Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH OMPK

CONTOH ORGANISASI, TUJUAN ORGANISASI DAN SISTEM


ORGANISASI

Oleh Mahasiswa :
YESTI KHAIRI DIANTI
154310625
III A

Dosen Mata Kuliah :


Alsri Windra Doni, SE, M.CIO

D-IV KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
Organisasi IBI, Tujuan, dan Sitem Organisasi IBI

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) merupakan organisasi profesi bidan di Indonesia. Wadah Para
bidan dalam mencapai tujuan melalui kebijakan peningkatan profesionalisme anggota guna
menjamin masyarakat mendapatkan pelayanan berkualitas. IBI didirikan pada tanggal 24 Juni 1951,
menjadi anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada tahun 1951 dan bergabung menjadi
anggota ICM (International Confederation of Midwives) pada tahun 1956. Kantor pusat
berkedudukan di Jakarta, IBI memiliki perwakilan di 34 Provinsi, 497 kota/kabupaten dan 2946
ranting diseluruh indonesia.

VISI DAN MISI

1. Nilai-nilai
1) Mengutamakan kebersamaan
2) Mempersatukan diri dalam satu wadah
3) Pengayoman terhadap anggota
4) Pengembangan diri
5) Peran serta dalam komunitas
6) Mempertahankan citra bidan
7) Sosialisasi pelayanan berkualitas

2. Visi
Mewujudkan bidan profesional berstandar global.

3. Misi
1) Meningkatkan kekuatan organisasi.
2) Meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu pendidikan bidan.
3) Meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu pelayanan.
4) Meningkatkan kesejahteraan anggota.
5) Mewujudkan kerjasama dengan jejaring kerja.

4. Prioritas Strategi
1) Pengembangan standarisasi pendidikan bidan dengan standar internasional.
2) Meningkatkan pelatihan anggota IBI.
3) Membangun kerjasama dan kepercayaan dari donor dan mitra IBI.
4) Peningkatan advokasi kepada pemerintah untuk mendukung pengembangan profesi bidan
serta monitoring dan evaluasi pasca pelatihan yang berkesinambungan.
5) Peningkatan pembinaan terhadap anggota berkaitan dengan peningkatan kompetensi,
profesionalisme dan aspek hukum.
6) Peningkatan pengumpulan data dasar.
7) Peningkatan akses Organisasi Profesi IBI terhadap pelayanan dan pendidikan kebidanan.
8) Capacity Building bagi pengurus IBI.
9) Peningkatan pengadaan sarana prasarana.
10) Membangun kepercayaan anggota IBI, donor dan mitra dengan tetap menjaga mutu
pengelolaan keuangan yang accountable.

A. Sejarah Singkat Ikatan Bidan Indonesia

Dalam sejarah Bidan Indonesia menyebutkan bahwa tanggal 24 Juni 1951 dipandang
sebagai hari jadi IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut didasarkan atas hasil konferensi
bidan pertama yang diselenggarakan di Jakarta 24 Juni 1951, yang merupakan prakarsa bidan-
bidan senior yang berdomisili di Jakarta.
Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil meletakkan landasan yang kuat serta arah
yang benar bagi perjuangan bidan selanjutnya, yaitu mendirikan sebuah organisasi profesi
bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI), berbentuk kesatuan, bersifat Nasional, berazaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pada konferensi IBI tersebut juga dirumuskan
tujuan IBI, yaitu:
1. Menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan serta kaum wanita pada
umumnya, dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa.
2. Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan, khususnya
dalam pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta kesejahteraan keluarga.
3. Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
4. Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.
Dengan landasan dan arah tersebut, dari tahun ke tahun IBI terus berkembang dengan
hasil-hasil perjuangannya yang semakin nyata dan telah dapat dirasakan manfaatnya baik oleh
masyarakat maupun pemerintah sendiri.
Adapun tokoh-tokoh yang tercatat sebagai pemrakarsa konferensi tersebut adalah: Ibu Selo
Soemardjan, Ibu Fatimah, Ibu Sri Mulyani, Ibu Salikun, Ibu Sukaesih, Ibu Ipah dan Ibu S.
Margua, yang selanjutnya memproklamirkan IBI sebagai satu-satunya organisasi resmi bagi
para bidan Indonesia. Dan hasil-hasil terpenting dari konferensi pertama bidan seluruh
Indonesia tahun 1951 tersebut adalah:
Sepakat membentuk organisasi Ikatan Bidan Indonesia, sebagai satu-satunya organisasi
yang merupakan wadah persatuan & kesatuan Bidan Indonesia.

