Anda di halaman 1dari 11

Farmakologi Untuk Keganasan Atau Gangguan Sel Dan System

Hematologi
1. Obat Kanker
Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan
akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus
menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf
tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri untuk mengganti
sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker mengalami pembelahan secara terus
menerus meskipun tubuh tidak memerlukannya sehingga terjadi penumpukan sel baru yang
disebut tumor ganas (Yayasan Kanker Indonesia,2006).
Secara umum ada 2 jenis metode/pendekatan dalam memerangi kanker, yaitu metode
pengobatanKanker secara medis dan tradisional. Pengobatan secara tradisional bertujuan
untuk meningkatkan kekebalan/ketahanan tubuh sehingga dapat melawan sel-sel kanker.
Sedangkan pengobatan kanker secara medis memiliki prinsip utama membunuh/merusak selsel kanker. Bila dianalogikan dengan perang dimana kanker adalah pasukan musuh yang
menyerang teritori pertahanan tubuh, maka pengobatan tradisional menitikberatkan pada
pasukan perangnya sedangkan pengobatan secara medis pada amunisinya.
Pengobatan kanker secara medis antara lain kemoterapi, radiasi, pembedahan, terapi
antibodi monoclonal, dan terapi hormon. Kemoterapi adalah metode terapi sistemik terhadap
kanker dengan metastase klinis ataupun subklinis. Pada kanker stadium lanjut, kemoterapi
sering menjadi satu-satunya pilihan metode terapi efektif. Hingga saat ini kanker yang dapat
disembuhkan dengan kemoterapi semakin meningkat. Kemoterapi dapat mencederai jaringan
normal dan menimbulkan berbagai efek samping yang bersifat sementara maupun permanen.
Beberapa efek toksik yang sering dijumpai seperti mual, muntah, stomatitis, diare, depresi
sumsum tulang dan lain-lain. Efek toksik jangka panjang dapat berupa infertilitas,
karsinogenik yang dapat membentuk malignansi sekunder, hingga efek toksik spesifik
terhadap organ termasuk ginjal, hati, jantung, paru dan saraf. Organ pendengaran juga tidak
terlepas dari efek toksik ini. Ototoksisitas yang timbul menurunkan kemampuan pendengaran
anak sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya.
Segolongan obat-obatan dapat menghambat pertumbuhan kanker bahkan ada yang dapat
membunuh sel kanker

disebut sitostatika atau obat anti kanker. Klasifikasi obat anti kanker

umumnya didasarkan atas kerja obat dalam fase siklus pertumbuhan sel. Kerja obat anti
kanker sebagai berikut:
1. Alkilator (alkylating agent) : Merupakan kelompok anti kanker yang paling penting
karena mempunyai

aktivitas luas. Cara kerja alkylator ini adalah membentuk ion

karbonium (alkil) yang sangat reaktif, gugus alkil ini akan berikatan kovalen silang pada
konstituen sel yang nukleofilik sehingga terjadi miscoding. Alkilasi juga menyebabkan
labilnya cincin imidazo sehingga cincin tersebut dapat terbuka ketika masih merupakan
bagian DNA. Hal ini menyebabkan ketidakstabilan dan pemecahan DNA. Pada akhirnya
akan terjadi ikatan silang (cross link), misalnya dapat terjadi ikatan antara dua guanin
dan replikasi DNA tidak terjadi, sehingga sintesis RNA dan protein tidak terjadi sehingga
dapat mengakibatkan matinya sel kanker. Obat-obatan yang tergolong alkylator ini antara
lain siklofosfamid, ifofosfamid, melphalan, cisplatin, carboplatin dan lain-lain.
2. Antimetabolik : Obat ini bekerja dengan cara menghambat sintesis RNA dan DNA
melalui penghambatan pembentukan asam nukleat dan nukleotida. Antipurin dan
antipirimidin mengambil tempat purin dan pirimidin lebih tinggi pada sel kanker
daripada sel normal. Dengan demikian penghambatan sintesis DNA lebih tinggi. Yang
termasuk obat-obatan ini adalah metotreksat, tioguanin, sitarubin dan fluorouracil.
3. Antibiotik : Obat ini bekerja dengan cara mengikat rantai DNA sehingga DNA tidak
berfungsi sebagai template pada sintesis RNA dan protein. Yang termasuk golongan ini
adalah vinkristin, etoposide, tenisoposide dan lain-lain.
4. Lain-lain : Obat-obatan ini tidak digolongkan dengan klasifikasi diatas. Yang termasuk
golongan ini adalah prednison, prednisolon, deksametason, aspargin dan lain-lain.
Sedangkan pengobatan kanker secara tradisional meliputi pengobatan dengan herbal anti
Kanker, akupunktur, akupresur, homeopati, aromaterapi, dll. Pengobatan tradisional ini
dimanfaatkan sebagai pelengkap/komplementer dari pengobatan kanker secara medis.
Pengobatan Kanker dengan Herbal
Pengobatan kanker dengan ramuan

herbal adalah suatu pengobatan dengan

menggunakan berbagai macam ekstrak dari tumbuh-tumbuhan. Contohnya, Keladi Tikus,


Tapak dara, Sirsak, Pegagan, Kunyit putih, Sambiloto, Ceplukan, Manggis, sarang semut
yang dikombinasikan dengan bahan alami lainnya yang diolah secara modern, yang dapat
membantu detoxifikasi jaringan darah dan menstimulasi system kekebalan tubuh untuk
bersama-sama memberantas sel kanker.
Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.)
Dari hasil Uji Praklinik: Fitol dalam keladi tikus merangsang proses bunuh diri sel
kanker. Keladitikus menghambat perkembangan sel kanker dengan cara memotong DNA sel

kanker. Kandungan beberapa jenis asam lemak seperti asam laurat dan asam kaprat
menyebabkan Keladi tikus juga bersifat antibakteri. Efek farmakologi inilah yang menjadi
obat utama untuk mengatasi kanker stadium lanjut. Bagian yang digunakan untuk pengobatan
adalah keseluruhan dari tanaman tersebut.
Tapak Dara (Vinca rosea )
Bagian yang digunakan: herba. Hasil uji praklinik tapak dara diketahui bahwa fraksi
alkaloid herba dosis 10mg/kg dan 75 mg/kg oral efektif untuk leukimia pada tikus. Ekstrak
metanol dapat menghambat proliferasi sel kanker mammae (MCF-7) dengan dosis 82 q/100
ml menginhibis MCF-7 setara 10 q tamoxifen yang digunakan sebagai antiestrogen pada
kanker mammae. Asam asiatik 10 q menginduksi 95% kematian sel dalam 48 jam.
Sedangkan dari hasil uji klinik, ekstrak daun dosis 6 mg/m2 luas permukaan tubuh secara
intravena efektif sebagai antineoplastik.
Sirsak (Annona muricata L)
Yang dimanfaatkan adalah daun dan buahnya. Dari hasil uji praklinik daun sirsak
diketahui mengandung zat annonaceous acetogenins yang mampu 10.000 kali lebih kuat
membunuh sel-sel kanker daripada zat adriamycin, yang biasa dipakai dalam pengobatan
kemoterapi. Zat acetogenins dapat membunuh aneka jenis kanker, seperti kanker usus, tiroid,
prostat, paru-paru, payudara, dan pankreas bahkan penyakit ambeien tanpa merusak atau
mengganggu sel-sel tubuh yang sehat.
Pegagan (Centella asiatica (L) Urban)
Bagian yang digunakan: herba. Hasil uji praklinik: Jus segar pegagan 24 dan 32
g/kgBB dapat menurunkan tekanan darah, menurunkan detak jantung, dan melancarkan aliran
darah pada tikus hipertens. Sedangkan dari hasil uji klinik pada uji fraksi triterpenoid
Centellae Asiaticae Herba (centellase) secara double blind randomized controlled placebo
terhadap 89 orang dengan kasus hipertensi mikroangiopati, menunjukkan aktivitas
antihipertensi secara bermakna. Tidak ditemukan efek samping pada uji ini.
Kunyit Putih (Kaempferiae rotunda (L)
Bagian yang digunakan: rimpang. Penggunaan : 7 gram serbuk rimpang diseduh
dengan 1 gelas air matang, disaring, untuk diminum 2 kali/hari.
Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.) F, Nees)
Bagian yang digunakan: Herba. Dari hasil uji praklinik efektif untuk infeksi dan
merangsang fagositosis. Fraksi diklorometan menghambat perkembangbiakan sel HT-29
(kanker colon). Tiga senyawa diterpen dari fraksi diklorometan yaitu andrografolid, 14deoksiandrografolid (DA), 14-deoksi-11,-2-didehidroandrografolid (DDA), dilaporkan dapat

menghambat perkembangbiakan sel kanker invitro dengan menghambat siklus sel fase G0/G1
melalui induksi penghambatan siklus sel protein p27, dan mengurangi aktivitas cyclindependent kinase 4 (CDK4). Andrografolid juga meningkatkan produksi TNF- sehingga
meningkatkan aktivitas sitotoksis limfosit terhadap sel kanker yang secara tidak langsung
berefek antikanker.
Ceplukan (Physalis minima L)
Bagian yang digunakan: daun. Hasil Uji Praklinik: Ekstrak daun kadar 20% dan 40 %
memiliki efek menurunkan kadar gula darah tikus yang dibebani glukosa pada jam ke 4 dan
ke 5. Infusa buah menurunkan kadar gula darah hewan uji.
Manggis (Garcinia mangostana (L)
Bagian yang digunakan: Kulit buah. Dari hasil pengujian aktivitas antioksidan,
produk Manggis terbukti mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat (in vitro dan in vivo
yaitu xanthone, melebihi beberapa kali lipat dari kekuatan vitamin C dan E. Ekstrak kulit
manggis bersifat antiproliferasi yang menghambat pertumbuhan sel kanker. Ekstrak tersebut
juga bersifat apoptosis (mendorong penghancuran sel kanker). DR.Ir. Raffi Paramawati,MSi
dalam Journal of Pharmacology, mempublikasikan bahwa xanthone memilik efek anti kanker
seperti kanker payudara , kanker darah (leukeumia) dan kanker hati . Selain itu juga xanthone
memiliki banyak manfaat kesehatan terutama kesehatan kardiovaskuler seperti mengatasi
sakit jantung, aterosklerosis, hipertensi dan trombosit. Xanthone juga memperlebar pembuluh
darah dan memperlancar peredaran darah. Manggis juga kaya akan mineral kalium yang
membantu metabolisme energi.
Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia peden)
Diyakini mampu mengatasi berbagai penyakit berat seperti kanker, diabetes,
hipertensi, lever, asam urat, dan jantung. Sarang semut diketahui mengandung flavanoid dan
polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker.
Selain itu, tanaman ini juga mengandung tokoferol dan alfa-tokoferol, zat dengan aktivitas
anti-oksidan tinggi yang mampu menghambat radikal bebas. Bahan yang digunakan batang
dari sarang semut yang bentuknya menggelembung, untuk diekstrasi. Berdasarkan hasil
penelitian Myrmecodia Peden: Alternatif Kemoterapi Kanker Payudara dengan Efek
Samping Minimalyang dilakukan Arius Suwondo, Prenali Satmika, Felicia Widya Putri, dan
Marika Suwondo mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) saat
mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke XIV di Universitas Hasanuddin,
Makassar, 19-21 Juli 2011, membuktikan bahwa tanaman sarang semut bisa menghambat
bahkan membunuh sel kanker terutama kanker payudara. Penelitian yang dilakukan Arius dan

kawan-kawan masih secara in vitro (skala laboratorium) belum diujikan pada hewan maupun
manusia. Menurut Arius, hasil risetnya ini masih perlu dipertajam dengan penelitian lanjutan
untuk diujicobakan pada hewan sebelum dicobakan ke manusia. Tetapi sejauh ini sudah
banyak produk dalam bentuk serbuk sarang semut yang biasa dikonsumsi.
Akupunktur
Masalah utama yang dihadapi pasien kanker saat menjalani pengobatan kanker secara
medis adalah ketidaknyamanan berupa rasa panas, nafsu seks menurun, nyeri kaki/betis dan
perasaan gelisah. Obat anti depresi menjadi solusi untuk mengatasinya, namun tetap saja
membawa masalah yaitumulut kering, nafsu makan berkurang, mual dan muntah serta
konstipasi. Riset yang diterbikan Journal of Clinical Oncology, 28 Desember lalu
menyimpulkan, permasalahan tersebut bisa diatasi dengan akupuntur. Akupuntur bekerja
sebagai regulator sistem endokrin yang akan menyeimbangkan aktivitas hormon,
neurotransmiter dan semua reaksi biokimia dalam tubuh tanpa memasukkan unsur apapun
dari luar. Riset lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa sering akupuntur
dibutuhkan untuk menghilangkan gejala-gejala tersebut.
Aromaterapi
Rasa mual yang disebabkan kemoterapi pengobatan kanker bisa diredakan dengan
menghirup aroma minyak esensial peppermint, ginger, lavender atau mandarin yang dikenal
sebagai aromaterapi. Aromaterapi merupakan salah satu jenis pengobatan alternatif yang
menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai minyak esensial,
dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk mempengaruhi suasana
hati atau kesehatan seseorang.
Homeopathy
Pada saat ini berkembang juga pengobatan kanker dengan homeopathy. Homeopathy
adalah metode penyembuhan menggunakan bahan alami yang dikemas dalam bentuk obat
farmasi. Obat Homeopathy dapat meningkatkan resistensi tubuh terhadap infeksi,
mempercepat waktu penyembuhan dan mencegah timbulnya komplikasi. Pengobatan ini
mempunyai efek samping yang sangat minimal, bahkan cenderung tidak ada. Homeopathy
dapat mengobati seseorang secara keseluruhan, baik fisik, emosi dan mental. Selain itu
Homeopathy menggunakan bahan alami dari tumbuhan, hewan, mineral serta bahan biologi.
Pengobatan kanker yang baik harus memenuhi fungsi kuratif (menyembuhkan), paliatif
(mengurangi rasa sakit) dan preventif (mencegah timbulnya kembali). Kesuksesan
pengobatan-kanker amat bergantung kepada kesabaran, konsistensi, & semangat hidup

pasien. Yang tidak kalah penting adalah keyakinan bahwa kanker bukanlah akhir dari
segalanya.
2. Obat Neutropenia
Neutropenia "Neutropenia" adalah kondisi dimana jumlah dari neutrophils dalam
aliran darah berkurang. Masalah infeksi sangat penting dan berbahaya untuk pasien
keganasan terutama keadaan neutropenia pada 72 jam pertama, pada saat kuman penyebab
infeksi belum dapat ditentukan. Pada umumnya 60-70% pasien neutropenia dengan demam
tidak diketahui penyebabnya. Oleh karena itu, sejak tahun 1971 dianjurkan memberikan
pengobatan antibiotik secara empiris segera setelah dicurigai adanya infeksi, misalnya segera
setelah timbul gejala demam. Tanda dan gejala klinis pada umumnya sangat minimal,
sehingga sebelum pemberian antibiotik perlu ditanyakan dengan rinci riwayat penyakit,
pemeriksaan fisis yang seksama, pemeriksaan penunjang seperti foto dada dan sinus, biakan
kuman, dan lain-lain. Pengobatan empirik adalah pemberian antibiotik pada 72 jam pertama
neutropenia dengan obat terpilih berdasarkan perkiraan kuman penyebab yang tersering.
Terapi empirik terbukti dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi;
harus selalu diperhitungkan kemungkinan terjadinya perubahan pola spektrum kuman,
kerentanan pejamu serta antibiotik yang tersedia. Sejak beberapa tahun yang lalu, pemilihan
antibiotik empirik inisial terdiri dari (1) kombinasi -laktam berspektrum luas dengan
aminoglikosida, (2) kombinasi dua macam -laktam, dan (3) monoterapi antibiotik
berspektrum luas.
Kombinasi -laktam berspektrum luas dengan aminoglikosida
Kombinasi tradisional -laktam anti-pseudomonas (tikarsilin, azlosilin, piperasilin,
dan akhir-akhir ini diproduksi sefoperazon dan seftazidim) dengan aminoglikosida,
mempunyai keuntungan yaitu cakupan spektrum luas, aktifitas bakterisid lebih cepat,
mempunyai efek sinergistis, memberi hasil pengobatan terhadap pseudomonas secara
optimal, dan membatasi
timbulnya resistensi serta mengurangi superinfeksi.
Kombinasi dua jenis laktam
Kombinasi sefalosporin generasi ketiga, misalnya sefoperazon atau seftazidim,
terbukti sama efektif dengan kombinasi tradisional. Kelemahan kombinasi ini mempermudah
terjadinya resistensi kuman, kemungkinan antagonisme, memperpanjang masa neutropenia,
dan potensial menimbulkan perdarahan.
Monoterapi

Pada masa awal tahun 70-an, terapi tunggal dengan aminoglikosida tidak
menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tetapi, pada masa tahun 80-an pemakaian
antibiotik baru berspektrum luas dengan aktivitas bakterisid tinggi telah memberi hasil yang
lebih baik dan membuka kesempatan luas untuk pengobatan monoterapi. Pada dasarnya obat
tunggal ini terdiri dari (1) -laktam anti-pseudomonas dengan spektrum diperluas
(sefalosporin generasi ketiga, monobaktam, karbapenem) dan (2) kuinolon baru.
3. Obat Trombocytopenia
Secara umum penatalaksanaan pada kasus trombositopenia adalah sebagai berikut ;
A. Menghindari faktor penyebab
B. Terapi kausatif
Keadaan trombositopenia dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya :
Gangguan produksi trombosit
-

Depresi selektif megakariosit karena obat, bahan kimia, atau infeksi virus
Sebagai bagian dari kegagalan fungsi sum-sum tulang seperti pada anemia
aplastik, leukemia akut, dan mielosklerosis.

Peningkatan destruksi trombosit


-

Immune thrombocytopenic purpura (ITP)


Immune thrombocytopenic purpura sekunder seperti pada systemic lupus

erythematous, limfoma
Alloimune thrombocytopenic purpura, misalnya pada neonatal thrombocytopenic
Drug-induced immune thrombocytopenia
Disseminated intravascular coagulation

Distribusi trombosit yang abnormal


-

Sindrom hipersplenism dapat menyebabkan kerusakan trombosit dimana terjadi


pooling trombosit ke dalam limpa

Terjadinya dilution loss


-

Umumnya disebabkan oleh transfusi masif

Berdasarkan etiologi di atas, tatalaksana kausatif yang dapat diberikan diantaranya


a. Jika terjadi gangguan pada produksi trombosit, maka terapi yang diberikan dapat
berupa thrombopietin receptor agonist yang akan merangsang trombopoiesis.
b. Peningkatan destruksi trombosit dapat terjadi karena faktor imun maupun faktor
eksogen seperti obat-obatan. Terapi yang dapat diberikan pada kasus trombositopenia
akibat imunologis adalah pemberian obat yang dapat menurunkan respon imun tubuh
diantaranya kortikosteroid dan imunosupresan, sedangkan pada kasus trombositopenia

akibat obat-obatan dapat diterapi dengan menghentikan penggunaan obat penyebab,


ataupun memberikan antidotum obat penginduksi trombositopenia.
c. Pada kejadian ditribusi trombosit yang abnormal dengan predominasi di lien, maka
terapi yang dapat diberikan adalah kortikosteroid karena umumnya sindrom
hipersplenism diakibatkan oleh inflamasi dan faktor imunologi sehingga dapat ditekan
dengan pemberikan kortikosteroid. Namun jika pemberian kortikosteroid tidak
C.

memberikan respon, maka dapat dilakukan tindakan splenektomi.


Pemberian imunoglobulin intravena dapat menurunkan respon imun sehingga dapat
menmperbaiki jumlah trombosit. Imunoglobulin intravena (IVIG) pada dosis 0,8-1,0
g/kgBB/hari selama 1-2 hari dapat meningkatkan jumlah trombosit pada 95% pasien
dalam 48 jam. IVIG diberikan untuk memicu respon berupa downregulation pada
fagositosis yang dimediasi fragmen Fc pada trombosit yang terikat antibodi. IVIG
harus diberikan pada pasien dengan indikasi jelas karena IVIG termasuk terapi yang
cukup mahal dan dapat memberikan efek samping berupa sakit kepala, mual, dan

D.

meningitis aseptik.
Imunoglobulin anti D dapat diberikan pada pasien dengan rhesus positif. Terapi
anti D intravena diberikan dengan dosis 50-75 g/kgBB dapat meningkatkan
jumlah trombosit pada 80-90% pasien dengan rhesus positif dalam 48-72 jam. Ketika
diberikan, anti D IV dapat menyebabkan anemia hemolitik ringan. Kelemahan terapi
ini adalah bersifat tidak efektif pada pasien dengan Rhesus negatif dan terkadang

E.

dapat menyebabkan hemolisis.


Splenektomi dapat dilakukan untuk menghindari penghancuran trombosit oleh lien.
Splenektomi diindikasikan jika terapi kortikosteroid tidak memberikan respon
membaik. Splenektomi dapat dilakukan setelah terapi kortikosteroid diberikan dengan
indikator diantaranya (1) jumlah trombosit kurang dari 50000/l setelah 4 minggu
terapi, (2) jumlah trombosit tetap dibawah rata-rata selama 6-8 minggu, (3) jumlah
trombosit normal, namun menurun jika dosis kortikosteroid diturunkan, (4) pasien
dengan perdarahan intrakranial akibat ITP, dan (5) pada pasien yang tidak
menunjukkan perbaikan jumlah trombosit setelah diterapi dengan transfusi trombosit

F.

dan pemberian kortikosteroid dan IVIG.


Transfusi trombosit, umumnya kurang dianjurkan, namun dapat diberikan pada
pasien dengan keadaan perdarahan yang mengancam jiwa dan jumlah trombosit
<50.000/l, atau pada pasien dengan jumlah trombosit <10000/l tanpa gejala
perdarahan.

4. Obat Anemia

Anemia dalam bahasa Yunani &ldquo;Tanpa darah&rdquo;, adalah keadaan saat


jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin protein pembawa oksigen dalam sel darah
merah berada di bawah normal.
Anemia

dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan

asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh
dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang
polong, serta kacang-kacangan. Perlu kita perhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada
daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Makanlah variasi makanan yang kaya besi, asam folat, dan B12 dari empat kelompok
makanan wajib (protein, karbohidrat, lemak, sayuran dan buah) seperti polong-polongan
kering dan kacang-kacangan, hati, daging, telur, ikan, kerang-kerangan, buah kering, sayuran
hijau, kelompok buah sitrus. Jika

anda sering mengalami menstruasi berat, seger

konsultasikan dengan dokter karena anda mempunyai risiko anemia. Bagi yang sedang hamil
atau berencana untuk hamil, tanyakan pada dokter tentang perlu tidaknya mengkonsumsi
suplemen besi. Segera pergi ke dokter jika anda melihat ada bercak darah pada fases
atau urine anda.
Jika diagnosanya sudah jelas difiseinsi besi, kombinasikan suplemen besi dengan
vitamin C. besi adalah komponen kunci hemoglobin dan vitamin C
membantu penyerapan besi. Suplemen besi bisa cepat

diperlukan untuk

memperbaiki kondisi anemia

sepanjang penyebab kurang darahnya sendiri sudah diatasi. Gunakan dosis yang dianjurkan
karena kelebihan suplemen ini dapat mengiritasi lambung dan untuk mencegahnya sebaiknya
dimakan bersama makanan atau setelah makan. Suplemen besi juga dapat membri warna
hitam pada feses dan menyebabkan konstipasi atau diare.
Hematinik adalah antianemia untuk menambah kadar hemoglobin dalam eritrosit.
Pemilihan antianemia bergantung pada penyebab anemia. Anemia hipokromik adalah anemia
defisiensi besi yang diobati dengan sediaan besi (Gennaro, 2000).
Sediaan garam fero yang terdapat di pasaran (ISFI, 2006):
-

Fero glukonat (kapsul) [Adfer, Barralat, Biosanbe, Diabion, Emibion,


Fondazen, Habebion,

Inbion,

Pronita,

Filibion,

Sofero, Sangobion, Sangofer,

Sangovitin, Tropifer].
Fero glukonat (tablet salut) [Livron B Plex, Supra Livron].

Fero fumarat (kapsul) [Bufiron, Dasabion, Dexiron, Fortan-C, Hemobion,

Longafer Plus, Natabion, Nichobion, Ramabion].


Fero fumarat (tablet) [Emineton, Ferofort, Hemafort, Heptuna, Miacure, Pimiron].
Fero fumarat (kaplet) [Veroscan].
Fero sulfat (kapsul) [Feospan].
Sediaan oral yang banyak digunakan adalah garam fero, karena garam fero diabsorpsi

kira-kira tiga kali lebih baik daripada garam feri (Gilman, dkk., 1996) dan garam fero
mempunyai sifat astringen dan iritan yang lebih kecil dari garam feri (Groves, 1989). Garam
fero yang banyak digunakan adalah fero sulfat karena harganya yang murah (Gilman, dkk.,
1996).
5. Obat Stomatitis/Mucositis
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa
mulut, biasanya berupa ulser putih kekuningan. Ulser ini dapat berupa ulser tunggal maupun
lebih dari satu.
Karena penyebab SAR sulit diketahui maka pengobatannya hanya untuk mengobati
keluhannya saja. Perawatan merupakan tindakan simtomatik dengan tujuan untuk
mengurangi gejala, mengurangi jumlah dan ukuran ulkus, dan meningkatkan periode bebas
penyakit.
Bagi pasien yang mengalami stomatitis aftosa rekuren mayor, perawatan diberikan
dengan pemberian obat untuk penyembuhan ulser dan diinstruksikan cara pencegahan. Bagi
pasien yang mengalami SAR akibat trauma pengobatan tidak diindikasikan.
Pasien yang menderita SAR dengan kesakitan yang sedang atau parah, dapat
diberikan obat kumur yang mengandung benzokain dan lidokain

yang kental untuk

menghilangkan rasa sakit jangka pendek yang berlangsung sekitar 10-15 menit. Bagi
menghilangkan rasa sakit yang berlangsung sehingga enam jam, dapat diberikan zilactin
secara topikal. Zilactin dapat lengket pada ulser dan membentuk membran impermeabel yang
melindungi ulser dari trauma dan iritasi lanjut. Dapat juga diberikan ziladent yang juga
mengandung benzokain untuk topikal analgesia. Selain itu, dapat juga menggunakan larutan
betadyne secara topikal dengan efek yang sama.
Dyclone digunakan sebagai obat kumur tetapi hanya sebelum makan dan sebelum
tidur. Aphthasol merupakan pasta oral amlexanox yang mirip dengan zilactin yang digunakan
untuk mengurangi rasa sakit dengan membentuk lapisan pelindung pada ulser.
Bagi mempercepat penyembuhan ulser, glukokortikoid, baik secara oral atau topikal
adalah andalan terapi. Topikal betametason yang mengandung sirup dan fluocinonide

ointment dapat digunakan pada kasus SAR yang ringan. Pemberian prednison secara oral
(sampai 15 mg / hari) pada ksaus SAR yang lebih parah. Hasil terapeutik dalam dilihat dalam
satu minggu.
Thalidomide adalah obat hipnotis yang mengandung imunosupresif dan antiinflamasi. Obat ini telah digunakan dalam pengobatan stomatitis aftosa rekuren mayor,
sindrom Behcet, serta eritema nodosum. Namun, resiko pada teratogenesis telah membatasi
penggunaannya.
Klorheksidin adalah obat kumur antibakteri yang mempercepatkan penyembuhan
ulser dan mengurangi keparahan lesi SAR. Selain itu, tetrasiklin diberikan sesuai dengan efek
anti streptokokus, tetrasiklin 250mg dalam 10 cc sirup direkomendasikan sebagai obat kumur,
satu kali sehari selama dua minggu.
Levamisol telah dianjurkan sebagai perawatan yang mungkin untuk SAR, namun oleh
karena efek samping immunostimulatornya, pemakaian obat ini kurang diindikasikan.
Pemberian obat-obatan tertentu yang tidak diperbolehkan hanya dapat merusak
jaringan normal disekeliling ulser dan bila pemakaiannya berlebihan maka akan mematikan
jaringan dan dapat memperluas ulser.
DAFTAR PUSTAKA
Sjabana, Dripa. 2006. Antikanker. www.fk.unair.ac.id/download-files/.../41--antikanker-fkunair-2007.html. diakses pada tanggal 1 Agustus 2015
Departemen

Kesehatan.

2014.

Lawan

Kanker

Dengan

Pengobatan

Tradisional.

www.gizikia.depkes.go.id/artikel/4442/?print=pdf. diakses pada tanggal 1 Agustus 2015


Edward, ED. 2013. Kanker. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37232/4/Chapter
%20II.pdf. diakses pada tanggal 1 Agustus 2015
Hadinegoro,

S.

2013.

Demam

pada

Pasien

Neutropenia

Sari

Pediatri.

saripediatri.idai.or.id/pdfile/3-4-7.pdf. diakses pada tanggal 1 Agustus 2015


Sitorus,

NM.

2013.

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38915/4/Chapter%20ll.pdf.

Trombositopenia.
diakses

pada

tanggal 1 Agustus 2015


Abdulsalam, M. 2012. Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan Anemia Defisiensi.
saripediatri.idai.or.id/pdfile/4-2-7.pdf. diakses pada tanggal 1 Agustus 2015.
Nisa,

R.

2011.

Stomatitis.

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27287/4/Chapter

%20II.pdf. diakses pada tanggal 1 Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai