Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
PENYAKIT GASTROENTERITIS
I. PENGANTAR
Hari / tanggal :
Waktu : 20 menit
Tempat :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit diharapkan pasien dan keluarga pasien
dapat memahami tentang penyakit Gastroenteritis.
a. Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, komplikasi, penatalaksanaan serta
cara pencegahan penyakit Gastroenteritis.
b. Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
menderita Gastroenteritis.
a. Pengertian Gastroenteritis.
d. Komplikasi Gastroenteritis.
e. Penatalaksanaan Gastroenteritis.
V. METODE
Terlampir
VII. MEDIA
Leaflet
Leptop
LCD
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
NO KEGIATAN WAKTU EVALUASI
Mempersilahkan pasien/
Menjawab pertanyaan dari pasien
keluarga pasien mengajukan
atau keluarga.
pertanyaan
Moderator :
Penyaji :
Narasumber :
Notulen :
XI. EVALUASI
A. Evaluasi structural
B. Evaluasi Proses
C. Evaluasi Hasil
1. Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga dapat mengerti dan mengetahui apa
yang di maksud dengan penyakit Gastroenteritis, penyebab Gastroenteritis, menyebutkan tanda dan
gejala, komplikasi, Penatalaksanaan serta pencegahan Gastroenteritis.
XII. LAMPIRAN MATERI
Gastroenteritis Akut
A. Definisi Gastroenteritis
Gastroenteritis atau diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat (Suharyono, 2003).
Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai
bakteri, virus, dan patogen (D.L Wong, 2002).
Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan
oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi
lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat
terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan
atau tanpa lendir dan darah.
1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak, infeksi internal, meliputi:
entroviru s(virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus, astovirus dan lain-lain.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak, malabsorbsi lemak,
malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan
Makanan basi beracun dan alergi makanan.
4. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak mencuci tangan sesudah buang
air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum mengkonsumsi makanan.
5. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat merangsang peningkatan peristaltik usus
2. Demam
3. Kram abdomen
6. Lemah
7. Gelisah
8. Pucat
D. Patofisiologi Gastroenteritis
Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi
saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan
reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi,gangguan keseimbangan elektrolit dan
gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia
serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila
tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus,Adenovirus enteris, Virus Norwalk),
Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia coli, Yersinia dan lainnya), parasit
(Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada
sel-sel, memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding
usus pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke
yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang
tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul
diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air
dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan moltilitas usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit
(Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia),
gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah
E. Komplikasi Gastroenteritis
1. Dehidrasi
Dehidrasi terjadi karena banyaknya cairan yang keluar tanpa pemasukan yang adekuat.
2. Hipokalemia
3. Hipokalsemia
4. Aritmia jantung
5. Hiponatremi
6. Syok hipovolemik
Dikarenakan cairan dan elektrolit yang terbuang bersama tinja tidak dapat diimbangi dengan
pemasukan yang sama.
7. Asidosis
F. Penatalaksaanaan Gastroenteritis
a. Jenis cairan.
Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit. Diberikan cairan ringel laktat bila tidak terjadi
dapat diberikan cairan NaCl Isotonik ditambah satu ampul Na bicarbonat 7,5 % 50 m.
b. Jumlah cairan.
Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang dikeluarkan.
Rute pemberian cairan pada orang dewasa dapat dipilih oral / IV.
Dehidrasi dengan perhitungan kebutuhan cairan berdasarkan metode Daldiyono diberikan pada 2 jam
pertama. Selanjutnya kebutuhan cairan Rehidrasi diharapkan terpenuhi lengkap pada akhir jam ke
tiga.
Secara klinis, tentukan jenis diare koleriform atau disentriform. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan
penunjang yang terarah.
3. Terapi simtomatik.
Obat anti diare bersifat simtomatik dan diberikan sangat hati-hati atas pertimbangan yang rasional.
Antimotalitas dan sekresi usus seperti Loperamid, sebaiknya jangan dipakai pada infeksi salmonella,
shigela dan koletis pseudomembran, karena akan memperburuk diare yang diakibatkan bakteri
entroinvasif akibat perpanjangan waktu kontak antara bakteri dengan epithel usus. Pemberian
antiemetik pada anak dan remaja, seperti metoklopopomid dapat menimbulkan kejang akibat
rangsangan ekstrapiramidal.
4. Terapi Definitif
Pemberian edurasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan. Higiene perorangan,
sanitasi lingkungan dan imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti, selain terapi farmakologi. (Kapita
Selekta Kedokteran 1 Edisi 2000).
H. Pencegahan Gastroenteritis
Kalim, Handono. (1996). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculaapius FKUI
Prince, Sylvia Anderson. (1999). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed. 4. Jakarta :
EGC