Anda di halaman 1dari 17

PERHITUNGAN HARGA POKOK

PRODUKSI UNTUK
MENENTUKAN HARGA JUAL
DENGAN METODE FULL
COSTING PADA HOME INDUSTRY
MERAPI LAS LISTRIK DI DEPOK

NAMA : ANDHIKA PRASETYA


KELAS : 3B05
NPM : 23209910
PEMBIMBING : WIDADA SE,.MM.
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Bagi suatu perusahaan, memperoleh laba adalah merupakan tujuan utama


untuk kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan. Untuk memperoleh laba ada
tiga faktor utama didalam perusahaan yang harus diperhatikan, yaitu jumlah barang
yang harus diproduksi, biaya perunit untuk memproduksi dan harga jual perunit
produk tersebut Untuk mencapai laba yang optimal, salah satunya adalah
memperhatikan faktor biaya yaitu diantaranya harga pokok produksi diupayakan
dapat ditekan seminimal mungkin. Harga pokok masih merupakan faktor yang
penting dalam pertimbangan untuk menetapkan harga jual yang nantinya
diharapkan untuk memperoleh laba.
Dengan menentukan harga pokok produksi maka perusahaan dapat
mengetahui biaya produksi yang akan dikeluarkan perusahaan dalam menentukan
harga jual dari suatu pesanan sesuai dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan
untuk memproduksi pesanan tersebut. Dalam mendapatkan laba yang diinginkan
oleh perusahaan dapat optimal karena harga jual yang dibebankan kepada pemesan
ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi
pesanan tersebut.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi yang yang dipakai oleh home industry merapi las listrik dan
harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing pada penjualan kanopi, tralis besi, relling
tangga, pagar besi , tenda, rak piring besi, rak buku besi, kursi lipat, lemari besi, dan pot bunga gantung
pada home industry merapi las listrik ?
2. Bagaimana perhitungan harga jual dan laba bruto pada home industry merapi las listrik dan dengan
menggunakan metode full costing sejak didirikannya dari tahun 2000-2012

3. BATASAN MASALAH
1. Dari banyak produk yang di produksi pada home industry merapi las listrik, penulis memabatasi hanya
pada perhitungan harga pokok produksi penjualan kanopi berukuran 3m x 4m.
2. Penulis membatasi masalah perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing,
harga jual dan laba bruto pada home industry merapi las hanya pada tahun 2011.

4. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi, harga jual dan laba bruto dalam penjualan kanopi
berukuran 3m x 4m yang dihitung oleh home industry merapi las listrik di Depok pada tahun 2011
2. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi, harga jual dan laba bruto pada home industry merapi las
listrik di depok pada tahun 2011 dengan metode full costing dalam penentuan harga jual kanopi berukuran 3m x
4m.
PEMBAHASAN
1.1 Perhitungan harga pokok produksi Menurut Perusahaan
BIAYA BAHAN BAKU
Keterangan Banyak Harga satuan Jumlah

1. Carbonet 4 meter 4 meter Rp 164.000 Rp 656.000


2. Crem Sambungan 4 meter Rp 7.300 Rp 29.200
3. Lis (u) 4 meter Rp 2.000 Rp 8.000
4. Bami Carbonet 73 pcs Rp 400 Rp 29.200
5. Lem Silicone 1 tube Rp 40.000 Rp 40.000
6. Dina Bolt 8mmx40mm 10 pcs Rp 1.500 Rp 15.000
7. Pipa Stall 4mx4m 50 meter Rp 16.000 Rp 800.000
8. Cat Hitam 1,5 kg Rp 42.000 Rp 63.000
9. Tinner ND 2 litter Rp 18.000 Rp 36.000
10. Dempul Isamu 1 kg Rp 37.500 Rp 37.500
11. Dempul Sanpolac 1 kg Rp 25.000 Rp 25.000
12. Batu Gurinda 4 2pcs Rp 8.000 Rp 16.000
13. Batu Gurinda Potong 3pcs Rp 9.000 Rp 27.000
14. Amplas Gurinda 2pcs Rp 7.000 Rp 14.000
15. Mata Gergaji Besi 2pcs Rp 11.000 Rp 22.000
16. Amplas Halus 2lbr Rp 7.000 Rp 14.000
17. Kawat Electroda 80 btg Rp 500 Rp 40.000

TOTAL BIAYA BAHAN BAKU Rp 1.871.900


BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

Keterangan Upah/Hari Banyak Jumlah


1. Pembuat Rp 80.000 4 hari Rp 320.000
2. Finnisher Rp 40.000 4 hari Rp 160.000
TOTAL BTKL Rp 480.000

BIAYA OVERHEAD PABRIK


Keterangan Hari Karyawan Tarif Jumlah
1. BTKTL 4 hari 2 orang Rp 25.000 Rp 200.000
2. Listrik 4 hari Rp 15.000 Rp 60.000
3. Telepon 4 hari Rp 3.200 Rp 12.800
4. Pemeliharaan 4 hari Rp 1.500 Rp 24.000
mesin
TOTAL BOP Rp 296.800
Perusahaan dalam memperhitungkan harga pokok produksi adalah sebagai berikut:
BBB Rp 1.871.900
BTKL Rp 480.000
BOP Rp 296.800 +
Harga Pokok Produksi Rp 2.648.700

Dengan demikian harga pokok produksi perunit kanopi berukuran 3m x 4m adalah sebagai berikut : Rp
2.648.700

1.2 Perhitungan Harga Jual yang akan dibebankan kepada pemesan

Dalam menentukan harga jual perusahaan menetapkan keuntungan sebesar 20 % dari biaya produksi yang
dikeluarkan.
Perhitungan harga jual menurut perusahaan adalah sebagai berikut :
Biaya produksi :
BBB Rp 1.871.900
BTKL Rp 480.000
BOP Rp 296.800 +
Total biaya produksi Rp 2.648.700
Laba yang diinginkan 20 % Rp 529.740 +
Harga jual yang dibebankan Rp 3.178.440

Jadi harga jual perunit kanopi berukuran 3m x 4m adalah: Rp 3.178.440


1.3 Perhitungan Laba/Rugi Bruto Tiap Pesanan

Dalam menentukan laba/rugi bruto yang dihasilkan oleh pemesanan kanopi berukuran
3m x4m tersebut perusahaan menetapkan keuntungan sebesar 20 % dari total biaya
produksi.
Perhitungan laba/rugi menurut perusahaan adalah sebagai berikut :

Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp 3.178.440


Biaya produksi :
BBB Rp 1.871.900
BTKL Rp 480.000
BOP Rp 296.800 +
Total biaya produksi Rp 2.648.700
Laba bruto Rp 529.740

Jadi, laba bruto perunit kanopi berukuran 3m x 4m adalah Rp 529.740


2. Perhitungan Dengan Metode Full Costing
2.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi
BIAYA BAHAN BAKU
Keterangan Banyak Harga satuan Jumlah
1. Carbonet 4 meter 4 meter Rp 164.000 Rp 656.000
2. Crem Sambungan 4 meter Rp 7.300 Rp 29.200
3. Lis (u) 4 meter Rp 2.000 Rp 8.000
4. Bami Carbonet 73 pcs Rp 400 Rp 29.200
5. Lem Silicone 1 tube Rp 40.000 Rp 40.000
6. Dina Bolt 8mmx40mm 10 pcs Rp 1.500 Rp 15.000
7. Pipa Stall 4mx4m 50 meter Rp 16.000 Rp 800.000

TOTAL BIAYA BAHAN BAKU Rp 1.577.400


BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

Keterangan Upah/Hari Waktu Jumlah


1. Pembuat Rp 80.000 4 hari Rp 320.000
2. Finnisher Rp 40.000 4 hari Rp 160.000
TOTAL BTKL Rp 480.000
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Bahan Penolong
Keterangan Banyak Harga satuan Jumlah
1. Cat Hitam 1,5 kg Rp 42.000 Rp 63.000
2. Tinner ND 2 litter Rp 18.000 Rp 36.000
3. Dempul Isamu 1 kg Rp 37.500 Rp 37.500
4. Dempul Sanpolac 1 kg Rp 25.000 Rp 25.000
5. Batu Gurinda 4 2pcs Rp 8.000 Rp 16.000
6. Batu Gurinda Potong 3pcs Rp 9.000 Rp 27.000
7. Amplas Gurinda 2pcs Rp 7.000 Rp 14.000
8. Mata Gergaji Besi 2pcs Rp 11.000 Rp 22.000
9. Amplas Halus 2lbr Rp 7.000 Rp 14.000
10. Kawat Electroda 80 btg Rp 500 Rp 40.000

TOTAL BIAYA BAHAN BAKU Rp 294.500


Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Adapun biaya yang dikenakan telah ditetapkan sebesar Rp 100.000 perunit. Pada bagian ini terdiri dari 2 orang
karyawan. Satu unit produksi dihitung 4 hari kerja, biaya yang dikenakan yaitu :
Tarif BTKTL perhari = biaya yang dikeluarkan
hari kerja
= Rp 100.000
4 hari
= Rp 25.000
Jadi biaya yang dikenakan selama proses produksi (4 hari) adalah :
Rp 25.000 x 4 hari x 2 orang = Rp 200.000

Biaya Listrik
Adapun biaya yang dikenakan telah ditetapkan sebesar Rp 375.000/bulan. Satu bulan dihitung 25 hari kerja.
Biaya listrik yang dikenakan yaitu :
Tarif listrik perhari = biaya listrik
Hari kerja
= Rp375.000
25 hari
= R15.000
Jadi biaya listrik yang dikenakan selama proses produksi adalah :
Rp 15.000 x 4 hari = Rp 60.000
Biaya Telepon
Biaya yang dikenakan telah ditetapkan sebesar Rp 80.000/bulan, satu bulan dihitung selama 25 hari kerja. Biaya
telepon yang dikenakan yaitu :
Tarif telepon perhari = biaya telepon
Hari kerja
= Rp 80.000
25 hari
= Rp 3.200
Jadi biaya telepon yang dikenakan selama proses adalah :
Rp 3.200 x 4 hari = Rp 12.800

Biaya Pemeliharaan Mesin


Biaya yang telah ditetapkan perusahaan adalah sebesar Rp 150.000/bulan, satu bulan dihitung 25 hari kerja dan satu
hari 4 JM. Biaya pemeliharaan mesin yang dikenakan adalah :
Tarif pemeliharaan mesin perJM = biaya pemeliharaan mesin
Jam mesin
= Rp 150.000
100 JM
= Rp 1.500/JM
Jadi biaya yang dikenakan selama proses produksi adalah :
Rp 1.500 x 4 JM x 4 hari = Rp 24.000
Biaya Depresiasi Mesin
Dalam memproduksi kanopi, merapi las listrik menggunakan las listrik dan mesin potong. Untuk
menghitung biaya depresiasi mesin-mesin tersebut, perusahaan menggunakan metode garis lurus
dengan umur ekonomis selama 10 tahun. Biaya depresiasi yang dikenakan pada masing-masing
mesin tersebut adalah :
Mesin Banyak Harga perolehan Nilai Residu Umur ekonomis Depresiasi pertahun
1. Mesin Cuting 2 unit 2.100.000 0 10 tahun RP 210.000
2. Mesin Bor 2 unit 750.000 0 10 tahun Rp 75.000
3. Gerinda 2 unit 450.000 0 10 tahun Rp 45.000
4. Kompresor 2 unit 3.000.000 0 10 tahun Rp 300.000
5. Trapo 2 unit 2.400.000 0 10 tahun Rp 240.000

Jadi Biaya Depresiasi Perbulan Adalah :


1. Mesin Cuting = Rp 210.000 = Rp 17.500
12 bulan 4. Kompresor = Rp 300.000 = Rp 25.000
12 bulan
2. Mesin Bor = Rp 75.000 = Rp 6.250
12 bulan 5. Trapo = Rp 240.000 = Rp 20.000
12 bulan
3. Gerinda = Rp 45.000 = Rp 3.750
12 bulan
Besarnya biaya depresiasi yang dikenakan selama proses produksi adalah

1. Mesin Cuting 3. Gerinda


Tarif perJM = Rp 17.500 Tarif perJM = Rp 3.750
100 JM 100 JM
= Rp 175 /JM = Rp 37.5 /JM
Rp 175 x 4JM x 4 hari x 2 unit = Rp 5.600 Rp 37.5 x 4 JM x 4 hari x 2 unit = Rp 1.200

2. Mesin Bor 4. Kompresor


Tarif perJM = Rp 6.250 Tarif perJM = Rp 25.000
100 JM 100 JM
= Rp 62.5 /JM = Rp 250 /JM
Rp 62.5 x 4 JM x 4 hari x 2 unit = Rp 2.000 Rp 250 x 4JM x 4 hari x 2 unit = Rp 8.000

5. Tarif perJM = Rp 20.000


100 JM
= Rp 200 /JM
Rp 200 x 4JM x 4 hari x 2 unit = Rp 6.400

Jadi, Total Biaya Depresiasi Mesin Sebesar = 5.600 + 2000 + 1200 + 8000 + 6400
= Rp 23.200
Biaya Depresiasi Gedung

Dalam proses produksi pesanan tersebut, dilakukan juga perhitungan depresiasi gedung yang digunakan oleh perusahaan. Metode yang
digunakan dalam perhitungan tersebut yaitu metode garis lurus dengan umur ekonomis selama 20 tahun, harga perolehan gedung tersebut
sebesar Rp 150.000.000 dengan nilai residu sebesar Rp 85.000.000. Biaya depresiasi yang dikenakan adalah :

Depresiasi/tahun = Rp 100.000.000 85.000.000


20 Tarif perhari = Rp 62.500
= Rp 750.000
25 hari
Depresiasi/bulan = Rp 750.000 = Rp 2.500

12 bulan Biaya yang dikenakan selama proses produksi adalah :


