Anda di halaman 1dari 29

ANALISA AIR

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISA

Semester : III (Tiga)


Kelompok : II ( Dua )
Judul percobaan : ANALISA AIR
Tanggal percobaan : 29 Agustus 2009

NAMA : DEDY ANWAR


NIM : 080405009

LABORATORIUM KIMIA ANALISA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

LABORATORIUM KIMIA ANALISA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA / NIM : Dedy Anwar


KELOMPOK : II (dua)
MODUL : ANALISA AIR
TGL. PERCOBAAN : 29 Agustus 2009
Medan, 2009 Asisten,

(Indra Azmi Marpaung)

LABORATORIUM KIMIA ANALISA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LEMBAR PENUGASAN
NAMA / NIM : Dedy Anwar / 080405009
Andriani Dewi / 080405030
Juliananta Sitepu / 080405060
KELOMPOK : II (dua)
MODUL : ANALISA AIR
TGL. PERCOBAAN : 29 Agustus 2009

Medan, 2009 Asisten,

(Indra Azmi Marpaung)

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia Analisa Modul Analisa Air dengan sebaik-
baiknya dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan
Praktikum Kimia Analisa dan agar dapat mengikuti praktikum-praktikum selanjutnya yang
ada di Departemen Teknik Kimia. Selain itu pembuatan Laporan Praktikum Kimia Analisa
ini adalah sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan saat praktikum, dan
untuk melengkapi tugas dari Praktikum Kimia Analisa.
Penulisan laporan ini didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum serta
literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya.
Dengan ini, praktikan juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.
2. Kepala Laboratorium Kimia Analisa, Ibu Maulida, ST, MSc..
3. Asisten-asisten Laboratorium Kimia Analisa, terutama asisten yang menangani modul ini.
4. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan, secara istimewa Kelompok II yang membantu
praktikan dalam pelaksanaan praktikum dan dalam penulisan laporan ini.
Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan laporan ini.
Maka saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan menemukan refleksi untuk
peningkatan mutu dari laporan serupa di masa mendatang. Akhir kata, selamat membaca dan
terima kasih.
Medan, 1 September 2009
Penulis,

Dedy Anwar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Analsia air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan kadar suatu zat
dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan adalah prinsip titrasi dan
metode yang digunakan adalah metode indikator warna dan secara umum termasuk ke dalam
analisa volumetrik.
Air yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ditemukan dalam keadaan
murni. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat
kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik. Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut
terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat
merugikan kelangsungan hidup semua makhluk sekitarnya. Kini dengan adanya pencemaran-
pencemaran air oleh pabrik maupun rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air
semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas air tersebut menurun. Oleh karena itu,
diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di
dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya
dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum (anonim, 2009).

1.2Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada percobaan analisa air adalah bagaimana cara menentukan
alkalinitas air.

1.3Tujuan
Tujuan percobaan analisa air, antara lain:
1.Mempelajari beberapa cara penganalisaan air.
2.Mengetahui standar kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia
3.Mengetahui cara-cara pengambilan sampel untuk penganalisaan air.

1.4Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh pada percobaan ini antara lain dapat mengetahui cara
menganalisa air, Dan dapat menentukan kadar alkalinity air, serta dapat menganalisa kualitas
sampel air yang diuji.

1.5Ruang Lingkup
Percobaan analisa air dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dengan keadaan ruangan bersuhu 30oC dan
tekanan udara 760 mmHg.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain air sungai Kenanga Raya, Medan, air minum
kemasan Aqua indikator metil jingga, dan H2SO4 0,02 N. Peralatan-peralatan yang
digunakan antara lain buret, statif, erlenmeyer, gelas ukur, beaker glass, corong, dan pipet
tetes.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Sampel


