Anda di halaman 1dari 4

Nama : Wisnu Yudha Nugraha

NRP : 2410100107

BAB III
METODOLOGI

Untuk desain percobaan peningkatan unjuk kejelasan suara (speech intelligibility)


dilakukan langkah percobaan yang dijelaskan pada Bab ini.

3.1 Pengukuran Waktu Dengung Teater A ITS


Pengukuran waktu dengung (Reverberation Time) dilakukan pada waktu pagi hari
(traffic peak hour) sekitar pukul 10.00 12.00 WIB dalam kondisi peralatan elektrikal ruang
dioperasikan. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh level yang maksimal. Pengukuran
lapangan ini dilakukan pada 5 titik ukur yaitu 2 titik di lantai dasar, 1 titik di lantai bagian
tengah, dan 2 titik di lantai balkon dengan menggunakan Sound Level Meter (SLM) yang
dihubungkan pada laptop menggunakan FFT Analyzer untuk dicatat data pengukurannya per
detik. Sumber yang digunakan untuk penguran background noise adalah suara peralatan
elektrikal yang dioperasikan dalam ruangan dan untuk pengukuran waku dengung (RT)
digunakan alat pembangkit suara yaitu sound power source pada ke 5 titik di atas dan suara
ledakan petasan pada titik tengah ruangan saja. Kondisi pengambilan data di atas diambil
dalam 2 kondisi, yaitu kondisi saat ruangan kosong dan kondisi saat ruangan terisi penuh oleh
audience.

3.2 Vocoder
Stimuli kepada responden merupakan suara yang sudah disimulaikan seperti suara
yang keluar dari cochear implant. Karena responden adalah orang normal dengan
pendengarannnya baik. Suara diolah menggunakan matlab R2011a kemuadian di
downsampling menjadi 16kHz. Suara di jadikan menjadi target (suara utama dan masker
(suara pendamping/ noise). Proses selanjutnya ialah suara di-vocoder seperti pada cochlear
implant, sehingga target dan masker memiliki keadaan elektroda 2, 6, 8, 10, 12, 20 channel
dan memiliki SNR 0 dB dan 5 dB.
Terdapat 160 kalimat dalam sekali hearing test dari 500 kalimat yang ada dalam rasio
channel yang berbeda-beda, dalam setiap rasio channel dari 20 rasio channel terdiri dari 10
kalimat berbeda pada setiap channelnya. Memerlukan waktu 1 jam untuk mendengarkan
semua kalimat dan reponden harus berbeda untuk menghindari kalimat sudah dihafal.
Karena lamanya waktu yang diperlukan maka setiap responden mendapatkan bayaran setiap
1 jam hearing test.
3.3 Pembuatan Stimuli
Proses selanjutnya setelah di-vocoder ialah target dan masker dikombinasi dengan
waktu dengung (reverberation time) ruang Teater A. Suara target berupa suara laki-laki
sedangkan masker suara berupa suara laki-laki dan suara perempuan. Stimuli dikelompokkan
berdasarkan channel dan dikelompokkan per-sepuluh. Selanjutnya stimuli akan diujikan
kepada responden dengan menggunakan headphone Sennheiser HD650, dimana stimuli
diputar dengan laptop yang terhubung dengan E-MU 0404.

3.4 Pengujian 1
Hasil kombinasi channel yang ada selanjutnya akan diujikan kepada responden.
Dimana responden melakukan pengujian dua kali yaitu mendengarkan suara masker dan
target sama-sama suara laki-laki dan pencampuran target suara laki-laki dan masker suara
perempuan, dengan tujuan pengaruh peningkatan intelligibility antara target dan masker
dengan perbedaan gender dan ber-gender sama.

Lalu stimuli dengan menggunakan dua telinga (diotically headphones) dan hanya satu
telinga (diotically headphones). Hal ini bertujuan untuk menentukan penggunaan headphone
yang tepat antara monoaurally dan diotically. Masing-masing pengelompokkan stimuli
memiliki SNR0dB dan 5 dB. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan intelligibility
energy level target lebih tinggi (SNR 5 dB) dibanding energy level sama (0 dB).
Responden yang digunakan merupakan mahasiswa teknik fisika dengan usia antara
18-25 tahun . Setiap rasio channel terdapat sepuluh kalimat berbeda dengan menggunakan 10
reponden berbeda, disetiap kombinasi channel. Sebanyak 140 orang berpendengaran baik
digunakan untuk pengujian ini.Dari hasil pengujian ini selanjutnya akan dihitung % correct
word-nya. Dengan cara seperti dibawah ini:


% =

100%

3.5 Penentuan Metode SignalEnhacement


Menentukan metode signal enhancement dengan melakukan pemrosesan pada semua
stimuli dengan berbagai kombinasi channel dengan menggunakan algoritma Minimal Mean
Squared Error Spectral Estimation (MMSE) ,Spectral Substraction (SSBoll) dan Time
Frequency Blocktresholding. Kemudian hasilnya diujikan kepada responden untuk
mengetahui metode yang terbaik.

3.6 Pengujian II

Dari hasil pemrosesan signal enhacement maka kemudian diujikan seperti pada
pengujian 1.Stimuli diperdengarkan kepada respondenmenggunakan metode yang berbeda-
beda lalu dihitung % corect wordnya, yangbertujuan mendapatkan metode enhacement
terbaik. Dari data ini dapat diketahui hasil secara subyektif, sedangkan untuk perhitungan
error-nya dilakukan pada tahapan selanjutnya.

Tabel 3.1 Perbandingan kanal aktif vocoder target-masker

Target Masker
6 2
6 6
8 2
8 6
8 8
12 2
12 6
12 8
12 10
12 12
20 2
20 6
20 8
20 10
20 12
20 20
3.7 Perhitungan

Untuk membuktikan adanya peningkatan suara pada signal suara sebelum diolah dan
yang setelah diolah menggunakan signal enhancement yaitu MMSE, SSBoll dan Time
Frequency Blocktresholding. Maka diperlukan dilakukan perhitungan PESQ (Perceptual
Evaluation Of Speech Quality), SNR (Signal Noise ratio)dan MSE (Mean Square Error). Dari
setiap pengelompokan suara masker dan target di pilih acak lalu di cari nilai SNR, PESQ dan
SNR yaitu dengan cara suara asli dengan suara hasil enhancement diolah menggunakan
software MATLAB.

Anda mungkin juga menyukai