Seismik Refleksi
Teknologi seismic refleksi digunakan untuk eksplorasi minyak dan gas bumi.
Secara umum, tujuan utama dari pengukuran seismik adalah untuk memperoleh
rekaman yang berkualitas baik. Kualitas rekaman seismik dapat dinilai dari
perbandingan sinyal refleksi terhadap sinyal noise (S/N) yaitu perbandingan
antara banyaknya sinyal refleksi yang direkam dibandingkan dengan sinyal
noisenya dan keakuratan pengukuran waktu tempuh (travel time).
Secara umum, metode seismik refleksi terbagi atas tiga bagian penting
yaitu :
1. Akuisisi data seismik yaitu merupakan kegiatan untuk memperoleh data dari
lapangan yang disurvei.
1. Lukis kurva waktu jalar gelombang terhadap jarak antar geophone. Sebut
sebgaia kurva travel time.
2. Lakukan koreksi pada kurva travel time sehingga waktu tempuh yang
diperlukan gelombang seismic untuk menmpuh jarak yang sama dalam arah
yang berlawanan adalah sama.
3. Lukis kurva velocity travel time yang sesuai.
4. Penentuan kecepatan jalar gelombang pada tiap lapisan didasarkan pada
harga seper kemiringan (seper gradient/slope) dari kurva travel time maupun
dari velocity travel time. Kecepatan jalar gelombang pada lapisan pertama
diperoleh dari gelombang langsung, sedangkan lapisan berikutnya diperoleh
dari gelombang bias.
Kecepatan sebenarnya (true velocity) diperoleh dari seperkemiringan
kurva velocity travel time yang dihitung dengan mengkombinasikan dua travel
time dari lapisan yang sama. Apabila velocity travel time yang diperoleh dari
kombinasi antara dua buah travel dari kecepatan semu (apparent velocity).
Setelah diketahui harga kecepatan jalar yang sebenarnya, lalu lukislakan harga
kecepatan tersebut dari titik perpotongan kurva velocity travel time dengan
sumbu waktu.
Tujuan utama pemrosesan data seismik menurut VAN DER KRUK (2001) adalah:
Secara garis besar urutan pengolahan data seismik menurut SANNY (2004)
adalah sebagai berikut :
1. Field Tape
3. Gain Recovery
5. Koreksi statik
6. Dekonvolusi
7. Analisis Kecepatan
Koreksi ini diterapkan untuk mengoreksi efek adanya jarak offset antara shot
point dan receiver pada suatu trace yang berasal dari satu CDP (Common Depth
Point).
9. Stacking
10. Migrasi
Eksplorasi seismik adalah istilah yang dipakai di dalam bidang Geofisika untuk
menerangkan aktivitas pencarian sumber daya alam dan mineral yang ada di bawah
permukaan bumi dengan bantuangelombang seismik. Hasil rekaman yang diperoleh dari
survei ini disebut dengan Penampang gelombang.
Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh
perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan
bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan
interpretasi dari penampang seismiknya.
Secara umum dalam suatu langkah eksplorasi hidrokarbon, urutan penggunaan metode
seismik adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan data seismik ( Seismic Data Acquisition )
2. Pengolahan data seismic ( Seismic Data Processing )
3. Interpretasi data Seismik ( Seismic Data Interpretation )
Pengolahan data seismik bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur geologi bawah
permukaan yang mendekati struktur yang sebenarnya. Hal ini dapat dicapai apabila rasio
antara sinyal seismik dengan sinyal gangguan (S/N ratio) cukup tinggi. Karena proses
pengolahan data akan mempengaruhi seseorang interpreter dalam melakukan interpretasi,
maka diperlukan proses pengolahan data yang baik, tepat dan akurat. Kesalahan sedikit dalam
processing akan menyebabkan seorang interpreter menginterpretasikan yang salah juga.
Sumber daya alam khususnya minyak bumi (hydrocarbon) adalah sumber daya energi yang
paling dicari dan dibutuhkan oleh umat manusia untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-
hari. Untuk itu dalam industri perminyakan membutuhkan teknologi yang tepat guna untuk
mengetahui keberadaan minyak bumi yang berada dibawah permukaan, dengan
mempertimbangkan modal biaya, kecanggihan teknologi, dan akurasi dari hasil eksplorasi yang
dilakukan. Dalam hal ini, metode seismik adalah metode yang paling populer dalam eksplorasi
minyak bumi. Kecanggihan teknologinya dalam bidang akuisisi data, pengolahan data maupun
penunjang interpretasi akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu eksplorasi.
Eksplorasi seismik merupakan kegiatan yang meliputi tiga tahapan, yaitu pengambilan
data (data aquisition), pengolahan data (data processing) dan interpretasi data seismik (data
interpretation). Pada tahap akuisisi akan sangat berpengaruh terhadap kualitas data yang
didapatkan. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa parameter-parameter lapangan sehingga
dalam pelaksanaannya akan diperoleh informasi target sedetail mungkin dengan noise yang
serendah mungkin (S/N ratio tinggi). Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan data
seismik untuk menghasilkan penampang seismik dengan S/N ratio yang tinggi tanpa mengubah
kenampakan - kenampakan refleksi dengan kata lain meredam noise dan memperkuat sinyal
(Sismanto,1996). Tahapan akhir adalah menginterpretasikan penampang seismik dari hasil
pengolahan data untuk memperkirakan keberadaan ada tidaknya hidrokarbon yang dikaitkan
dengan kenampakan geologi yang ada. Dan hasil akhir dari interpretasi adalah lokalisasi daerah-
daerah prospek hidrokarbon dan proposal titik pemboran baik untuk eksplorasi maupun sumur-
sumur development.
Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu : metode seismik pantul
(refleksi) dan metode seismik bias (refraksi). Seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan
menggunakan gelombang elastis yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya berupa
ledakan dinamit (pada umumnya digunakan di darat, sedangkan di laut menggunakan sumber
getar (sumber getar berupa air gun, boomer atau sparker).
Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi, seismik refleksi lebih lazim digunakan dari pada
seismik refraksi. Hal tersebut disebabkan karena seismik refleksi mempunyai kelebihan dapat
memberikan informasi yang lebih lengkap dan baik mengenai keadaan struktur bawah
permukaan. Selain itu, seismic refleksi menghasilkan penetrasi yang lebih dalam dari pada
seismik refraksi sehingga akan memberikan informasi yang lebih perlapisan batuan.
Eksplorasi seismik refleksi dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu eksplorasi prospek
dangkal dan eksplorasi prospek dalam. Eksplorasi seismik dangkal (shallow seismic reflection)
biasanya diaplikasikan untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang lainnya. Sedangkan seismik
dalam digunakan untuk eksplorasi daerah prospek hidrokarbon (minyak dan gas bumi). Kedua
kelompok ini tentu saja menuntut resolusi dan akurasi yang berbeda begitu pula dengan teknik
lapangannya.
Secara umum, metode seismik refleksi terbagi atas tiga bagian penting yaitu pertama
adalah akuisisi data seismik yang merupakan kegiatan untuk memperoleh data dari lapangan yang
disurvei, kedua adalah pemrosesan data seismik sehingga dihasilkan penampang seismik yang
mewakili daerah bawah permukaan yang siap untuk diinterpretasikan, dan yang ketiga adalah
interpretasi data seismik untuk memperkirakan keadaan geologi di bawah permukaan dan bahkan
juga untuk memperkirakan material batuan di bawah permukaan.Sehingga akan memudahkan
interpreter untuk menginterpretasi kondisi subsurface (Nuratmaja, 1996).
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan
menggunakan sumber seismik (palu, ledakan,dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan
gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke
segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan
kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai
fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di
dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan padatahun 1845 oleh Robert Mallet, yang
oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur
waktu transmisi gelombang seismik,yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang
dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri
pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri
untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber
gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel
dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi
sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi
setelah gangguan pertama (first break) diabaikan,sehingga sebenarnya hanya data first break
saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat
rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta
fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagaiparameter elastisitas batuan.
Keunggulan Kelemahan
Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun Banyaknya data yang dikumpulkan dalam
kedalaman dalam parameter fisis yang sebuah survei akan sangat besar
relevan, yaitu kecepatan seismik. jikadiinginkan data yang baik
Dapat menghasilkan citra kenampakan Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan
struktur di bawah permukaan logistik dibandingkan dengan metode
geofisika lainnya.
Dapat dipergunakan untuk membatasi Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak
kenampakan stratigrafi dan beberapa waktu, membutuhkan komputer mahal
kenampakan pengendapan. danahli-ahli yang banyak.
Respon pada penjalaran gelombang seismic Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi
bergantung dari densitas batuan dan konstanta umumnya lebih mahal dari metode geofisika
elastisitas lainnya. Sehingga,setiap perubahan lainnya.
konstanta tersebut (porositas, permeabilitas,
kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat
diketahui dari metode seismik.
Memungkinkan untuk deteksi langsung Deteksi langsung terhadap kontaminan,
terhadap keberadaan hidrokarbon misalnya pembuangan limbah, tidak dapat
dilakukan.
Tahapan Seismik
Metode seismik refleksi merupakan metode geofisika yang umumnya dipakai untuk
penyelidikan hidrokarbon. Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan dengan metode
geofisika lainnya, misalnya metode grafitasi, magnetik, dan lain-lain. Namun metode seismik
refleksi adalah yang paling mudah memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran
atau model geologi bawah permukaan dikarenakandata-data yang diperoleh labih akurat.
Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu:
1. Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang berkaitan
dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan survey detail.
2. Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk mengolah data
rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk penampang seismik migrasi.
3. Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran horison,
pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya disajikan atau
dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui struktur atau model
geologi bawah permukaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://onephysics.blogspot.com/2011/01/eksplorasi-seismik.html
http://aninnaim.community.undip.ac.id/2010/03/16/seismik-eksplorasi/
http://benkdash.multiply.com/journal/item/1?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://hendragalus.wordpress.com/2011/07/11/metoda-seismik-dalam-geofisika/