Bahan
Bahan
DEPARTEMEN KOMUNITAS
RW 3 DESA PETUNGSEWU KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG
OLEH : KELOMPOK 19
AHMAD KHOIRUL RIZAL 160070301111037
LINA MARLIYANA 160070301111019
RIYAN AJI ANGGANA 160070301111029
DEWI YULIA RAHMAYANTI 160070301111008
DYAH SOTYAMARTANI 160070301111012
CELINE ROSALIA ISHAQ 160070301111007
UMI NUR AFIFAH 160070301111033
SORAYA DWI KUSMIANI 160070301111031
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati keadaan kesehatan masyarakat
serta mampu menanggulangi masalah kesehatan terkait ISPA khusunya pada
balita bersama masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi
yang terdapat di masyarakat.
1. Lingkungan
2. Pendidikan
6. Komunikasi
7. Ekonomi
8. Rekreasi
KOMUNITAS
INTI
INTI
Inti dari roda pengkajian adalah individu yang membentuk komunitas. Inti
meliputi demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Sebagai anggota
masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi oleh delapan STRESOR
subsistem komunitas dan
STRESOR
sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas lingkungan, pendidikan, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi,
ekonomi, dan rekreasi.
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menunjukkan garis pertahanan
normal, atau tingkat kesehatan komunitas yang dicapai setiap saat. Garis pertahanan
normal meliputi berbagai ciri misalnya angka imunitas yang tinggi, moralitas yang
rendah, atau tingkat pendapatan kelas menengah. Garis pertahanan normal juga
mencakup pola koping, disertai kemampuan menyelesaikan masalah. Hal ini
menunjukkan keadaan sehat dari komunitas.
Garis pertahanan fleksibel, digambarkan dengan garis putus-putus yang
mengelilingi komunitas dan garis pertahanan normal. Garis ini merupakan buffer zone
(area penengah) yang menunjukkan suatu tingkat kesehatan dinamis akibat respon
sementara terhadap stressor. Respon ini mungkin saja terjadi karena adanya mobilisasi
anggota masyarakat sekitar karena stressor lingkungan, seperti banjir, atau stressor
sosial seperti penjualan buku porno.
Kedelapan subsistem dibatasi dengan garis putus-putus untuk mengingatkan
kita bahwa subsistem tersebut tidak terpisah, tetapi saling mempengaruhi. Kedelapan
subsistem tersebut menjelaskan garis besar subsistem suatu komunitas dan
memberikan gambaran kerangka kerja bagi perawat kesehatan komunitas dalam
pengkajian.
Didalam komunitas, terdapat garis-garis resistensi, mekanisme internal yang
melakukan perlawanan terhadap stressor. Program rekreasi malam untuk anak-anak
muda dilakukan untuk mengurangi vandalism (perbuatan yang merusak) dan
kebebasan berbuat, dan diagnosis serta pengobatan penyakit menular seksual secara
gratis adalah merupakan contoh garis resistensi. Garis resistensi ada pada setiap
subsistem dan menunjukkan kekeuatan komunitas.
Stressor merupakan tekanan rangsangan yang menghasilkan ketegangan
yang potensial menyebabkan ketidakseimbangan dalam sistem. Stressor tersebut
dapat berasal dari luar komunitas (misalnya polusi udara dari industri terdekat) atau
dari dalam komunitas (misalnya penutupan suatu klinik). Stressor memasuki garis
pertahanan normal maupun fleksibel sehinggga menimbulkan gangguan dalam
komunitas. Pelayanan yang tidak mencukupi, tidak terjangkau atau mahal merupakan
stressor terhadap kesehatan komunitas.
2.2.3 Pengkajian
Inti dan subsistem komunitas, baik garis pertahanan dan resistensi stressor
maupun derajat reaksi, merupakan parameter pengkajian perawat komunitas yang
memandang komunitas sebagai mitra. Dengan menganalisis data berdasarkan
parameter ini bersama dengan komunitas akan mengarahkan diagnosis keperawatan
komunitas.
2.2.3.1 Core
2.2.3.1.1 Demografi
Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas:umur,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, dan keyakinan. Data
demografi yang perlu dikaji dalam keluarga atau masyarakat adalah nama
anggota keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan,
pekerjaan, dan agama.
2.2.3.2 Subsistem
2.2.3.2.1 Lingkungan Fisik
Lingkungan adalah salah satu subsistem yang berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
perlu ditingkatkan juga kebersihan lingkungan sekitar dengan menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
Data subsistem lingkungan yang perlu dikaji adalah bahan utama
bangunan, jumlah kamar tidur, jenis lantai, ventilasi rumah, luas ventilasi,alat
penerangan, kelembapan, dan masuk tidaknya cahaya matahari.
2.2.3.2.4 Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas perlu diketahui apakah sudah
mencukupi dengan standar yang ada, sehingga upaya pelayanan kesehatan
yang diberikan dapat efektif.Yang perlu dikaji adalah jenis pekerjaan warga
sekitar, jumlah penghasilan rata-rata keluarga tiap bulan, ketersediaan
lapangan kerja, jumlah pengeluaran rata-rata yang dikeluarkan dalam sehari,
adakah alokasi simpanan dana untuk kesehatan, status kepemilikan rumah,
kepemilikan asuransi kesehatan.
