PENDAHULUAN
dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Luas daratan Kota
laut. Karena letak Pematangsiantar yang strategis, ia dilintasi oleh jalan Raya
Lintas Sumatera. Kota ini memiliki penduduk sebanyak 245.104 jiwa pada tahun
2014 (Siantarkota.bps.go.id)
industri besar dan sedang. Selama tahun 2014 perekonomian Pematang Siantar
terjadinya arus dana, baik dari maupun ke masyarakat serta dunia usaha
1
Keberadaan pasar tradisional telah ada sejak puluhan tahun yang lalu,
diperkirakan sudah muncul sejak jaman kerajaan Kutai Kertanegara pada abad ke-
dengan para pelaut dari cina. Masyarakat mulai menyusun barang dagangannya
pada tikar-tikar kemudian terjadilah transaksi jual beli tanpa uang. Bahkan saat
masuknya peradaban Islam ditanah air pada abad 12 Masehi, pasar digunakan
Pasar selama ini sudah memiliki tempat yang paling penting dalam
bertemunya antara penjual dan pembeli tetapi juga sebagai wadah untuk
berinteraksi sosial. Dalam pasar tradisional banyak interaksi yang tidak ditemukan
dalam pasar modern, dimana para pedagang pasar tradisional tidak membeli suatu
barang dagangan yang akan mereka jajakan di tokonya dalam jumlah yang besar
dari agen, hal ini disebabkan karena keterbatasan modal yang mereka miliki tidak
juga mereka tidak memiliki fasilitas yang lengkap untuk menyimpan barang
dagangan terlalu banyak karena para pedagang tidak memiliki lemari pendingin
Pasar memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi distribusi, yakni pasar berfungsi
2
kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Dalam proses tawar-menawar
itulah keinginan kedua belah pihak (antara pembeli dan penjual) digabungkan
untuk menentukan kesepakatan harga, atau disebut harga pasar. Fungsi promosi,
pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi, karena di pasar banyak
membagikan sampel atau contoh produk kepada calon pembeli, dan sebagainya.
Berfungsinya lembaga pasar sebagai institusi ekonomi tidak terlepas dari aktivitas
yang dilakukan oleh pembeli dan pedagang. Oleh karena itu bagian ini juga
membahas tentang pembeli dan pedagang. Selain itu aspek yang tak kalah
menarik untuk dibahas adalah aspek ruang dan waktu dari pasar serta aspek tawar
tempatnya nyaman, segala kebutuhan pembeli diperhatikan, mulai dari parkir dan
sarana lain, namun pembeli tidak perlu berinteraksi dengan penjual, sehingga
komunikasi sosial tidak terjadi. Dari segi pendistribusiannya, pasar modern tidak
langsung dalam arti produsen dan konsumen tidak saling mengenal. Sedangkan
Pasar dwikora merupakan pasar tradisional yang dibangun dan dikelola oleh
3
adalah walikota. Pasar Tradisional terdiri dari berbagai macam toko, kios, los, dan
tenda yang dimiliki dan dikelola oleh pedagang kecil dan menengah dengan
Indonesia, sektor usaha kecil inilah yang memegang peranan yang sangat penting
terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampun diserapnya.
Usaha kecil ini selain memiliki arti strategis bagi pembangunan, juga sebagai
Pemerintah Daerah yang ikut mengatur tangan di dalamnya. Saat ini pasar
dihasilkan oleh para pelaku ekonomi berskala menengah dan kecil yang sebagian
besar merupakan produk hasil pertanian. Oleh karena itu, kehadiran pasar
tradisional sangat dibutuhkan sebagian besar para petani untuk menjual hasil
dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi ratusan pedagang yang ada di dalam
pasar dwikora, namun juga memberikan kesempatan kepada para petani dalam
menyalurkan hasil kebunnya atau dengan kata lain sebagai produsen, sehingga
dalam hal ini para petani yang datang dari berbagai desa dapat memperoleh
4
mayur, buah, ikan, peralatan rumahtangga, alat bangunan, retail, dan berbagai
barang dagangannya didalam kios yang telah mereka sewa dari PD (perusahaan
cukup besar, sebagiandari pedagang yang memiliki modal tinggi menyewa lebih
dari satu pintu, ada yang dua bahkan tiga. Pasca kebakaran tanggal 27 februari
2011, toko-toko yang ada di Pasar Tradisional Dwikora terlihat lebih baik dan
langit-langit yang telah tertutup rapi memberikan kenyamanan bagi pembeli dan
yang mereka jual, terdapat empat pintu masuk ke dalam pajak. Masing-masing
pintu masuk memiliki bagian utuk menjual barang dagangan. Pintu satu pembeli
dapat langsung melihat para pedagang yang menjual sembako, sayur mayur,
pakaian bekas atau yang biasa disebut monza, pintu tiga ada pajak ikan yang
memang khusus menjual ikan-ikan yang di datangkan dari luar daerah, yang
kosmetik, dan perhiasan. Dengan tersusun rapi seperti ini sehingga memudahkan
Barang memiliki dua jenis nilai yang berbeda, yaitu nilai guna (use value)
dan nilai tukar (exchange value). Nilai kebergunaan suatu barang atau keuntungan
yang diberikan oleh suatu barang ketika ia digunakan. Misalnya, nilai guna
5
sepasang pakaian adalah manfaat bagi pemakainya untuk melindungi tubuh si
pemakai dari teriknya matahari atau angin yang kencang.Di samping memiliki
nilai guna, setiap barang juga memiliki nilai tukar, yaitu nilai suatu barang yang
akan didapatkan ketika barang tersebut ditukarkan dengan barang lain. Misalnya
sebuah gelang emas ditukar dengan sebuah kalung yang sama nilai harganya.
Meskipun semua barang dalam semua sistem ekonomi memiliki nilai guna
dan nilai tukar, menurut Sanderson (2003:112), sistem ekonomi itu sendiri
cenderung diorganisasikan, terutama menurut salah satu dari dua jenis nilai ini.
produksi barang untuk nilai guna adalah satu-satunya produsen. Dalam konteks
dengan barang lain. Jika jenis aktivitas ini mendominasi tindakan ekonomi, maka
ditujukan terutama untuk nilai tukarnya, untuk memperoleh sejumlah uang yang
diterima produsen kapitalis atas barang yang dijual dipasar. Jelas bahwa barang-
barang yang dipertukarkan tersebut memiliki nilai guna, jika tidak, maka tidak
komoditi yang dialami umat manusia sepanjang sejarah. Sirkulasi komoditi yang
sangat sederhana dialami umat manusia adalah tipe K-K yaitu suatu komoditi
sesumpit jagung dengan sejerat ikan kepada seorang nelayan. Tipe ini dikenal
juga dengan barter, merupakan bentuk pertukaran komoditi yang pertama dalam
6
sejarah umat manusia. Bentuk lanjut dari tipe pertama ini adalah tipe K-U-K yaitu
di Pasar Tradisional Dwikora. Para pedagang mengambil barang dari para toke,
menjual kembali kepada konsumen. Sedangkan uang yang di dapat dari hasil
yang terakhir adalah tipe U-K-U yaitu uang ditukar komoditi selanjutnya ditukar
kembali dalam bentuk uang. Sebagai contoh, uang digunakan untuk membeli
barang dalam jumlah besar kemudian barang dijual untuk memperoleh uang
hampa, suatu ruang yang tidak melibatkan hubungan sosial dengan orang lain.
Tetapi pada umumnya sebuah tindakan ekonomi terjadi dalam konteks hubungan
sosial dengan orang lain. Oleh sebab itu, tindakan ekonomi dapat berlangsung
pemutusan hubungan (Damsar, 2003). Oleh karena itu, sosiolog dapat melihat
tindakan ekonomi sebagai suatu bentuk dari tindakan sosial. Maksudnya, seperti
yang dikatakan Weber (1964:12), tindakan ekonomi dapat dilihat sebagai suatu
orang lain. Memberi perhatian ini dilakukan secara sosial dalam berbagai cara
7
seperti memperhatikan orang lain, saling bertukar pandang, berbincang dengan
mereka, berpikir tentang mereka dan memberi senyum kepada mereka. Begitu
pula yang terjadi dalam suasana Pasar Dwikora. Peneliti melihat semua itu terjadi
diantara penjual dan pembeli. Dengan kata lain, penjual dan pembeli telah
melakukan interaksi sosial yang baik dan menjalin komunikasi yang baik.
Dalam sosiologi ekonomi, Geertz (1963), Mai dan Bucholt, dan lain-lain
luang.
8
peraturan daerah No.5 Tahun 2014 tentang pembentukan PD Pasar Horas Jaya.
peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) baik yang bersumber dari penggalian
semakin terpinggirkan oleh pasar modern karena tidak dapat dipungkiri kehadiran
pasar modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan gaya hidup modern yang
manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan
perekonomian rakyat, baik yang ada di kota maupun yang ada di pedesaan.
9
letak,sirkulasi pengunjung, dan lalu lintas diluar pasar maupun di dalam pasar,
namun disitulah tertumpu ekonomi rakyat banyak, selain pedagang, juga ada kuli
peneliti dari beberapa pedagang Pasar Dwikora bahwa dulu seorang pedagang
pedagang yang memiliki lebih dari satu kios di Pasar Dwikora. Besarnya dampak
positif dari hadirnya pasar tradisional ini bagi para pedagang. Tetapi beberapa
waktu belakangan ini semua keadaan tampak mulai berubah. Banyak pedagang
persaingan yang terjadi diantara pedagang. Yaitu pedagang kaki lima yang
berjualan di luar daerah kios/ yang berada di trotoar. Banyak masyarakat tidak
jarang membeli kepada mereka ketimbang harus masuk ke dalam pasar yang
penuh kesemerawutan, belum lagi apabila pasar tersebut becek. Itu akan
dari Pasar Dwikora ini. Dimulai pukul 03.00 wib pajak ini sudah melakukan
Banyak pedagang yang kewalahan dalam melayani para pembeli sehingga ada
pedagang yang menggunakan jasa orang lain sebagai anggota yang bekerja
10
Pembeli dapat duduk membaur diantara pedagang tanpa ada pembatas,
sehingga semua dapat serba hidup. Komunikasi dan interaksi sosial terjadi dengan
pembeli agar mau menjadi pelanggan tetap. Sikap keramah tamahan yang
ditunjukkan para pedagang tidak jarang menjadi alat untuk menarik simpati para
pedagang agar mau kembali berbelanja ketempat yang sama. Ada juga pedagang
persaingan dan berakhir dengan pertukaran. Weber juga melihat elemen perebutan
atau konflik dalam pasar. Dia menggunakan istilah perebutan pasar (market
damai, sejauh ia merupakan suatu usaha formal yang damai untuk memperoleh
lainnya.
keberadaan pasar modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari
yang tidak kalah menarik dengan adanya diskon yang berlaku. Akibatnya
11
eksistensi pasar tradisional di tengah modernisasi perlahan-lahan tampaknya
diakui kondisi pasar tradisional terdesak oleh keberadaan pasar modern, pihak
memberikan proteksi agar invasi pasar modern tidak terus meluas seakan tak
persaingan secara damai di antara pasar tradisional dengan pasar modern. Apalagi
sekarang,Pasar Dwikora ini begitu ramai dikunjungi pembeli dari pukul 03.00-
17.00 wib. Hampir setiap saat ada saja pembeli dan suasana lalu lalang yang
terlihat. Tetapidiwaktu sekarang ini suasana itu mulai menghilang. Pasar sudah
mulai tampak sepi dari mulai pukul 13.00 wib. Banyak pedagang yang mulai
mengeluh karena pasar ini sudah tidak seperti dulu. Dari beberapa informan yang
peneliti dapatkan, sudah ada beberapa pedagang yang tidak lagi menempati
kios melanjutkan biaya sewa. Itu disebabkan karena sudah mulai menurunnya
12
ketergantungan besar terhadap dua pasar tersebut dalam memenuhi kebutuhan
adaptif yang dilakukan para pedagang kelontong yang berada dikawasan pasar
sidayu, Gresik yaitu dengan menjalin hubungan secara kekeluargaan yaitu dengan
barang antar satu dengan pedagang lain, memperhatikan kualitas barang, dan
bertahan hidup para pedagang kelontong. Selain itu, peneliti ingin mengetahui
Sehingga dengan ini juga peneliti bisa mengetahui kondisi yang dialami
13
1.2 Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dilihat bagaimana
dirumuskan dalam rumusan masalah. Secara konkrit, tujuan penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
2. Secara praktis
14
eksternal masyarakat sekitar serta dapat memberikan masukan arah kebijakan
1. MekanismeSurvival
2. Pasar
diartikan sebagai salah satu lembaga paling penting dalam institusi ekonomi yang
3. Pedagang
4. Pasar tradisional
ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung dan
5. Pasar modern
Pasar modern adalah pasar yang penjual dan pembeli nya tidak bertransaksi
secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam
15
barang (barcode), berada dalam bangunan yang nyaman, dan pelayanannya
6. Hubungan Sosial
untuk mencari keuntungan melainkan lebih dari pada itu seperti menyangkut
7. Barang
Barang adalah setiap benda, baik yang berwujud maupun tidak berwujud,
baik bergerak maupun tidak bergerak, baik dapat dihabiskan maupun tidak dapat
8. Jasa
Jasa adalah setiap layanan dan unjuk kerja berbentuk pekerjaan atau hasil
kerja yang dicapai, yang diperdagangkan oleh satu pihak ke pihak yang lain dalam
9. Distribusi
16
10. jaringan sosial
individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok
11. Pelanggan
menggunakan suatu produk, baik barang dan jasa, secara terus menerus.
12. Pembeli
Adalah suatu rangkaian hubungan yang teratur atau hubungan sosial yang
Swedberg, 1992:9).
17