Lapsus Kulit Tinea Kapitis
Lapsus Kulit Tinea Kapitis
TINJAUAN KASUS
Nama : An. C
Usia : 5 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
2.2 Anamnesis
Pasien datang ke poli kulit RSU Haji Surabaya tanggal 20 Agustus 2014
dengan keluhan gatal di bagian belakang kepala sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya
pasien hanya mengeluh gatal. Menurut keterangan ibu pasien dalam 2 minggu ini
gatal semakin hebat dan digaruk menjadi merah. Dalam 2 minggu ini pasien juga
mengeluh rambut patah dan rontok sehingga menjadi botak pada daerah yang gatal.
Ibu pasien juga bercerita bahwa daerah yang botak muncul bercak putih keabuan
yang melekat. Rambut yang patah berwarna keabuan. Pasien tidak mengeluh nyeri
atau merasa panas. Pasien sebelumnya belum berobat.
15
Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya
Pasien tidak mengidap alergi obat dan makanan
Teman sekolah dan bermain pasien tidak ada yang seperti ini
Pasien tidak memiliki hewan peliharaan
Pasien suka bermain tanah
Pasien keramas 4 hari sekali dengan sampo bayi
Pasien sering ahbis keramas langsung memakai jilbab.
2.3Pemeriksaan Fisik
Status Generalis :
Status Dermatologis :
16
rambut berwarna keabuan diarea lesi terpotong dengan sisa 2 mm dari
kulit kepala.
Pemeriksaan Penunjang :
2.4 Resume
Pasien datang dengan keluhan gatal dibelakang kepala sejak 1 bulan yang
lalu. Gatal semakin hebat dalam 2 minggu ini dan menjadi merah dan rambut patah
dan rontok hingga botak diarea gatal.muncul bercak putih keabuan yang melekat,
rambut yang patah berwarna keabuan. Pasien suka bermain tanah , keramas 4 hari
sekali, dan setelah keramas langsung berjilbab.
Alopesia areata
Dermatitis seboroik
Psoriasis vulgaris
17
2.7 Planning
Diagnosis : -
Terapi :
a. Non medikamentosa :
Hindari pemakaian topi, sisir, jilbab, dan handuk bersama.
Jaga kebersihan daerah kepala dan rambut dengan rajin mencuci
rambut.
b. Mediakmentosa :
Griseofulvin 1 x 200 mg dijadikan puyer
Monitoring :
Keluhan pasien
Efek samping obat
Edukasi :
Pengobatan ini butuh waktu lama sampai sembuh biasanya 6 12
minggu lalu dilanjutkan 2 minggu agar tidak berulang.
Minum obat teratur.
Kontrol 2 minggu lagi.
BAB III
FOTO KASUS
1. Regio Oksipital
18
2. Pemeriksaan Lampu Wood
3. Pemeriksaan KOH 1%
19
20
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien An. C berusia 5 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
Hali ini sesuai dengan literature yang mengatakan bahwa tinea kapitis sering
menyerang anak-anak.
Awalnya pasien hanya mengeluh gatal. Menurut keterangan ibu pasien dalam
2 minggu ini gatal semakin hebat dan digaruk menjadi merah. Dalam 2 minggu ini
pasien juga mengeluh rambut patah dan rontok sehingga menjadi botak pada daerah
yang gatal. Ibu pasien juga bercerita bahwa daerah yang botak muncul bercak putih
keabuan yang melekat. Rambut yang patah berwarna keabuan.
Hal ini sesuai literature yang mengatakan bahwa tinea kapitis bermanifestasi
dalam 3 bentuk yaitu grey pacth, kerion, dan black dot. Pada pasien ini menunjukkan
Grey patch ringworm yang merupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan oleh
genus Microsporum dan sering ditemukan pada anak anak. Penyakit mulai dengan
papul merah yang kecil di sekitar rambut. Papul ini melebar dan membentuk bercak
yang menjadi pucat dan bersisik. Keluhan penderita adalah rasa gatal. Warna rambut
menjadi abu abu dan tidak berkilat lagi. Rambut mudah patah dan terlepas dari
akarnya, sehingga mudah dicabut dengan pinset tanpa rasa nyeri.
4.3 Diagnosis
21
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang
didapatkan diagnosis tinea kapitis tipe grey patch ringworm dengan diagnosis
banding alopesia areata, dermatitis seboroik, dan psoriasis.
Pemeriksaan Penunjang :
Hal ini sesuai literature yang mengatakan bahwa pada pemeriksaan lampu
wood Rambut yang tampak dengan jamur M.canis, M. Audouinii dan M.ferrugineum
memberikan fluoresen warna hijau terang oleh karena adanya bahan pteridin. Bahan
fluoresen diproduksi oleh jamur yang tumbuh aktif di rambut yang terinfeksi. Skuama
kulit akan terisi hifa dan artrokonidia. Yang menunjukkan elemen jamur adalah
artrokonidia. Tetapi pada pemeriksaan ini tidak ditemukan artrokonidia.
4.4 Penatalaksanaan
a. Non medikamentosa :
22
Hindari pemakaian topi, sisir, jilbab, dan handuk bersama.
Jaga kebersihan daerah kepala dan rambut dengan rajin mencuci rambut.
b. Mediakmentosa :
Griseofulvin 1 x 200 mg dijadikan puyer
Hal ini sesuai dengan literature yang menunjukkan bahwa terapi tinea kapitis
secara non medikamentosa dan medikamentosa dengan pilihan obat pertama
yaitu griseofulvin dengan dosis anak 10 mg/kgBB/hari selama 6 12 minggu.
23