2.2.3.2.5 Pendidikan
Pendidikan atau tingkat pengetahuan penting dalam pengkajian
karena untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan warga sekitar tentang
penyakit ISPA.
Yang perlu dikaji dalam subsistem pendidikan atau tingkat
pengetahuan yaitu, pengetahuan umum tentang penyakit ISPA seperti,
pengertian, cara penularan, serta tanda dan gejala penyakit ISPA.
2.2.3.2.7 Komunikasi
Sistem komunikasi dalam masyarakat sangatlah penting dalam
menerima informasi terutama terkait dengan kesehatan. Sarana komunikasi
apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan kesehatan (mis.televisi, radio, koran, atau leaflet
yang diberikan kepada komunitas)
Dalam subsistem komunikasi yang perlu dikaji adalah penggunaan
alat komunikasi (telepon, handphone, tv, radio, koran dll), ketersediaan
tempat untuk kegiatan bersama warga, antusias warga dalam mendapatkan
informasi kesehatan.
2.2.3.2.8 Rekreasi
Rekreasi disekitar daerah apakah terdapat masalah atau dapat
menimbulkan masalah kesehatan kepada masyarakat disekitarnya. Yang
perlu dikaji dalam subsistem rekreasi adalah ketersediaan fasilitas bermain
anak-anak dan bentuk rekreasi yang sering dilakukan.
Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi
kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan.Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan
sosial.Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti
air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan.Contoh di suatu daerah
mengalami wabah DBD karena banyaknya genangan air di musim
penghujan.Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia
yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma.Keempat faktor tersebut
saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada
lingkungan masyarakat, dimanalingkungan dapat mempengaruhi status
kesehatan manusia.Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis,
sosial dan budaya serta lingkungan spiritual.
2.2.4 Klasifikasi
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
a. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
kedalam (chest indrawing).
b. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia
C. Faktor-faktor kegagalan
Secara nasional, terjadi penurunan tingkat kejadian ISPA yaitu 25,5 %
pada SDKI 2007 menjadi 25,0% pada SDKI 2013. Namun, berdasarkan
angka kejadian pada beberapa provinsi dengan prevalensi kejadian
tertinggi, perbandingannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Table 1.1
Prevalensi kejadian ISPA tertinggi di 5 Provinsi di Indonesia pada 2007-2013
(Riskesdas)
Prevalensi kejadian ISPA
No Provinsi
Riskesda 2007 Riskesda 2013
1 NTT 41,3% 41,7%
2 Aceh 36,6% 30,0%
3 Papua barat 36,2% 25,9%
4 Gorontalo 33,9% 23,2%
5 Papua 30,5% 31,1%
Table 1.2
Prevalensi kejadian ISPA tertinggi di 5 Provinsi di Indonesia pada 2007-2013 (Riskesdas)
Tahap Persiapan
Keperawatan komunitas merupakan salah satu departemen dalam pendidikan profesi
keperawatan yang kegiatannya difokuskan pada praktek lapangan. Namun tidak
mengesampingkan tugas jaga mahasiswa di Puskesmas Kedungkandang. Berdasarkan
survey yang dilakukan melalui bidan dan perawat desa petungsewu, didapatkan informasi
bahwa penderita ISPA menempati posisi pertama pada keluhan yang dialami oleh
masyarakat desa petungsewu terutama bagi keluarga yang memiliki balita di RW 3. Oleh
karena itu, RW 3 menjadi desa binaan untuk dikaji lebih lanjut terkait masalah yang akan
dipecahkan bersama.
Mahasiswa memberikan surat pengantar kepada kepala desa dan ketua RW 3.
Setelah mendapatkan pengarahan dari Pak RW, sasaran yang diambil adalah seluruh warga
RT 11,12,13,14, dan 15 yang memiliki balita, pasangan subur dan ibu hamil. Sebelum
melakukan pengkajian, mahasiswa membuat kuesioner yang akan diisi oleh warga RT
11,12,13,14, dan 15 serta menentukan jumlah sampel. Didapatkan estimasi jumlah sampel
42 KK yang memiliki balita. Pada hari Jumat tanggal 16 juni 2017, mahasiswa melakukan
pengkajian kepada warga dengan estimasi jumlah sampel 30 KK. Pada hari Sabtu tanggal
17 juni 2017 dilakukan pengkajian di dengan estimasi jumlah sampel 12 KK. Pada hari
Minggu 18 juni 2017 mahasiswa melakukan tabulasi data dari sample yang dilakukan
pengkajian.
Pengkajian didasarkan pada kuesioner yang telah dibuat sebelumnya dengan
menggunakan model pengkajian Anderson, yang meliputi pengkajian terhadap core problem
dan 8 subsistem. Pengumpulan data dilakukan melalui Purposive Sampling. Setelah data
terkumpul, dilakukan pengolahan data melalui editing, koding, data entry, dan tabulasi. Data
yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk diagram pie dan batang. Dari data yang
ada kemudian dibuat bagan permasalahan (web of causation) yang akhirnya ditemukan
berbagai masalah kesehatan
Pengkajian dilakukan di RT 16, 17, 18, 19, dan 20. Jumlah keluarga yang dikaji sebagai
responden adalah 76 Keluarga. Pengkajian meliputi Komponen Inti (core) yaitu demografi,
riwayat, serta nilai dan keyakinan keluarga dan Komponen Subsistem yaitu lingkungan,
ekonomi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan social, kemanan dan
transportasi, komunikasi serta rekreasi. Hasil rekapitulasi data responden dapat dilihat
sebagai berikut.
