Anda di halaman 1dari 13

I.

PENGANTAR
Orangtua adalah sosok yang sangat dekat bahkan paling terdekat dengan
kehidupan anak-anaknya. Mereka menjadi orang yang sesungguhnya mengetahui
segala tingkah laku serta perkembangan anak-anak mereka. Orangtua jugalah yang
mengetahui perkembangan anak di pendidikan mereka. Sayangnya masih banyak
orangtua yang hanya mempercayakan pendidikan anak mereka lewat sekolah saja dan
tidak dilanjutkan di rumah serta tidak memiliki konsep yang jelas bagaimana
mengarahkan anak dalam hal pendidikannnya. Sekolah dijadikan sebagai tempat
dimana sang anak benar-benar harus mendapatkan pelajaran, serta seringkali
mengabaikan bakat sang anak. Disinilah letak kesalahan sebagian orangtua.

Anak sesungguhnya harus dikenal secara utuh oleh orangtua. Bagaimana bakat,
minat serta potensi yang ada di dalam diri sang anak harus diketahui oleh orangtua.
Setiap anak memiliki kecerdasan tersendiri yang apabila diarahkan dengan baik akan
meningkatkan kemampuan sang anak. Seringkali, orangtua mengabaikan bakat sang
anak dan menuntut anaknya menjadi seseorang yang belum tentu anaknya mau serta
menganggap pencapaian nilai tinggi di sekolah menjadi tolak ukur kesuksesan sang
anak di dalam pendidikannya.

Untuk mempersiapkan pendidikan anak, perlu adanya pengetahuan serta tips


dan trick yang tepat. Orangtua harus mengetahui segalanya, mulai sang anak sendiri
(bakat, gaya belajar), sekolah, serta metode pengajaran yang tepat untuk sang anak.
Orangtua harus menjadi fasilitator sang anak selain guru di sekolah untuk menyiapkan
pendidikan anaknya. Orangtua tidak boleh pasif terhadap masalah pendidikan dan
harusnya bersikap aktif dan up to date terhadap masalah pendidikan sang anak.

Orangtua selain siswa merupakan konsumen pendidikan yang penting.


Orangtua juga dikatakan konsumen pendidikan karena mempercayakan anak-anak
mereka yang merupakan bagian hidup mereka di lembaga-lembaga pendidikan
khususnya sekolah. Paradigma pendidikan sekolah dan orangtua bisa jadi berbeda yang
nantinya dapat menimbulkan konflik dan yang biasanya menjadi korban adalah anak-

1
anak dari orangtua. Oleh sebab itu, perlunya ada perencanaan pendidikan sang anak
oleh orangtua serta peran aktif orangtua dalam mengawal pendidikan sang anak.

Buku Orangtuanya Manusia karangan Bapak Munif Chatib ini membahas


masalah-masalah orangtua dalam bersikap mengenai pendidikan sang anak dan dapat
dijadikan referensi yang sangat bagus bagi para orangtua yang ingin menyukseskan
pendidikan anak-anaknya. Sebagai praktisi pendidikan, tentunya tulisan bapak Munif
Chatib ini merupakan pengalaman-pengalaman beliau serta permasalahan yang sering
terjadi di dalam dunia pendidikan terutama soal orangtua dalam mengurus pendidikan
anak-anaknya. Bukan hanya untuk orangtua, buku ini juga bagus untuk dibaca oleh
guru agar mampu mengetahui bagaimana sesungguhnya cara mendidik anak-anak dari
orangtua yang mempercayakan anak mereka, dengan melihat potensi dalam diri
masing-masing anak sehingga siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minat
masing-masing.

