MESIN DC
MOTOR DC PENGUATAN TERPISAH
Kelompok :1
Nama Praktikan : Ainun Nidhar
Nama Anggota Kelompok : 1. Adi Putra Utama 8. Faisal Azhari
2. Adri Pribagusdri 9. Fajry R
3. Annisa Anugra Heni 10. Febri R
4. Bayu Ardianto 11. Galih Arwy H
5. Dodo Susanto 12. Irma Tri P
6. Elika Velda Agti 13. Hidayat B S
7. Endang Rohendi
Kelas : 5E
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Dalam percobaan ini, diharapkan praktikan dapat :
1. Mengoperasikan motor DC jenis penguat terpisah
2. Menjelaskan prinsip kerja motor DC
3. Menjelaskan pengamatan tentang karakteristik motor DC
2
BAB II
DASAR TEORI
3
Gambar 2.1 Prinsip dasar dari Kerja Motor Listrik
Motor Listrik
Single
Three Phase Sun Campuran Shunt
Phase
Gambar 1.1 Klasifikasi Jenis Utama Motor Listrik
4
Motor DC adalah motor yang memerlukan suplai tegangan searah pada kumparan
jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Berdasarkan
karakteristiknya, motor arus searah ini mempunyai daerah pengaturan putaran yang
lurus dibandingkan dengan motor arus bolak-balik, sehingga sampai sekarang masih
banyak digunakan pada pabrik-pabrik yang mesin produksinya memerlukan
pengaturan putaran yang luas.
Dinamo
Bila arus listrik menuju dynamo, maka arus ini akan menjadi electromagnet.
Dynamo yang berbentuk silinder dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakkan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dynamo berputar dalam
medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara-kutub selatan
magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-
kutub utara dan selatan dynamo.
Komutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah
untuk membalikkan arah arus listrik dalam dynamo. Komutator juga membantu
dalam transmisi arus antara dynamo dan sumber daya
5
Motor DC tersedia dalam banyak ukuran namun penggunaannya pada
umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan
daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering
terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang
lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang
bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC
juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan, flux medan
dan tegangan dynamo ditunjukkan dalam persamaan berikut:
ZN P
Eb = V IaRa atau (A)
6o
VIa Ra 60A
maka diperoleh N =( ) x ( ZP ) rpm
Eb 60
Karena V IaRa = Eb, maka N = ( ) rpm
Eb
atau N=K
ini menunjikkan bahwa kecepatan sebanding dengan GGL Balik dan berbanding
terbalik dengan flux atau
Eb
N~
Gaya elektromegnetik E = KN
Torque = KI
Sebuah motor DC terdiri dari gulungan kawat (coil) yang berputar pada medan
Magnet. Arus pada coil dialurkan melalui brush yang kontak langsung dengan
split ring. Coil berada pada medan magnet tetap, dan gaya yang dikeluarkan oleh
arus pada kawat menghasilkan torque pada coil. Gaya F pada kawat dengan
panjang L membawa arus listrik I pada medan magnet B adalah iLB dikali dengan
6
sinus sudut antara B dan i. Arah dari gaya F mengikuti prinsip tangan kanan
seperti diperlihatkan pada gaya yang diperlihatkan memiliki besaran yang sama
namun dengan arah yang berbeda, sehingga gaya-gaya tersebut menghasilkan
torque.