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa rata-rata usia balita adalah antara
usia 13-36 bulan, yaitu sebesar 43% (18 balita), sedangkan usia 0-12 bulan sebesar 19% (8
balita), dan yang berusia 37-60 bulan adalah sebesar 38% (16 balita).
3. Klasifikasi Bedasarkan Usia Ayah
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa jumlah usia rata rata adalah 20-30
dan 30 tahun keatas dengan hasil yang sama yaitu 50 % (21 orang) dengan usia 20-30
tahun dan 50% adalah usia lebih dari 30 tahun sedangkan usia kurang dari 20 tahun adalah
0.
b. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Ibu
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa rata rata keluhan saat ini
adalah batuk pilek, yaitu sebesar 57% ( 24 orang), sedangan responden dengan
keluhan sesak nafas adalah 2% (1 orang), 41% (17 orang) dengan keluhan lain-lain
atau tidak ada keluhan.
2. KOMPONEN SUBSISTEM
a. Kepadatan hunian
b. Tipe bangunan
Berdasarkan hasil dari pengkajian didapatkan data bahwa sebanyak 93% tipe
bangunan rumah warga rw 03 adalah bata. Sedangkan 7% data yang didapatkan adalah tipe
bangunan bamboo
d. Luas Ventilasi
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan luas ventilasi pada rumah warga rw 03
sebanyak 69% yaitu 10-20%. Luas ventilasi posisi kedua adalah <10% dan sisanya
sebanyak 7% dengan luas ventilasi >20%.
e. Pencahayaan
f. Letak kandang
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data letak kandang sebanyak 81% terpisah
dari rumah dan sebanyak 19% kandang berada di dalam rumah.
b. Keadaan kandang
Berdasarkan pengkajian didapatkan data untuk keadaan kandang yang bersih
dengan prosentase 35% sedangkan sisanya 65% adalah keadaan kandang kotor.
3. Pendidikan Kesehatan
Berdasarkan hasil pengkajian frekuensi diberikan penyuluhan adalah lebih dari 1 kali.
e. Media penyuluhan
f. Tempat penyuluhan
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data bahwa tempat penyuluhan dengan
prosentase 96% dilakukan di sekolah. Sedangkan sebanyak 4% dilakukan di posyandu.
3. Komunikasi
Gambar 3.?. Jenis Kendaraan yang Digunakan oleh Warga RW 03 Desa Petungsewu, Dau
Gambar 3.?. Jarak Rumah Ke Fasilitas Kesehatan Warga RW 03 Desa Petungsewu, Dau
6. Ekonomi
a. Anggota Keluarga yang Bekerja
8. Rekreasi
a. Kegiatan Waktu Luang
Gambar Kegiatan yang Dilakukan di Waktu Luang oleh Keluarga diRW 03 Desa
Petungsewu, Dau
b. Tempat Rekreasi
Gambar Tempat Wisata yang dikunjungi Keluarga di RW 03 Desa Petungsewu, Dau
c. Koping Keluarga
Gambar Kesulitan dalam Perawatan Anak dan Pengambil Keputusan di dalam
Keluarga di RW 03 Desa Petungsewu, Dau
DO:
1. 17% warga masih memiliki
kandang di dalam rumah
dengan 57% dengan kondisi
kandang yang kotor.
2. Dari hasil pengkajian,
didapatkan data terdapat
warga desa Petungsewu RW
03 yang merokok sebanyak
76% sedangkan sisanya 24%
tidak merokok.
DO:
1. Berdasarkan hasil
observasi 67% memiliki
rumah dengan
pencahayaan yang
cukup.
2. Dari data pengkajian
didapatkan sebanyak
69% rumah memiliki
ventilasi 10-20% dari
luas bangunan, 24%
memiliki ventilasi <10%
dari luas bangunan dan
7% memiliki ventilasi
>20% dari luas
bangunan.
3.5 Perencanaan Keperawatan
Perilaku kesehatan 3 2 3 4 15
berisiko
berhubungan
dengan tingkat
pengetahuan
masyarakat tentang
lingkungan yang
kurang sehat.
Ketidakefektifan 3 2 3 3 14
pemeliharaan
kesehatan keluarga
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
untuk membuat
penilaian yang
tepat
2. Ketidakefektifa TUM :
Manajemen Setelah dilakukan
Kesehatan asuhan
keperawatan
selama 5 minggu
diharapkan sikap,
dan perilaku
masyarakat RT
03 terhadap
manajemen
kesehatan
meningkat
sebanyak 70%.