II. RINGKASAN ISI BUKU

a. Identitas Buku
Judul Buku : Orangtuanya Manusia
Penulis : Munif Chatib
Tahun Terbit : 2012
Kota Terbit : Jakarta
Penerbit : Penerbit Kaifa
Jumlah Halaman : 212 + xxii

b. Ringkasan Isi Buku


BAB I : Siapa Anak Kita
Pada bab pertama dari buku ini berisi tentang ajakan untuk mengembalikan
pemahaman orangtua tentang sosok anak-anak sejati. Penulis menjelaskan bahwa
sanag anak merupakan makhluk yang dilahirkan dengan bekal fitrah ilahiah sejati,

2
yang artinya setiap anak memiliki potensi kebaikan dalam diri mereka. Namun, sang
anak juga bisa menjadi seorang yang berperilaku buruk. Dalam bab ini ditawarkan
cara-cara praktis bagi orangtua ketika mendapati anaknya berperilaku buruk dan jauh
dari hakikat anak sebagai makhluk yang fitrah ilahiah-nya suci. Disini juga dikatakan
bahwa factor lingkungan ternyata lebih dominan dibandingkan dengan factor genetis
sang anak. Oleh karena itu, orangtua sebagai lingkungan terdekat sang anak berpeluang
besar mewarnai lingkungan anak-anaknya.

BAB II : Jangan Takut Menjadi Orangtua


Bab II secara jelas membahas mengenai ketakutan untuk menjadi orangtua.
Banyak orang dewasa yang belum menikah memiliki ketakutan untuk segera menikah
karena takut dan belum siap memiliki anak. Orang dewasa tersebut padahal sudah siap
secara usia, fisik, serta pemenuhan kebutuhan hidupnya. Ada juga orang dewasa yang
sudah menikah (pasangan suami istri) yang takut punya anak karena menganggap anak
sebagai beban berat dan banyak resiko yang harus dipikul sebagai orangtua. Oleh sebab
itu di bab ini diberikan cara-cara praktis yang bisa dijadikan oleh para orangtua sebagai
pedoman dalam mengurus anak. Cara-cara tersebut adalah bagaimana cara bersikap
kepada anak di usia 7 tahun pertama, 7 tahun kedua, dan 7 tahun ketiga sang anak.
Orangtua tidak perlu takut menjadi orangtua karena menjadi orangtua justru
merupakan kesempatan yang luar biasa bermakna dalam kehidupan seseorang.

BAB III : Anak Kita Adalah Bintang


Anak adalah bintang. Pengertian tersebut yang ditekankan dalam bab ini. Bab
III mengajak orangtua memandang anak-anak mereka sebagai bintang : anak adalah
juara, apa dan bagaimanapun kondisinya. Setiap anak yang dilahirkan ke dunia ini
merupakan karya masterpiece, karya agung dari Sang Maha Pencipta karena Tuhan
tidak pernah menciptakan produk-produk gagal. Orangtualah yang sebenarnya diuji
dalam hal ini, yakni apakah orangtu sanggup dan mampu menjadikan anaknya punya
daya manfaat terhadap orang lain bahkan minimal terhadap dirinya sendiri. Anak-
anak yang memiliki kelainan fisik dan mental (otak) juga dibahas dalam bab III. Pada

3
bab ini, diinformasikan mengenai profil dengan keadaan fisik dan mental yang kurang
serta bagaimana peran orangtua untuk mendukung mereka untuk menuai kesuksesan.
Seorang anak terdiri dari dua dimensi yaitu, jasmani dan rohani. Dalam ilmu psikologi
perkembangan, ada dua dimensi , yakni fisiologi dan psikologi. Fisiologi
perkembangan anak pada jasmaninya , fisik dan sesl-sel otot ,yaitu yang membentuk
kematangan, perasaan dan aktifitas. Kedua dimensi itu saling berhubungan dan saling
berkaitan.

BAB IV : Kemampuan Anak Kita Seluas Samudera


Bab IV secara mendetail menjelaskan untuk orangtua mengenal kemampuan
dari anak-anak mereka. Banyak orangtua yang terjebak sehingga hanya menilai
kemampuan sang anak dari sudut pandang yang sempit, yaitu hanya ada pada
kemampuan kognitif mereka. Padahal selain kognitif, masih ada kemampuan lain yakni
afektif dan psikomotorik yang luas dan hal itu seringkali diabaikan. Ketika orangtua
hanya mempedulikan kemampuan kognitif sang anak dikahawatirkan dapat membuat
sang anak mengalami downshifting yang dapat menghentikan proses belajar dari sang
anak. Oleh karena itu, penulis buku mengajak orangtua lewat bab IV ini untuk tidak
mengabaikan dua kemampuan lainnya dan mengajak orangtua mengenal kemampuan-
kemampuan tersebut agar tercipta konsep pengetahuan yang ideal bagi orangtua.
Orangtua harus mulai menghargai dan memberi respons positif serta memberikan
kesempatan sang anak untuk berkarya dan tidak terpaku ke paradigm kastanisasi
bidang studi yang menganggap anak pintar adalah anak yang memiliki nilai baik pada
pelajaran Matematika dan Sains, dan selebihnya merupakan anak-anak yang bodoh.

BAB V : Anak Kita Punya Harta Karun : Multiple Intelligences


Setiap anak memiliki harta karun tersendiri dalam dirinya yakni punya potensi
dan punya multiple intelligences. Menurut teori multiple intelligences ini, setiap anak
punya kecenderungan kecerdasan dari sembilam macam kecerdasan yakni cerdas
bahasa (linguistic), cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas gambar dan ruang (visual-
spasial), cerdas music, cerdas gerak (kinestetis), cerdas bergaul (intrapersonal), cerdas

4
diri (interpersonal), cerdas alam dan cerdas eksistensial. Pada hakikatnya tidak ada
anak yang bodoh karena setiap anak memiliki kecerdasan di bidang masing-masing.
Itulah inti dari teori multiple intelligences yang dicetuskan oleh Howard Gardner ini.
Yang terpenting adalah cara orangtua dan lingkungan memberikan stimulus yang tepat
sehingga bakat sang anak akan berkembang dan kemampuannya akan meningkat
sehingga membentuk sosok anak yang sesungguhnya. Pada bab ini, juga berisi kisah-
kisah orangtua yang berhasil membantu dan mengarahkan bakat anak-anak mereka
sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki sang anak.

BAB VI : Orangtua Menjadi Penyelam : Discovering Ability


Bab VI menghimbau para orangtua untuk menjadi penyelam yang berarti tak
pernah berhenti dan tak pernah berputus asa melakukan penjelajahan kemampuan
anaknya. Orangtua harus memiliki kebiasaan yang baru , yakni memberikan apresiasi
kepada anak-anak nereka meskipun atas hal yang kecil sekalipun. Anak akan semakin
merasa percaya diri jika dirinya diapresiasi. Percaya diri menjadi penting bagi sang
anak karena diibaratkan sebagi pengait yang akan mengaitkan dan menarik
ketidakmampuannya untuk diubah menjadi sbuah kemampuan. Bab ini juga
memberikan cara-cara praktis untuk menjadi seorang penyelam jiwa sang anak yang
baik, untuk meningkatkan rasa percaya diri sang anak, seperti memberi pujian dan juga
memberi hadiah

BAB VII : Menemukan Bakat Anak


Bakat anak merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh setiap orangtua.
Pemahaman orangtua akan bakat dan minat sang anak harus secara adil. Rumah sebagai
tempat tinggal utama sang anak harus bisa menjadi wadah pertama dan utama sang
anak untuk mengembangkan bakat mereka yang dilandasi atas rasa suka dan minat
mereka sehingga mereka akan terus melaju dalam perkembangan pendidikannya dan
punya profesi yang membuat professional di bidang mereka. Hal itu bisa terjadi jika
sang anak memiliki semangat bara bakat dan minat dalam diri sang anak. Oleh karena

5
itu, orangtua harus mencari dan menemukan bakat sang anak tentunya rumah sebagai
wadah pertama pengembangan bakat anak, bukan tempat pembunuh bakat mereka.

