Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam hal ini pihak Jurusan Teknik Elektro telah menyiapkan suatu program berupa mata
kuliah Kerja Praktek yang wajib diikuti setiap mahasiswa Teknik Elektro. Melalui mata
kuliah Kerja Praktek ini mahasiswa diharapkan mampu memahami ilmu elektronik secara
terarah karena pada dasarnya ilmu yang diperoleh di bangku kuliah bersifat teoritis.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Pelaksanaan Kerja Praktek ini bertujuan sebagai syarat untuk melengkapi mata kuliah Kerja
Praktek yang berjumlah 2 (dua) SKS di Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Medan,
sekaligus agar mahasiswa memahami aplikasi dari disiplin ilmu elektro yang selama ini telah
dipelajari secara teoritis dalam perkuliahan.

1.3 Manfaat Kerja Praktek

Dengan mengikuti program Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara
Cabang Lubuk Pakam , maka saya sebagai mahasiswa Kerja Praktek dan pihak Teknik
Elektro serta PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Cabang Lubuk Pakam memperoleh
masukan masukan dan manfaat sebagai berikut :

Bagi Mahasiswa Kerja Praktek :


1. Telah menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknik Elektro sebanyak 2
(dua) SKS.
2. Dapat melakukan perbandingan terhadap ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan
dengan aplikasi di lapangan.
3. Dapat mengetahui ruang lingkup dan gambaran kerja yang ada di PT. PLN (Persero)
Wilayah Sumatra Utara Cabang Lubuk Pakam
4. Mampu mengenal peralatan serta aplikasi penggunaanya di lokasi kerja.
5. Menerapkan hasil yang diperoleh untuk mengembangkan potensi diri bagi mahasiswa.

5
Bagi Pihak Institut Teknologi Medan:
1. Merupakan salah satu wujud kerjasama dalam bidang akademik antara pihak Institut
Teknologi Medan dan pihak PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Cabang
Lubuk Pakam.
2. Mempersiapkan mahasiswa dalam era globalisasi dengan kondisi penuhkompetisi
kerja.
Bagi Pihak PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Cabang Lubuk Pakam:
1. Menerima masukan dari pihak Institut Teknologi Medan dan Mahasiswa selama
berlangsungnya kerja praktek tersebut.
2. Merupakan wujud kepedulian PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Cabang
Lubuk Pakam dalam rangka meningkatan mutu pendidikan.
3. Dapat memberikan pengertian mengenai kondisi yang ada pada PT. PLN (Persero)
Wilayah Sumatra Utara Cabang Lubuk Pakam saat ini.

1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek

Sesuai dengan bidang ilmu yang penulis tekuni maka penulis melakukan kerja praktek pada
PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Cabang Lubuk Pakam selama 1 (satu) bulan,
terhitung dari tanggal 28 Februari 2012 hingga 30 Maret 2012.
Selama mengikuti Kerja Praktek elektris di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara
Cabang Lubuk Pakam, penulis ditempatkan pada seksi - seksi sebagai berikut :
Seksi Pemeliharaan
Seksi Operasi Distribusi
Seksi Peneraan
Seksi Alat Pengukur dan Pembatas
Sesuai dengan jadwal ini, maka ruang lingkup penulisan laporan hanya meliputi kegiatan
selama penulis melakukan kerja praktek di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
Cabang Lubuk Pakam.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan laporan ini penulis melakukan observasi lapangan dan wawancara langsung
dengan karyawan PLN.
Sehingga dapat ditentukan metode yang digunakan untuk penulisan dan penyusunan laporan
ini, yaitu :

Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan.

Diskusi dan wawancara

Penulis melakukan diskusi dan wawancara dengan karyawan PLN tentang sesuatu
yang berhubungan dengan objek yang ditinjau.

Studi Literatur

Penulis melengkapi data dan keterangan yang diperoleh dari observasi dan wawancara
dengan referensi yang ada, yaitu buku pegangan dan panduan PLN.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini disusun sebagai berikut :


BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, tujuan kerja praktek, manfaat kerja praktek, ruang lingkup
kerja praktek, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
BAB II : SEJARAH SINGKAT PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Cabang Lubuk
Pakam.

Berisi sejarah singkat berdirinya PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara
Cabang Lubuk Pakam dan struktur organisasinya serta tugas dan kewajiban dari
masing masing struktur organisasi.
BAB III: SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI

Berisi tentang kelistrikan di kabupaten Deli Serdang, bagaimana pengiriman daya


listrik mulai dari pusat pembangkit sampai ke konsumen konsumen, jaringan
tegangan menengah dan tegangan rendah serta peralatan peralatan yang
mendukung jaringan tersebut.

5
BAB IV: SISTEM PENGAMAN PADA JARINGAN SUTM 20 KV 3 FASA

Berisi tentang peralatan sistem pengaman yang terdiri dari Pemutus Tenaga, Relay
Arus Lebih (OCR), Pemutus Balik Otomatis (Sectionaliser), Pelebur (Fuse cut
Out), Load Break Switch (LBS)
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dan saran yang mungkin berguna bagi penulis dan PLN.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
BAB II

SINGLE DIAGRAM PENYULANG WILAYAH PENYALURAN PT PLN


(PERSERO) CABANG LUBUK PAKAM

PT PLN (PERSERO)
GAMBAR SATU GARIS PENYULANG PU 1 (GAJAH)
WILAYAH SU
CABANG L. PAKAM PENYULANG 20 KV RANTING PERBAUNGAN

GI PERBAUNGAN
PU 1 (GAJAH)

DS NC

DS. JAMBUR PULO NO


SEKSI I PC.1
DS. SUKA JADI
LM.01 NC
JL. AKASIA

SEKSI II
NO
PC.3
L.06 / PU.1 - PC.3
KANTOR CAMAT

L.02 NC
KOTA GALUH

SEKSI VIII NC NC NC

RAMBUNG SIALANG L.09 R.08 LM.07


ESTATE
DS.SUKA SARI DS.KUINI JL. KARYA SEKSI III

SEKSI VII SEKSI VI

R.03 NC
DESA TUALANG

NO P.SINONAM
SEKSI IV PC 1
SP.FORTUNA

NO
DESA. NAGA LAWAN
PC 1
LM.05 / PU.4 - PU.1
DESA.SUKA BERAS
L.04
NC
DESA SEI SIJENGGI

SEKSI V KWB

NO
L.05 / PU.1 RA.2
SEI BULUH

RA. 2

GAMBAR 1 GARIS PENYULANG 20 KV


PENYULANG PU 1 (GAJAH) GI PERBAUNGAN
SKALA NTS PARAF TANGGAL
DIGAMBAR SARI TUA MATAGOR
DIPERIKSA SPV. OPDIST
DIKETAHUI ASMAN DIST
DISETUJUI MANAJER

