Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama : An. C

Usia : 5 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Kedung Tomas Gd IV No. 67 Surabaya

Tanggal Pemeriksaan : 20 Agustus 2014

2.2 Anamnesis

Keluhan Utama : gatal di kepala

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke poli kulit RSU Haji Surabaya tanggal 20 Agustus 2014
dengan keluhan gatal di bagian belakang kepala sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya
pasien hanya mengeluh gatal. Menurut keterangan ibu pasien dalam 2 minggu ini
gatal semakin hebat dan digaruk menjadi merah. Dalam 2 minggu ini pasien juga
mengeluh rambut patah dan rontok sehingga menjadi botak pada daerah yang gatal.
Ibu pasien juga bercerita bahwa daerah yang botak muncul bercak putih keabuan
yang melekat. Rambut yang patah berwarna keabuan. Pasien tidak mengeluh nyeri
atau merasa panas. Pasien sebelumnya belum berobat.

Riwayat Penyakit Dahulu :

15
Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya
Pasien tidak mengidap alergi obat dan makanan

Riwayat Penyakit Keluarga :

Keluarga tidak ada yang seperti ini


Riwayat alergi disangkal

Riwayat Penyakit Sosial :

Teman sekolah dan bermain pasien tidak ada yang seperti ini
Pasien tidak memiliki hewan peliharaan
Pasien suka bermain tanah
Pasien keramas 4 hari sekali dengan sampo bayi
Pasien sering ahbis keramas langsung memakai jilbab.

2.3Pemeriksaan Fisik

Status Generalis :

Keadaan umum : baik


Kesadaran : komposmentis
Vital sign : dalam batas normal
BB : 19 kg
Kepala : lihat status dermatologis
Leher : dalam batas normal
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
Genitalia : dalam batas normal
Glutea : dalam batas normal

Status Dermatologis :

Pada region oksipital tampak sebuah alopesia areata berbentuk bulat


berbatas jelas dengan diameter 3 cm diatasnya didapatkan plak
eritematosa dengan skuama halus berwarna putih keabuan tampak

16
rambut berwarna keabuan diarea lesi terpotong dengan sisa 2 mm dari
kulit kepala.

Pemeriksaan Penunjang :

Pada pemeriksaan lampu wood : tampak fluoresensi berwarna hijau


terang pada area lesi
Pada pemeriksaan KOH 10% : tampak pada mikroskop perbesaran
100X didapatkan hifa bersepta, double contour, dan dikotomi.

2.4 Resume

Pasien datang dengan keluhan gatal dibelakang kepala sejak 1 bulan yang
lalu. Gatal semakin hebat dalam 2 minggu ini dan menjadi merah dan rambut patah
dan rontok hingga botak diarea gatal.muncul bercak putih keabuan yang melekat,
rambut yang patah berwarna keabuan. Pasien suka bermain tanah , keramas 4 hari
sekali, dan setelah keramas langsung berjilbab.

Efloresensi : Pada region oksipital tampak sebuah alopesia areata berbentuk


bulat berbatas jelas dengan diameter 3 cm diatasnya didapatkan plak eritematosa
dengan skuama halus berwarna putih keabuan tampak rambut berwarna keabuan
diarea lesi terpotong dengan sisa 2 mm dari kulit kepala.

Pada pemeriksaan lampu wood : tampak fluoresensi berwarna hijau terang


pada area lesi.
Pada pemeriksaan KOH 10% : tampak pada mikroskop perbesaran 100X
didapatkan hifa bersepta, double contour, dan dikotomi.

2.5 Diagnosis : Tinea Kapitis tipe grey patch ring worm

2.6 Diagnosis Banding

Alopesia areata
Dermatitis seboroik
Psoriasis vulgaris

17
2.7 Planning

Diagnosis : -
Terapi :
a. Non medikamentosa :
Hindari pemakaian topi, sisir, jilbab, dan handuk bersama.
Jaga kebersihan daerah kepala dan rambut dengan rajin mencuci
rambut.
b. Mediakmentosa :
Griseofulvin 1 x 200 mg dijadikan puyer
Monitoring :
Keluhan pasien
Efek samping obat
Edukasi :
Pengobatan ini butuh waktu lama sampai sembuh biasanya 6 12
minggu lalu dilanjutkan 2 minggu agar tidak berulang.
Minum obat teratur.
Kontrol 2 minggu lagi.

