LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISA
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENUGASAN
NAMA / NIM : Dedy Anwar / 080405009
Andriani Dewi / 080405030
Juliananta Sitepu / 080405060
KELOMPOK : II (dua)
MODUL : ANALISA AIR
TGL. PERCOBAAN : 29 Agustus 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia Analisa Modul Analisa Air dengan sebaik-
baiknya dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan
Praktikum Kimia Analisa dan agar dapat mengikuti praktikum-praktikum selanjutnya yang
ada di Departemen Teknik Kimia. Selain itu pembuatan Laporan Praktikum Kimia Analisa
ini adalah sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan saat praktikum, dan
untuk melengkapi tugas dari Praktikum Kimia Analisa.
Penulisan laporan ini didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum serta
literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya.
Dengan ini, praktikan juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.
2. Kepala Laboratorium Kimia Analisa, Ibu Maulida, ST, MSc..
3. Asisten-asisten Laboratorium Kimia Analisa, terutama asisten yang menangani modul ini.
4. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan, secara istimewa Kelompok II yang membantu
praktikan dalam pelaksanaan praktikum dan dalam penulisan laporan ini.
Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan laporan ini.
Maka saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan menemukan refleksi untuk
peningkatan mutu dari laporan serupa di masa mendatang. Akhir kata, selamat membaca dan
terima kasih.
Medan, 1 September 2009
Penulis,
Dedy Anwar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Analsia air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan kadar suatu zat
dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan adalah prinsip titrasi dan
metode yang digunakan adalah metode indikator warna dan secara umum termasuk ke dalam
analisa volumetrik.
Air yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ditemukan dalam keadaan
murni. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat
kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik. Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut
terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat
merugikan kelangsungan hidup semua makhluk sekitarnya. Kini dengan adanya pencemaran-
pencemaran air oleh pabrik maupun rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air
semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas air tersebut menurun. Oleh karena itu,
diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di
dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya
dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum (anonim, 2009).
1.2Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada percobaan analisa air adalah bagaimana cara menentukan
alkalinitas air.
1.3Tujuan
Tujuan percobaan analisa air, antara lain:
1.Mempelajari beberapa cara penganalisaan air.
2.Mengetahui standar kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia
3.Mengetahui cara-cara pengambilan sampel untuk penganalisaan air.
1.4Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh pada percobaan ini antara lain dapat mengetahui cara
menganalisa air, Dan dapat menentukan kadar alkalinity air, serta dapat menganalisa kualitas
sampel air yang diuji.
1.5Ruang Lingkup
Percobaan analisa air dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dengan keadaan ruangan bersuhu 30oC dan
tekanan udara 760 mmHg.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain air sungai Kenanga Raya, Medan, air minum
kemasan Aqua indikator metil jingga, dan H2SO4 0,02 N. Peralatan-peralatan yang
digunakan antara lain buret, statif, erlenmeyer, gelas ukur, beaker glass, corong, dan pipet
tetes.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Alkalinitas
Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion carbonat dan
bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini
menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai
kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH. Perairan.mengandung
alkalinitas 20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan
asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH,
alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas
alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang
terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai
kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi (Anonim 2009).
Tabel 2.1 Kualitas air berdasarkan alkalinitas (Swingle, 1968)
Alkalinitas (mg/l)
Kondisi perairan
0 10
Tidak dapat dimanfaatkan
10 50
Alkalinitas rendah, kematian mungkin terjadi, CO2 rendah, pH bervariasi, dan perairan
kurang produktif
50 200
Alkalinitas sedang, pH bervariasi, CO2 sedang, produktivitas sedang
>500
pH stabil, produktivitas rendah, ikan terancam
Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi
ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi daerah-
daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk, limbah-limbah industri
yang mencemari sungai-sungai, semakin mempersulit masyarakat untuk mendapatkan air
yang layak untuk di minum.
Definisi air minum
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, disebutkan bahwa air Minum adalah air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung di minum.