5
PT PLN (PERSERO)
GAMBAR SATU GARIS PENYULANG ST 4 (KIJANG)
WILAYAH SU
CABANG L. PAKAM PENYULANG 20 KV RANTING TANJUNG MORAWA

GI SEI ROTAN
ST 4 (KIJANG)

KABEL KAS
BATANG KUIS

ST 1

MR 7 MR 1

GH TANJUNG MORAWA

GAMBAR SATU GARIS PENYULANG 20 KV


PENYULANG ST 4 (KIJANG) GI SEI ROTAN
SKALA NTS PARAF TANGGAL
DIGAMBAR SARI TUA MATAGOR
DIPERIKSA SPV. OPDIST
DIKETAHUI ASMAN DIST
DISETUJUI MANAJER
PENYULANG SR 5 (KUDA)
PT PLN (PERSERO)
GAMBAR SATU GARIS RANTING M.DENAI & T.MORAWA
WILAYAH SU
CABANG L. PAKAM PENYULANG 20 KV DENGAN
EXCESS POWER PT. EVERGREEN

GI SEI ROTAN
SR 5 (KUDA)

DS NC

SN 1 (MARMUT)

DS.05
NC
DEPAN MASJID

JL. PTP - B. KUIS


SEKSI I

NO JL.T. MORAWA - BT. KUIS NC NO


MR 3 ( TERI )
LM.01 / MR.3 SR.5 KWB L.03 / SR.5 SN.1
LM.01 SANAWIAH
DS. SENA

L.06 NC
SEKSI II

LM.02 NC
DALU X

DS. SERDANG

SEI BELUMAI DS. KUNYIT

SEKSI III
DALU X

NO
TM 4 ( ULAT )

LM.02 / TM.4 SR.5


SEI BELUMAI DS - NC

PMT

TRAFO STEP UP

GAMBAR SATU GARIS PENYULANG 20 KV


PMT
PENYULANG SR 5 (KUDA) GI SEI ROTAN PARALEL
KE EXCESS POWER PT. EVERGREEN
SKALA NTS PARAF TANGGAL
EXCESS POWER
G

DIGAMBAR SIMSON P SIHOTANG


PT. EVER GREEN DIPERIKSA SPV. OPDIST
DIKETAHUI ASMAN DIST
DISETUJUI MANAJER

5
PT PLN (PERSERO) PENYULANG
GAMBAR 1 GARIS
WILAYAH SU TM 1 TOKEK
CABANG L. PAKAM PENYULANG 20 KV RANTING : TANJUNG MORAWA

GI TAMORA
TM 1 TOKEK

DS NC

TM.3 (WALANG)

Jl. PELITA IV
KIM STAR
SEKSI I

L.03
NO

NC YASKAWA
SEKSI II
Jl. PKT Jl. KARYA DARMA
LM.01
SP. PKT

LM.02 NC
YASKAWA
Jl. PKT KEBUN SAYUR

SEKSI III

LM.04/TM.5-TM.1 KASMIRIN
NO
SIECOM

TM 5 (RAYAP )

GAMBAR 1 GARIS PENYULANG 20 KV UNTUK LAMPIRAN


SOP PENYULANG TM 1 TOKEK GI TAMORA
SKALA NTS PARAF TANGGAL
DIGAMBAR SARITUA MATAGOR
DIPERIKSA SPV. OPDIST
DIKETAHUI ASMAN DIST
DISETUJUI MANAJER
PT PLN (PERSERO)
GAMBAR SATU GARIS PENYULANG TM 1 (TOKEK)
WILAYAH SU
CABANG L. PAKAM PENYULANG 20 KV RANTING TANJUNG MORAWA

GI TAMORA
TM 1 (TOKEK)

DS NC

SEKSI I PT. KEDAUNG

PT. KEDAUNG
TM.3 (WALANG)

Jl. PELITA IV
KIM STAR
PABRIK KABEL

PT. INDO FOOD L.03


NO

NC YASKAWA
SEKSI II
Jl. PKT Jl. KARYA DARMA
LM.01
SP. PKT

LM.02/TM.1-TM.5 NO

YASKAWA
Jl. PKT KEBUN SAYUR

TM 5 (RAYAP )

GAMBAR SATU GARIS PENYULANG 20 KV


PENYULANG TM 1 (TOKEK) GI TAMORA
SKALA NTS PARAF TANGGAL
DIGAMBAR SARITUA MATAGOR
DIPERIKSA SPV. OPDIST
DIKETAHUI ASMAN DIST
DISETUJUI MANAJER

5
PT. PLN (PERSERO)
GAMBAR SATU GARIS PENYULANG RN 1 (KIKIR)
WILAYAH SU
CABANG L. PAKAM PENYULANG 20 KV RANTING SEI RAMPAH

GI TEBING TINGGI
RN 1 (KIKIR)

DS NC

LM.01 NC

KOTA BARU PINTU AIR


NC
PAYA LOMBANG SEKSI VI

MARTEBING
SEI BAMBAN
PAYA MABAR R.07
SEKSI V
SUKA TANI
NC NC
SEI BAMBAN MALASORI

NO
R.08 L.09
SEI PRIOK

SEKSI I
SP.SEI BAMBAN

BAKARAN BATU
SEI MULYO

LM.02
PERINGGAN NC SEKSI VII
KP.PON
NC
BETUNG
SEKSI II
L.10
L.03 HAPOLTAHAN
NC
GALAON
S. RAMPAH

SEKSI III PENGGALANGAN.1

PENGGALANGAN.2

KAMPUNG PALA

LM.04
NC
DPN.PEKONG
S.RAMPAH

NO
Jl. BEGADAI
SP. BEGADAI
L.05 / RN.1-RA.1

PEMATANG GANJANG
SEI PARET

SEKSI IV

RA 1 GAMBAR SATU GARIS PENYULANG 20 KV


PENYULANG RN 1 (KIKIR) GI TEBING TINGGI
SKALA NTS PARAF TANGGAL
DIGAMBAR SARI TUA MATAGOR
DIPERIKSA SPV. OPDIST
DIKETAHUI ASMAN DIST
DISETUJUI MANAJER
PT PLN (PERSERO)
GAMBAR SATU GARIS PENYULANG TN 6 (GULAMA)
WILAYAH SU
CABANG L. PAKAM PENYULANG 20 KV RANTING DELI TUA

