Etika Dan Lingkungan
Etika Dan Lingkungan
Pendahuluan
Industri modern memberikan kemakmuran material yang tidak tertandingi sepanjang
sejarah, namun juga menciptakan ancaman-ancaman lingkungan yang menakutkan baik bagi
kita dan juga generasi-generasi berikutnya. Teknologi juga mencemari lingkungan dan dengan
cepat menghabiskan persediaan sumber daya.
Polusi Air
Bahan pencemar air saat ini sangat beragam, dan tidak hanya terdiri dari sampah organic,
namun juga garam, logam, bahan-bahan radioaktif, serta bakteri, virus, dan endapan. Semuanya
bisa merusak atau menghancurkan kehidupan air, mengancam kesehatan manusia, dan
mencemari air.
Polusi Tanah
Zat beracun. Zat beracun atau berbahaya adalah bahan-bahan yang menyebabkan
kenaikan tingkat kematian atau tidak bisa diubah atau menyebabkan sakit atau yang
memberikan pengaruh-pengaruh buruk bagi kesehatan dan lingkungan.
Etika Ekologi
Sebuah sistem ekologi adalah rangkaian organism dan lingkungan yang saling terkait
dan saling bergantung, seperti danau, dimana ikan bergantung pada organisme air kecil dan
organism-organisme ini bergantung pada tanaman air yang mati dan kotoran ikan. Karena ada
banyak sistem ekologi yang saling terkait, maka aktivitas dari salah satu bagiannya akan
berpengaruh pada bagian lain.
Keadilan
Cara utilitarian menangani polusi (dengan menginternalisasikan biaya) tampak konsisten
dengan persyaaratan keadilan distributive sejauh keadilan distribuutif tersebut mendukung
kesamaan hak.
Case:
The Ok Tedi Copper Mine
Broken Hill Proprietary Company Limited (BHP), berganti nama BHP Billiton sejak
2001, merupakan perusahaan yang bergerak di penemuan, pengembangan, produksi dan
pemasaran bijih besi, baja, batu bara, tembaga, minyak dan gas, permata, perak, emas, timah,
seng dan sumber daya alam lain. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1885 di Australia. BHP
memiliki operasi tambang tembaga di Papua New Guinea bernama Ok Tedi sebesar52%.30%
kepemilikan tambang tersebut dimiliki oleh pemerintah Papua New Guinea dan 18% dimiliki
oleh Inmet Mining Corporation. Penduduk sangat bergantung pada tambang ini. Perusahaan ini
tidak memiliki fasilitas penyimpanan limbah, sehingga limbah dibuang ke sungan Ok Tedi dan
Fly, hal ini menyebabkan lingkungan tercemar.
Perusahaan BHP memutuskan untuk menutup tambang, namun pemerintah tidak
menyetujuinya karena akan mempengaruhi kehidupan dan ekonomi penduduk. Pada 2001, BHP
dan pemerintah setuju untuk mentransfer kepemilikan BHP atas tambang ke Papua New Guinea
Sustainable Development Program untuk menyalurkan dana untuk mendanai proyek-proyek
sosial yang dilakukan oleh pemerintah Papua New Guinea. BHP mencatat transfer kepemilikan
ini sebagai rugi. Sebagai gantinya, Papua New Guinea mengeluarkan undang-undang yang
membebaskan BHP dari kewajiban yang mungkin timbul.
Pada 2011 pemerintah mengumumkan bahwa tambang tersebut akan tetap beroperasi hingga
2013, bahkan 2022 dan akan memproduksi hingga 700.000 ton tembaga dan 2.3 juga ons emas.
Akibatnya, tambang tersebut akan menghasilkan 90 juta ton limbah batu dan sisa pertambangan
tiap tahunnya, meningkatkan permukaan sungai hingga beberapa meter dan menyebabkan area
yang mengalami dieback semakin luas. Diperkirakan bahwa area yang mengalami dieback akan
mencapai 3.000 meter persegi dan membutuhkan 2 abad untuk dapat pulih kembali. Pernyataan
pada situs resmi Ok Tedi dan Sungai Fly menyebutkan bahwa masyarakat di sekitar sungai
sangat mendukung operasi tambang tersebut dan mereka memperoleh sejumlah kompensasi atas
kerugian yang mereka alami.