B. Pengurus Besar IBI berkedudukan di Jakarta.


Di daerah-daerah dibentuk cabang dan ranting. Dengan demikian organisasi/perkumpulan
yang bersifat lokal yang ada sebelum konferensi ini semuanya membaurkan diri dan
selanjutnya bidan-bidan yang berada di daerah-daerah menjadi anggota cabang-cabang dan
ranting dari IBI.
Musyawarah menetapkan Pengurus Besar IBI dengan susunan sebagai berikut:
Ketua I : Ibu Fatimah Muin
Ketua II : Ibu Sukarno
Penulis I : Ibu Selo Soemardjan
Penulis II : Ibu Rupingatun
Bendahara : Ibu Salikun

Tiga tahun setelah konferensi, tepatnya pada tanggal 15 Oktober 1954, IBI diakui sah
sebagai organisasi yang berbadan hukum dan tertera dalam Lembaga Negara nomor: J.A.5/927
(Departemen Dalam Negeri), dan pada tahun 1956 IBI diterima sebagai anggota ICM
(International Confederation of Midwives). Hingga saat ini IBI tetap mempertahankan
keanggotaan ini, dengan cara senantiasa berpartisipasi dalam kegiatan ICM yang dilaksanakan
di berbagai negara baik pertemuan-pertemuan, lokakarya, pertemuan regional maupun kongres
tingkat dunia dengan antara lain menyajikan pengalaman dan kegiatan IBI. IBI yang seluruh
anggotanya terdiri dari wanita telah tergabung dengan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI)
pada tahun 1951 hingga saat ini IBI tetap aktif mendukung program-program KOWANI
bersama organisasi wanita lainnya dalam meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia. Selain
itu sesuai dengan Undang-Undang RI No.8 tahun 1985, tentang organisasi kemasyarakatan
maka IBI dengan nomor 133 terdaftar sebagai salah satu Lembaga Sosial Masyarakat di
Indonesia. Begitu juga dalam Komisi Nasional Kedudukan Wanita di Indonesia (KNKWI) atau
National Commission on the Status of Women (NCSW). IBI merupakan salah satu anggota
pendukungnya.
Pada kongres IBI yang kedelapan yang berlangsung di Bandung pada tahun 1982, terjadi
perubahan nama Pengurus Besar IBI diganti menjadi Pengurus Pusat IBI, karena IBI telah
memiliki 249 cabang yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia. Selain itu kongres juga
mengukuhkan anggora pengurus Yayasan Buah Delima yang didirikan pada tanggal 27 Juli
1982. Yayasan ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota IBI, melalui pelaksanaan
berbagai kegiatan.
Pada tahun 1985, untuk pertama kalinya IBI melangsungkan Kongres di luar pulau Jawa,
yaitu di Kota Medan (Sumatera Utara) dan dalam kongres ini juga didahului dengan pertemuan
ICM Regional Meeting Western Pacific yang dihadiri oleh anggota ICM dari Jepang, Australia,
New Zealand, Philiphina, Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia. Bulan September 2000
dilaksanakan ICM Asia Pacific Regional Meeting di Denpasar Bali. Pada tahun 1986 IBI secara
organisatoris mendukung pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana oleh Bidan Praktek
Swasta melalui BKKBN.
Gerak dan langkah Ikatan Bidan Indonesia di semua tingkatan dapat dikatakan semakin
maju dan berkembang dengan baik. Sampai dengan tahun 2016 IBI telah memiliki 34 Pengurus
Daerah, 501 Cabang IBI (di tingkat Kabupaten/Kodya) dan 2.592 Ranting IBI (di tingkat
Kecamatan/unit Pendidikan/Unit Pelayanan). Jumlah anggota yang telah memiliki Kartu Tanda
Anggota (KTA) 215.571, sedangkan jumlah bidan yang terdaftar di Majelis Tenaga Kesehatan
Indonesia (MTKI) ada 419.000 (MTKI, November 2016).