BAB VIII : Pilih Sekolahnya Manusia, Jangan Sekolahnya Robot

Bab VIII berisikan bagaimana penulis ingin membantu orangtua mengetahui


cara praktis memilih sekolah untuk anaknya. Sekolah menjadi penting karena disinilah
sang anak lebih berkembang jauh lagi. Orangtua diharapkan tidak salah memilih
sekolah sebab usia anak tidak akan bisa kembali lagi. Oleh karena itu, orangtua diajak
untuk memilih Sekolahnya Manusia bukan Sekolahnya Robot. Kriteria apa saja yang
ada pada Sekolahnya Manusia dan sebaliknya dapat dijumpai pada bab ini. Yang
terpenting adalah hasil akhir kualitas diri sang anak. Sekolahnya Manusia akan
meluluskan sumber daya manusia yang tidak sekedar cerdas, tetapi juga punya
kepedulian kepada lingkungannya.

BAB IX : Orangtua, Guru Terbaik bagi Anak

Bab ini mengulas tentang pemahaman belajar, makna gaya belayar dan
bagaimana cara orangtua membantu anak belajar di rumah. Orangtua harus bisa
membuat anak lebih banyak berkomunikasi tentang segala macam masalahnya. Di
rumah sebaiknya waktu anak jangan dipenuhi lagi dengan mempelajari materi yang
telah diterimanya di sekolah yang selama 8 jam sehari diterimanya. Sangat tidak adil
bagi si anak jika di rumah dirinya masih dilibatkan dengan semua bab materi pelajaran
sekolah. Harusnya rumah menjadi tempat sang anak untuk melakukan refreshing serta
mengembangkan minat dan bakatnya yang jauh lebih luas dibandingkan setumpuk bab
pelajaran yang sudah diterimanya di sekolah.

6
BAB X : Pendidikan Melek Media dan Pornografi

Pendidikan Seks dan Media. Kedua hal tersebut menjadi sangat penting untuk
diketahui oleh orangtua terutama di era yang serba digital pada saat ini. Untuk itu
orangtua harus menjadikan kedua hal tersebut sebagai pembahasan yang cukup penting
dan menjadi kebutuhan sang anak. Apalagi, zaman setiap anak akan berbeda dengan
orangtuanya. Lingkungan dan teknologi yang berkembang pesat sangat berpengaruh
terhadap pemahaman anak tentang seks. Media seringkali dituduh sebagai penyebab
penyimpanagan perilaku dan kekerasan yang makin merajalela padda kaum muda. Bab
ini berisi penjelasan bagaimana orangtua menata dan menyikapi peran media yang luar
biasa menyerbu pada sendi-sendi kehidupan anak, terutama yang sudah remaja.

III. KEUNGGULAN BUKU

a. Keterkaitan Antar Bab

Setiap bab dalam buku ini memeiliki keterkaitan satu sama laian. Diawali
dengan pengenalan kembali siapa sesungguhnya sang anak menjadikan bab pertama
buku ini menjadi menarik. Bab pertama ini menjadikan pembaca khususnya orangtua
memiliki pandangan yang baru tentang anak. Bab-bab selanjutnya secara perlahan
mengangkat tema yang berkesinambungan untuk orangtua mengetahui proses
pendidikan anak. Bab-bab di dalam buku ini secara bertahap membantu orangtua
mengenali sang anak. Mulai dari mengenali bakat sang anak hingga memilih sekolah
yang tepat bagi sang anak. Bab terakhir menjadi sangat penting sebab ditutup dengan
tantangan bagi orangtua di masa kini. Oleh karena itu, menurut saya buku ini sudah
sangat memiliki kaidah-kaidah penulisan yang sangat baik serta mampu membuat
pembaca semakin penasaran dengan bab-bab selanjutnya di dalam buku ini.

b. Kemutakhiran Isi Buku

Menurut saya, isi dari buku ini sangatlah mutakhir. Kenapa mutakhir? Karena
topic di dalam buku ini menjadi topic yang sangat penting dan up to date bagi orangtua

7
di zaman sekarang. Orangtua seringkali tidak memiliki konsep untuk merencanakan
pendidikan anak-anak mereka. Buku ini sangat membantu karena dapat menjadi
panduan karena berisis macam-macam cara praktis, tips dan trick, serta pengetahuan
seputar pendidikan sang anak. Didukung oleh data-data yang terkini serta teori yang
relevan dengan perkembanagan zaman menjadikan buku ini semakin mutakhir.
Permasalahan yang ada juga merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh
orangtua di era digital ini. Oleh karena itu, saya menyimpulkan buku ini sudah sangat
mutakhir.

c. Keunggulan yang lain

Walaupun buku ini judulnya Orangtuanya Manusia buku ini sangatlah


relevan untuk semua orang bukan hanya orangtua terutama orang-orang yang bergelut
dalam dunia pendidikan. Buku ini secara komunikatif menjelaskan dilema orangtua
mengenai pendidikan anak-anak mereka. Selain itu, bahasannya yang tidak berat
membuat alur buku mudah untuk dipahami. Menurut saya, buku ini isinya seperti novel
yang tidak membuat kita bosan untuk membacanya. Tampilan isi buku yang walaupun
tidak berwarna namun sangat tidak membosankan karena ada beberapa ilustrasi serta
tata letak isi buku yang sangat tepat. Gaya penulisan yang tidak menggurui menjadikan
buku ini memilik kelebihan tersendiri karena secara tidak langsung mengajak para
pembaca orangtua untuk melakukan hal-hal yang ada di dalam buku untuk memajukan
pendidikan anak-anak mereka.

IV. KELEMAHAN BUKU

a. Keterkaitan Antar Bab

Walaupun pada kelebihan buku saya mengatakan keterkaitan antara bab sudah
sangat baik, namun ada satu bab yang menurut saya agak kurang pas letak
pembahasanny. Bab V menjelaskan bahwa setiap anak memiliki multiple intelligences
dan kemudian dilanjutkan dengan bab VI yang memebahas tentang bagaimana cara
tentang Orangtua menjadi penyelam Discovery ability, lalu kemudian bab VII tentang

8
bagaimana cara menemukan bakat anak. Menurut saya, lebih baik jika pembahasan bab
VII dibahas setelah bab V baru kemudian disusul pembahasan pada bab VI. Saya
berpikir cocok rasanya apabila kedua bab tersebut dibahas secara berkesinambungan
karena sama-sama membahas potensi anak berdasarkan bakat dan kecerdasan sang
anak.

b. Kemutakhiran Isi Buku

Menurut saya, isi buku ini sepenuhnya mutakhir. Sumber-sumber yang ada di
dalam buku ini rata-rata informasi dari 5 tahun belakangan. Jadi, dalam soal
kemutakhiran isi buku saya tidak bisa menemukan kelemahannya.

V. IMPLIKASI

a. Terhadap Teori/Konsep

Materi buku ini sangatlah berpengaruh besar terhadp teori/konsep orangtua


selama ini terhadap pendidikan sang anak. Kebanyakan orangtua hanya
mempercayakan pendidikan sang anak kepada sekolah yang kebanyakan melabeli
setiap siswa dengan predikat pintar dan bodoh berdasarkan nilai kognitif dari sub-
bidang tertentu tanpa melihat bakat dari sang anak. Orangtua tidak mampu mengenali
sang anak dan menjadi fasilitator anak lewat bakatnya yang beragam, dan sepenuhnya
akan melihat sukses di sekolah sebagai sukses kehidupan. Orangtua juga seringkali
mengikuti pelabelan bodoh dan pintar terhadap anak mereka. Konsep tersebut menjadi
paradigma yang umum kita temui dalam kebanyakan orangtua pada saait ini.

Konsep yang umum di orangtua yang menganggap bahwa pendidikan anak


berpusat pada pengetahuan kognitifnya terbantahkan dalam buku ini. Selain kognitif,
kemampuan afektif dan psikomotorik juga menjadi perhatian dari orangtua. Setiap
anak memiliki kecerdasannya masing-masing dan orangtua harus mampu menjadi
fasilitator dari sang anak untuk mengoptimalkan bakat yang mereka miliki.
Sesungguhnya orangtua merupakan guru terbaik bagi sang anak karena mengetahui

9
tingkah laku sang anak setiap hari mulai dari kecil hingga besar. Konsep yang
sebelumnya yang seolah orangtua acuh tak acuh terhadap permasalahan pendidikan
diajak untuk berubah karena anak merupakan tanggung jawab yang dititipkan Sang
Pencipta yang harus dibentuk kepribadiannya. Intinya konsep yang lama dapat
diperbaiki dengan materi dari buku ini, sehingga secara tidak langsung dapat
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia lewat rumah sang anak.

b. Program Pembangunan Indonesia

Jika dibandingakan dengan negara-negara lain, pendidikan Indonesia bisa


dikatakan sangat tertinggal. Sistem pendidikan yang berbasis pengetahuan kognitif
disekolah menjadikan orangtua sangat tinggi harapannya untuk sang anak agar nilai
sekolahnya tinggi. Namun seringkali orangtua bahkan guru mengabaikan bahwa setiap
anak berbeda dalam hal kecerdasan. Orangtua akan merasa anaknya sukses di sekolah
jika nilai matematika sang anak baik. Tentunya hal tersebut dapat membuat banyak
anak akan merasa terbebani pikirannya dengan tuntutan tersebut dan tidak mampu
mengembangkan potensi dirinya secara utuh.

Orangtua diajak untuk menjadi seorang yang harus peduli dan mengerti tentang
pendidikan. Masalah-masalah pendidikan sang anak juga harus diperhatikan dan tidak
secara mentah-mentah menjadikan sekolah sebagai pihak yang mengurus pendidikan
anak-anak mereka. Memang sekolah penting karena disana siswa juga bisa
berkembang, namun kadangkala sang anak merasa terbebani karena banyak sekolah
hanya mempedulikan soal nilai kognitif saja. Disinilah peran penting orangtua.
Orangtua harus mengenali secara utuh sang anak serta menjadi pengawal pendidikan
sang anak. Orangtua harus bersikap aktif dan dapat memberi pemberi masukan kepada
pihak sekolah mengenai konsep pendidikan yang ideal bagi anak-anak mereka.

Tentunya dengan peran aktif orangtua dalam hal pendidikan anak mereka dapat
membantu sekolah dalam hal masalah pendidikan anak-anak mereka. Orangtua
sesungguhnya menjadi guru terbaik bagi anak mereka. Sekolah menjadi tempat sang

10
anak lebih menjelajahi bakat dalam dirinya. Dengan demikian, sinergi antara orangtua
dan sekolah harus sama-sama ditingkatkan yaitu dengan memandang semua anak
memiliki kecerdasan yang berbeda satu sama lain. Jika orangtua mampu menjadi
fasilitator yang baik terhadap bakat anak mereka, maka akan mampu meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia sebab sekolah akan dengan mudah untuk
mengarahkan siswa belajar sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Pendidikan
yang baik akan menjadi kunci pembangunan nasional dapat terlaksana dengan baik
serta mampu menciptakan generasi masa depan yang siap bersaing secara global.