Persyaratan air minum
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat resiko kalau air
ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun
bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 C, tetapi banyak zat berbahaya,
terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air.
Jadi, air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air, misalnya di rumah
anda, sumber air berasal dari air tanah, yang diambil dengan menggunakan jetpump,
meskipun secara kasat mata tampak jernih, tetapi belum tentu memenuhi syarat, karena
kondisi lingkungan disekitarnya akan sangat menentukan kualitas air tersebut. Untuk
memastikan apakah air tanah yang ada di rumah anda memenuhi syarat untuk di minum atau
tidak, sebaiknya anda membawa sampel air tersebut ke laboratorium pengujian seperti
Sucofindo, atau lab-lab swasta lain yang banyak menjual jasa untuk pemeriksaan air, tapi cek
juga, apakah lab yang akan anda gunakan sudah terakreditasi atau belum. Ini untuk menjamin
akurasi hasil pemeriksaan. Jika lab-nya sudah terakreditasi, maka validitas hasil pengujian
tentunya lebih terpercaya.
Syarat air minum tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
907/MENKES/SK/VII/2002.. Persyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan
bakteriologis, kimiawi, dan fisik. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum
adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung logam berat dan bakteri
patogen seperti E. Coli.. Untuk lebih detil mengetahui rincian syarat air minum, anda dapat
melihatnya dalam Kepmenkes tersebut (anonim,2009).
Syarat tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
Artinya jika air yang akan anda gunakan memiliki bau, rasa atau warna, berarti air tersebut
telah tercemar.
Syarat tidak mengandung logam berat
Ion logam berat dapat mendenaturasi protein, disamping itu logam berat dapat bereaksi
dengan gugus fungsi lainnya dalam biomolekul. Karena sebagian akan tertimbun di berbagai
organ terutama saluran cerna, hati dan ginjal, maka organ-organ inilah yang terutama dirusak
Syarat tidak mengandung bakteri pathogen
Bakteri patogen yang tercantum dalam Kepmenkes yaitu Escherichia colli, Clostridium
perfringens, Salmonella. Bakteri patogen tersebut dapat membentuk toksin (racun) setelah
periode laten yang singkat yaitu beberpa jam, dapat menyebabkan muntaber (anonim, 2009).
2
Arsan
mg/L
0,05
3
Besi
mg/L
1,0
4
Fluorida
mg/L
1,5
5
Kadmium
mg/L
0,005
6
Kesadahan (CaCO3)
mg/L
500
7
Klorida
mg/L
600
8
Kronium, valensi 6
mg/L
0,05
9
Mangan
mg/L
0,5
10
Nitrat, sebagai N
mg/L
10
11
Nitrit, sebagai N
mg/L
1,0
12
pH
mg/L
0,05
13
Salenium
mg/L
0,01
14
Seng
mg/L
15
15
Sianida
mg/L
0,1
16
Sulfat
mg/L
400
17
Timbal
mg/L
0,05
b. Kimia Organik
1
Aldrin
mg/L
0,0007
2
Benzen
mg/L
0,01
3
Benzo (a) pyrene
mg/L
0,00001
4
Chloroform
(total isomer)
mg/L
0,007
5
Chloroform
mg/L
0,03
6
2,4-D
mg/L
0,10
7
DDT
mg/L
0,03
8
Detergen
mg/L
0,5
9
1,2-DiCloroethene
mg/L
0,01
10
1,1-Dicloroethene
mg/L
0,0003
11
Heptachlor dan Heptachlor epoxide
mg/L
0,003
12
Hexachlorobenzene
mg/L
0,00001
13
Gamma-HCH (Lindane)
mg/L
0,004
14
Methoxychlor
mg/L
0,10
15
PentaChloropenol
mg/L
0,01
16
Pestisida total
mg/L
0,10
17
2,4,6-trichloropenol
mg/L
0,01
18
Zat organik (KmnO4)
mg/L
10
