Anda di halaman 1dari 4

Etika dan Lingkungan

Pendahuluan
Industri modern memberikan kemakmuran material yang tidak tertandingi sepanjang
sejarah, namun juga menciptakan ancaman-ancaman lingkungan yang menakutkan baik bagi
kita dan juga generasi-generasi berikutnya. Teknologi juga mencemari lingkungan dan dengan
cepat menghabiskan persediaan sumber daya.

Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya


Polusi Udara
Bahan pencemar udara telah berpengaruh pada vegetasi, menurunkan hasil panen dan
Industri kayu; merusak bahan-bahan bangunan melalui proses karat, perubahan warna, dan
pembusukan; berbahaya bagi kesehatan dan kehidupan, menambah biaya kesehatan dan
memperkecil kebahagiaan hidup; serta menciptakan ancaman kerusakan berskala global dalam
bentuk pemanasan global dan hancurnya lapisan ozon.

Polusi Air
Bahan pencemar air saat ini sangat beragam, dan tidak hanya terdiri dari sampah organic,
namun juga garam, logam, bahan-bahan radioaktif, serta bakteri, virus, dan endapan. Semuanya
bisa merusak atau menghancurkan kehidupan air, mengancam kesehatan manusia, dan
mencemari air.

Polusi Tanah
Zat beracun. Zat beracun atau berbahaya adalah bahan-bahan yang menyebabkan
kenaikan tingkat kematian atau tidak bisa diubah atau menyebabkan sakit atau yang
memberikan pengaruh-pengaruh buruk bagi kesehatan dan lingkungan.

Penyusutan Spesies dan Habitat


Manusia membuat punah puluhan spesies binatang dan tumbuhan. Beberapa spesies
mamalia dan burung telah punah. Bebrapa ratus spesies lainnya saat ini terancam oleh predator
komersial. Habitat hutan yang menjadi tempat tinggal berbagai jenis spesies juga tengah
dihancurkan oleh Industri kayu. Hilangnya habitat hutan yang disertai dengan pengaruh-
pengaruh polusi yang diperkirakan telah mengakibatkan kepunahan sejumlah besar spesies.

Penyusutan Bahan Bakar Fosil


Sampai tahun 1980-an, bahan bakar fosil terus mengalami penyusutan secara
eksponensial. Dengan kata lain, penggunaannya mengalami peningkatan dua kali lipat dalam
jangka waktu tertentu. Beberapa prediksi awal atas penyusutan sumber daya alam
mengansumsikan bahwa bahan bakar fosil akan terus menyusut secara eksponensial. Jika terus
dibiarkan, penyusutan eksponensial akan berakhir dengan punahnya semua sumber daya dalam
waktu yang relatif singkat.
Penyusutan Mineral
Penyusutan cadangan mineral bisa dihittung dengan menggunakan model eksponensial
ataupun model puncak. Jika tingkat penyusutan eksponensial berlanjut, aluminium diperkirakan
akan habis menjelang tahun 2003, besi tahun 2025, manggan tahun 2018, molybdenum tahun
2006, nikel tahun 2025, tungsten tahun 200, seng tahun 1990, dan tembaga serta timah tahun
1993.

Etika Pengandalian Polusi


Selama berabad-abad, lembaga bisnis diperbolehkan mengabaikan akibat-akibat kegiatan
mereka terhadap lingkungan alam. Para pelaku bisnis menganggap bahwa udara dan air adalah
barang gratis, tidak ada yang memiliki dan perusahaan tidak memerlukan biaya. Karena para
pelaku bisnis tidak merasa memiliki, maka mereka merasa tidak memiliki kewajiban untuk
melindungi.

Etika Ekologi
Sebuah sistem ekologi adalah rangkaian organism dan lingkungan yang saling terkait
dan saling bergantung, seperti danau, dimana ikan bergantung pada organisme air kecil dan
organism-organisme ini bergantung pada tanaman air yang mati dan kotoran ikan. Karena ada
banyak sistem ekologi yang saling terkait, maka aktivitas dari salah satu bagiannya akan
berpengaruh pada bagian lain.

Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak


Setiap individu memiliki hak untuk memiliki lingkungan yang nyaman. Karena kita
memiliki hak untuk mendapatkan lingkungan yang nyaman, dan hak kita mengimplikasikan
bahwa orang lain memiliki kewajiban untuk tidak mengganggu kita untuk menggunakan hak
tersebut.

Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial


Pendekatan utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi
karena dia juga ingin merugikan kesejahteraan masyarakat.

Biaya Pribadi dan Biaya Sosial


Jumlah biaya total adalah yang disebut biaya social untuk memproduksi satu kilowatt
listrik: biaya total yang harus dibayarkan masyarakat untuk memproduksi satu kilowatt listrik.
Biaya pribadi dan biaya social tidak selalu demikian berbeda, kadang keduanya bergabung.

Penyelesaian: Tugas-Tugas Perusahaan


Penyelesaiaan untuk biaya-biaya ekternal adalah dengan memasukkan biaya polusi atau
pencemaran ke dalam perhitungan atau dengan kata lain, biaya-biaya ini ditanggung oleh
produsen dan diperhitungkan untuk menentukan harga komoditas mereka.

Keadilan
Cara utilitarian menangani polusi (dengan menginternalisasikan biaya) tampak konsisten
dengan persyaaratan keadilan distributive sejauh keadilan distribuutif tersebut mendukung
kesamaan hak.

Ekologi Sosial, Ekofeminisme, dan Kewajiban untuk Memelihara


Banyak pemikir menyatakan bahwa krisis lingkungan yang kita hadapi berakar dalam
system-sistem hierarki dan dominasi social yang menjadii karakteristik masyarakat kita.
Pandangan ini yang sekarang disebut ekologi social, menyatakan bahwa apabila pola-pola
hierarki dan dominasi tersebut belum berubah, maka kita tidak akan bisa menghadapi krisis
lingkungan.

Etika Konservasi Sumber Daya yang Bisa Habis


Konservasi mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan di masa
mendatang. Jadi, konservasi sebagian besar mengacu pada masa depan: kebutuhan untuk
mambatasi konsumsi saat ini agar cukup untuk besok.

Case:
The Ok Tedi Copper Mine
Broken Hill Proprietary Company Limited (BHP), berganti nama BHP Billiton sejak
2001, merupakan perusahaan yang bergerak di penemuan, pengembangan, produksi dan
pemasaran bijih besi, baja, batu bara, tembaga, minyak dan gas, permata, perak, emas, timah,
seng dan sumber daya alam lain. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1885 di Australia. BHP
memiliki operasi tambang tembaga di Papua New Guinea bernama Ok Tedi sebesar52%.30%
kepemilikan tambang tersebut dimiliki oleh pemerintah Papua New Guinea dan 18% dimiliki
oleh Inmet Mining Corporation. Penduduk sangat bergantung pada tambang ini. Perusahaan ini
tidak memiliki fasilitas penyimpanan limbah, sehingga limbah dibuang ke sungan Ok Tedi dan
Fly, hal ini menyebabkan lingkungan tercemar.
Perusahaan BHP memutuskan untuk menutup tambang, namun pemerintah tidak
menyetujuinya karena akan mempengaruhi kehidupan dan ekonomi penduduk. Pada 2001, BHP
dan pemerintah setuju untuk mentransfer kepemilikan BHP atas tambang ke Papua New Guinea
Sustainable Development Program untuk menyalurkan dana untuk mendanai proyek-proyek
sosial yang dilakukan oleh pemerintah Papua New Guinea. BHP mencatat transfer kepemilikan
ini sebagai rugi. Sebagai gantinya, Papua New Guinea mengeluarkan undang-undang yang
membebaskan BHP dari kewajiban yang mungkin timbul.
Pada 2011 pemerintah mengumumkan bahwa tambang tersebut akan tetap beroperasi hingga
2013, bahkan 2022 dan akan memproduksi hingga 700.000 ton tembaga dan 2.3 juga ons emas.
Akibatnya, tambang tersebut akan menghasilkan 90 juta ton limbah batu dan sisa pertambangan
tiap tahunnya, meningkatkan permukaan sungai hingga beberapa meter dan menyebabkan area
yang mengalami dieback semakin luas. Diperkirakan bahwa area yang mengalami dieback akan
mencapai 3.000 meter persegi dan membutuhkan 2 abad untuk dapat pulih kembali. Pernyataan
pada situs resmi Ok Tedi dan Sungai Fly menyebutkan bahwa masyarakat di sekitar sungai
sangat mendukung operasi tambang tersebut dan mereka memperoleh sejumlah kompensasi atas
kerugian yang mereka alami.

Anda mungkin juga menyukai