c. Posisi Kritis Mahasisiwa

Buku ini menjadi sangat menarik bagi saya walaupun saya belum menjadi
seorang orangtua yang memiliki anak. Bahasan buku yang berisi bagaimana cara
orangtua untuk semakin mengenali anak mereka berdasarkan kecerdasan masing-
masing anak sangat relevan untuk saya pelajari. Buku ini menjadi sangat penting
karena mampu membangun paradigma baru bagi saya untuk lebih menghargai setiap
calon anak didik saya kelak dan dapat menjadi seorang guru yang mampu
mengembangkan potensi siswa berdasarkan bakat dan minat mereka. Orangtuanya
manusia mengajarkan bagaimana sepenuhnya tindakan yang harus dilakukan
sebagaimana mestinya orangtua harus lakukan untuk pendidikan anak mereka. Anak
menjadi seorang yang harus diisi dengan segala kebaikan dan diperlukan pendekatan
serta strategi agar setiap anak mampu mengembangkan potensi yang ia miliki.

Sebagai calon tenaga pendidik kelak, masalah yang dihadapi oleh orangtua juga
hampir sama yang dialami oleh guru disekolah. Disinilah diperlukan pengetahuan
tentang masalah-masalah yang biasanya terjadi dan bagaimana harus bertindak untuk
mengahadapi masalah pendidikan bagi anak. Buku Orangtuanya manusai berisikan
cara-cara praktis yang mampu membantu saya dalam memahami masalah pendidikan
anak yang sebenarnya. Buku ini memberi banyak informasi serta wawasan yang baru
yang berguna untuk setiap orang membacanya bagaimana merancang pendidikan sang
anak serta menerapkannya. Untuk itu, buku ini dapat dijadikan referensi yang sangat

11
pas bagi siapa saja yang ingin mempelajari bagaimana cara mengarahkan anak dan
siswa sesuai bakat, minat dan kecerdasan masing-masing.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Orangtua baiknya harus menjadi orangtuanya manusia. Orangtuanya manusia


adalah orangtua yang mampu mengenali, membatu anak-anak mereka untuk
memperoleh kebaikan terutama dalam hal pendidikan. Pendidikan menjadi sangat
penting karena lewat pendidikan anak dapat menemukan jati dirinya dan dapat
memutuskan menjadi apa kelak. Banyak hal yang harus diketahui oleh orangtua yakni
mulai mengenal sang anak lebih mendalam, mengenal dirinya (orangtua) sendiri,
mengenal bakat dan kecerdasan anak, sekolah yang tepat untuk sang anak, serta
bagaimana cara membentengi anak dari berbagai pengaruh negative : seperti
pornografi yang saat ini secara luas anak bisa dapatkan melalui media. Orangtua harus
berperan aktif serta bisa menjadi fasilitator antara pendidikan sang anak dengan bakat
indibidual yang dimiliki oleh setiap anak. Orangtu harus memiliki konsep bagaimana
pendidikan sang anak ke depannya dan tidak sepenuhnya bergantung dengan sekolah.
Orangtua harus memiliki komunikasi yang baik antara dirinya dengan sang anak dan
juga menjadi pemberi masukan bagi sekolah mengenai konsep yang ideal bagi
pendidikan sang anak. Sesungguhnya sang anak mulia dan memiliki potensi masing-
masing yang seharusnya dihargai dan diberi ruang seluas-luasnya agar dia mampu
mengembangkan bakatnya hingga mencapai kesuksesan hidup.

b. Saran

Buku ini sangat saya sarankan dibaca oleh semua pihak khususnya orangtua
dimanapun mereka berada. Buku ini sangat pas digunakan sebagai referensi untuk
menyiapakan pendidikan anak agar sang anak mampu berkembang sesuai bakat
mereka masing-masing.

12
VII. DAFTAR PUSTAKA

Chatib, Munif. 2012. Orangtuanya Manusia. Jakarta : Penerbit Kaifa

Chatib, Munif. 2011. Sekolahnya Manusia. Jakarta : Penerbit Kaifa

13

Anda mungkin juga menyukai