7
Gambar 2.3 Karakteristik motor shunt
Harus dihindarkan menjalankan motor dc seri tanpa ada beban sebab motor
8
Gambar 2.4 Karakteristik Motor DC seri
9
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
B. Peralatan Praktikum
No. Alat Jumlah
1. Multimeter analog 1
2. Multimeter digital 1
3. Amperemeter 2
4. Voltmeter 2
5. Kabel 40
6. Tachometer 2
7. Rangkaian Penyearah 1
C. Langkah Praktikum
1. Rangkaian Pertama
Buatlah rangkain seperti gambar di bawah ini
Ia If
A A
+
V Vf
V Ra Eb Rf V
Regu
lator
10
+ -
v A
AC 3 FASA
REGULATOR
L1 L2 L3 A
OUTPUT
L1 L2 L3
L1 +
L2 v
L1 L2 L3
L3 -
M2
Atur arus eksitasi pada 0,3 A dengan keadaan konstan. Lalu atur tegangan sebesar
30 V
Catat putaran yang terbaca di tachometer
Ubahlah tegangan menjadi 60 V, 90 V, 120 V, 150 V, 180 V, 210 V, 240 V, 270
V, 300 V, 330 V, dan 360 V. Catat masing-masing putaran yang terbaca pada
masing-masing tegangan yang di atur.
Atur arus eksitasi pada 0,4 A dengan keadaan konstan. Lalu atur tegangan sebesar
30 V
Catat putaran yang terbaca di tachometer
Ubahlah tegangan menjadi 60 V, 90 V, 120 V, 150 V, 180 V, 210 V, 240 V, 270
V, 300 V, 330 V, dan 360 V. Catat masing-masing putaran yang terbaca pada
masing-masing tegangan yang di atur.
2. Rangkaian Kedua
Buatlah rangkain seperti gambar di bawah ini
11
L1 n REGENERATOR V
E1 E2
MOTOR DC
A1 B2
Atur Tegangan eksitasi pada 300 V dengan keadaan konstan. Lalu atur arus
eksitasi sebesar 0,35 A
Catat putaran yang terbaca di tachometer
Ubahlah arus menjadi 0, 3 A; 0, 25 A; 0, 2 A; 0, 15 A . Catat masing-masing
putaran yang terbaca pada masing-masing tegangan yang di atur.
Atur arus eksitasi 250 V dengan keadaan konstan. Lalu atur arus eksitasi sebesar
0,35 A
Catat putaran yang terbaca di tachometer
Ubahlah arus menjadi 0, 3 A; 0, 25 A; 0, 2 A; 0, 15 A . Catat masing-masing
putaran yang terbaca pada masing-masing tegangan yang di atur.
3. Pertanyaan :
Mengapa pada saat menjalankan motor DC peguatan terpisah ini langkah pertama
harus memberi penguatan medan lebih dahulu?
12
BAB IV
DATA DAN ANALISA PRAKTIKUM
1. Data Praktikum
Rangkaian pertama
n (rpm)
Tegangan
No.
(Volt) If = 0,4 (A) If = 0,3 (A)
1 0 0 0
2 30 254 241
3 60 515 541
4 90 785 832
5 120 1033 1103
6 150 1309 1391
7 180 1558 1664
8 210 1818 1935
9 240 2095 2230
10 270 2362 2510
11 300 2635 2794
12 330 2902 3068
13 360 3159 -
Rangkaian kedua
n (rpm)
If
No.
(A) V = 300 Volt V = 250 Volt
13
2. Grafik
Rangkaian pertama
Grafik Hubungan
Banyaknya Putaran terhadap Tegangan
3500
3000
2500
N (rpm)
2000
1500 If = 0,4
1000 If = 0,3
500
0
0 100 200 300 400
Tegangan (Volt)
Rangkaian kedua
Grafik Hubungan
Banyaknya Putaran terhadap
Arus Eksitasi
4500
4000
3500
3000
N (rpm)
2500
2000 V = 300 Volt
1500
V = 250 Volt
1000
500
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
If (A)
3. Jawaban pertanyaan
Arus eksitasi harus diberikan terlebih dahulu karena arus eksitasi adalah syarat dari
GGL induksi. Bahwa terinduksinya ggl induksi generator harus merasakan medan
magnet yang berubah-ubah, sehingga generator harus ada magnet, dengan adanya arus
eksitasi maka inti rotor akan berfungsi menjadi magnet.
14
BAB V
KESIMPULAN
15