TUK 1 2.1 Case 2.1.1 Motivasi Kontak waktu Keluarga - 60% bapak-bapak
Management bapak- dan tempat binaan keluarga binaan
Masyarakat RW bapak di yang telah kooperatif memiliki kebiasaan
03 mampu keluarga disepakati pada saat merokok diluar
meningkatkan binaan keluarga dilakukan rumah
manajemen untuk tidak binaan asuhan Sebanyak 70%
kesehatan merokok di Menyiapkan keperawatan warga menerapkan
keluarga dan dalam asbak untuk Keluarga cuci tangan yang
menerapkan rumah mematikan binaan benar dalam
Diagnosa Rencana Kegiatan Evaluasi
No. Tujuan
Keperawatan Strategi Intervensi Struktur Proses Hasil
dalam kehidupan dengan rokok sebelum antusias dan kegiatan sehari-hari
sehari-hari cara masuk rumah mengikuti Sebanyak 80% ibu
mematikan keluarga saran yang memberikan ASI
rokok binaan telah ekslusif hingga usia
sebelum Menyiapkan diberikan anaknya mencapai
masuk ke poster yang Keluarga 2 tahun
dalam akan ditempel binaan
rumah. di tempat mampu
2.1.2 Memasang penyuluhan menerapkan
poster Menyiapkan apa yang
tentang lembar telah
ISPA, ASI observasi disepakati
Eksklusif, monitoring dan
cuci tangan evaluasi
dengan keuarga binaan
benar dan
bahaya
merokok di
masing-
masing
tempat
penyuluhan
2.1.3 Monitoring
perilaku
merokok di
dalam
rumah pada
keluarga
binaan
2.1.4 Monitoring
perilaku
cuci tangan
pada
Diagnosa Rencana Kegiatan Evaluasi
No. Tujuan
Keperawatan Strategi Intervensi Struktur Proses Hasil
keluarga
binaan
2.1.5 Monitoring
pemberian
ASI ekslusif
pada balita
di keluarga
binaan
3.7 Plan of Action
Tempat : Balai RW 3
1.1.3 Mendampingi Mempersiapkan Kader yang Pelatihan kader 10 Juli 2017 Banner Afif Rp 150.000
kader selama kader mnguasai mengikuti Rumah kader dan Modul
pelatihan materi sebelum pelatihan (bu Yuli)
memberikan
penyuluhan
1.1.1. 121Membuat Kader kesehatan Kader yang Koordinasi 10 Juli 2017 Kalender Riyan Rp. 3000
dan menyepakati jadwal mengikuti acara Rumah kader
menyepakati rotasi penyuluhan pelatihan (bu Yuli)
jadwal rotasi
penyuluh
bersama
dengan kader
mengenai
konsep ISPA,
Asi eksklusif,
bahaya
merokok dan
cuci tangan
1.1.4 131Melakukan Tingkat warga RW. 3 Penyuluhan 11 Juli 2017 di Poster Afif Rp. 30000
pendidikan pengetahuan yang mengikuti gedung dan leaflet
kesehatan warga mengenai Posyandu Balita posyandu RW
kepada warga ISPA meningkat 03
RW. 3 yang menjadi 80%
mengikuti
Posyandu Balita
tentang ISPA
1.1.5 132Melakukan Tingkat warga RW. 3 Penyuluhan 11 Juli 2017 di Poster Maya Rp. 30000
pendidikan pengetahuan yang mengikuti gedung dan leaflet
kesehatan warga mengenai Posyandu Balita posyandu RW
kepada warga ASI Eksklusif 03
RW. 3 yang meningkat menjadi
mengikuti 100%
Posyandu Balita
tentang ASI
Eksklusif
3.1.1 133Melakukan Tingkat warga RW. 3 Penyuluhan 12 Juli 2017 di Poster Dyah Rp. 30000
pendidikan pengetahuan rumah warga dan leaflet
kesehatan warga tentang RT 11
kepada warga cuci tangan
RW. 3 tentang meningkat menjadi
cuci tangan dan 100%
Hipertensi
1.1.6 134Melakukan Tingkat warga RW. 3 Penyuluhan 13 Juli 2017 di Poster Celine Rp. 30000
pendidikan pengetahuan rumah warga dan leaflet
kesehatan warga tentang RT 12
kepada warga bahaya merokok
RW. 3 tentang meningkat menjadi
bahaya 90%
merokok.