GI TITI KUNING
TN 6 (GULAMA)

SUKA TABAH

JL. TRITURA TT. 3


CAB. MEDAN

JL. STM UJUNG


RYN. MEDAN SELATAN

KWB

SEKSI I NO
L.04

GG. PANCA

LM.01 NC
GUDANG
ASPAL
JL. MARENDAL

SEKSI II

NO
JL. STASIUN KUBURAN CINA
TN 5 (BELANAK)
LM.03 / TN 6 TN.5
LM.02 NC
LAP. BOLA PSR. III

NO SEKSI III
TN 5 (BELANAK)
Gg. BAKTI JL. MARENDAL

PERUMAHAN PAKA

GAMBAR SATU GARIS PENYULANG 20 KV


PENYULANG TN 6 (GULAMA) GI TITI KUNING
SKALA NTS PARAF TANGGAL
DIGAMBAR ANDANG
DIPERIKSA SPV. OPDIST
DIKETAHUI ASMAN DIST
DISETUJUI MANAJER

5
BAB III

SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PT PLN (PERSERO) WILAYAH


SUMATERA UTARA CABANG LUBUK PAKAM

Sistem Jaringan Distribusi

Sistem jaringan distribusi bila ditinjau dari tegangannya dapat dikelompokkan menjadi dua
macam tegangan, yaitu:
Tegangan menengah
Tegangan rendah
Untuk tegangan menengah 12/20 KV dan untuk tegangan rendah 127/220 V. Sistem
distribusi tegangan menengah di PT. PLN mempunyai sistem radial dengan udara pada
umumnya.
Penggunaan sistem kabel bawah tanah (underground cable) biasanya dijumpai pada
bangunan-bangunan yang lokasinya ramai dam membahayakan apabila mempergunakan
hantaran udara (overhead lines), tapi gardu distribusi yang terbuat dari beton dan metal clad,
kabel tanah dipakai untuk saluran dari rak pembagi tegangan rendah ke tiang pertama.
Penggunaan hantaran udara (overhead lines) sangat cocok dan sesuai untuk gardu tiang,
karena pemasangan gardu tiang tidak memerlukan tempat yang luas.
Beberapa keuntungan dan kerugian sistem hantaran udara :
Keuntungan :
Pemasangan lebih mudah dibandingkan dengan sistem hantaran kabel bawah tanah.
Pemeliharaan jaringan lebih mudah dibandingkan dengan sistem kabel bawah tanah.
Biaya pemasangan jauh lebih murah.
Lokasi gangguan langsung dapat dideteksi.
Mudah untuk perluasan jaringan.
Kerugian
Mudah mendapat gangguan
Pencurian melalui jaringan mudah dilakukan.
Beberapa keuntungan dan kerugian hantaran bawah tanah:
Keuntungan :
Tidak mudah mengalami gangguan.
Faktor keindahan lingkungan tidak terganggu.
Tidak mudah dipengaruhi keadaan cuaca, seperti : cuaca buruk, taufan, hujan angin,
bahaya petir dan sebagainya.
Faktor terhadap keselamatan jiwa terjamin.
Kerugian :
Biaya pembuatan mahal.
Gangguan biasanya bersifat permanent.
Pencarian lokasi gangguan jauh lebih sulit dibandingkan menggunakan sistem
hantaran udara.
Jaringan Tegangan Menengah
Jaringan tegangan menengah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit
atau gardu induk ke gardu distribusi. Jaringan ini dikenal dengan feeder atau penyulang.
Tegangan menengah yang digunakan PT. PLN adalah 12 kv dan 20 kv antar fasa (VL-L).
Kontruksi Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Konstruksi JTM terdiri dari :
a. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
SUTM merupakan jaringan kawat tidak berisolasi dan berisolasi. Bagian utamanya
adalah tiang (beton, besi), Cross arm dan konduktor. Konduktor yang digunakan
adalah aluminium (AAAC), berukuran 240 mm2, 150 mm2, 70 mm2 dan 35 mm2.
b. Saluran Kabel Tegangan Menegah (SKTM)
Kabel yang digunakan adalah berisolasi XLPE. Kabel ini ditanam langsung di tanah
pada kedalaman tertentu dan diberi pelindung terhadap pengaruh mekanis dari luar.
Kabel tanah ini memiliki isolasi sedemikian rupa sehingga mampu menahan
tegangan tembus yang ditimbulkan. Dibandingkan dengan kawat pada SUTM maka
kabel tanah banyak memiliki keuntungan diantaranya :
Tidak mudah mengalami gangguan baik oleh cuaca dan binatang.
Tidak merusak estetika (keindahan) kota.
Pemeliharaannya hampir tidak ada.
Peralatan Kontruksi Untuk SKTM

5
Kabel
Jenis kabel tegangan menengah adalah :
a. Poly Vinil Chlorida (PVC)
Digunakan untuk tegangan rendah dan tegangan menengah sampai 12 KV.

Gambar kabel PVC


b. Poly Ethylene (PE)
Digunakan untuk tegangan diatas 10 KV.