c. Mikrobiologik
1
Total Koliform (MPN)
Jumlah per 100 ml
0
Bukan Air pipaan
2
Koliform tinja belum diperiksa
Jumlah per 100 ml
0
Bukan Air pipaan
d. Radio Aktivitas
1
Aktivitas Alpha (Gross Alpha activity)
Bg/L
0,1
2
Aktivitas Beta (Gross Beta activity)
Bg/L
1,0
Keterangan :
mg = miligram
ml = milliliter
L = Liter
Bg = Beguerel
NTU = Nepnelometrik Turbidity Units
TCU = True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut
2
Aluminium
mg/L
0,2
3
Arsan
mg/L
0,05
4
Bakium
mg/L
1,0
5
Besi
mg/L
0,3
6
Fluorida
mg/L
1,5
7
Kadmium
mg/L
0,005
8
Kesadahan (CaCO3)
mg/L
500
9
Klorida
mg/L
250
10
Kronium, valensi 6
mg/L
0,05
11
Mangan
mg/L
0,1
12
Natrium
mg/L
200
13
Nitrat, sebagai N
mg/L
10
14
Nitrit, sebagai N
mg/L
1,0
15
Perak
mg/L
0,05
16
Salenium
mg/L
0,01
17
Seng
mg/L
5,0
18
Sianida
mg/L
0,1
19
Sulfat
mg/L
400
20
Sulfida (sebagai H2S)
mg/L
0,05
21
Tembaga
mg/L
1,0
22
Timbal
mg/L
0,05
b. Kimia Organik
1
Aldrin
mg/L
0,0007
2
Benzen
mg/L
0,01
3
Benzo (a) pyrene
mg/L
0,00001
4
Chloroform
(total isomer)
mg/L
0,0003
5
Chloroform
mg/L
0,03
6
2,4-D
mg/L
0,10
7
DDT
mg/L
0,03
8
Detergen
mg/L
0,05
9
1,2-DiCloroethene
mg/L
0,01
10
1,1-Dicloroethene
mg/L
0,0003
11
Heptachlor dan Heptachlor epoxide
mg/L
0,003
12
Hexachlorobenzene
mg/L
0,00001
13
Gamma-HCH (Lindane)
mg/L
0,004
14
Methoxychlor
mg/L
0,03
15
PentaChloropenol
mg/L
0,01
16
Pestisida total
mg/L
0,10
17
2,4,6-trichloropenol
mg/L
0,01
18
Zat organik (KmnO4)
mg/L
10
c. Mikrobiologik
1
Koliform Tinja
Jumlah per 100 ml
0
2
Total Koliform
Jumlah per 100 ml
0
95% dari Sampel yang diperiksa selama setahun kadang boleh ada 3 per 100 ml sampel air.
Tetapi tidak berturut-turut
d. Radio Aktivitas
1
Aktivitas Alpha (Gross Alpha activity)
Bg/L
0,1
Keterangan :
mg = miligram
ml = milliliter
L = Liter
Bg = Beguerel
NTU = Nepnelometrik Turbidity Units
TCU = True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut
Salah satu aplikasi atau penerapan dari Analisa Air ini adalah pada proses pengolahan air
perkotaan. Pengolahan air perkotaan menggunakan proses soda dingin. Dengan
menggunakan proses ini, kesadahan air dapat diturunkan sampai 35 ppm jika cukup peluang
diberikan untuk berlangsungnya pengendapan.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi keadaan lewat-jenuh (supersaturasi) dalam
proses gamping dingin soda ialah dengan mengkontakkan lumpur yang diendapkan
sebelumnya. Bila lumpur ini dikenakan pada air yang belum diolah dan bahan kimia
permukaannya, atau benih akan membantu terjadinya pengendapan. Hasilnya berupa reaksi
yang lebih cepat dan lebih lengkap yang menghasilkan partikel yang lebih besar dan lebih
mudah menguap. Peralatan yang dikembangkan untuk kontak ini, dibuat oleh Infileo, Inc,
yang dinamakan Accelerator. Permutit Spaulding Precipitator mempunyai dua kompartemen,
satu untuk mencampur dan mengaduk air mentah dengan bahan-bahan kimia pelunak dan
lumpur yang sudah terbentuk sebelumnya, dan satu lagi untuk mengendapkan dan menyaring
air yang telah dilunakkan pada waktu mengalir ke atas melalui liputan lumpur yang
tersuspensi. Mesin seperti ini dapat mempersingkat sedimentasi dari 4 jam menjadi kurang
dari 1 jam dan biasanya juga mengurangi pemakaian bahan kimia. (anonim,2009)
Kekuatan utama tehadap proses gamping dingin soda ialah besarnya volume lumpur basah