3.1.2 135Lakukan Tingkat Keluarga binaan Penyuluhan 17 Juli-22 Juli Poster Masin Rp 100.000
pendidikan pengetahuan 24 2017 dan g-
kesehatan keluarga binaan Leaflet masin
kepada 24 tentang ISPA, ASI g
keluarga binaan Eksklusif, cuci anggo
tentang ISPA, tangan dan ta
ASI Eksklusif, bahaya merokok kelom
cuci tangan dan tentang cuci pok
bahaya tangan meningkat
merokok menjadi 80%
2.1.1 Motivasi bapak- 60% bapak-bapak Bapak bapak Diskusi 13 Juli 2017 di Asbak Rizal Rp 50.000
bapak di keluarga binaan tahlilan di RW rumah warga untuk
keluarga binaan memiliki kebiasaan 03 desa RT 12 mematika
untuk tidak merokok diluar Petungsewu n rokok
merokok di rumah diluar
dalam rumah rumah
dengan cara
mematikan
rokok sebelum
masuk ke
dalam rumah
1.1.2. 212Melakukan Dapat memotivasi Ibu-ibu yang Penyuluhan 11 Juli 22 Poster Semu Rp 100.000
pemasangan warga RW 03 mengikuti Juli 2017 a
poster tentang posyandu balita anggo
ISPA, ASI di RW 03 desa ta
Eksklusif, cuci Petungsewu, kelom
tangan dengan warga RW 03, ok
benar dan dan masing-
bahaya masing keluarga
merokok di binaan
masing-masing
tempat
penyuluhan
1.1.3. 213Melakukan Sebanyak 70% Keluarga binaan 24 Juli 29 - Semu -
monitoring keluarga binaan Juli 2017 a
perilaku cuci menerapkan cuci anggo
tangan yang tangan yang benar ta
benar pada dalam kegiatan kelom
keluarga binaan sehari-hari ok
1.1.4. 214Melakukan Sebanyak 60% Anggota Menempel 24 Juli 29 - Semu -
monitoring bapak-bapak keluarga binaan poster Juli 2017 a
perilaku keluarga binaan yang merokok anggo
merokok di memiliki kebiasaan ta
dalam rumah merokok diluar kelom
pada keluarga rumah ok
binaan
2.2.6 215Melakukan Sebanyak 80% ibu Keluarga binaan Penyuluhan 24 Juli 29 - Semu -
monitoring memberikan ASI yang memiliki Juli 2017 a
pemberian ASI ekslusif hingga balita anggo
ekslusif pada usia anaknya ta
balita di mencapai 2 tahun kelom
keluarga binaan ok
3.8 Implementasi
No.Dx Nama Kegiatan Tanggal,jam Implementasi TTD
1 Melakukan Senin, Melakukan pemilihan kader yang akan dilakukan pendidikan kesehatan, diperoleh hasil
pemilihan kader 10/07/2017 sebanyak 5 kader terpilih untuk mendapatkan pendidikan kesehatan. Pendidikan
yang akan di 09.00 kesehatan dilakukan di rumah kader (bu Yuli)
lakukan
pendidikan
kesehatan
1 Mengajarkan Senin, Pada pukul 09.30-11.30 dilakukan acara penyuluhan kepada 5 kader tentang ISPA, ASI
materi 10/07/2017 Eksklusif, bahaya merokok, dan cuci tangan di gedung posyandu RW. 3. Dengan hasil :
penyuluhan 09.30 100% kader hadir dalam acara penyuluhan kader,
tentang ISPA,
ASI Eksklusif,
bahaya merokok
dan cuci tangan
1 Mendampingi Senin, Mendampingi kader selama pelatihan, diperoleh hasil bahwa kader mengerti tentang
kader selama 10/07/2017 materi yang diberikan
pelatihan 10.00
1 Membuat dan Senin, Membuat dan menyepakati jadwal rotasi penyuluh bersama dengan kader diperoleh hasil
menyepakati 10/07/2017 kader kesehatan menyepakati jadwal rotasi penyuluhan.
jadwal rotasi 10.30
penyuluh
bersama dengan
kader mengenai
konsep ISPA, Asi
eksklusif, bahaya
merokok dan cuci
tangan
1 Melakukan Selasa, Melakukan pendidikan kesehatan kepada warga RW.3 diperoleh hasil :
pendidikan 11/07/2017 Pendidikan kesehatan tentang ISPA dilaksanakan di gedung posyandu RW.3
kesehatan 09.30 dihadiri oleh 30 ibu dengan balita. Ibu-ibu antusias untuk bertanya.
kepada warga
RW. 3 tentang
ISPA saat
Posyandu Balita
1 Melakukan Selasa, Melakukan pendidikan kesehatan kepada warga RW.3 diperoleh hasil :
pendidikan 11/07/2017 Pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif dilaksanakan di gedung posyandu
kesehatan 09.30 RW.3 dihadiri oleh 30 ibu dengan balita. Ibu-ibu antusias untuk bertanya.
kepada warga
RW. 3 tentang
ASI Eksklusif
saat Posyandu
Balita
1 Melakukan Rabu, Melakukan pendidikan kesehatan kepada warga RW.3 diperoleh hasil :
pendidikan 12/07/2017 Pendidikan kesehatan tentang cuci tangan dan hipertensi dilaksanakan di rumah
kesehatan 16.00 warga RT 11 RW.3 pada saat acara tahlilan rutin dihadiri oleh 30 ibu-ibu. Ibu-ibu
kepada warga antusias untuk bertanya dan mempraktikan cara cuci tangan yang benar.
RW. 3 tentang
cuci tangan dan
hipertensi
1 Melakukan Kamis, Melakukan pendidikan kesehatan kepada warga RW.3 diperoleh hasil :
pendidikan 13/07/2017 Pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok dilaksanakan di rumah warga RT
kesehatan 20.00 12 pada saat acara tahlilan rutin dihadiri 40 bapak-bapak. Bapak-bapak antusias
kepada warga dalam bertanya dan berdiskusi serta melakukan role play cara mematikan rokok
RW. 3 tentang dalam asbak.
bahaya merokok.