2.8 Prognosis : Bonam

BAB III

FOTO KASUS

1. Regio Oksipital

18
2. Pemeriksaan Lampu Wood

3. Pemeriksaan KOH 1%

19
20
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Identitas Pasien

Pada kasus ini, pasien An. C berusia 5 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
Hali ini sesuai dengan literature yang mengatakan bahwa tinea kapitis sering
menyerang anak-anak.

4.2 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Awalnya pasien hanya mengeluh gatal. Menurut keterangan ibu pasien dalam
2 minggu ini gatal semakin hebat dan digaruk menjadi merah. Dalam 2 minggu ini
pasien juga mengeluh rambut patah dan rontok sehingga menjadi botak pada daerah
yang gatal. Ibu pasien juga bercerita bahwa daerah yang botak muncul bercak putih
keabuan yang melekat. Rambut yang patah berwarna keabuan.

Status Dermatologis : Pada region oksipital tampak sebuah alopesia areata


berbentuk bulat berbatas jelas dengan diameter 3 cm diatasnya didapatkan plak
eritematosa dengan skuama halus berwarna putih keabuan tampak rambut berwarna
keabuan diarea lesi terpotong dengan sisa 2 mm dari kulit kepala.

Hal ini sesuai literature yang mengatakan bahwa tinea kapitis bermanifestasi
dalam 3 bentuk yaitu grey pacth, kerion, dan black dot. Pada pasien ini menunjukkan
Grey patch ringworm yang merupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan oleh
genus Microsporum dan sering ditemukan pada anak anak. Penyakit mulai dengan
papul merah yang kecil di sekitar rambut. Papul ini melebar dan membentuk bercak
yang menjadi pucat dan bersisik. Keluhan penderita adalah rasa gatal. Warna rambut
menjadi abu abu dan tidak berkilat lagi. Rambut mudah patah dan terlepas dari
akarnya, sehingga mudah dicabut dengan pinset tanpa rasa nyeri.

4.3 Diagnosis

21
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang
didapatkan diagnosis tinea kapitis tipe grey patch ringworm dengan diagnosis
banding alopesia areata, dermatitis seboroik, dan psoriasis.

Pemeriksaan Penunjang :

Pada pemeriksaan lampu wood : tampak fluoresensi berwarna hijau


terang pada area lesi
Pada pemeriksaan KOH 10% : tampak pada mikroskop perbesaran
100X didapatkan hifa bersepta, double contour, dan dikotomi.

Hal ini sesuai literature yang mengatakan bahwa pada pemeriksaan lampu
wood Rambut yang tampak dengan jamur M.canis, M. Audouinii dan M.ferrugineum
memberikan fluoresen warna hijau terang oleh karena adanya bahan pteridin. Bahan
fluoresen diproduksi oleh jamur yang tumbuh aktif di rambut yang terinfeksi. Skuama
kulit akan terisi hifa dan artrokonidia. Yang menunjukkan elemen jamur adalah
artrokonidia. Tetapi pada pemeriksaan ini tidak ditemukan artrokonidia.

Pada diagnosis banding alopesia areata adalah mempunyai tepi yang


eritematus pada stadium permulaan, tetapi dapat berubah kembali ke kulit normal.
Juga jarang ada skuama dan rambut-rambut pada tepinya tidak patah tetapi mudah
dicabut. Dermatitis seboroik adalah Tampak eritema dengan skuama diatasnya sering
berminyak, rambut yang terkena biasanya difus, tidak setempat . Rambut tidak patah.
Psoriasis adalah plak eritematos berbatas jelas dan berskuama lebih jelas dan
keperakan diatasnya dan rambut-rambut tidak patah.

4.4 Penatalaksanaan

Pada pasien ini mendapat terapi

a. Non medikamentosa :

22
Hindari pemakaian topi, sisir, jilbab, dan handuk bersama.

Jaga kebersihan daerah kepala dan rambut dengan rajin mencuci rambut.

b. Mediakmentosa :
Griseofulvin 1 x 200 mg dijadikan puyer
Hal ini sesuai dengan literature yang menunjukkan bahwa terapi tinea kapitis
secara non medikamentosa dan medikamentosa dengan pilihan obat pertama
yaitu griseofulvin dengan dosis anak 10 mg/kgBB/hari selama 6 12 minggu.

23

Anda mungkin juga menyukai