Gambar kabel PE
Contoh : CPT dan VIC
c. X Cross Linked Poly Ethylene (XLPE)
Contoh : CVC5ZV
Jointing
Termination
Sepatu kabel (Schoen cable)
Instalasi Pembumian

Gambar kabel NA2XSEFGbY


Peralatan Konstruksi Untuk SUTM
a. Tiang Listrik
Tiang listrik untuk SUTM biasanya terdiri dari tiang tunggal, kecuali untuk gardu
tiang memakai tiang ganda. Pemasangan tiang biasanya dipasang di tepi jalan baik
jalan raya maupun gang. Pemasangan tiang dapat dikurangi dengan pemakaian
sistem saluran bawah tanah pada sistem distribusi. Tiang listrik biasanya berupa pipa
makin ke atas makin kecil diameternya, jadi tiang bawah mempunyai diameter
besar. Tiang besi berangsur-angsur diganti dengan tiang beton.
Perencanaan material dan ukuran tiang listrik ditentukan oleh faktor-faktor mekanis
seperti momen, kecepatan angin, kekuatan tanah, besar beban penghantar, kekuatan
tiang dan sebagainya. Jenis tiang listrik menurut kegunaanya :
Tiang awal / akhir
Tiang penyangga
Tiang sudut
Tiang Peregang / tiang tarik
Tiang Topang
b. Cross Arm (Lengan Tiang)

5
Cross Arm dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan yang perlu dipasang
diatas tiang. Material Cross Arm terbuat dari besi. Cross Arm dipasang pada tiang.
Pemasangan dapat dengan memasang klem-klem, disekrup dengan baut dan mur
secara langsung. Pada Cross Arm dipasang baut-baut penyangga isolator dan
peralatan lainnya, biasanya Cross Arm ini dibor terlebih dahulu untuk membuat
lubang-lubang baut

c. Isolator

Isolator adalah alat untuk mengisolasi penghantar dari tiang listrik atau Cross Arm.
Jenis-jenis isolator yang digunakan biasanya dipakai untuk SUTM adalah isolator
tumpu. Isolator tarik biasanya dipasang di tiang tarik atau akhir dan isolator tumpu
biasanya dipasang pada tiang penyangga.

Gambar isolator gantung

3.3.2. Jenis Gardu Yang Digunakan Untuk Tegangan Menegah


Gardu Hubung (GH)
Gardu hubung ini berfungsi sebagai penyalur daya dari gardu induk ke gardu
distribusi tanpa penurunan tegangan. Untuk membagi feeder menjadi beberapa
jurusan dan bias juga untuk pertemuan beberapa feeder dimana dapat digunakan
manuver jaringan apabila diperlukan.
Diwilayah Sumatera Utara cabang Lubuk Pakam membawahi beberapa Gardu
Hubung Antara lain :

Gardu Distribusi (GD)


Gardu Distribusi pada dasarnya adalah transformator atau trafo yang berfungsi
sebagai pengubah tegangan. Trafo ini dapat berupa trafo satu fasa atau tiga fasa
dengan kapasitas antara 400 5000 KVA. Selain trafo terdapat juga peralatan
penunjang lainnya., yaitu arrester, fuse (pelebur) serta panel tegangan rendah.
Ada tiga jenis Gardu Distribusi, yaitu :
a. Gardu Tiang
Sesuai namanya, gardu tiang merupakan gardu distribusi yang dipasang di tiang
pada jaringan distribusi. Gardu tiang ini ada dua macam, yaitu :
Gardu Cantol yang dicantolkan pada tiang
Gardu yang menggunakan Platform
Trafo pada Gardu Cantol dapat berupa trafo satu fasa atau 1 buah trafo 3 fasa.
Pada gardu distribusi yang menggunakan trafo satu fasa, gardu jenis ini telah
dilengkapi pengaman yang berupa pelebur (fuse) TM dan pemutus (circuit
Breaker) TR. Gardu Tiang sangat cocok digunakan untuk beban-beban daerah
yang sangat padat seperti perumahan-perumahan, pertokoan, dan lain-lain.
Kapasitas Gardu Tiang lebih kecil dibandingkan dengan Gardu Beton maupun
Gardu Metal Clad. Kapasitas Gardu Tiang biasanya dibatasi sampai 250 kVA.
Pembangunan Gardu Tiang lebih cepat, mudah dan biayanya lebih murah
dibandingkan Gardu Beton dan Gardu Metal Clad.
b. Gardu Beton
Gardu Distribusi jenis beton merupakan peralatan Gardu Distribusi yang dipasang
dalam bangunan dari beton. Gardu beton memiliki kapasitas lebih besar
dari Gardu Tiang dan gardu Metal Clad dan dapat juga dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan. Kerugian Gardu Beton ini adalah memerlukan tempat yang
luas dan biaya lebih mahal serta pembangunannya yang lebih mahal. Gardu ini
pada umumnya digunakan untuk daya yang besar, sehingga pada Gardu Beton ini

5
dapat diletakkan beberapa trafo. Keuntungannya adalah peralatan yang ada
didalamnya terlindungi dari cuaca dan pengamanannya lebih mudah.
c. Gardu Metal Clad (MC)

Gardu Metal Clad (MC) sebagian besar kontruksinya terbuat dari plat besi dengan
bentuk menyerupai kios. Pembuatan gardu MC lebih cepat dibandingkan gardu
Beton dan peralatannya merupakan satuan set lengkap.

Peralatan Yang Digunakan Pada Gardu Distribusi


Transformator Distribusi
Transformator Distribusi merupakan trafo yang berfungsi menurunkan tegangan
menengah menjadi tegangan rendah. Disesuaikan dengan situasi dan kondisi beban
daerah setempat.

Gambar Transformator Distribusi


Saklar Pemisah (PMS)
Pada umumnya pemisah tidak dapat memutuskan arus, tidak dapat memutuskan arus
yang kecil, misalnya arus pembangkitan trafo atau arus pemuat riil, tetapi pembukaan dan
penutupannya harus dilakukan setelah pemutus tenaga lebih dulu dibuka.
Untuk menjamin bahwa kesalahan urutan operasi tidak terjadi, maka harus ada
keadaan saling mengunci (interlock), antara pemisah dan pemutus beban. Seperti pemisah
yang terdapat di GI dalam rangkaian kontrolnya terdapat rangkaian interlock yang akan
mencegah bekerjanya saklar pemisah apabila pemutus tenaganya masih tertutup. Jika
dikerjakan dengan tangan (manual), maka untuk mencegah kesalahan kerja, dipakai
lampu sebagai tanda boleh kerja di dekat kontak operasi kontrol dari ruangn kontrol.
Cara lain adalah dengan menggunakan kunci untuk masing-masing kontak kontrol atau
kunci rangkap (doublet). Dalam pemakaiannya PMS ini berfungsi untuk memisahkan
perlengkapan sistem dan perlengkapan sistem rel-rel yang bertegangan sewaktu ada
perbaikan.
Contoh pemisah adalah load break switch (LBS), dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Dapat digunakan sebagai pemisah ataupun pemutus tenaga dengan beban nominal.
2. Tidak dapat memutuskan jaringan dengan sendirinya pada waktu ada gangguan listrik.