1 Melakukan 17 Juli-22 Juli Setiap mahasiswa mengelola 3 keluarga binaan sehingga total keluarga yang dikelola
pendidikan 2017 adalah 24 KK. Setiap mahasiswa memberikan penyuluhan kesehatan tentang ISPA, ASI
kesehatan Eksklusif, cuci tangan, dan merokok kepada 24 keluarga binaan di RW 03 menggunakan
kepada 24 media leaflet dan poster.
keluarga binaan
tentang ISPA,
ASI Eksklusif,
cuci tangan dan
bahaya merokok
2 Motivasi bapak- Kamis, Bertempat di rumah Tn. T dalam acara tahlilan di RW 03 desa Petungsewu dilakukan
bapak di 13/07/2017 role play cara mematikan rokok dalam asbak diharapkan bapak-bapak tidak merokok di
keluarga binaan 20.00 dalam rumah dengan cara mematikan rokok sebelum masuk ke dalam rumah.
untuk tidak
merokok di
dalam rumah
dengan cara
mematikan rokok
sebelum masuk
ke dalam rumah
2 Melakukan 11 Juli 22 Melakukan pemasangan poster tentang ISPA, ASI Eksklusif, cuci tangan dengan benar,
pemasangan Juli 2017 dan merokok di masing-masing tempat penyuluhan dengan mengajak warga sekitar.
poster tentang
ISPA, ASI
Eksklusif, cuci
tangan dengan
benar dan
bahaya merokok
di masing-masing
tempat
penyuluhan
2 Melakukan 24 Juli 29 Melakukan kunjungan rutin kepada keluarga binaan didapatkan hasil 70% anggota
monitoring Juli 2017 keluarga binaan memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan benar dalam kegiatan
perilaku cuci sehari-hari
tangan yang
benar pada
keluarga binaan
2 Melakukan 24 Juli 29 Melakukan kunjungan rutin kepada keluarga binaan didapatkan hasil 60% bapak-bapak
monitoring Juli 2017 keluarga binaan memiliki kebiasaan merokok diluar rumah
perilaku merokok
di dalam rumah
pada keluarga
binaan
2 Melakukan 24 Juli 29 Melakukan kunjungan rutin kepada keluarga binaan didapatkan hasil 80% memberikan
monitoring Juli 2017 asi eksklusif hingga usia anaknya mencapai 2 tahun dengan cara :
Jika ibu bekerja ibu memeras asinya untuk disimpan
pemberian ASI
Mengerti cara penyimpanan asi yang benar
ekslusif pada
balita di keluarga
binaan
3.9 EVALUASI
3.9.1 Evaluasi Formatif
No. Nama Kegiatan Tanggal Evaluasi
Dx
KOMUNITAS
1 Memilih dan S:
menetapkan - Ketua kader mengatakan menyetujui
kader yang akan untuk diadakan acara pelatihan
di didik kader
- Ketua kader mengatakan senang
dengan kegiatan yang akan
dilakukan
- Ketua kader mengatakan akan
menunjuk semua kader posyandu
untuk mengikuti acara pelatihan
kader
O:
- Ketua kader terlihat antusias dengan
kegiatan yang akan dilaksanakan
- Penetapan jumlah kader yang akan
dilakukan pelatihan yaitu 100 % (8
orang)
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
1 Melakukan S:
pelatihan dan - Kader mengatakan senang dengan
penyuluhan diadakannya acara pelatihan kader
kepada kader tersebut
- Kader mengatakan lebih percaya diri
dalam memberikan penyuluhan
kesehatan
- Kader mengatakan pengetahuannya
bertambah tentang penyakit ISPA
O:
- Kader terlihat antusias mengikuti
acara pelatihan
- Kader terlihat aktif dalam acara
pelatihan, dapat dilihat dari
pertanyaan yang diajukan kepada
pemateri
- Tidak ada kader yang meninggalkan
acara sebelum acara selesai
- Salah satu kader dapat melakukan
simulasi saat acara pelatihan
- Jumlah kader yang menghadiri
pelatihan kader yaitu 5 orang
(62,5%) kurang dari target yang
diharapkan
A:
- Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Memberikan materi pelatihan kader
ke masing-masing kader yang tidak
dapat menghadiri pelatihan
1 Mendampingi S:
kader - Kader yang melakukan penyuluhan
melakukan mengatakan masih perlu berlatih lagi
penyuluhan untuk memberikan penyuluhan
- Kader yang melakukan penyuluhan
mengatakan akan melakukan
penyuluhan yang sebenarnya saat
kegiatan posyandu bulan depan
sesuai dengan rotasi yang sudah
dibuat
O:
- Kader bersedia untuk melakukan
penyuluhan di depan mahasiswa
- Kader mampu melakukan
penyuluhan dengan skor evaluasi
71.8
- Kader melakukan penyuluhan
selama 10 menit
- Kader tidak melakukan pembukaan
dan perkenalan diri
- Bahasa dan kalimat yang digunakan
sederhana dan mudah dipahami
- Materi yang ditampilkan menarik dan
kader tampak menguasai materi
yang disampaikan
- Kader tampak masih gugup dalam
menyampaikan materi namun suara
dapa didengar dengan jelas
