SPERMATOGENESIS
Dosen Pengampu :
dr. Sutrisno SpOG(K)
Oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah spermatogenesis
2. Apa Hormon dan Fungsinya Dalam Pembentukan Sperma
3. Bagaimana proses pembentukan sperma
4. Bagaimana tahap spermatogenesis
5. Bagaimana anatomi sel sperma
6. Bagaimana kecacatan pada spermatogenesis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1. Definisi Spermatogenesis
b. Fungsi Hormon
4
1. LH (glikoprotein):
Bertindak merangsang produksi testosteron pada sel-sel Leydig
Beberapa testosteron diangkut melalui membran basal ke sel Sertoli
dan beberapa hormon testosteron juga masuk ke sirkulasi sistemik
2. FSH (glikoprotein)
Bertindak pada sel Sertoli untuk merangsang spermatogenesis dan
fungsi sel Sertoli
Sertoli bertanggung jawab untuk aktivasi enzim aromatase untuk
konversi testosteron menjadi estradiol.
Jika FSH berkurang maka fungsi sel Sertoli dan spermatogenesis akan
terganggu
3. Testosteron (steroid)
Dalam sel-sel Sertoli:
Diikat oleh protein yang mengikat androgen dan dibawa ke dalam
lumen tubulus seminiferus, untuk transportasi ke epididimis
Diubah menjadi estradiol oleh enzim aromatase dan melintasi ruang
bawah membran dan masuk ke sirkulasi
Dalam sirkulasi sistemik:
Umpan balik testosteron dan estradiol pada hipotalamus memperlambat
pelepasan GnRH, yang mengakibatkan output FSH dan LH berkurang.
4. Inhibin (glikoprotein)
Sel-sel Sertoli juga memproduksi inhibin, dimana umpan balik negatif
kembali pada hipofisis anterior yang secara selektif menekan FSH.
5
2.3. Proses Pembentukan Sperma
6
dengan sejumlah besar protoplasma dan merupakan gamet dewasa dengan
sejumlah kromosom haploid. Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan
lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada
mekanisme hormonal tubuh.
7
kelenjar Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut
dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat
mengeluarkan 300 - 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-laki, spermatogenesis
terjadi seumur hidup dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat.
8
itu, apabila sperma tidak pernah dikeluarkan maka spermatozoa yang telah tua
akan mati lalu diserap oleh tubuh.
1. Spermatocytogenesis (Proliferation)
- Terjadi di basal tubulus seminaferus
- Pembelahan sel mitosis dan proliferasi dan pemeliharaan
spermatogonium
- Spermatogonia menjalani beberapa pembelahan mitosis dengan
pembelahan terakhir yang menghasilkan spermatosit primer
- Ada tiga jenis spermatogonium ditemukan di basal adalah
spermatogonia A, spermatogonium intermediate,dan spermatogonium B
- Durasi spermatocytogenesis bervariasi pada spesies yang berbeda:
9
- Pengurangan jumlah kromosom pada gamet menjadi setengah (dari
diploid ke haploid)
- Spermatosit primer mengalami meiosis I dan menjadi spermatosit
sekunder dan kemudian menjalani meiosis II menghasilkan putaran
spermatid
- Masa hidup dari spermatosit adalah yang paling lama dari semua jenis
sel
- Spermatosit sekunder adalah berumur pendek (1-2 hari)
3. Spermiogenesis
- Terjadi di kompartemen adluminal dari tubulus seminiferus
- Spermatid matang mengalami elonginasi
- DNA menjadi sangat kental, akrosom terbentuk, flagela (ekor)
dibentuk, dan sel menjadi berpotensi motil.
- Spermatid memanjang bergerak lebih dekat ke lumen tubulus
seminiferus
4. Empat Fase Spermiogenesis
a. Fase Golgi: pembentukan vesikel akrosom
b. Fase Cap: vesikel akrosom menyebar diatas inti dari spermatid da flagel
mulai membentuk
c. Fase akrosom: inti spermatid dan sitoplasma memanjang, akrosom
menutupi sebagian besar nukleus anterior
d. Fase pematangan: Mitokondria dirakit sekitar flagela dan flagela benar-
benar terbentuk
10
2.5. Anatomi Sel Sperma
1. Terdiri dari 3 bagian
11
a. Kepala (nukleus, akrosom, post nyclear cap)
b. Capitulum
c. Tail (Bagian tengah, Bagian utama, Bagian akhir)
2. Kepala Sperma
a. Nukleus (Inti)
- Berisi materi genetik
- Jumlah kromosom haploid
- Seluruh tujuan dari sel
b. Akrosom
- Terletak di ujung kepala
- Kantung enzim
- Digunakan untuk membantu sperma masuk ke telur
c. Apical Ridge
- Ridge terbentuk pada ujung sperma
d. Perforatorius
- Terletak di apikal ridge
- Besar dan berkaitan dengan sperma hewan pengerat
- Tidak membutuhkan pendorong
- Fungsi sesungguhnya tidak diketahui
e. Post nuclear cap
Terletak di bawah akrosom dan lateral nukleus
f. Plasma membrane
Membran sel yang mengelilingi kepala
3. Capitulum
4. Sperm Middle piece
a. Mitokondria
Menyediakan energi untuk bergerak ke filamen aksial
b. Annulus
Persimpangan bagian tengahan dan bagian kepala
5. Principal piece
Bagian terbesar dari ekor dan memberikan motilitas sperma ke bagian
tengah.
12
2.6. Kecacatan Pada Spermatogenesis
1. Nondisjunction
5. Azoospermia
13
Azoospermia adalah tidak adanya spermatozoa pada cairan ejakulasi (semen).
1-5 Azoospermia ditemukan dalam 10% dari kasus infertilitas pria. Azoospermia
terjadi karena adanya obstruksi saluran reproduksi/vas deferens (azoospermia
obstruksi) atau adanya kegagalan testis memproduksi spermatozoa
(azoospermianon-obstruksi).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16