3. Dibuka dan ditutup hanya untuk memanipulasi beban.

Pemutus Beban (Cut Out)


Cut Out berfungsi sebagai pengaman lebur, jika ganguan arus lebih yang melebihi
kapasitas hantaran Cut Out, maka hantaran tersebut akan melebur dan beban trafo
distribusi akan terlepas dari sistem yang bertegangan dari saluran pengirim daya.
Berbeda halnya dengan pemutus tenaga yang terdapat pada GI terdapat banyak
macam pemutus beban yang dikenal, antara lain :
1. Pemutus beban minyak volume kecil, adalah jenis pemutus tenaga minyak yang kontak-
kontak pemutusnya ada di dalam tabung isolator porselin.
2. Pemutus beban udara dan pemutus beban semburan udara, adalah sejenis pemutus
ketika busur api terjadi dipadamkan dengan menghembuskan udara kepadanya dan
mendorongnya ke ruang pemadam busur. Berbeda dengan pemutus minyak, pemutus
semburan udara ( air blast ) tidak membutuhkan penggantian minyak yang biasanya
cukup merepotkan.
3. Pemutus gas SF6, adalah sejenis pemutus yang menggunakan gas SF6 (sulfur
Hexafluoride) sebagai bahan pemadam busur api yang mengguna-kan udara tekan.
Pemutus ini memiliki keuntungan tidak terpengaruh oleh keadaan cuaca, tidak
membahayakan manusia, hampir tidak memerlukan pemeliharaan dan mudah

5
dipasang. Dalam Perkembangan teknologinya memberikan harapan yang
menggembirakan dalam pemutusan tegangan tinggi.

Lightning Arrester (LA)

Lightning Arrester merupakan alat untuk melindungi isolasi atau peralatan listrik
terhadap tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir yang dari suatu
penyambungan atau pemutusan rangkaian tanpa gangguan sistem.
Bila terjadi tegangan lebih akibat petir pada jaringan, maka arrester be-kerja dengan
menggalirkan arus surja ke tanah, kemudian setelah itu tegangan normal kembali.
Pada tegangan operasai normal, arrester harus mempunyai impedansi sangat tinggi.
Bila mendapat tegangan transien abnormal di atas harga tegangan tembusnya, maka harus
menembus dengan cepat. Arus pelepasan selama waktu tembus tidak boleh melebihi arus
pelepasan nominal supaya tidak merusak Arrester. Arus dengan frekuensi normal harus
diputuskan dengan segera apabila tegangan transien telah turun di bawah tegangan
tembusnya.
3.3.4 Jaringan Tegangan Rendah
Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu
Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN (
persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V.
Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah (JTR) Konstruksi JTR terbagi atas :
a. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
SUTR merupakan jaringan kawat yang berisolasi maupun tidak berisolasi. Bagian
utama dari SUTR kawat tak berisolasi adalah tiang listrik (besi, beton), Cross Arm,
Isolator dan penghantar Aluminium / Tembaga (Cu)
b. Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR)
Kabel yang digunakan adalah jenis XLPE yang lebih dikenal dengan namaLVTC
( Low Voltage Twisted Cable). Jenis kabel ini direntangkan di antara tiang
penyangga. Bagian utama adalah tiang, kabel dan suspension Clamp Bracket, yang
berfungsi untuk menahan kabel pada tiang. Kabel jenis ini sekarang banyak
digunakan dalam pemasangan JTR baru karena dianggap kontruksi jenis ini lebih
handal.
3.3.5 Konfigurasi Jaringan
Keandalan pemasokan daya merupakan tuntutan mutlak pelanggan untuk itu diantisipasi
dengan penyusunan pola jaringan distribusi yang sesuai dengan tingkat keandalan yang
diinginkan. Tidak semua pelanggan harus dilayani dengan sistem yang mahal, tetapi pelanggan
penting ( Industri Usaha, Rumah Sakit dan Lain-lain ) harus mendapat tingkat keandalan yang
tinggi.
Jenis Konfigurasi Jaringan di Palembang
Konfigurasi jaringan yang ada pada sistem Palembang , yaitu :
a. Radial Murni
Konfigurasi jenis ini adalah konfigurasi jaringan yang paling sederhana dan paling
murah pembangunannya. Konfigurasi jaringan jenis ini terutama untuk melayani
konsumen yang terletak di ujung jaringan listrik. Pada jaringan radialcabang dari feeder
lateral disebut feeder sublateral. Arus yang paling besar mengalir pada jaringan adalah
yang paling dekat dengan Gardu Hubung, yang akan semakin berkurang dengan semakin
jauh jaraknya, sehingga memungkinkan untuk memperkecil luas penampang dari
penghantar. Konfigurasi Jaringan Radial ini keandalanya sangat kurang di mana bila
terjadi gangguan pada feeder lateral maka konsumen yang berada di belakang titik
gangguan tidak dapat menerima energi listrik.
b. Ring Terbuka (Open Ring)
Struktur ini merupakan gabungan dari dua buah struktur jaringan radial, di mana
pada kedua jaringan dipasang sebuah pemutus (PMT) atau pemisah (PMS).Pada saat
terjadi gangguan dan gangguan tersebut dapat diisolir, maka PMT/PMS ditutup sehingga
aliran daya listrik ke bagian yang tidak terkena gangguan tidak berhenti.
Dalam kondisi normal struktur jaringan ring ini merupakan dua struktur radial.Pada
umumnya penghantar dari struktur ini mempunyai ukuran yang sama. Ukuran konduktor
ini dipilah sehingga dapat menyalurkan seluruh daya listrik beban struktur ring yang
merupakan jumlah daya listrik beban dari kedua struktur radial.Struktur jaringan ini
mempunyai keandalan yang cukup, sedangkan biaya pembangunan lebih
mahal dibandingkan dengan biaya pembangunan struktur jaringan radial.
c. Spindel