Air merupakan senyawa kimia yang paling aman dan paling dibutuhkan seluruh makhluk
hidup karena tanpa air, makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup. Ilmu yang
mempelajari tentang kandungan, sifat-sifat, proses penyebaran, dan kebiasaan alami air
dikenal dengan hidrologi. Hidrologi merupakan induk ilmu untuk percabangan teknik sipil,
dan hidrologi mempelajari masalah persediaan air dan penyaluran kotoran, sistem pengaliran
air dan irigasi, peraturan navigasi dan sungai, dan pengendalian banjir dan tenaga air
(anonim, 2009).
2.1.1 Air Sungai (Kenaga Raya)
Sungai merupakan jalan air alami mengalir menuju samudera, danau, Laut atau ke sungai
yang lain. Pada beberapa kasus sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap kedalam
tanah sebelum menemukan badan air lainya. Dengan melalui sungai adalah cara yang biasa
bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar
seperti danau .
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologis. Air dalam sundai umumnya
terkumpul dari presipitasi seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan
dibeberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan Es/salju. Selain itu air juga
mengalirkan sidimen dan polutan (Anonim.2009).
Sungai Kenanga Raya terletak di daerah Tanjung Mulia kota Medan. Sungai yang berada di
tengah tengah kota Medan ini memiliki kondisi yang sangat mengkhawatirkan sekali.
Ketika praktikan mengampil sampel kesana. Ketika itu sungai dalam kondisi normal, artinya
airnya tidak pasang, tidak surut dan tidak keruh, sebenarnya airnya tidak jernih akibat
banyaknya sampah dan aliran limbah rumah tangga ke sungai.
2.1.2 Air Minum Kemasan (Aqua)
Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), merupakan
air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui proses pemanasan
terlebih dahulu.
Air minum dalam kemasan merupakan air yang dikemas dalam berbagai bentuk wadah 19 ltr
atau 5 galon , 1500 ml / 600 ml ( bottle), 240 ml /220 ml (cup).
Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan proses pemurnian air
(Reverse Osmosis / Tanpa Mineral) maupun proses biasa Water treatment processing
(Mineral), dimana sumber air yang digunakan untuk Air kemasan mineral berasal dari mata
air pengunungan, Untuk Air kemasan Non mineral biasanya dapat juga digunakan dengan
sumber mata air tanah / mata air pengunungan (anonim,2009).
Air Aqua telah melewati proses pemurnian secara alami selama perjalanannya dari
pegunungan hingga mencapai sumber mata air bawah tanah. Sepanjang perjalanannya ini, air
menyerap mineral dan menjaga keseimbangannya sebagaimana di sumber mata air asalnya,
yang merupakan mineral penting bagi kesehatan tubuh.
Sumber mata air yang dipilih tidaklah sembarangan. Aqua berasal dari sumber mata air
terpilih yang mewakili sebagian dari sumber mata air alami terbaik di Indonesia. Menemukan
mata air yang sesuai kriteria Aqua bukanlah pekerjaan mudah. Pada saat menemukan sumber
mata air alami, harus dipastikan bahwa setiap sumber mata air pegunungan harus memenuhi
9 poin kriteria yang kemudian melewati 5 tahap proses seleksi yang ketat sebelum akhirnya
dapat dijadikan sumber mata air untuk Aqua (anonim, 2009).

2.2 Alkalinitas
Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion carbonat dan
bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini
menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai
kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH. Perairan.mengandung
alkalinitas 20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan
asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH,
alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas
alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang
terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai
kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi (Anonim 2009).
Tabel 2.1 Kualitas air berdasarkan alkalinitas (Swingle, 1968)
Alkalinitas (mg/l)
Kondisi perairan
0 10
Tidak dapat dimanfaatkan
10 50
Alkalinitas rendah, kematian mungkin terjadi, CO2 rendah, pH bervariasi, dan perairan
kurang produktif
50 200
Alkalinitas sedang, pH bervariasi, CO2 sedang, produktivitas sedang
>500
pH stabil, produktivitas rendah, ikan terancam