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
1 Melakukan S:
koordinasi - Ketua kader mengatakan menyetujui
dengan ketua untuk diadakan acara pelatihan
kader tentang kader
pelaksanaan - Ketua kader menyarankan acara
pelatihan kader ppelatihan kader dilakukan pada
tanggal 01 Maret 2016
- Ketua kader mengatakan akan
menunjuk semua kader posyandu
untuk mengikuti acara pelatihan
kader
O:
- Ketua kader terlihat antusias dengan
kegiatan yang akan dilaksanakan
- Tercapainya kesepakatan tanggal
diadakannya pelatihan
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
1 Melakukan S:
koordinasi - Bidan desa mengatakan menyetujui
dengan bidan untuk diadakan acara pelatihan
desa tentang kader
pelaksanaan - Bidan desa mengatakan setuju bila
pelatihan kader acara pelatihan kader dilaksanakan
pada tanggal 1 Maret 2016
O:
- Bidan terlihat antusias dengan
kegiatan yang akan dilaksanakan
- Tercapainya kesepakatan
pelaksanaan pelatihan kader pada
tanggal 1 Maret 2016
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
1 Menyiapkan 1 Maret 2016 S:
struktur - Semua kader yang hadir
pengorganisasia mengatakan bersedia melakukan
n kader terkait penyuluhan pada saat posyandu
penyuluhan - Semua kader yang hadir
mengatakan setuju dengan jadwal
rotasi yang akan dibuat
O:
- Kader terlihat antusias dengan
pembagian rotasi yang akan
dilakukan
A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan Intervensi
1 Membuat dan S:
menyepakati - Semua kader yang hadir menyetujui
jadwal rotasi jadwal rotasi yang sudah dibuat
penyuluh - Kader mengatakan akan
bersama mengadakan penyuluhan sesuai
dengan kader dengan jadwal rotasi
O:
- Jadwal rotasi penyuhan telah dibuat
- Kader terlihat antusias dengan
jadwal yang telah dibuat
A:
- Masalah Teratasi
P:
- Hentikan Intervensi
1 Melakukan S:
pendidikan - Warga dan keluarga binaan
kesehatan mengatakan senang dengan
kepada warga diadakannya acara pendidikan
serta keluarga kesehatan ISPA
binaan tentang - Warga dan keluarga binaan
pengertian, mengatakan pengetahuannya
penyebab, bertambah tentang penyakit ISPA
O:
tanda dan
- Warga dan keluarga binaan terlihat
gejala,
antusias mengikuti acara penyuluhan
patofisiologi
- Warga dan keluarga binaan terlihat aktif
ISPA,proses
dalam acara pelatihan, dapat dilihat
penularan ISPA
dari pertanyaan yang diajukan
(virus dll),
kepada pemateri
pentalaksanaan - Tidak ada warga yang meninggalkan
keperawatan (5 acara sebelum acara selesai
benar, A:
farmakologi - Masalah teratasi sebagian
obat), P : Lanjutkan intervensi
komplikasi ISPA Memberikan materi pendidikan kesehatan
(jangka dalam bentuk leaflet
panjang)
1 Melakukan S:
pendidikan - Sebagian besar keluarga binaan
kesehatan mengatakan senang dengan
mengenai penyuluhan yang diadakan
kebersihan dirumahnya
lingkungan - Sebagian besar keluarga binaan
kepada warga mengatakan mendapat pengetahuan
dan keluarga baru terutama mengenai materi yang
binaan disampaikan
O:
- Keluarga tampak antusias
mendengarkan penyuluhan yang
dilaksanakan
- keluarga terlihat aktif saat dilakukan
penyuluhan
- pengetahuan tentang kebersihan
lingkungan khususnya kandang
meningkat menjadi 82,4%
denganrata-rata nilai pretest 55,2
dan posttest 82,4
A:
- Masalah teratasi
P:
Hentikan Intervensi
1 Melakukan S:
pendidikan - Sebagian besar keluarga binaan
kesehatan mengatakan senang dengan
mengenai penyuluhan yang diadakan
pemberian ASI dirumahnya
Eksklusif - Sebagian besar keluarga binaan
kepada warga mengatakan mendapat pengetahuan
dan keluarga baru terutama mengenai materi yang
binaan yang disampaikan
memiliki balita
dibawah 2 O:
tahun. - Keluarga tampak antusias
mendengarkan penyuluhan yang
dilaksanakan
- keluarga terlihat aktif saat dilakukan
penyuluhan
A:
- Masalah teratasi
P:
Hentikan Intervensi
1 Melakukan S:
pendidikan - Peserta mengatakan akan
kesehatan mempraktekkan cuci tangan 6
mengenai cuci langkah
tangan kepada O:
warga dan - Peserta memperhatikan cara
keluarga binaan mencuci tangan 6 langkah
- Seluruh anak-anak mempraktekkan
cuci tangan dengan benar
A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan Intervensi
1 Melakukan S:
pendidikan - Peserta mengatakan senang
kesehatan mendapatkan penyuluhan tentang
masyarakat bahaya perokok pasif
mengenai - Peserta mengatakan tahu bahaya-
bahaya perokok bahaya bagi perokok pasif
pasif O:
- Peserta terlihat sangat antusias
dengan acara penyuluhan
- Tidak ada peserta yang
meninggalkan ruangan selama
acara penyuluhan
- Terdapat peningkatan pengetahuan
peserta dibuktikan dengan hasil pre
test dan post test yaitu :
RT 16 :
-Pre test : 60 %
- Posttest : 100 %
RT 17 :
-Pre test : 60 %
- Posttest : 100 %
RT 18 :
-Pre test : 60 %
- Posttest : 80 %
RT 19 :
-Pre test : 40 %
- Posttest : 100%
RT 20 :
-Pre test : 60%
- Posttest : 80%
A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan intervensi
1 Motivasi bapak- S:
bapak untuk - Peserta mengatakan akan berusaha
tidak merokok di untuk merokok di luar rumah
dalam rumah O:
- Peserta antusias mengikuti
penyuluhan bahaya perokok pasif
A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan Intervensi
2 Lakukan S:
penyuluhan - Peserta mengatakan senang
mendapatkan penyuluhan tentang
mengenai
cuci tangan
pentingnya cuci - Peserta mengatakan tahu 6 langkah
tangan, cuci tangan yang benar
O:
mengenai ISPA
- Peserta terlihat sangat antusias
dan merokok di dengan acara penyuluhan
luar rumah - Tidak ada peserta yang
meninggalkan ruangan selama
acara penyuluhan
- Terdapat 6 peserta yang menjawab
saat sesi tanya jawab
- Terdapat peningkatan pengetahuan
peserta dibuktikan dengan hasil pre
test dan post test yaitu :
Kelas 3 :
-Pre test : 37,5%
- Posttest : 82,5%
Kelas 4 :
-Pre test : 48,46%
- Posttest : 80,0%
Kelas 5 :
-Pre test : 80,0%
- Posttest : 86,67%
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan intervensi
2 Monitoring S:
perilaku - Keluarga mengatakan sudah
berusaha untuk tidak merokok di
merokok di
dalam rumah
dalam rumah - Keluarga mengatakan bila merokok
pada keluarga sudah menjauh dari anggota
kelompok lain
binaan O:
- Rata rata nilai pretest 45,9% dan
posttest 86 % keluarga binaan
dengan anggota keluarga yang
merokok telah merokok diluar rumah
A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan Intervensi
2 Monitoring S:
perilaku cuci - Sebagian besar keluarga
tangan pada mengatakan akan berusaha untuk
keluarga binaan selalu mempraktikkan cuci taangan
dengan benar
- Sebagian besar keluarga
mengatakan telah melakukan cuci
tangan di air mengalir dengan sabun
O:
- Hasil monitoring dan evaluasi dari
26,6 % menjadi 93,3% pada perilaku
cuci tangan
A:
- Masalah Teratasi
P:
Hentikan Intervensi
2 Monitoring S:
pemberian ASI - Sebagian besar keluarga
mengatakan akan berusaha untuk
ekslusif pada
memberikan ASI eksklusif
balita di O:
keluarga binaan - Hasil monitoring dan evaluasi dari
81,8 % menjadi 91,67 % ASI
eksklusif diberikan oleh keluarga
sesuai
A:
- Masalah teratasi
P:
Hentikan Intervensi
2 Monitoring S:
kebersihan - Seluruh keluarga mengatakan telah
membersihkan kandang setiap hari
lingkungan pada - Sebagian keluarga mengatakan
keluarga binaan telah menggunakan APD
- Sebagian keluarga mengatakan
telah mencuci tangan setelah
memegang ternak/ memberihkan
kandang
O:
- Hasil monitoring dan evaluasi dari
0% menjadi 46,7% pada penerapan
konsep kebersihan kandang
A:
- Masalah Teratasi
P:
Hentikan Intervensi
2 Monitoring S:
rumah sehat - Sebagian besar keluarga
pada keluarga mengatakan telah melaksanakan
binaan anjuran rumah sehat
O:
- Hasil monitoring dan evaluasi dari
3,3% menjadi 46,7% pada
penerapan konsep rumah sehat
A:
- Masalah Teratasi
P:
Hentikan Intervensi
ii. TUK 2
a. Strategi 1 : Community Organizing
Berikut ini adalah hasil rata-rata capaian strategi 1 TUK 2 :
NO KETERANGAN CAPAIAN
1 Melakukan koordinasi dengan ketua 100% koordinasi
kader dan bidan desa tentang tercapai
pelaksanaan pelatihan kader
iii. TUK 3
a. Strategi 1 : Health Teaching
Berikut ini adalah hasil rata-rata capaian strategi 1 TUK 3 :
NO KETERANGAN CAPAIAN
1 Melakukan pendidikan kesehatan Warga yang
kepada warga dan keluarga binaan menghadiri mampu
tentang pengertian, penyebab, tanda menjawab dengan
benar sebanyak 80%
dan gejala, patofisiologi ISPA,proses
dari pertanyaan post
penularan ISPA (virus dll), test
pentalaksanaan keperawatan (5 benar,
farmakologi obat), komplikasi ISPA
(jangka panjang)