Disusun oleh:
PENDIDIKAN FISIKA
SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang memiliki kepribadian dasar. Kepribadian seseorang telah
terbentuk sejak nafas pertama ditiupkan di dalam kandungan. Kepribadian
seseorang memang dapat berkembang tetapi tidak akan keluar dari sifat-sifat
inti atau dasarnya. Kepribadian adalah inti pikiran dan perasaan didalam diri
seseorang yang memberitahu bagaimana ia membawa diri. Kepribadian
merupakan daftar respon berdasarkan nilai-nilai dan kepercayaan yang
dipegang kuat. Kepribadian akan mengarahkan reaksi emosional seseorang
disamping rasional terhadap setiap pengalaman hidup. Dengan kata lain,
kepribadian adalah proses aktif didalam setiap hati dan pikiran seseorang yang
menentukan bagaimana ia merasa, berpikir dan berperilaku.
Berbicara tentang kepribadian manusia, masing- masing manusia pasti
punya tipe- tipe kepribadian yang berbeda-beda. Ada yang berkarakter
lembut,ramah, periang, dan ada pula yang berbanding terbalik dengan karakter
itu seperti berkarakter keras kepala, pemalu dan lain sebagainya. Melalui tipe
kepribadian manusia inilah kita dapat mengenal kepribadian orang lain.
Manusia bisa diterima atau tidaknya di lingkungannya masyrakatnya
tergantung dengan kepribadiannya. Jika kepribadiannya baik, maka orang-
orang yang hidup di sekelilingnya akan menerimanya dan menyenanginya.
Begitu juga sebaliknya, jika kepribadiannya tidak baik ia tidak disenangi atau
bahkan tidak diterima untuk hidup di lingkungan mereka. Oleh karena itu,
untuk mengukur apakah kepribadian kita baik atau tidak baik sebaiknya kita
mempelajari tentang kepribadian manusi itu sendiri.
Pada makalah ini akan ditelaah lebih mendalam tentang tipe-tipe
kepribadian manusia dan cara mengukur kepribadian manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa sajakah tipe-tipe kepribadian manusia?
2. Bagaimana cara mengukur kepribadian manusia?
C. TUJUAN
1. Mengetahui tipe-tipe kepribadian manusia.
2. Mengetahui cara mengukur kepribadian manusia.
BAB II
ISI
A. TIPE-TIPE KEPRIBADIAN
Masing-masing manusia memiliki tipe kepribadian yang berbeda-
beda. Ada yang berkarakter lembut,ramah, periang, dan ada pula yang
berbanding terbalik dengan karakter itu seperti berkarakter keras kepala,
pemalu dan lain sebagainya. Ada banyak tipe kepribadian, seperti
diungkapkan oleh parah ahli, diantaranya adalah Hiprocates dan Gelanus,
C.G. Jung, Gerart Heymans, dan Eduard Spranger. Masing masing ahli ini
memandang dan memberikan pendapat tentang tipe kepribadian dari sudut
pandang yang berbeda.
1. Tipe-Tipe Kepribadian Menurut Hiprocates dan Gelanus
Hiprocates dan Gelanus membagi tipe-tipe kepribadian menjadi
empat bagian, yaitu:
a. Sanguinis
Tipe kepribadian sanguinis ditandai dengan sifat hangat,
lincah, bersemangat, meluap-luap, dan pribadi yang menyenangkan.
Pengaruh/kejadian luar dengan gampang masuk ke pikiran dan
perasaan yang meledak-ledak. Orang sanguinis sangat ramah kepada
orang lain, sehingga dia biasanya dianggap seorang yang sangat
eksrovert.
Kekuatan:
Suka bicara
Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
Antusias dan ekspresif
Ceria dan penuh rasa ingin tahu
Hidup di masa sekarang
Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
Berhati tulus dan kekanak-kanakan
Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
Umumnya hebat di permukaan
Mudah berteman dan menyukai orang lain
Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
Menyenangkan dan dicemburui orang lain
Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang
membosankan
Menyukai hal-hal yang spontan
Kelemahan:
Kelemahan:
Kelemahan:
Kelemahan:
2. Wawancara (Interview)
Menilai kepribadian dengan wawancara (interview) berarti
mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang
dinilai. Dalam psikologi kepribadian, orang mulai mengembangkan dua
jenis wawancara, yakni:
a. Stress interview
Stress interview digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang
dapat bertahan terhadap hal-hal yang dapat mengganggu emosinya dan
juga untuk mengetahui seberapa lama seseorang dapat kembali
menyeimbangkan emosinya setelah tekanan-tekanan ditiadakan.