2.3 Kesadahan Air


Kesadahan pada air mungkin disebabkan oleh adanya satu atau lebih ion. Ini termasuk
hidroksida, karbonat, dan bikarbonat. Ion hidroksida selalu ada di dalam air, walaupun
terkadang konsentrasinya sangat kecil. Tetapi, hidroksida dengan konsentrasi tinggi di
saluran air alami dianggap tidak biasa, kecuali setelah melewati penapisan jenis tertentu.
Jumlah karbonat yang kecil ditemukan pada saluran air alami di tempat tertentu, sangat
jarang melebihi 3 atau 4 grain/gallon. Mereka juga dapat ditemukan di air setelah penapisan,
seperti pelembut lime soda ash. Bikarbonat adalah sumber yang paling umum penyebab
alkalinitas. Hampir semua saluran alami memiliki jumlah yang dapat dihitung, dari 0 sampai
sekitar 50 grain/gallon.
Alkalinitas. Alkalinitas dari air bisa didefinisikan sebagai kapasitasnya terhadap asam netral.
Zat alkali di dalam air termasuk hidroksida. Alkalinitas dapat dideteksi oleh rasanya yang
asam dan mereka menyebabkan kertas litmus merah menjadi biru (pH test paper).
Konsentrasi Fosfat dan Silika jarang ditemukan di saluran alami rumah. Senyawa yang
mengandung ion ini dapat digunakan dalam proses penapisan air yang bervariasi. Konsentrasi
alkalinitas menengah
diinginkan oleh hampir semua sumber air untuk menyeimbangkan antara efek korosif dan
asam. (anonim,2009)
Tetapi, jumlah yang berlebihan menyebabkan beberapa masalah. Ion ini tentu bebas berada di
air, tetapi mereka ada di kation, seperti kalsium, magnesium, dan natrium. Anda mungkin
tidak akan memperhatikan kondisi alkali karena ion bikarbonat, kecuali ada dalam jumlah
yang besar. Sebaliknya, anda harus siap mendeteksi alkalinitas walaupun memiliki jumlah
karbonat dan ion hidroksida yang sangat kecil.
Air dengan alkali tinggi memiliki rasa seperi soda. Peraturan EPA membatasi alkalinitas
dalam total padatan terlarut (500 ppm) dan beberapa lebih dibatasi oleh pH. Alkali yang
memiliki kandungan mineral tinggi juga menyebabkan pengeringan yang berlebihan terhadap
kulit karena pada faktanya, mereka menghilangkan kelembaban pada kulit. Masalah pada
alkalinitas dapat dihilangkan oleh reverse osmosis bersama dengan total padatan terlarutnya.
Metode lain juga dapat menghilangkan alkalinitas, namun metode tersebut tidak cocok
digunakan untuk
perumahan dibandingkan jika menggunakan reverse osmosis. Metode ini adalah distilasi dan
deionisasi. Beberapa metode lain juga dapat menghilangkan alkalinitas, namun metode ini
tidak baik digunakan di rumah. Metode tersebut adalah :
1.Penghilang padatan dengan lime soda ash. Pada saat yang sama, proses ini akan mem-
persipirasi jumlah yang seimbang dari alkalinitas. Pelembutan dengan lime biasanya dilarang
digunakan oleh industri dan penerapan dalam skala besar lainnya. Pelembutan lime akan
mengurangi total alkalinitas, pelembutan lime mengubah HCO3 menjadi C03, ion alkalinitas
yang lebih kuat.
2.Anion resin yang diregenerasi oleh natrium klorida menghilangkan semua anion (karbonat,
bikarbonat, sulfat, dan nitrat). Ia mengganti anion dengan persamaan kimia yang seimbang
terhadap ion klorida. Kerugian dari proses ini adalah hampir semua dari kasus menghasilkan
konsentrasi ion klorida yang tinggi. Pada titik kejenuhan, resin memiliki kecenderungan
untuk mengeluarkan kembali konsentrasi tinggi yang dibawa anion termasuk nitrat. Untuk
pemakaian
perumahan, hasil seperti ini tentu tidak diinginkan karena alkalinitas asli.
3.Pemberian asam mineral akan menetralisir alkalinitas air. Asam hidroklorin, asam sulfur,
atau kombinasi dari keduanya dapat digunakan. Proses ini mengubah bikarbonat dan karbonat
menjadi asam karbon. Pada titik ini, dianjurkan untuk melakukan beberapa metode untuk
mengeluarkan gas karbondioksida keluar ke atmosfer. Kerugian dari teknik ini jelas.
Diperlukan kontrol yang presisi dalam proses dan kehati-hatian dalam menangani asam yang
pekat (Anonim,2009).