yang terbentuk. Pembuangan lumpur ini merupakan masalah dan biayanya mahal. Permutit
Spicator menggunakan presipitasi (pengendapan) sebagai katalis. Hal ini dapat mengurangi
volume dan kandungan sisa air lumpur. Volumenya tinggi 12 persen dari proses yang
konvensional dan limbah padat yang dihasilkan hampir mempunyai pasir basah saja.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Bahan
3.2 Alat
3.2.1 Nama Alat
1. Statif,
Fungsi : sebagai penjepit buret
2. Buret,
Fungsi : sebagai alat pentiter
3. Erlenmeyer,
Fungsi : sebagai wadah larutan yang akan dititrasi
4. Gelas ukur,
Fungsi : sebagai penakar volume yang akan digunakan
5. Beaker Gelas,
Fungsi : sebagai penakar larutan yang akan digunakansebagai wadah larutan
6. Corong kaca,
fungsi : untuk menuang larutan ke alat bermulut kecil
7. Pipet tetes,
Fungsi : untuk mengmbil larutan dalam jumlah sedikit
Buret
3.4 Flowchart
3.4.1 Flowchart Analisa Alkalinitas Sampel Aqua
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
I. Air Sungai Kenanga Raya
Tabel 4.1 Data Analisa Air Sungai
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir
kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang
menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion
karbonat dan hidroksida dalam air.
Kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan selama percobaan sehingga mempengaruhi
nilai dari alkalinitas sample yang di ukur, yaitu :
1. Pembacaan buret yang tidak tepat ketika berlangsungnya titrasi, mengakibatkan volume zat
pentiter tidak tepat sehingga hasil analisa yang diperoleh tidak akurat.
2. Praktikan kurang berhati-hati saat melakukan percobaan, misalnya sering terjadi kelebihan
beberapa tetes larutan pentiter saat titrasi sehingga hasil yang diperoleh menjadi tidak tepat.
3. Bahan atau larutan yang digunakan seperti larutan standar mungkin sudah terkontaminasi
dan kadaluarsa.
Berikut Grafik Perbedaan Volume H2SO4 terhadap sampel, Air Sungai Kenaga Raya :
Gambar. 4.1 Grafik Volume H2SO4 terhadap titrasi Air Sungai Kenanga Raya
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah :
1. Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu
menetralisir kemasamaan dalam air.
2. Alkalinitas Air Sungai Kenanga Raya Lebih besar dari pada air Aqua
3. Alkalinitas dari air aqua yang diperoleh dari percobaan ini adalah 362,88 mg/L
4. Alkalinitas dari iar sungai Kenaga Raya yang diperoleh dari percobaan ini adalah 831,6 mg
/L
5.2Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan untuk praktikum ini adalah :
1.Praktikan diharapkan lebih teliti dalam membaca alat dan menetapkan hasil akhir agar galat
yang ada tidak besar .
2.Praktikan diharapkan utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini.
3.Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitankesulitan yang ada
saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
DATA PERCOBAAN
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
LAMPIRAN D
FOTO LOKASI SAMPEL
Poskan Komentar
Pengikut
Arsip Blog
2009 (5)
o November (3)
o Oktober (2)
Okt 20 (1)
ANALISA AIR
Okt 18 (1)
Mengenai Saya
laporan permanganometri
Lihat profil lengkapku
http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.co.id/2009/10/bab-i-pendahuluan-1.html