Interviewer ditugaskan untuk mengerjakan sesuatu yang mudah,
kemudian dilanjutkan dengan sesuatu yang lebih sukar.
b. Exhaustive Interview
Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung
sangat lama; diselenggarakn non-stop. Cara ini biasa digunakan untuk
meneliti para tersangka dibidang kriminal dan sebagai pemeriksaan
taraf ketiga.
3. Tes Proyektif
Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan
menggunakan tes proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan
dirinya melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif
pada dasarnya memberi peluang kepada testee (orang yang dites) untuk
memberikan makna atau arti atas hal yang disajikan, dapat dikatakan pula
tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah.
Jika kepada subjek diberikan tugas yang menunut penggunaan
imajinasi, kita dapat menganalisis hasil fantasinya untuk menguur cara dia
merasa dan berpikir. Jika melakukan kegiatan yang bebas, orang
cenderung menunjukkan dirinya, memantulkan (proyeksi) kepribadiannya
untuk melakukan tugas yang kreatif. Jenis yang termasuk tes proyektif
adalah:
a. Tes Rorschach
Tes yang dikembangkan oleh seorang dkter psikiatrik Swiss, Hermann
Rorschach, pada tahun 1920-an, terdiri atas sepuluh kartu yang
masing-masing menampilkan bercak tintan yang agak kompleks.
Sebagian bercak itu berwarna; sebagian lagi hitam putih. Kartu-kartu
tersebut diperlihatkan kepada mereka yang mengalami percobaan
dalam urutan yang sama. Mereka ditugaskan untuk menceritakan hal
apa yang dilihatnya tergambar dalam noda-noda tinta itu. Meskipun
noda-noda itu secara objektif sama bagi semua peserta, jawaban yang
mereka berikan berbeda satu sama lain. Ini menunjukkan bahwa
mereka yang mengalami percobaan itu memproyeksikan sesuatu dalam
noda-noda itu. Analisis dari sifat jawaban yang diberikan peserta itu
memberikan petunjuk mengenai susunan kepribadiannya.
b. Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test/TAT)
Tes apersepsi tematik atau Thematic Apperception Test (TAT),
dikembangkan di Harvard University oleh Hendry Murray pada tahun
1930-an. TAT mempergunakan suatu seri gambar-gambar. Sebagian
adalah reproduksi lukisan-lukisan, sebagian lagi kelihatan sebagai
ilustrasi buku atau majalah. Para peserta diminta mengarang sebuah
cerita mengena tiap-tiap gambar yang diperlihatkan kepadanya.
Mereka diminta membuat sebuah cerita mengenai latar belakang dari
kejadian yang menghasilkan adegan pada setiap gambar, mengenai
pikiran dan perasaan yang dialami oleh orang-orang didalam gambar
itu, dan bagaimana episode itu akan berakhir. Dalam menganalisis
respon terhadap kartu TAT, ahli psikologi melihat tema yang berulang
yang bisa mengungkapkan kebutuhan, motif, atau karakteristik cara
seseorang melakukan hubungan antarpribadinya.
4. Inventori Kepribadian
Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu
untuk melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu.
Kuesioner ini mirip wawancara terstruktur dan ia menanyakan pertanyaan
yang sama untuk setiap orang, dan jawaban biasanya diberikan dalam
bentuk yang mudah dinilai, seringkali dengan bantuan komputer. Menurut
Atkinson dan kawan-kawan, investori kepribadian mungkin dirancang
untuk menilai dimensi tunggal kepribadian (misalnya, tingkat kecemasan)
atau beberapa sifat kepribadian secara keseluruhan.
Investori kepribadian yang terkenal dan banyak digunakan untuk
menilai kepribadian seseorang diantaranya:
a. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
MMPI terdiri atas kira-kira 550 pernyataan tentag sikap, reaksi
emosional, gejala fisik dan psikologis, serta pengalaman masa lalu.
Subjek menjawab tiap pertanyaan dengan menjawab benar, salah,
atau tidak dapat mengatakan. Pada prinsipnya, jawaban mendapat
nilai menurut kesesuaiannya dengan jawaban yang diberikan oleh
orang-orang yang memiliki berbagai macam masalah psikologi. MMPI
dikembangkan guna membantu klinis dalam mendiagnosis gangguan
kepribadian. Para perancang tes tidak menentukan sifat mengukurnya,
tetapi memberikan ratusn pertanyaan tes untuk mengelompokkan
individu. Tiap kelompok diketahui berbeda dari normalnya menurut
kriteria tertentu. Kelompok kriteria terdiri atas individu yang telah
dirawat dengan diagnosis gangguan paranoid. Kelompok kontrol
terdiri atas orang yang belum pernah didiagnosis menderita masalah
psikiatrik, tetapi mirip dengn kelompok kriteria dalah hal usia, jenis
kelamin, status sosioekonomi, dan variabel penting lain.
b. Rorced-Choice Inventories
Rorced-Choice Inventories atau Inventori Pilihan-Paksa termasuk
klasifikasi tes yang volunter. Suatu tes dikatakan volunter bila subjek
dapat memilih pilihan yang lebih disukai, dan tahu bahwa semua
pilihan itu benar, tidak ada yang salah (Muhadjir,1992). Subjek, dalam
hal ini, diminta memilih pilihan yang lebih disukai, lebih sesuai, lebih
cocok dengan minatnya, sikapnya, atau pandangan hidupnya.
c. Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale)
H-W Temperament Scale dikembangkan dari teori kepribadian
Rosanoff (Muhadjir, 1992). Menurut teori ini, kepribadian memiliki
enam komponen, yang lebih banyak bertolak dari keragaman abnomal,
yaitu:
1) Schizoid Autistik, mempunyai tendensi tak konsisten, berpikirnya
lebih mengarah pada khayalan.
2) Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi tak konsisten, dengan
angan bahwa dirinya penting.
3) Cycloid Manik, emosinya tidak stabil dengan semangat berkobar.
4) Cycloid Depress, emosinya tak stabil dengan retardasi dan
pesimisme.
5) Hysteroid, ketunaan watak berbatasan dengan tendensi kriminal.
6) Epileptoid, dengan antusiasme dan aspirasi yang bergerak terus.
6. Catatan Harian
Catatan harian seseorang berisikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
sehari-hari, dapat juga dianalisis dan dijadikan bahan penelitian
kepribadian seseorang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Tipe-tipe kepribadian menurut Hiprocates dan Gelanus ada 4 tipe, yaitu:
sanguinis, koleris, melankolis, dan phlegmatic
2. Tipe-tipe kepribadian menurut C.G. Jung ada 2 tipe yaitu: ekstrovert dan
introvert
3. Tipe-tipe kepribadian menurut Gerart Haymens ada 7 tipe, yaitu:
Gapasioneerden, Cholerici, Sentimentil, Nerveuzen, Flegmaciti,
Sanguinici, dan Amorfem
4. Tipe-tipe kepribadian menurut Eduard Spranger ada 6 tipe, yaitu:
manusia politik, manusia ekonomi, manusia social, manusia seni,
manusia agama dan manusia teori.
5. Cara-cara untuk mengukur kepribadian ada beberapa macam, antara lain:
observasi direct, wawancara (interview), tes proyektif, inventori
kepribadian, biorgrafi dan autobiografi
B. SARAN
Dari penjelasan tentang kepribadian di atas tadi, setidaknya kita sudah
mengetahui sedikit tentang tipe-tipe kepribadian manusia. Kita bisa mengukur
bagaimana kepribadian diri kita dan kepribadian orang-orang yang ada di
sekitar kita. Semoga dengan sedikit pengetahuan tentang kepribadian ini kita
bisa merubah kepribadian kita yang kurang baik dan bisa mengingatkan orang
yang kepribadiannya kurang baik dalam rangka menjadi manusia yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan M. Umar. 2004. Psikologi Umum. Surabaya: PT. Bina Ilmu
Kartini Kartono. 1999. Teori Kepribadian. Bandung: Alumni
Koswaro, E. 1991. TeoriTeori Kepribadian. Bandung: PT. Erisco
Sumadi, S.1980. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers
http://syafir.com/tipe-tipekepribadian
SOAL-SOAL BAB TIPE-TIPE KEPRIBADIAN DAN CARA
MENGUKURNYA