2.4 Analisa Umum pada Air

Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi
ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi daerah-
daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk, limbah-limbah industri
yang mencemari sungai-sungai, semakin mempersulit masyarakat untuk mendapatkan air
yang layak untuk di minum.
Definisi air minum
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, disebutkan bahwa air Minum adalah air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung di minum.
Persyaratan air minum
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat resiko kalau air
ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun
bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 C, tetapi banyak zat berbahaya,
terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air.
Jadi, air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air, misalnya di rumah
anda, sumber air berasal dari air tanah, yang diambil dengan menggunakan jetpump,
meskipun secara kasat mata tampak jernih, tetapi belum tentu memenuhi syarat, karena
kondisi lingkungan disekitarnya akan sangat menentukan kualitas air tersebut. Untuk
memastikan apakah air tanah yang ada di rumah anda memenuhi syarat untuk di minum atau
tidak, sebaiknya anda membawa sampel air tersebut ke laboratorium pengujian seperti
Sucofindo, atau lab-lab swasta lain yang banyak menjual jasa untuk pemeriksaan air, tapi cek
juga, apakah lab yang akan anda gunakan sudah terakreditasi atau belum. Ini untuk menjamin
akurasi hasil pemeriksaan. Jika lab-nya sudah terakreditasi, maka validitas hasil pengujian
tentunya lebih terpercaya.
Syarat air minum tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
907/MENKES/SK/VII/2002.. Persyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan
bakteriologis, kimiawi, dan fisik. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum
adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung logam berat dan bakteri
patogen seperti E. Coli.. Untuk lebih detil mengetahui rincian syarat air minum, anda dapat
melihatnya dalam Kepmenkes tersebut (anonim,2009).
Syarat tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
Artinya jika air yang akan anda gunakan memiliki bau, rasa atau warna, berarti air tersebut
telah tercemar.
Syarat tidak mengandung logam berat
Ion logam berat dapat mendenaturasi protein, disamping itu logam berat dapat bereaksi
dengan gugus fungsi lainnya dalam biomolekul. Karena sebagian akan tertimbun di berbagai
organ terutama saluran cerna, hati dan ginjal, maka organ-organ inilah yang terutama dirusak
Syarat tidak mengandung bakteri pathogen
Bakteri patogen yang tercantum dalam Kepmenkes yaitu Escherichia colli, Clostridium
perfringens, Salmonella. Bakteri patogen tersebut dapat membentuk toksin (racun) setelah
periode laten yang singkat yaitu beberpa jam, dapat menyebabkan muntaber (anonim, 2009).

2.5 Standar Baku Mutu Air


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak
(anonim,2009).
Berikut baku mutu untuk kriteria air berdasarkan Kep.Men Lingkunagn Hidup :
2.5.1 Air Bersih
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut
harus memenuhi persyaratan, yaitu :
Tabel 2.2 Syarat Baku Mutu Air bersih
No.
Parameter
Satuan
Kadar Makasimum
Keterangan
A.Fisika
1
Bau
-
-
Tidak Berbau
2
Jumlah zat padat terlarut (TDS)
mg/L
1000
-
3
Kekeruhan
Skala NTU
5
-
4
Rasa
-
-
Tidak Berasa
5
Suhu
0C
Suhu Udara 3C
-
6
Warna
Skala TCU
15
-
B. Kimia
a. Kimia Anorganik
1
Air Raksa
mg/L
0,001

2
Arsan
mg/L
0,05

3
Besi
mg/L
1,0

4
Fluorida
mg/L
1,5

5
Kadmium
mg/L
0,005

6
Kesadahan (CaCO3)
mg/L
500

7
Klorida
mg/L
600

8
Kronium, valensi 6
mg/L
0,05

9
Mangan
mg/L
0,5

10
Nitrat, sebagai N
mg/L
10

11
Nitrit, sebagai N
mg/L
1,0

12
pH
mg/L
0,05

13
Salenium
mg/L
0,01

14
Seng
mg/L
15

15
Sianida
mg/L
0,1

16
Sulfat
mg/L
400

17
Timbal
mg/L
0,05

b. Kimia Organik
1
Aldrin
mg/L
0,0007

2
Benzen
mg/L
0,01

3
Benzo (a) pyrene
mg/L
0,00001

4
Chloroform
(total isomer)
mg/L
0,007

5
Chloroform
mg/L
0,03

6
2,4-D
mg/L
0,10

7
DDT
mg/L
0,03

8
Detergen
mg/L
0,5

9
1,2-DiCloroethene
mg/L
0,01

10
1,1-Dicloroethene
mg/L
0,0003

11
Heptachlor dan Heptachlor epoxide
mg/L
0,003

12
Hexachlorobenzene
mg/L
0,00001

13
Gamma-HCH (Lindane)
mg/L
0,004

14
Methoxychlor
mg/L
0,10

15
PentaChloropenol
mg/L
0,01

16
Pestisida total
mg/L
0,10

17
2,4,6-trichloropenol
mg/L
0,01

18
Zat organik (KmnO4)
mg/L
10

c. Mikrobiologik
1
Total Koliform (MPN)
Jumlah per 100 ml
0
Bukan Air pipaan
2
Koliform tinja belum diperiksa
Jumlah per 100 ml
0
Bukan Air pipaan
d. Radio Aktivitas
1
Aktivitas Alpha (Gross Alpha activity)
Bg/L
0,1