= Rp 62.500 Rp 2.500 x 4 hari x 1 unit = Rp 10.000

Keterangan Jumlah
a. Bahan penolong Rp 294.500
b. BTKTL Rp 200.000
c. Biaya listrik Rp 60.000
d. Biaya telepon Rp 12.800
e. Biaya pemeliharaan mesin Rp 48.000
f. Biaya depresiasi mesin Rp 23.200
g. Biaya depresiasi gedung Rp 10.000
TOTAL BOP Rp 648.500
Perhitungan menurut metode full costing dalam menentukan harga pokok produksi adalah sebagai berikut :
BBB Rp 1.577.400
BTKL Rp 480.000
BOP Rp 648.500 +
Harga pokok produksi Rp 2.705.900
Dengan demikian harga pokok produksi perunit kanopi berukuran 3m x 4m adalah : Rp 2.705.900

2.2 Perhitungan Harga Jual yang akan dibebankan kepada pemesan


Dalam menentukan harga jual keuntungan yang diharapkan adalah sebesar 20 % dari biaya produksi yang dikeluarkan.
Perhitungan harga jual adalah sebagai berikut :
Biaya produksi :
BBB Rp 1.577.400
BTKL Rp 480.000
BOP Rp 648.500 +
Total biaya produksi Rp 2.705.900
Laba yang diinginkan 20 % Rp 541.180 +
Harga jual yang dibebankan Rp 3.247.080
Jadi, harga jual perunit kanopi berukuran 3m x 4m adalah : Rp 3.247.080

2.3 Perhitunga Laba/Rugi Bruto Tiap Pesanan


Perhitungan laba/bruto adalah sebagai berikut :
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp 3.247.080
Biaya produksi :
BBB Rp 1.577.400
BTKL Rp 480.000
BOP Rp 648.500 +
Total biaya produksi Rp 2.705.900
Laba bruto Rp 541.180
Jadi laba bruto perunit kkanopi berukuran 3m x 4m adalah : Rp 541.180
ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN

Menurut Perusahaan Menurut Full Costing


BBB Rp 1.871.900 BBB Rp 1.577.400
BTKL Rp 480.000 BTKL Rp 480.000
BOP Rp 296.800 + BOP Rp 648.500 +
HPP Rp 2.648.700 HPP Rp 2.705.900
Laba bruto 20 % Rp 529.740 + Laba bruto 20 % Rp 541.180 +
Harga jual Rp 3.178.440 Harga jual Rp 3.247.080

Dengan memasukkan unsur-unsur biaya lainnya kedalam perhitungan biaya overhead pabrik,maka menimbulkan selisih sebagai berikut :
- Harga pokok perunit menurut perusahaan Rp 3.178.440
- Harga pokok menurut metode full costing Rp 3.247.080
selisih perhitungan Rp 68.560
sedangkan perbandingan laba kotor perunit adalah :
- Laba kotor menurut perusahaan Rp 529.740
- Laba kotor menurut metode full costing Rp 541.180
selisih perhitungan Rp 11,440
KESIMPULAN

Berdasarkan perhitungan harga pokok pesanan perunit kanopi berukuran 3m x 4m harga


menurut metode full costing dalam menentukan harga jual dengan perhitungan yang dilakukan oleh
perusahaan terdapat perbedaan dalam menentukan harga jual. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak
memperhitungkan biaya depresiasi mesin dan depresiasi gedung sebagai beban dalam proses produksi
yang dilakukan oleh perusahaan dan juga tidak ada pemisahan antara bahan baku dengan bahan
penolong sehingga menyebabkan perbedaan dalam penentuan biaya overhead pabriknya yang berakibat
laba bruto yang diperoleh perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan metode full
costing.

SARAN
Merapi Las Listrik hendaknya melakukan perubahan terhadap perhitungan harga pokok
pesanannya dengan Memasukkan unsur biaya overhead pabrik berupa biaya depresiasi mesin dan biaya
depresiasi gedung yang terjadi dalam perhitungan harga pokok pesanannya. Perusahaan lebih
memperhatikan lagi perhitungan harga pokok pesanan dengan lebih teliti dan cermat, sehingga harga
jual yang ditetapkan oeh perusahaan tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu rendah dan dapat bersaing
dipasaran. Perusahaan sebaiknya melakukan perhitungan harga pokok pesanan dengan menggunakan
metode full costing, karena dengan menggunakan metode tersebut perusahaan dapat memasukkan
seluruh biaya aspek yang diperhitungkan secara tepat dan benar.

Anda mungkin juga menyukai