5
Spindel adalah suatu pola jaringan khusus yang ditandai dengan ciri adanya
sejumlah kabel keluar dari suatu Gardu Induk / Gardu Hubung yang disebut Out Going
Cable menuju kearah suatu titik temu yang disebut Gardu refleksi. Kumpulan kabel (
dalam satu Spindel ) tersebut dimaksudkan untuk menyalurkan energi listrik ke suatu
daerah pelayanan meliputi luas daerah antara 10 hingga 25 km . Satuspindle terdiri dari
maksimum 6 (enam) buah kabel. Kabel kerja sepanjang kabel ini tersambung dengan
Gardu Distribusi dan satu kabel cadangan (exspress feeder) sama sekali tidak
tersambung dengan Gardu Distribusi.
Kabel kerja disebut Working Cable atau Feeder, sedangkan kabel cadangan disebut
Express feeder. Kabel cadangan ini digunakan untuk menormalkan kembali penyaluran
energi listrik ke seluruh bagian feeder yang mengalami ganggguan setelah bagian yang
terganggu diketahui dan dipisahkan (diisolasikan) terhadap jaringan opeasi. Kabel
cadangan ini harus selalu diberi tegangan sehingga jika terjadi gangguan dapat segera
dioperasikan bila sewaktu-waktu terjadi gangguan. Seandainya kabel cadangan ini tidak
diberi tegangan sebelum pada saat diperlukan sebagai penyalur energi darurat, maka
kerusakan sewaktu-waktu pada kabel tersebut baru akan diketahui pada saat pemutusan
tenaga kabel tersebut di Gardu Induk.
Syarat utama untuk menjamin bekerjanya sistem darurat (emergency system)
sebagaimana seharusnya adalah dengan membiarkan instalasi cadangan tetap pada posisi
ON terus-menerus. Mengingat perkembangan dasar Spindel adalah Loop terpisah,
tanpa kabel cadangan tetapi kedua kabel tersebut masing-masing kemampuan minimal
penyalurannya sehingga satu sama lain mampu sebagai cadangan apabila diperlukan.
Apabila beban dari salah satu kabel bertambah besar melampaui harga 50% dari
kemampuannya, maka sebuah kabel baru harus ditarik. Keadaan ini adalah langkah
kedua dari Spindel. Kabel baru yang ditarik merupakan kabel cadangan terhadap kabel
kerja lainnya.
Rencana Pengembangan Sistem Palembang
Untuk mengembangkan sistem yang ada di wilayah kerja PT. PLN (persero) cabang
Lubuk Pakam akan dilakukan serangkaian perencanaan, antara lain :
1. pembangunan Beberapa Gardu Induk
2. . pembangunan Beberapa Gardu Hubung
3. Penambahan jalur penyulang.
4. Perbaikan tegangan drop.
Rencana Kerja Bagian Distribusi
Rencana kerja bagian Distribusi adalah :
o Penurunan susut distribusi baik teknis maupun non teknis.
o Penurunan jumlah gangguan pada penyulang-penyulang.
o Pelaksanaan efisiensi program.
o Perbaikan konstruksi penyulang.

o Pemeliharaan jaringan tegangan menengah dan rendah.

Tingkat Jaminan Pada Sistem Distribusi


Sesuai dengan tingkat pertumbuhan kelistrikan di Indonesia, maka PLN tidak saja berusaha
memenuhi permintaan listrik yang meningkat, sesuai dengan tuntutan konsumen, tetapi PLN
perlu juga memperhatikan mutu keandalan pelayanan yang terdiri dari:
a. Frekuensi
Frekuensi diharapkan sekonstan mungkin 50 Hz. Frekuensi akan berubah bila terjadi
perubahan keseimbangan antara energi yang disuplai fasilitas pembangkit dan energi
yang digunakan beban.
b. Tegangan
Diharapkan tegangan sekonstan mungkin pada tegangan nominal (misalkan pada
tegangan rendah tegangan nominal sekarang ialah 220 V fasa tunggal dan 380 V fasa
tiga). Variasi tegangan disebabkan sebagai akibat susut tegangan, sebagai akibat
bertambahnya beban pada sistem dan beroperasinya pengatur tegangan otomatis yang
menggunakan kompensasi jaringan.
c. Kelip (Flicker)
Kelip ialah susut tegangan sekejap antara 2 % - 30 % dengan frekuensi 1 setiap
tahun sampai 20 Hz. Susut tegangan ini diakibatkan oleh pengasutan langsung motor
listrik, beroperasinya motor listrik dengan beban yang tidak konstan, beroperasinya tanur
busur dan lain sebagainya.
d. Ketidakseimbangan Tegangan Kandungan Harmonik

5
Ketidakseimbangan diukur pada sistem 3 fasa saja dan pengukuran ialah tegangan
antar fasa. Tegangan yang tidak seimbang antara lain akan menyebabkan motor-motor
induksi menjadi panas.
e. Kandungan Harmonik
Tegangan suplai dari PLN manapun pembangkit sendiri tidak mungkin berbentuk
sinusoidal murni dengan frekuensi 50 Hz. Harmonik antara lain dapat mengurangi
efisiensi baik peralatan pensuplai maupun peralatan pemakai.Harmonik dapat berbentuk
kontinue maupun tegangan yang sporadic yang dapat mengganggu beroperasinya
komputer.
f. Hilang Tegangan Sekejap
Hilang tegangan sekejap adalah susut tegangan dari 30% - 100% (hilang tegangan)
yang disebabkan oleh karena peristiwa hubung singkat atau beroperasinya penutup balik.
Untuk hubung singkat pada SUTT dimana digunakan rele jarak sebagai pelindung, lama
hilang tegangan sekejap bias antara 80 ms 480 ms. Untuk hubung singkat SUTM,
dimana digunakan rele arus lebih biasa sebagai pelindung, hilang tegangan sekejap bias
sampai 2 detik.
g. Pemadaman
Berhentinya suplai listrik disebut . Untuk mengukur parah tidaknya suatu
pemadaman digunakan 2 indeks, yaitu :
Indeks frekuensi pemadaman rata-rata adalah jumlah banyaknya pemadaman yang
dialami konsumen dalam 1 tahun dibagi dengan jumlah konsumen yang dilayani.
Satuan kali tiap tahun atau pemadaman tiap tahun.
Indeks lama pemadaman rata-rata adalah jumlah lamanya pemadaman yang dialami
konsumen dalam 1 tahun dibagi dengan jumlah konsumen yang dilayani. Satuan jam
tiap tahun.
Kedua indeks pemadaman tersebut dihitung dengan tidak ikut menjumlahkan
pemadaman sejenak (momentary interruption). Yang dimaksud dengan pemadaman
sejenak ialah pemadaman yang lamanya 5 menit atau kurang.
BAB IV

