto dalam penjualan kanopi
berukuran 3m x 4m yang dihitung oleh home industry merapi las listrik di Depok pada tahun 2011
2. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi, harga jual dan laba bruto pada home industry merapi las
listrik di depok pada tahun 2011 dengan metode full costing dalam penentuan harga jual kanopi berukuran 3m x
4m.
PEMBAHASAN
1.1 Perhitungan harga pokok produksi Menurut Perusahaan
BIAYA BAHAN BAKU
Keterangan Banyak Harga satuan Jumlah
Dengan demikian harga pokok produksi perunit kanopi berukuran 3m x 4m adalah sebagai berikut : Rp
2.648.700
Dalam menentukan harga jual perusahaan menetapkan keuntungan sebesar 20 % dari biaya produksi yang
dikeluarkan.
Perhitungan harga jual menurut perusahaan adalah sebagai berikut :
Biaya produksi :
BBB Rp 1.871.900
BTKL Rp 480.000
BOP Rp 296.800 +
Total biaya produksi Rp 2.648.700
Laba yang diinginkan 20 % Rp 529.740 +
Harga jual yang dibebankan Rp 3.178.440
Dalam menentukan laba/rugi bruto yang dihasilkan oleh pemesanan kanopi berukuran
3m x4m tersebut perusahaan menetapkan keuntungan sebesar 20 % dari total biaya
produksi.
Perhitungan laba/rugi menurut perusahaan adalah sebagai berikut :
Adapun biaya yang dikenakan telah ditetapkan sebesar Rp 100.000 perunit. Pada bagian ini terdiri dari 2 orang
karyawan. Satu unit produksi dihitung 4 hari kerja, biaya yang dikenakan yaitu :
Tarif BTKTL perhari = biaya yang dikeluarkan
hari kerja
= Rp 100.000
4 hari
= Rp 25.000
Jadi biaya yang dikenakan selama proses produksi (4 hari) adalah :
Rp 25.000 x 4 hari x 2 orang = Rp 200.000
Biaya Listrik
Adapun biaya yang dikenakan telah ditetapkan sebesar Rp 375.000/bulan. Satu bulan dihitung 25 hari kerja.
Biaya listrik yang dikenakan yaitu :
Tarif listrik perhari = biaya listrik
Hari kerja
= Rp375.000
25 hari
= R15.000
Jadi biaya listrik yang dikenakan selama proses produksi adalah :
Rp 15.000 x 4 hari = Rp 60.000
Biaya Telepon
Biaya yang dikenakan telah ditetapkan sebesar Rp 80.000/bulan, satu bulan dihitung selama 25 hari kerja. Biaya
telepon yang dikenakan yaitu :
Tarif telepon perhari = biaya telepon
Hari kerja
= Rp 80.000
25 hari
= Rp 3.200
Jadi biaya telepon yang dikenakan selama proses adalah :
Rp 3.200 x 4 hari = Rp 12.800
Jadi, Total Biaya Depresiasi Mesin Sebesar = 5.600 + 2000 + 1200 + 8000 + 6400
= Rp 23.200
Biaya Depresiasi Gedung
Dalam proses produksi pesanan tersebut, dilakukan juga perhitungan depresiasi gedung yang digunakan oleh perusahaan. Metode yang
digunakan dalam perhitungan tersebut yaitu metode garis lurus dengan umur ekonomis selama 20 tahun, harga perolehan gedung tersebut
sebesar Rp 150.000.000 dengan nilai residu sebesar Rp 85.000.000. Biaya depresiasi yang dikenakan adalah :
Keterangan Jumlah
a. Bahan penolong Rp 294.500
b. BTKTL Rp 200.000
c. Biaya listrik Rp 60.000
d. Biaya telepon Rp 12.800
e. Biaya pemeliharaan mesin Rp 48.000
f. Biaya depresiasi mesin Rp 23.200
g. Biaya depresiasi gedung Rp 10.000
TOTAL BOP Rp 648.500
Perhitungan menurut metode full costing dalam menentukan harga pokok produksi adalah sebagai berikut :
BBB Rp 1.577.400
BTKL Rp 480.000
BOP Rp 648.500 +
Harga pokok produksi Rp 2.705.900
Dengan demikian harga pokok produksi perunit kanopi berukuran 3m x 4m adalah : Rp 2.705.900
Dengan memasukkan unsur-unsur biaya lainnya kedalam perhitungan biaya overhead pabrik,maka menimbulkan selisih sebagai berikut :
- Harga pokok perunit menurut perusahaan Rp 3.178.440
- Harga pokok menurut metode full costing Rp 3.247.080
selisih perhitungan Rp 68.560
sedangkan perbandingan laba kotor perunit adalah :
- Laba kotor menurut perusahaan Rp 529.740
- Laba kotor menurut metode full costing Rp 541.180
selisih perhitungan Rp 11,440
KESIMPULAN
SARAN
Merapi Las Listrik hendaknya melakukan perubahan terhadap perhitungan harga pokok
pesanannya dengan Memasukkan unsur biaya overhead pabrik berupa biaya depresiasi mesin dan biaya
depresiasi gedung yang terjadi dalam perhitungan harga pokok pesanannya. Perusahaan lebih
memperhatikan lagi perhitungan harga pokok pesanan dengan lebih teliti dan cermat, sehingga harga
jual yang ditetapkan oeh perusahaan tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu rendah dan dapat bersaing
dipasaran. Perusahaan sebaiknya melakukan perhitungan harga pokok pesanan dengan menggunakan
metode full costing, karena dengan menggunakan metode tersebut perusahaan dapat memasukkan
seluruh biaya aspek yang diperhitungkan secara tepat dan benar.