PERKEMBANGAN JUMLAH ANGGOTA IBI TAHUN 1988 - 2016


TAHUN JUMLAH ANGGOTA
1988 16.413
1990 25.397
1994 46.114
1995 54.080
1996 56.961
1997 57.032
1998 66.547
2003 68.772
2008 87.338
2013 141.148
2015 170.359
2016 215.571

C. Sistim Kenaggotaan IBI


a) Keanggotaan IBI
Keanggotaan Ikatan Bidan Indonesia adalah Bidan yang memiliki Kartu Tanda Anggota
(KTA ) dan kartu tersebut masih berlaku. Keanggotaan IBI sesuai dengan tempat domisili
atau institusi tempat kerja.

b) Syarat Menjadi Anggota


Memiliki ijazah bidan/lulus bidan
Mengisi Formulir Pendaftaran dengan melampirkan:
1. Foto Copy Ijazah Bidan
2. Foto Copy Sertifikat Kompetensi (bagi lulusan Bidan setelah 1 Agustus 2013)
3. Foto Copy KTP
4. Pas Foto 4x6 sebanyak 2 (dua) buah

c) Tata Cara Penerimaan Anggota


1) Pendaftaran dilakukan di Kantor Pengurus Ranting/Cabang sesuai domisili atau
institusi tempat kerja
2) Formulir Pendaftaran dapat diperoleh di Pengurus Cabang/Ranting atau download
formulir
3) Formulir yang sudah diisi diteliti kebenarannya, diputuskan dalam rapta pengurus
Ranting/Cabang
4) Calon anggota yang memenuhi persyaratan diusulkan oleh Pengurus Ranting/Cabang
untuk deregister oleh Pengurus Pusat dan diterbitkan Kartu Tanda Anggota (KTA)
yang berlaku selama 5 (lima) tahun

d) Tata Cara Perpanjangan KTA


1) Tiga bulan sebelum habis masa berlakunya mengajukan perpanjangan.
2) Mengisi Formulir Pendaftaran Perpanjangan
3) Melampirkan foto copy KTA yang akan habis masa berlakunya

e) Hak Anggota
1) Anggota berhak untuk mendapatkan pengayoman dari organisasi secara berjenjang
2) Anggota berhak menghadiri rapat dan mengajukan usul, baik tertulis maupun lisan.
3) Anggota aktif berhak memilih dan dipilih.
4) Anggota berhak memiliki (dengan ketentuan berlaku):

Kartu Tanda Anggota IBI (KTA) yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat dan di tanda
tangani Ketua Umum IBI.
Lencana Ikatan Bidan Indonesia.
Buku Anggaran Dasar - Anggaran Rumah Tangga.
Seragam IBI: Nasional dan kerja.

f) Kewajiban Anggota
1) Tunduk pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi.
2) Memahami, menghayati dan mengamalkan kode etik bidan.
3) Membayar uang pangkal bagi anggota baru
4) Membayar iuran secara teratur.
5) Menjaga IBI tetap sebagai organisasi profesi yang tidak berafiliasi dengan partai politik
manapun.

g) Sanksi Anggota
Sanksi dijatuhkan kepada anggota yang:
1) Sengaja mencemarkan nama baik organisasi.
2) Menggunakan nama organisasi untuk kepentingan pribadi.

Jenis Sanksi
1) Teguran lisan 1 - 3 kali.
2) Teguran tertulis 1 - 3 kali.
3) Dikeluarkan dari anggota setelah dikonsultasikan dan diputuskan oleh Pengurus secara
berjenjang oleh Pengurus Cabang, Pengurus Daerah, dan Pengurus Pusat.

h) Berhenti dari Keanggotaan


1) Mengundurkan diri atas kemauan sendiri.
2) Meninggal dunia.
3) Diberhentikan karena sesuatu hal yang merugikan IBI.

i) Uang Pangkal dan Iuran Anggota


Uang pangkal dan iuran anggota ditentukan sebagai berikut :
1) Uang pangkal sebesar Rp 25.000 (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) tiap anggota yang
dibayarkan satu kali saat pendaftaran
2) Iuran bulanan anggota sebesar Rp.10.000 (Sepuluh Ribu Rupiah) tiap anggota per bulan.
3) Iuran dibayar di Ranting/Cabang dimana bidan terdaftar sebagai anggota
4) Penggunaan uang pangkal dan iuran anggota cabang yang diatur dalam AD/ART Ikatan
Bidan Indonesia, sebagai berikut:
- 10% untuk Pengurus Pusat
- 15% untuk Pengurus Daerah
- 75% untuk Pengurus Cabang (yang tidak mempunyai ranting)

Penggunaan uang pangkal dan iuran anggota ranting diatur dalam AD/ART Ikatan
Bidan Indonesia, sebagai berikut:

- 10% untuk Pengurus Pusat


- 15% untuk Pengurus Daerah
- 25% untuk Pengurus Cabang
- 50% untuk Pengurus Ranting

D. SUSUNAN PENGURUS PUSAT IKATAN BIDAN INDONESIA

PENGURUS HARIAN
Ketua Umum : Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes
Sekretaris Jenderal : Tuminah Wiratnoko, SIP, MM
Ketua I : Masyitha, SST, SKM, M.Kes
Ketua II : Yetty Leoni Irawan, MSc
Bendahara : Aan Andanawaty, SST, MM.Kes.

BIDANG-BIDANG
Tata Usaha dan Rumah Tangga : Sri Setiyati
Humas : Siti Romlah, MKM
Advokasi dan Hub. Luar Negeri : Laurensia Lawintono, MSc
Organisasi : Sri Poerwaningsih, SST, SKM, M.Kes
Hukum : Heru Herdiawati, SST, SH, MH.
Penelitian dan Pengembangan : Dra. Maryanah, M.Kes
Pendidikan : Indra Supradewi, SKM, MKM.
Pelatihan : Dra. Asmuyeni Muchtar, M.Kes.
Pelayanan : Tuti Sukaety, SPd, SST.
Administrasi Keuangan : Sri Martini
Fund Rising : Dra. Misfita Farida, SKM, M.Kes.
Ketua Yayasan Buah Delima : M.I. Murniati, S.Sos, M.Kes.
Majelis Pertimbangan Organisasi : Mustika Sofyan, Letkol (Purn)
Nur Ainy Madjid, SKM

Majelis Pertimbangan Etik Bidan : Asniah, SST

Tim Teknis Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia


Nama-nama Tim Teknis PPIBI
1. Dra. Neny Sukameni
2. Aticeh, SST, M.Keb
3. Herlissa, Am.Keb, SST, SKp.NS, M.Kes
4. Juli Oktalia, M.Keb
5. Zulvi Wiyanti, SST, MKM
6. Gita Nirmala Sari, M.Keb
7. Ani Kusumastuti, SST
8. Diana Hartaty, SST, M.Keb
9. Bintang Petralina, SST, M.Keb
10. Willa Follona, SST
11. Fitriani, SST, MHKes
12. Hasnerita Hartono, S.SiT, M.Kes
13. Syafrani Ibrahim, SSiT, M.Kes
14. Masita, M.Kes
15. Ida Ayu Citarasmi, SST
16. Yuyun Widianingsih, S.Kep, M.Kes
17. Endang Sundari, SST
18. Wasnidar, SST
19. Erika Yulita, SST, M.Keb

Anda mungkin juga menyukai