2
Aktivitas Beta (Gross Beta activity)
Bg/L
1,0

Keterangan :
mg = miligram
ml = milliliter
L = Liter
Bg = Beguerel
NTU = Nepnelometrik Turbidity Units
TCU = True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut

2.5.2 Air Minum


Mengingat betapa pentingnya air minum untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut
harus memenuhi persyaratan, yaitu :
Tabel 2.3 Syarat Baku Mutu Air Minum
No.
Parameter
Satuan
Kadar Makasimum
Keterangan
A.Fisika
1
Bau
-
-
Tidak Berbau
2
Jumlah zat padat terlarut (TDS)
mg/L
1000
-
3
Kekeruhan
Skala NTU
5
-
4
Rasa
-
-
Tidak Berasa
5
Suhu
0C
Suhu Udara 3C
-
6
Warna
Skala TCU
15
-
B. Kimia
a. Kimia Anorganik
1
Air Raksa
mg/L
0,001

2
Aluminium
mg/L
0,2

3
Arsan
mg/L
0,05

4
Bakium
mg/L
1,0

5
Besi
mg/L
0,3

6
Fluorida
mg/L
1,5

7
Kadmium
mg/L
0,005

8
Kesadahan (CaCO3)
mg/L
500

9
Klorida
mg/L
250

10
Kronium, valensi 6
mg/L
0,05

11
Mangan
mg/L
0,1

12
Natrium
mg/L
200

13
Nitrat, sebagai N
mg/L
10

14
Nitrit, sebagai N
mg/L
1,0

15
Perak
mg/L
0,05

16
Salenium
mg/L
0,01

17
Seng
mg/L
5,0

18
Sianida
mg/L
0,1

19
Sulfat
mg/L
400

20
Sulfida (sebagai H2S)
mg/L
0,05

21
Tembaga
mg/L
1,0

22
Timbal
mg/L
0,05

b. Kimia Organik
1
Aldrin
mg/L
0,0007

2
Benzen
mg/L
0,01

3
Benzo (a) pyrene
mg/L
0,00001

4
Chloroform
(total isomer)
mg/L
0,0003
5
Chloroform
mg/L
0,03

6
2,4-D
mg/L
0,10

7
DDT
mg/L
0,03

8
Detergen
mg/L
0,05

9
1,2-DiCloroethene
mg/L
0,01

10
1,1-Dicloroethene
mg/L
0,0003

11
Heptachlor dan Heptachlor epoxide
mg/L
0,003

12
Hexachlorobenzene
mg/L
0,00001

13
Gamma-HCH (Lindane)
mg/L
0,004

14
Methoxychlor
mg/L
0,03
15
PentaChloropenol
mg/L
0,01

16
Pestisida total
mg/L
0,10

17
2,4,6-trichloropenol
mg/L
0,01

18
Zat organik (KmnO4)
mg/L
10

c. Mikrobiologik
1
Koliform Tinja
Jumlah per 100 ml
0

2
Total Koliform
Jumlah per 100 ml
0
95% dari Sampel yang diperiksa selama setahun kadang boleh ada 3 per 100 ml sampel air.
Tetapi tidak berturut-turut
d. Radio Aktivitas
1
Aktivitas Alpha (Gross Alpha activity)
Bg/L
0,1

Keterangan :
mg = miligram
ml = milliliter
L = Liter
Bg = Beguerel
NTU = Nepnelometrik Turbidity Units
TCU = True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut

2.5.3 Limbah Cair


Mengingat betapa pentingnya air. Air limbah yang dizinkan untuk dibuang ke alam dengan
persyaratan, yaitu :
BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK

Tabel 2.4 Syarat Baku Mutu Air Limbah


Parameter
Satuan
Kadar Maksimum
Ph
-
6-9
BOD
mg/L
100
TSS
mg/L
100
Minyak dan Lemak
mg/L
10

2.6 Aplikasi Analisa Air dalam Industri

Salah satu aplikasi atau penerapan dari Analisa Air ini adalah pada proses pengolahan air
perkotaan. Pengolahan air perkotaan menggunakan proses soda dingin. Dengan
menggunakan proses ini, kesadahan air dapat diturunkan sampai 35 ppm jika cukup peluang
diberikan untuk berlangsungnya pengendapan.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi keadaan lewat-jenuh (supersaturasi) dalam
proses gamping dingin soda ialah dengan mengkontakkan lumpur yang diendapkan
sebelumnya. Bila lumpur ini dikenakan pada air yang belum diolah dan bahan kimia
permukaannya, atau benih akan membantu terjadinya pengendapan. Hasilnya berupa reaksi
yang lebih cepat dan lebih lengkap yang menghasilkan partikel yang lebih besar dan lebih
mudah menguap. Peralatan yang dikembangkan untuk kontak ini, dibuat oleh Infileo, Inc,
yang dinamakan Accelerator. Permutit Spaulding Precipitator mempunyai dua kompartemen,
satu untuk mencampur dan mengaduk air mentah dengan bahan-bahan kimia pelunak dan
lumpur yang sudah terbentuk sebelumnya, dan satu lagi untuk mengendapkan dan menyaring
air yang telah dilunakkan pada waktu mengalir ke atas melalui liputan lumpur yang
tersuspensi. Mesin seperti ini dapat mempersingkat sedimentasi dari 4 jam menjadi kurang
dari 1 jam dan biasanya juga mengurangi pemakaian bahan kimia. (anonim,2009)
Kekuatan utama tehadap proses gamping dingin soda ialah besarnya volume lumpur basah
yang terbentuk. Pembuangan lumpur ini merupakan masalah dan biayanya mahal. Permutit
Spicator menggunakan presipitasi (pengendapan) sebagai katalis. Hal ini dapat mengurangi
volume dan kandungan sisa air lumpur. Volumenya tinggi 12 persen dari proses yang
konvensional dan limbah padat yang dihasilkan hampir mempunyai pasir basah saja.

Gambar 2.1. Flowsheet Pengolahan Air Perkotaan


Deskripsi prosesnya sebagai berikut air umpan dengan kesadahan 376 ppm diaerasi kemudian
disalurkan ke pelunak klasifikator bersama dengan alumunium sulfat, hidrat gamping, dan
karbon aktif sehingga menghasilkan pengendapan. Air itu selanjutnya diproses di bak
rekarbonasi yang hasilkan akan disalurkan ke filter pasir lalu dikloroinasi dengan kloroinator
yang akhirnya menghasilkan air yang memiliki kesadahan sebesar 77 ppm. (anonim,2009)

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahan

3.1.1. H2SO4 (Asam Sulfat)


a.Sifat fisika
Berat molekul : 98,08 gr/mol
Titik didih : 3400C
Titik lebur : 100C
Densitas relative : 1,8 gr/cm3
Tidak berbau
Tidak berwarna
b.Sifat kimia
Merupakan cairan yang higroskopis
Merupakan asam kuat
Bersifat korosif pada logam
Saat pemanasan, terbentuk uap beracun (SOn)
Merupakan asam bervalensi dua
Terurai dengan 95% etil alcohol
Dapat menimbulkan hujan asam : 2SO2 + O2 2SO3
SO3 + H2O H2SO4

3.1.2. Air (H2O)


a.Sifat fisika
Berat molekul : 18,016 gr/mol
Titik didih : 1000C
Titik lebur : 00C
Densitas bentuk cairan : 1 gr / cm3
Densitas bentuk es : 0.915 gr / cm3
Tidak berwarna
Bentuk kristal heksagonal
b.Sifat kimia
pH saat keadaan murni 7
Larut dalam 95% etil alcohol
Larut dalam etil eter
Pelarut yang baik
Bukan merupakan zat pengoksidasi kuat
Lebih bersifat reduktor daripada oksidator
Reaksi dengan logam besi menghasilkan Fe3O4
3Fe + 4H2O Fe3O4 + 4H2
3.1.3. Metil Jingga
a.Sifat fisika
Berat molekul : 372,33 gr/mol
Berbentuk bubuk berwarna merah atau kuning orange
Pada suhu kamar berbentuk larutan
Rumus molekul : (CH3)2NC6H4N2C6H4SO3Na
Spesifik garvitasi : 1
Tidak berbau
b.Sifat kimia
Trayek pH 3,1 4,4
Berwarna merah dalam asam
Stabil saat penggunaan maupun penyimpanan
Tidak menguap pada suhu 70 F
Terurai menghasilkan Cox, NOx, dan Sox
Larut dalam air

3.2 Alat
3.2.1 Nama Alat
1. Statif,
Fungsi : sebagai penjepit buret
2. Buret,
Fungsi : sebagai alat pentiter
3. Erlenmeyer,
Fungsi : sebagai wadah larutan yang akan dititrasi
4. Gelas ukur,
Fungsi : sebagai penakar volume yang akan digunakan
5. Beaker Gelas,
Fungsi : sebagai penakar larutan yang akan digunakansebagai wadah larutan
6. Corong kaca,
fungsi : untuk menuang larutan ke alat bermulut kecil
7. Pipet tetes,
Fungsi : untuk mengmbil larutan dalam jumlah sedikit

3.2.2 Gambar Peralatan

Statif Gelas ukur Beaker Glass

Pipet tetes Erlen meyer corong

Buret

Gambar 3.1 Peralatan Analisa Air

3.3 Prosedur Praktikum


Analisa Alkalinitas
1.100 ml larutan sampel dimasukkan ke erlenmeyer
2.3 tetes metil orange ditambahkan ke larutan
3.Larutan dititrasi dengan H2SO4 0,02 N hingga larutan berwarna orange
4.Volume H2SO4 0,02 N hingga larutan berwarna orange
5.Kadar alkalinity dihitung dengan rumus:
V H2SO4 x N H2SO4
Alkalinitas (mg CaCO3/L) = ---------------------- x 1000 x 50,4
Volume sample

3.4 Flowchart
3.4.1 Flowchart Analisa Alkalinitas Sampel Aqua

Gambar 3.2. Flowchart Analisa Alkalinitas Aqua


3.4.2 Flowchart Analisa Alkalinitas Sampel Air Sungai Kenanga Raya

Gambar 3.3. Flowchart Analisa Alkalinitas Air Sungai Kenanga Raya

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
I. Air Sungai Kenanga Raya
Tabel 4.1 Data Analisa Air Sungai

II. Air Aqua


Tabel 4.2 Data Analisa Air Sungai
4.2 Pembahasan

Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir
kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang
menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion
karbonat dan hidroksida dalam air.
Kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan selama percobaan sehingga mempengaruhi
nilai dari alkalinitas sample yang di ukur, yaitu :
1. Pembacaan buret yang tidak tepat ketika berlangsungnya titrasi, mengakibatkan volume zat
pentiter tidak tepat sehingga hasil analisa yang diperoleh tidak akurat.
2. Praktikan kurang berhati-hati saat melakukan percobaan, misalnya sering terjadi kelebihan
beberapa tetes larutan pentiter saat titrasi sehingga hasil yang diperoleh menjadi tidak tepat.
3. Bahan atau larutan yang digunakan seperti larutan standar mungkin sudah terkontaminasi
dan kadaluarsa.

Berikut Grafik Perbedaan Volume H2SO4 terhadap sampel, Air Sungai Kenaga Raya :
Gambar. 4.1 Grafik Volume H2SO4 terhadap titrasi Air Sungai Kenanga Raya

Berikut Grafik Perbedaan Volume H2SO4 terhadap sampel, Air Aqua :

Gambar. 4.2 Grafik Volume H2SO4 terhadap titrasi Air Aqua

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah :
1. Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu
menetralisir kemasamaan dalam air.
2. Alkalinitas Air Sungai Kenanga Raya Lebih besar dari pada air Aqua
3. Alkalinitas dari air aqua yang diperoleh dari percobaan ini adalah 362,88 mg/L
4. Alkalinitas dari iar sungai Kenaga Raya yang diperoleh dari percobaan ini adalah 831,6 mg
/L

5.2Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan untuk praktikum ini adalah :
1.Praktikan diharapkan lebih teliti dalam membaca alat dan menetapkan hasil akhir agar galat
yang ada tidak besar .
2.Praktikan diharapkan utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini.
3.Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitankesulitan yang ada
saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Anonim , 2009. Aqua. http://danoneaqua.com. 29 Agustus 2009


Anonim , 2009. Air Minum yang Layak. http://healtylife.blogsopt.com
29 Agustus 2009
Anonim , 2009. Alkalinitas. http://maswira-weblog.com. 30 Agustus 2009
Anonim , 2009. Kesadahan. http://o-fish.wordpress.com. 30 Agustus 2009
Anonim , 2009.UU Menteri Negara lingkungan Hidup. http://persembahanku.files-
wordpress.com. 30 Agustus 2009
Anonim , 2009.Air. http://wikipedia.com. 30 Agustus 2009

LAMPIRAN A
DATA PERCOBAAN

I. Air Sungai Kenanga Raya


Tabel A-1 Data Analisa Air Sungai
II. Air Aqua
Tabel A-2 Data Analisa Air Aqua

Keterangan : Sampel I : Air Sungai Kenaga Raya


Sampel II : Air Aqua

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

I. Air Sungai Kenanga Raya

II. Air Aqua


LAMPIRAN C
PETA PENGAMBILAN SAMPEL

Gambar C.1 Peta Lokasi Pengambilan Sampel


Air Sungai Kenanga Raya

LAMPIRAN D
FOTO LOKASI SAMPEL

Gambar D.1 Lokasi Pengambilan Sampel Air Sungai Kenanga Raya

Gambar D.2 Lokasi Pengambilan Sampel Air Sungai Kenanga Raya

Gambar D.3 Praktikan Saat Pengambilan Sampel Air Sungai

Gambar D.4 Praktikan Dan Sampel Air Sungai Kenangan Raya


Diposkan oleh laporan permanganometri di 03.08

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog
2009 (5)
o November (3)
o Oktober (2)
Okt 20 (1)
ANALISA AIR
Okt 18 (1)

Mengenai Saya

laporan permanganometri
Lihat profil lengkapku

http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.co.id/2009/10/bab-i-pendahuluan-1.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Panitia Mubes
    Panitia Mubes
    Dokumen4 halaman
    Panitia Mubes
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Ketika Kopi Punya Cerita
    Ketika Kopi Punya Cerita
    Dokumen9 halaman
    Ketika Kopi Punya Cerita
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Struktur Dan Morfologi Jamur
    Struktur Dan Morfologi Jamur
    Dokumen3 halaman
    Struktur Dan Morfologi Jamur
    SafrinSetiawan Djafar
    100% (1)
  • Ciri
    Ciri
    Dokumen2 halaman
    Ciri
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Dapus Amami
    Dapus Amami
    Dokumen6 halaman
    Dapus Amami
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Morfologi Jamur
    Morfologi Jamur
    Dokumen2 halaman
    Morfologi Jamur
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen10 halaman
    Bab I1
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • TP Amami (P)
    TP Amami (P)
    Dokumen4 halaman
    TP Amami (P)
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Proposal Umum Klinik Madya
    Proposal Umum Klinik Madya
    Dokumen11 halaman
    Proposal Umum Klinik Madya
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Morfologi Jamur
    Morfologi Jamur
    Dokumen2 halaman
    Morfologi Jamur
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Ciri
    Ciri
    Dokumen2 halaman
    Ciri
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Morfologi Jamur
    Morfologi Jamur
    Dokumen2 halaman
    Morfologi Jamur
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Materi Desain Penelitian
    Materi Desain Penelitian
    Dokumen46 halaman
    Materi Desain Penelitian
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Materi Peran Epiemiologi
    Materi Peran Epiemiologi
    Dokumen15 halaman
    Materi Peran Epiemiologi
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • SFRN
    SFRN
    Dokumen3 halaman
    SFRN
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Iwan
    Iwan
    Dokumen11 halaman
    Iwan
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Iwan
    Iwan
    Dokumen11 halaman
    Iwan
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Dokumen3 halaman
    Tugas 2
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Analisis Air 1
    Analisis Air 1
    Dokumen9 halaman
    Analisis Air 1
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Analisa Air Zein
    Analisa Air Zein
    Dokumen14 halaman
    Analisa Air Zein
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Lembar Asistensi
    Lembar Asistensi
    Dokumen1 halaman
    Lembar Asistensi
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Proposal Umum Klinik Madya
    Proposal Umum Klinik Madya
    Dokumen11 halaman
    Proposal Umum Klinik Madya
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Kata Pngantar
    Kata Pngantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pngantar
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen10 halaman
    Bab I1
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Tgas Epidemiologi
    Tgas Epidemiologi
    Dokumen9 halaman
    Tgas Epidemiologi
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen10 halaman
    Bab I1
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Lipid
    Lipid
    Dokumen13 halaman
    Lipid
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Irma
    Irma
    Dokumen10 halaman
    Irma
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat