Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN KISTA OVARIUM

I. KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Definisi
Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi
cairan,normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium).
Kistaindung telur dapat terbentuk kapan saja, pada masa pubertas
sampaimenopause, juga selama masa kehamilan (Bilotta. K, 2012).Kista
ovarium (kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya
berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium) (Nugroho, 2010).
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air,
dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb,
2007).Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang
terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul
ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan
terluar dari ovarium. (Winknjosastro, 2007).
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang
terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul
ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan
terluar dari ovarium (Agusfarly, 2008).

B. Etiologi
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab
inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa
tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak
ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang
tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal
terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel
telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur.
Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan
bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista
sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi
pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula
diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini
disebut dengan Kista Dermoid.
1. Kista non neoplasma
Disebabkan karena ketidakseimbangan hormon esterogen dan
progresterone diantaranya adalah :
a. Kista non fungsional
1) Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang
berkurang di dalam korteks
2) Kista endometriosis
Etiologic endometriosis belum diketahui secara pasti tetapi ada
beberapa teori yang mengemukakan penyebab endometriosis
seperti:
a) Secara kongenital sudah ada sel-sel endometrium di luar
uterus
b) Pindahnya sel-sel endometrium melalui sirkulasi darah atau
sirkulasi limfe
c) Refluks menstruasi yang mengandung sel-sel endometrium
ke tuba fallopi, sampai ke rongga pelvis.
d) Herediter karena insiden lebih tinggi pada wanita yang
ibunya juga mengalami endometriosis
b. Kista fungsional
1) Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi
rupture atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan
folikuler di antara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada
wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
2) Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi
progesterone setelah ovulasi.

C. Klasifikasi
Menurut Nugroho(2010), klasifikasi kista ovarium adalah :
1. TipeKistaNormal/Fungsional
Kistafungsionalinimerupakanjeniskistaovariumyang
palingbanyakditemukan.Kistainiberasaldariseltelurdankorpusluteum,terjad
ibersamaandengansiklusmenstruasiyangnormal.
Kistafungsionalakantumbuhsetiapbulandanakanpecahpada
masasubur, untukmelepaskanselteluryangpadawaktunyasiap
dibuahiolehsperma.Setelahpecah,kistafungsionalakanmenjadi
kistafolikulerdanakanhilang saatmenstruasi.Kistafungsional terdiridari :
a. Kista folikel
Kista di bentuk ketika folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel
yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus
menstruasi. Bila ruptur menyebabkan nyeri akut pada pelvis, evaluasi
lebih lanjut dengan USG atau laparaskopi. Operasi dilakukan pada
wanita sebelum pubertas, setelah menopause atau kista lebih dari 8
cm.
b. Kista korpus luteum
Terjadi karena bertambahnya sekresi progresterone setelah ovulasi.
Ditandai dengan keterlambatan menstruasi atau menstruasi yang
panjang, nyeri abdomen bawah pelvis. Jika ruptur perdarahan
intraperitorial, terapinya adalah operasi ooverektomi.

2. TipeKistaAbnormal/ Non Fungsional


a. Kistadenoma
Merupakankistayangberasaldaribagianluarselindung
telur.Biasanyabersifatjinak,namundapatmembesardandapat
menimbulkan nyeri.
b. Kista coklat (endometrioma)
Merupakanendometriumyangtidakpadatempatnya.
Disebutkistacoklatkarenaberisitimbunandarahyang berwarna coklat
kehitaman.

c. Kistadermoid
Merupakankistayangberisiberbagaijenisbagiantubuh seperti
kulit, kuku, rambut, gigi dan lemak. Kista inidapat ditemukandi kedua
bagianindungtelur. Biasanyaberukuran kecildan tidak menimbulkan
gejala.
d. Kista endometriosis
Merupakan kistayang terjadikarenaada bagian
endometriumyangberadadiluarrahim.Kistainiberkembangbersamaande
ngantumbuhnyalapisanendometriumsetiapbulan sehingga
menimbulkannyeri hebat, terutama saat menstruasi dan infertilitas.
e. Kistalutein
Merupakankistayangseringterjadisaatkehamilan.Kistaluteinyan
gsesungguhnya,umumnyaberasaldarikorpus luteum haematoma.
f. Kistapolikistik ovarium
Merupakankistayangterjadikarenakistatidakdapat
pecahdanmelepaskanseltelursecarakontinyu.Biasanyaterjadi
setiapbulan.Ovarium akanmembesarkarenabertumpuknya
kistaini.Kistapolikistikovariumyangmenetap(persisten),
operasiharusdilakukanuntukmengangkat kistatersebutagar tidak
menimbulkan gangguan dan rasasakit.
D. Gejala Klinis
Seperti pada penyakit ganas, tumor ovarium dapat tumbuh dengan
tenang dan jarang penyebab gejala sampai setelah mencapai ukuran besar.
Ketika tumor berkembang akan terjadi distensi abdominal. Pengaruh berat
tekanan terhadap usus dan kandung kemih. Pertumbuhan tumor ovarium
dapat memberikan gejala karena besarnya, terdapat perubahan hormonal
atau penyulit yang terjadi. Tumor jinak ovarium diameternya kecil sering
ditemukan secara kebetulan dan tidak memberikan gejala klinik yang
berarti. Sebagian besar tanda dan gejala adalah akibat dari :
1. Gejala akibat pertumbuhan
a. Menimbulkan rasa berat di abdomen bagian bawah
b. Mengganggu miksi atau defekasi
c. Tekanan tumor dapat menimbulkan konstipasi atau edema pada
tungkai bawah
2. Gejala akibat perubahan hormonal
Ovarium merupakan sumber hormon utama wanita, sehingga bila
berhubungan dengan tumor menimbulkan gangguan menstruasi, tumor sel
granulase
3. Gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor
a. Perdarahan ke dalam kista (intra tumor)
Bila terjadi perdarahan dalam jumlah yang banyak dapat
menimbulkan nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan
cepat.
b. Robek dinding kista
Pada torsi tangkai kista ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi
kista tumpah ke dalam ruang abdomen.
c. Degenerasi ganas kista ovarium
Keganasan kista ovarium sering dijumpai :
o Kista pada usia sebelum menarche
o Kista pada usia diatas 48 tahun
d. Sindrome Meigs
Sindrom yang ditemukan oleh meigs menyebutkan terdapat fibroma
ovari, acites dan hidrothorak dengan tindakan operasi fibroma ovari
maka sindroma akan menghilang dengan sendirinya.

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau


hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi ada pula kista yang
berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian
penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin
gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang
panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau
perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius.
Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium
:

1. Perut terasa penuh, berat, kembung


2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke
punggung bawah dan paha.
5. Nyeri sanggama
6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat
hamil.

E. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang


1. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan
untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi
(ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan
gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat
dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista
cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi
material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan
melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat
ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan
percontoh untuk biopsi.
3. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
4. Foto Rongent
Berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks, selanjutnya
pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi pada
kista.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui
tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi
salpingooforektomi.
2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium
dan menghilangkan kista.
3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista
ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan
abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen
yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya
mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah
dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.
4. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang
pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan
kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik
relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan
terjadi seperti tanda tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. (
Lowdermilk.dkk, 2005 ).
G. Komplikasi
Menurut Wiknjosastro (2007), komplikasi yang dapat terjadi pada
kista ovarium diantaranya:
1. Akibat pertumbuhan kista ovarium
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan
pembesaran perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan
oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Apabila tumor
mendesak kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan miksi,
sedangkan kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut
kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut serta dapat
juga mengakibatkan edema pada tungkai.

