LAPORAN PROYEK
Disusun Oleh :
Kelompok 1/ Offering I
Drosophila merupakan objek yang sering digunakan dalam penelitian genetika dan ilmu
biologi lainnya karena mudah dikembangbiakkan dan juga mudah didapatkan di alam bebas.
Drosophila biasanya ditemukan pada buah-buahan yang sudah ranum. Hal ini dikarenakan
makanan lalat buah adalah jamur yang tumbuh pada buah. Biasanya untuk melakukan
pengamatan tentang Drosophila dibuat sebuah medium sebagai tempat pemeliharaan.
Drosophila berasal dari filum Arthropoda, kelas Insekta, dan Ordo Diptera. Spesies ini di
Indonesia dikenal sebagai lalat buah yaitu jenis lalat yang dapat ditemui di sekitar buah-buahan
yang sudah mulai membusuk. Selain itu, lalat buah ini termasuk pada sub-ordo Cyclophorpha.
Drosophila,sejenis serangga biasa yang umumnya tidak berbahaya dan merupakan pemakan
jamur yang tumbuh pada buah. Drosophila merupakan serangga yang mudah berkembang biak.
Dari satu perkawinan saja dapat dihasilkan ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat
dikembangkan setiap dua minggu. Perkawinan terjadi tidak secara acak, akan tetapi mengikuti
pola-pola yang khusus Karasteristik ini menunjukkan lalat buah organisme yang cocok sekali
untuk kajian-kajian genetik (Campbell, 2002).
Drosophila merupakan insecta perintis dalam penggunaan sebagai obyek dalam
penelitian genetika, terdapat beberapa alasan mengapa Drosophila digunakan sebagai obyek
penelitian yaitu:
1. Ukuran lalat ini relatif kecil sehingga poapulasi yang besar dapat dipelihara dalam
laboratorium.
2. Mempunyai daur hidup yang sangat cepat, dimana dalam dua minggu dapat menghasilkan
satu generasi dewasa yang baru.
3. Lalat ini sangat subur karena lalat betinanya menghasilkan ratusan telur yang dibuahi dalam
hidupnya yang pendek (Kimball, 1992).
Kecenderungan perkawinan pada mahkluk hidup dapat di ukur dengan menggunakan
perhitungan indeks isolasi. indeks isolasi merupakan perbandingan antara frekuensi
perkawinan homogamik dikurangi dengan frekuensi perkawinan heterogamik dibagi dengan
frekuensi perkawinan homogamik ditambah frekuensi perkawinan heterogamik (Bock,1978).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adakah kecenderungan kawin antara Drosophila tangkapan Kab. Blitar, Lumajang,
Kediri berdasarkan indeks isolasi?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui adakah kecenderungan kawin antara Drosophila tangkapan Kab.
Blitar, Lumajang, Kediri berdasarkan indeks isolasi
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Bagi Peneliti
a) Sebagai sarana belajar dalam melakukan penelitian di bidang genetika.
b) Menambah informasi dan pengetahuan tentang penggunaan indeks isolasi pada Drosophila
tangkapan Kab. Blitar, Lumajang, Kediri
c) Menambah informasi tentang hubungan kekerabatan antara Drosophila tangkapan Kab.
Blitar, Lumajang, Kediri berdasarkan indeks isolasi.
Bagi Pembaca
a) Menambah pengetahuan mengenai kecenderungan kawin antara Drosophila tangkapan
Kab. Blitar, Lumajang, Kediri berdasarkan indeks isolasi.
b) Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk melakukan penelitian secara mandiri
mengenai genetika.
c) lebih memahami mata kuliah genetika secara mendalam berdasarkan proyek yang
dilakukan.
1.5 ASUMSI PENELITIAN
Pada penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa:
1. Umur Drosophila jantan dan betina yang digunakan untuk mengamati 50 ciri dianggap
sama yaitu 1-2 hari pengampulan.
2 Nutrisi yang diterima oleh Drosophila pada tiap-tiap medium dianggap sama.
3 Faktor-faktor lingkungan di sekitar D. melanogaster dianggap sama.
4 Adanya larva dianggap bahwa individu betina telah dikawini oleh individu
jantan.
1. penelitian ini menggunakan Drosophila tangkapan lokal dari tiga daerah yang berbeda yaitu
Kab. Blitar, Lumajang, dan Kediri
2. penelitian ini dilakukan untuk mengtahui indeks isolasi dan kecenderungan kawin
Drosophila tangkapan dari Kab. Blitar, Lumajang, dan Kediri.
3. persilangan harus berdasarkan proses galur murni sesuai 50 ciri dati tiap-tiap daerah
4. pengambilan data hanya mengamati ada atau tidaknya larva.
