BAB 1........................................................................................................................
PENDAHULUAN
Pengenalan teknologi Web 2.0, yang menghadirkan media sosial online termasuk jejaring
sosial (misalnya Facebook), blogging mikro (misalnya Twitter), berbagi foto (misalnya,
Instagram), dan berbagi video (misalnya YouTube), telah mengubah cara manusia menjalani
hidup. Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh comScore, rata-rata waktu yang
dihabiskan di seluruh dunia untuk jejaring sosial online per orang dalam satu bulan
(November 2012) adalah 5,2 jam.
Jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta user atau sekitar 51,5%
dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta. Pengguna internet terbanyak ada di
pulau Jawa dengan total pengguna 86.339.350 user atau sekitar 65% dari total penggunan
Internet setelah Sumatera dan akan terus berkembang. Jika dibandingkan penggunana
Internet Indonesia pada tahun 2014 sebesar 88,1 juta user, maka terjadi kenaikkan sebesar
44,6 juta dalam kurun waktu 2 tahun yaitu pada tahun 2014 - 2016 (APJII, 2016)
Berdasarkan konten yang paling sering dikunjungi, pengguna internet paling sering
mengunjungi web online shop dan jejaring sosial sebesar 82,2 juta atau 62% dari keseluruhan
pengguna, lalu konten yang paling sering dikunjungi selanjutnya adalah web bisnis personal
sebesar 45,3 juta pengguna atau 34,2%. Dan konten social media yang paling banyak
dikujungi adalah Facebook sebesar 71,6 juta pengguna atau 54%, urutan kedua adalah
Instagram sebesar 19,9 juta pengguna atau 15% dan urutan ketiga adalah Youtube sebesar
14,5 juta pengguna atau 11% dari keseluruhan dari pengguna jejaring sosial. (APJII, 2016).
Pertumbuhan ekonomi RI kuartal I-2017 sebesar 5,01%. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal
pertama, ditopang oleh beberapa sektor yang salah satunya adalah informasi dan komunikasi
yang tumbuh 9,01% (BPS, 2016). Di awal tahun 2017, Menkominfo merilis data bahwa nilai
transaksi online di Indonesia selama tahun 2016 mencapai angka US$ 4,89 miliar, atau setara
dengan Rp. 68 triliun. US$ 4,89 miliar yang didapat selama 2016 ini jauh lebih tinggi
daripada jumlah total transaksi pada tahun 2015 yang sebesar US$ 3,56 miliar (Menkominfo,
2017).
Perkembangan usaha perdagangan berbasis online (e-commerce) di Indonesia sangat
signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Setidaknya hingga saat ini total jumlah e-
commerce di Indonesia mencapai 26,2 juta. Dalam kurun waktu 10 tahun, jumlah e-
commerce di Indonesia telah meningkat 17 persen (BPS, 2016).
Disamping itu, jumlah masyarakat kelah menengah di Indonesia semakin meningkat tiap
tahunnya. Berdasarkan data World Bank, rata-rata pendapatan penduduk Indonesia
mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir sebesar 12%. World Bank mengatakan
populasi masyarakat kelah menengah ini mencapai 56,5% dari total keseluruhan penduduk
Indonesia. Peningkatan populasi kelas menengah ini diiringi perubahan gaya hidup yang
berdampak pada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah. Dengan tingkat
penghasilan yang tinggi kelas menengah kini mengalami pergeseran konsumsi, dari konsumsi
atas pemenuhan kebutuhan menjadi konsumsi untuk pemenuhan keinginan.
Menurut sebuah penelitian dari Digital GFK Asia, masyarakat Indonesia setidaknya
menghabiskan waktu selama 5 sampai 5,6 jam per hari untuk berselancar di dunia maya.
Waktu yang cukup lama ini menunjukan besarnya paparan konten dalam dunia maya yang
mempengaruhi perilaku atau kebiasaan masyarakat. Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi
serta tingginya intensitas waktu yang digunakan untuk berselancar di dunia maya menarik
perhatian peneliti untuk menyelidiki kecenderungan tren dalam perilaku konsumen yang
disebabkan oleh tingginya penggunaan media sosial.
Menurut Wilcox dan Stephen (2013), penelitian konsumen harus mempelajari dampak
jejaring sosial terhadap keputusan konsumen untuk membeli produk mewah, sejak penelitian
mereka menemukan bahwa penggunaan jejaring sosial online dapat meningkatkan harga diri
pengguna sambil mengubah self- kontrol, yang kemudian menyebabkan mereka terlibat
dalam perilaku yang lebih impulsif atau memanjakan (Khan, U. & Dhar, R., 2006), (Wilcox,
K., Kramer, T., & Sen, S., 2011). Dengan peningkatan yang luar biasa di tingkat penggunaan
internet di Indonesia dalam dua tahun terakhir, penelitian ini bertujuan untuk menguji
dampak langsung dan tidak langsung dari intensitas media sosial terhadap perilaku konsumsi
yang mencolok dengan sampel dari konsumen di Indonesia.
Manfaat penelitian akan dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil analisis ini dapat dijadikan untuk pengambilan keputusan yang terkait dengan
permasalahan yang ada. Terutama bagi manajer di bidang yang terkait di social media untuk
membantu mengetahui preferences dari konsumen, sehingga pemilihan strategi pemasaran
yang tepat dapat dan efektif dipiih oleh manajer. Pemasar juga dapat mengambil keuntungan
dari fenomena ini untuk memasarkan produknya.
4. Manfaat bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil analisis dapat dijadikan referensi untuk kebutuhan riset selanjutnya. Penelitian ini pada
akhirnya akan memiliki kekurangan yang dapat dilengkapi untuk menjadi penelitian yang
lebih baik lagi atau menjadi bahan pembelajaran. Penelitian ini juga dapat menjadi sumber
referensi untuk perubahan fenomena kedepannya, sehinga dapat membantu perkembangan
penelitian dalam bidang yang terkait.
Kerangka penelitian yang disusun oleh peneliti terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu
BAB 1-PENDAHULUAN
Pada Bab 1 (satu) akan mendeskripsikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat dari penelitian, batasan penelitian serta metodologi penelitian yang akan
menjadi gambaran mengenai penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti.
Bab ini membahas landasan teori yang berguna untuk mendukung penelitian ini. Landasan
teori tersebut di dapat dari hasil studi literatur yaitu text book, majalah, serta jurnal yang telah
disebutkan sumber nya pada daftar pustaka.
Bab ini berisi analisis dan pembahasan dari hasil penelitian dalam menjawab masalah-
masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.
Bab 5 berisi penarikan kesimpulan yaitu berupa pernyataan yang menjawab masalah
penelitian dan pada bab ini terdapat saran untuk penelitian selanjutnya.