SISTEM PENGAMANAN PADA JARINGAN SUTM 20 KV 3 FASA

Sistem pengamanan pada jaringan SUTM ini perlu dikoordinasikan dengan baik,
agar keamanan jaringan dapat terpelihara dengan baik sehingga jika terjadi gangguan dapat
dilakukan perbaikan dengan cepat. Adapun tujuan dari system pengamanan ini ialah
terpeliharanya distribusi pasokan tenaga listrik kepada pelanggan. Sistem yang digunakan
pada pengamanan jaringan ini adalah sebagai berikut :

4.1 Pemutus Tenaga

Pemutus Tenaga (PMT) adalah alat pemutus otomatis yang mampu memutus
/menutup rangkaian pada semua kondisi, yaitu pada kondisi normal ataupun gangguan.
Secara singkat tugas pokok pemutus tenaga adalah :

1. Keadaan normal, membuka / menutup rangkaian listrik.

2. Keadaan tidak normal, dengan bantuan relay, PMT dapat membuka

sehingga gangguan dapat dihilangkan.

4.2 Relay Arus Lebih (OCR)

Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan bekerja bila
arus yang mengalir melebihi nilai settingnya ( I set ).

a. Prinsip Kerja

Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran arus yang
melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh
melewatinya disebut dengan setting.

Relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda antara lain:

5
1. Pengamanan hubung singkat fasa

Relay mendeteksi arus fasa. Oleh karena itu, disebut pula Relay fasa. Karena pada relay
tersebut dialiri oleh arus fasa, maka settingnya (Is) harus lebih besar dari arus beban
maksimum. Ditetapkan Is = 1,2 x In (In = arus nominal peralatan terlemah).

2. Pengamanan hubung tanah

Arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan lebih kecil dari arus beban, ini
disebabkan karena salah satu atau dari kedua hal berikut:

1. Gangguan tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup tinggi.

2. Pentanahan netral sistemnya melalui impedansi/tahanan yang tinggi,

atau bahkan tidak ditanahkan.

Pada kondisi tersebut, relay pegaman hubung singkat (relay fasa) tidak dapat mendeteksi
gangguan tanah tersebut. Agar relay sensitif terhadap gangguan tersebut dan tidak salah
kerja oleh arus beban, maka relay dipasang tidak pada

kawat fasa melainkan kawat netral pada sekunder trafo arusnya. Dengan demikian relay ini
dialiri oleh arus netralnya, berdasarkan komponen simetrisnya arus netral adalah jumlah
dari arus ketiga fasanya. Arus urutan nol dirangkaian primernya baru dapat mengalir jika
terdapat jalan kembali melalui tanah (melalui kawat netral)

Macam-macam karakteristik relay arus lebih :

a. Relay waktu seketika (Instantaneous relay)

b. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)

c. Relay arus lebih waktu terbalik

d. Relay Waktu Seketika (Instantaneous relay)


Relay ini bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi nilai
settingnya, maka relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 20 ms).

c. Relay arus lebih waktu tertentu (definite time relay)

Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat
dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu kerja relay mulai pick
up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang
mengerjakan relay,

d. Relay arus lebih waktu terbalik.

Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara
terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya. Karakteristik ini
bermacam macam. Setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik
waktunya dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu Standar invers, Very invers dan Extreemly
inverse.

4.3 Pemutus Balik Otomatis (Recloser)

Pemutus balik otomatis (Automatic circuit recloser = Recloser) ini secara fisik
mempunyai kemampuan seperti pemutus beban, yang dapat bekerja secara otomatis untuk
mengamankan sistem dari arus lebih yang diakibatkan adanya gangguan hubung singkat.

5
4.4. Saklar Seksi Otomatis (sectionaliser)

Sectionaliser adalah alat perlindungan terhadap arus lebih, hanya dipasang bersama-
sama dengan PBO yang berfungsi sebagai pengaman back-upnya. Alat ini menghitung
jumlah operasi pemutusan yang dilakukan oleh perlindungan back-upnya secara otomatis
disisi hulu dan SSO ini membuka pada saat peralatan pengaman disisi hulunya sedang
dalam posisi terbuka, pada penggunaan SSO ini biasanya dikoordinasikan dengan peralatan
lain,

Dari penjelasan gambar diatas, cara kerja dari SSO ini ialah digabungkan dengan
PMT (Pemutus tegangan yang biasanya digabung dengan Relay arus lebih) ditempatkan
disisi hulu / awal saat jaringan keluar dari penyulang lalu dihubungkan dengan SSO
(Saklar Seksi Otomatis / Sectionalizer) yang dihubungkan pula dengan PBO (Pemutus
Balik Otomatis / Recloser) sebagai pengaman back-upnya. Sistem pengaman seperti ini
bekerja saat terjadi gangguan, dimana PBO melakukan pemutus balik tegangan secara
otomatis dan SSO ini menghitung berapa kali PBO ini melakukan tugasnya. Saat jumlah
operasi pemutus balik melewati batas jumlah yang ditetapkan oleh SSO ini maka secara
otomatis SSO ini akan memerintahkan PMT untuk memutuskan tegangan secara permanen
dan gangguan tersebut harus segera diperbaiki oleh petugas pemeliharaan jaringan agar
tidak sampai mengganggu pelayanan listrik kepada pelanggan.
4.5. Pelebur (fuse cut out)

Adalah suatu alat pemutus, dimana dengan meleburnya bagian dari komponen yang
telah dirancang khusus dan disesuaiakan ukurannya untuk membuka rangkaian dimana
pelebur tersebut dipasang dan memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu nilai
dalam waktu tertentu. Oleh karena pelebur ditujukan untuk menghilangkan gangguan
permanen, maka pelebur dirancang meleleh pada waktu tertentu pada nilai arus gangguan
tertentu. Dalam menentukan besarnya Ampere sikring / fuse yang dipasang pada jaringan,
dapat dihitung dengan suatu persamaan :

4.6. LBS (Load Breake Switch)

Adalah suatu alat pemutus tegangan pada jaringan dengan kondisi diberi beban. Alat
ini memungkinkan perbaikan jaringan saat terjadi gangguan ditengahtengah jalur jaringan,
sehingga tidak sampai memutuskan aliran listrik. Dalam pendistribusian tenaga listrik dari
satu jaringan ke jaringan yang lain, akan dijumpai suatu titik temu yang disebut gardu
hubung / Key Point. Hal ini memungkinkan untuk mengisi dan menerima distribusi tenaga
listrik dari satu penyulang ke penyulang lain yang mengalami gangguan. Dalam
pendistribusian tenaga listrik ini, ada yang dikenal dengan istilah :

5
1. Jaringan Spindel : Sistem pendistribusian tenaga listrik yang bisa menyalurkan dan
menerima aliran listrik dari satu penyulang ke penyulang lain yang mengalami gangguan.

2. Jaringan Radial : Sistem pendistribusian tenaga listrik yang hanya bisa menerima aliran
listrik dari penyulang lain saat penyulang utamanya mengalami gangguan.

Dari gambar diatas dapat dijabarkan penjelasannya bahwa Gardu Hubung B dapat
menerima pasokan tenaga listrik dari penyulang utamanya (Penyulang B) dan dapat pula
menyalurkan tenaga listril ke Gardu Hubung A dan Gardu Hubung C saat penyulang
utamanya mengalami gangguan. Sistem pendistribusian seperti ini disebut sistem
pendistribusian pola Spindel.

Sedangkan sistem pendistribusian pola radial adalah sistem jaringan pendistribusian


tenaga listrik yang hanya bisa menerima pasokan tenaga listrik dari penyulang utamanya
tanpa bisa menyalurkan tenaga listrik ke jaringan yang lain yang mengalami gangguan,
seperti pada Gardu Hubung A dan Gardu Hubung C pada gambar diatas.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kerja Praktek ( KP ) adalah salah satu bentuk pendidikan dengan cara memberikan
pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup ditengah tengah masyarakat
(perusahaan atau instansi pemerintah atau swasta ) diluar kampus, dan secara langsung
mengidentifikasi serta menangani masalahmasalah yang dihadapi. KP dilaksanakan oleh
perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan isi dan bobot pendidikan bagi mahasiswa dan
untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih besar pada pendidikan tinggi. Dan Kerja
praktek merupakan salah satu bukti adanya interaksi antara industri dengan lembaga
pendidikan yang merupakan jembatan bagi mahasiswa khususnya, yaitu mengenal dan
memahami bagaimana dunia industri itu sebenarnya, sebelum nanti masuk ke dunia
industri tersebut. Dari hasil praktek secara langsung dan data-data yang telah diperoleh
selama melaksanakan Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Cabang Lubuk Pakam yang
meliputi pengamatan langsung kelapangan, analisa proses kerja alat serta kegiatan lain
sebagai bagian integral dalam pelaksanaannya.

Maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian
utama yaitu, sistem pembangkitan, sistem transmisi dan system distribusi. Sistem distribusi
tenaga listrik terdiri dari Gardu Induk Distribusi, Jaringan Primer (JTM), Transformator
Distribusi, Jaringan Sekunder (JTR). Sistem pengamanan jaringan dilakukan dengan
perencanaan koordinasi Pemutus Tenaga (PMT), dengan pengindera OCR dan GRF,
Recloser dengan pengindera OCR (Over Current Relay), Sectionaliser dengan pengindera
jumlah tegangan hilang / CTO (Count To Open), FCO dengan fuse pelebur untuk pemutus
rangkaian akibat hubung singkat karena gangguan atau beban lebih, LBS (Load Breake
Switch) yaitu pemutus tegangan pada jaringan dengan kondisi diberi beban. Jaringan
SUTM adalah jaringan distribusi tenaga listrik 3 fasa 20 KV yang merupakan jaringan
pendistribusian tenaga listrik tegangan menengah yang keluar dari Gardu induk (GI) dan
masuk ke Gardu distribusi.

5
Sistem pengamanan pada jaringan SUTM ini perlu dikoordinasikan dengan baik, agar
keamanan jaringan dapat terpelihara dengan baik sehingga jika terjadi gangguan dapat
dilakukan perbaikan dengan cepat. Adapun tujuan dari system pengamanan ini ialah
terpeliharanya distribusi pasokan tenaga listrik kepada pelanggan. Sedangkan untuk
penanganan pemeliharaan gangguan dan perbaikan gangguan dilakukan dengan
menggunakan radio komunikasi sebagai alat komunikasi dengan gardu induk saat terjadi
gangguan jadi tidak diketahui secara langsung pemantauan jaringannya sehingga harus
dipantau dari GI dan APJ terkait lalu dilaporkan statusnya kepada UPJ.

5.2. Saran
Sebaiknya PT. PLN (Persero) memperbaiki kondisi manajemennya sendiri yang harus
dimonitor, ditinjau kembali dan dikembangkan yang bertujuan untuk memantapkan
peran serta PLN dalam pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia.
Ada baiknya PT. PLN menggunakan produksi dalam negeri terutama dalam peralatan
peralatan konstruksi listrik yang telah memenuhi Standar Listrik Indonesia (SLI),
Standar Industri Indonesia (SII) dan Standar Internasional Elektrotechnical (IEC).
Seharusnya PLN lebih memperhatikan tingkat kontinuitas pelayanan listrik pada
konsumennya.
Demi mempertimbangkan sisi keindahan, seharusnya PLN sudah saatnya mengganti
jaringan kabel udara dengan jaringan kabel tanah.
Untuk kemajuan PT. PLN sebaiknya teknologi yang digunakan dinamis seiring dengan
perkembangan zaman.

Anda mungkin juga menyukai