5. peneliti hanya menggunakan indeks isolasi sebagai cara untuk menentukan kekerabatan
antara Drosophila tangkapan Kab. Blitar, Lumajang, dan Kediri.
1.7 DEFINISI ISTILAH
Dalam penyusunan laporan ini terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk menjelaskan
berbagai hal. Adapun istilah tersebut sebagai berikut :
1. Indeks isolasi adalah alat (rumusan) yang digunakan untuk mengukur
2. adanya kecenderungan kawin yang terjadi pada organisme yang dapat diperoleh dari
perbandingan antara selisih presentase perkawinan homogami dan heterogami dengan
jumlah presentase perkawinan homogami dan heterogami
3. Mate-Choice adalah pola tingkah laku yang ditunjukkan oleh individu bahwa mereka lebih
menyukai kawin dengan pasangan tertentu daripada dengan yang lain
4. Male-Choice adalah perkawinan dimana individu jantan bebas memilih individu betina yang
akan dikawini
5. Perkawinan homogami adalah perkawinan yang terjadi pada populasi yang sama dalam satu
spesies
6. Perkawinan heterogami, adalah perkawinan yang terjadi pada populasi yang berbeda dalam
satu spesies
7. Kecenderungan kawin adalah kecenderungan D.annanasse untuk memilih pasangan kawin
yang dapat diketahui dengan melakukan perhitungan indeks isolasi
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi D. Melanogaster Secara Umum
Menurut Muliati (2000) sistematika dari Drosophyla melanogaster adalah sebagai berikut:
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Anak kelas : Pterygota
Bangsa : Diptera
Anak bangsa : Clycoriapa
Suku : Drosophilidae
Marga : Drosophyla
D. melanogaster merupakan salah satu jenis lalat buah yang sering digunakan dalam penelitian
terutama penelitian genetika. Dimana penelitian yang dilakukan pada tahun 1916 dengan
menggunakan lalat ini telah menyimpulkan bahwa bahwa kromosom merupakan basis fisik
pewarisan, struktur yang mengandung gen. Begitu pula dengan penelitian-penelitian
berikutnya, dimana gen peregulasi utama yang menyusun bagian tubuh hewan saaat
pekembangan embrio ditemukan pada D. melanogaster dan para ahli biologi menemukan gen
D. melanogaster memiliki empat pasang kromosom dimana 3 pasangnya merupakan autosom
dan sepasang kromosom seks. Lalat buah betina ini memiliki pasangan kromosom homolog X
dan jantan memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y gen yang menyusun bangun tubuh
lalat ini tepat sama dengan gen-gen pada manusia (Campbell, 2008).
Ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya:
1. Drosophila melanogaster betina memiliki ukuran tubuh yang lebih besar bila dibandingkan
dengan Drosophila melanogaster jantan.
2. Bagian abdomen (perut) Drosophila melanogaster betina terdapat garis-garis hitam yang
tebal pada bagian dorsal hingga ujung abdomen. Bagian abdomen Drosophila melanogaster
jantan juga terdapat pola garis hitam yang tebal di sepanjang abdomen bagian dorsal, akan
tetapi garis hitam di bagian ujung abdomennya berfusi.
3. Bagian ujung abdomen Drosophila melanogaster betina lancip, kecuali ketika sedang
dipenuhi telur-telur, sedangkan ujung abdomen Drosophila melanogaster jantan membulat
dan tumpul.
4. Khusus Drosophila melanogaster jantan terdapat karakter khusus berupa sex comb yaitu
kira-kira 10 bulu berwarna gelap yang terletak di tarsal pertama pada kaki depannya. Sex
comb adalah ciri utama Drosophila melanogaster jantan. Sex comb dapat dipakai untuk
mengidentifikasi jenis kelamin lalat buah pada dua jam pertama setelah lalat tersebut
menetas, ketika bentuk dan pigmentasi lalat tersebut belum berkembang sempurna
Gambar 1. Perbedaan fisik antara Drosophila melanogaster jantan dan
betina
Internal Eksternal
Persilangan Persilangan
Homogami Heterogami
N >< N Vg >< Vg
Vg >< N N>< Vg
b. Pengampulan
c. Persilangan
Ulangan
No. Persilangan Tahapan 1 2 3 4 5 6
1. N >< N Orientation
Tapping
Singing
Licking
Attemping
Coppulation
2. Vg><Vg Orientation
Tapping
Singing
Licking
Attemping
Coppulation
3. Vg >< N Orientation
Tapping
Singing
Licking
Attemping
Coppulation
4. N >< Vg Orientation
Tapping
Singing
Licking
Attemping
Coppulation
TOTAL
Tabel 1. Format Tabel Data Pengamatan
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian dianalisis secara deskriptif yang
selanjutnya digambarkan dalam grafik dikarenakan keterbatasan data yang telah terkumpul.