2. Akibat komplikasi kista ovarium


a. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur
menyebabkan kista membesar, pembesaran luka dan hanya
menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi jika
perdarahan terjadi dalam jumah yang banyak akan terjadi distensi
yang cepat dari kista yang menimbukan nyeri di perut.
b. Torsio atau putaran tangkai
Torsio atau putaran tangkai terjadi pada tumor bertangkai
dengan diameter 5 cm atau lebih. Torsi meliputi ovarium, tuba
fallopi atau ligamentum rotundum pada uterus. Jika dipertahankan
torsi ini dapat berkembang menjadi infark, peritonitis dan kematian.
Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan dengan kista, karsinoma,
TOA, massa yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada
ovarium normal. Torsi ini paling sering muncul pada wanita usia
reproduksi. Gejalanya meliputi nyeri mendadak dan hebat di kuadran
abdomen bawah, mual dan muntah. Dapat terjadi demam dan
leukositosis. Laparoskopi adalah terapi pilihan, adneksa dilepaskan
(detorsi), viabilitasnya dikaji, adneksa gangren dibuang, setiap kista
dibuang dan dievaluasi secara histologis.
c. Infeksi pada tumor
Jika terjadi di dekat tumor ada sumber kuman patogen.
d. Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai
akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering
pada saat bersetubuh. Jika robekan kista disertai hemoragi yang
timbul secara akut, maka perdarahan bebas berlangsung ke uterus ke
dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus
disertai tanda-tanda abdomen akut.

e. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan
mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinan perubahan
keganasannya. Adanya asites dalam hal ini mencurigakan. Massa
kista ovarium berkembang setelah masa menopause sehingga besar
kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah
yang menyebabkan pemeriksaan pelvik menjadi penting.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGAKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan
alamat, serta data penanggung jawab
2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di
daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarangKeluhan yang dirasakan klien adalah
nyeri pada daerah abdomen bawah, ada pembengkakan pada daerah
perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
d. Riwayat perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya
kista ovarium.
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi
untuk tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.

5. Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan
bahkan sampai amenorhea.
6. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
a. Kepala
1) Hygiene rambut
2) Keadaan rambut
b. Mata
1) Sklera : ikterik/tidak
2) Konjungtiva : anemis/tidak
3) Mata : simetris/tidak
c. Leher
1) pembengkakan kelenjer tyroid
2) Tekanan vena jugolaris.
d. Dada
e. Pernapasan
1) Jenis pernapasan
2) Bunyi napas
3) Penarikan sela iga
f. Abdomen
1) Nyeri tekan pada abdomen.
2) Teraba massa pada abdomen.
g. Ekstremitas
1) Nyeri panggul saat beraktivitas.
2) Tidak ada kelemahan.
h. Eliminasi, urinasi
1) Adanya konstipasi
2) Susah BAK
7. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
8. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan
kepercayaannya.
9. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana
ovarium sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut
sementara pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat
maka hal ini akan mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya
keturunan.
10. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam
aktivitas, dan tidur karena merasa nyeri
11. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium
a. Pemeriksaan Hb
b. UltrasonografiUntuk mengetahui letak batas kista.

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan
pemeriksaan:
3. Ultrasonografi (USG) Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba
(transducer) digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang suara
frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan
menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran
ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan
kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista
cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi
material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
4. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium,
menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
5. Hitung darah lengkap.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Preoperasi
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang abdomen.
b. Ansietas berhubungan dengan diagnosis dan rencana pembedahan
c. Pk anemia berhubungan dengan Hb rendah
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan hipoalbumin

2. Post operasi
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka post operasi
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilitas (nyeri paska
pembedahan)
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan umum
DAFTAR PUSTAKA

Bilotta, Kimberli. 2012.Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan.


Edisi 2. Jakarta: EGC
Bobak, Lowdermilk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi keempat.
Jakarta:EGC.

Mc Closky & Bulechek. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC).


United States of America:Mosby.

Meidian, JM. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of


America:Mosby.

Nugroho, Taufan. 2010.KesehatanWanita, Gender dan


Permasalahannya.Yogyakarta:NuhaMedika

NANDA Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi Edisi


10 2015-2017. Jakarta:EGC

Winkjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu KandunganEd.2. Jakarta: Yayasan


BinaPustakaSarwomo Prawirohardjo

Yatim,Faisal.2005.PenyakitKandungan,Myom,Kista,IndungTelur,Kanker
Rahim/Leher Rahim, serta Gangguan lainnya. Jakarta: Pustaka PopulerObor

Anda mungkin juga menyukai