ABSTRAK
Latar belakang : Pembedahan atau operasi merupakan salah satu tindakan untuk mengatasi
masalah yang ada pada pasien terutama pada kasus-kasus bedah. Akan tetapi pasien yang telah
dilakukan operasi dapat terjadi berbagai masalah kesehatan yang sebelumnya tidak dimilikinya
yang disebut infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial (INOS) atau nosocomial infection (NI)
merupakan suatu jenis infeksi di lingkungan rumah sakit yang diperoleh ketika pasien dirawat di
rumah sakit tersebut. Iinfeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter (CAUTI) merupakan salah
satu jenis infeksi nosokomial yang sering terjadi di rumah sakit. Faktor-faktor yang menjadi
penyebab ISK pada pemasangan kateter adalah prosedur pemasangan kateter yang tidak
memperhatikan prinsip steril, lama atau durasi pemasangan kateter dan kualitas pemasangan
kateter serta ukuran dan tipe kateter yang digunakan. Penyebab paling sering adalah lamanya
pasien terpasang kateter urin menetap lebih dari tujuh hari. Untuk mengurangi kejadian ISK
akibat pemasangan kateter perlu penggantian kateter urin menetap. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan penggantian kateter urin menetap dalam menurunkan kejadian ISK pada
pasien setelah pembedahan.
Metode : Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan
penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Adapun desain dalam penelitian ini adalah Post
Test Only Non Equivalent Control Group. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 15 sampel
untuk masing-masing kelompok perlakuan. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien setelah
pembedahan yang terpasang kateter minimal 7 hari. Pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik non probability sampling dengan metode consecutive sampling. Pengambilan
sampel disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Setelah sampel didapatkan dibagi
menjadi dua kelompok perlakuan yaitu kelompok penggantian kateter urin hari ketiga dan ketujuh.
Pada kelompok penggantian kateter hari ketiga diganti kateter urinny dengan kateter set yang
baru. begitu pula kelompok penggantian kateter hari ketujuh. Pada hari ketujuh masing-masing
kelompok perlakuan dilakukan pemeriksaan enhanced urinalysis, pH dan penilaian manifestasi
klinis dengan menggunakan lembar observasi.
Hasil : Dari 30 sampel yang didapatkan kejadian ISK untuk masing-masing kelompok perlakuan.
Pada kelompok penggantian kateter hari ketiga, kejadian ISK sebesar 13,3%, tidak ISK 86,7%.
Sedangkan pada kelompok penggantian kateter urin hari ketujuh didapatkan kejadian ISK sebesar
60% dan tidak ISK 40%.
Kesimpulan : Pada penelitian ini terdapat perbedaan bermakna antara penggantian kateter hari
ketiga dan ketujuh dalam menurunkan kejadian ISK pada pasien setelah pembedahan dengan nilai
p (p value 0,008 atau < 0,05)
Kata Kunci : penggantian kateter hari ketiga, penggantian kateter hari ketiga, infeksi saluran
kemih
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872
ABSTRACT
Background: Surgery is one of the measures to overcome the existing problems in patients,
especially in surgical cases. However, patients who had performed the surgery can occur a variety
of health problems that previously did not have the so-called nosocomial infections. Nosocomial
infections (NI) is a type of infection in the hospital environment obtained when the patient is
admitted to hospital. Catheter-Associated Urinary Tract Infections (CAUTI) is one type of
nosocomial infection that often occurs in hospitals. The factors that cause UTI in a catheter is
catheterization procedure that does not pay attention to the principles of sterile, length or duration
of catheter placement and catheter placement quality as well as size and type of catheter used.One
reason is the length of patients catheterized urine settled more than seven days. To reduce the
incidence of UTI due to need replacement catheter urinary catheter settled. This study aimed to
determine differences in urinary catheter replacement settle in reducing the incidence of UTI in
patients after surgery
Methods: This study included a quantitative study using a quasi-experimental research design
(Quasi Experiment). The design of this research is the Post Test Only Non-Equivalent Control
Group. The number of samples in this study were 15 samples for each treatment group. The
samples in this study were patients after surgery were catheterized at least 7 days. Sampling in
this study using non-probability sampling technique with consecutive sampling method. Sampling
adjusted for inclusion and exclusion criteria. After the samples were obtained were divided into
two treatment groups, namely groups replacement urinary catheter third and seventh day. On the
third day the group replaced the replacement catheter catheter catheter urinny with a new set. so
is the seventh day of catheter replacement group. On the seventh day of each treatment group
enhanced urinalysis examination, pH and clinical manifestations assessment using observation
sheet.
Results: Of the 30 samples obtained UTI incidence for each treatment group. On the third day of
catheter replacement group, the incidence of UTI was 13.3%, not 86.7% UTI. While the
replacement of a urinary catheter group obtained the seventh day of UTI incidence by 60% and
40% of UTI.
Conclusion: In this study there is a significant differences between the replacement catheter third
day and seventh in reducing the incidence of UTI in patients after surgery with a p-value (p value
of 0.008 or <0.05)
sakit tetapi muncul setelah pulang dan juga Pada penelitian ini bertujuan untuk
infeksi akibat staf dari fasilitas pekerjaan. mengidentifikasi perbedaan antara
Infeksi saluran kemih (ISK) penggantian kateter hari ketiga dan hari
merupakan infeksi yang paling sering ketujuh dalam menurunkan kejadian ISK
didapat dari rumah sakit dan jumlahnya 40% pada pasien setelah pembedahan.
dari 2 juta kejadian infeksi nosokomial
pertahun (UTIs are the most common METODE PENELITIAN
nosocomial infections). Tingginya potensi Penelitian ini termasuk penelitian
ISK tersebut berkaitan dengan penggunaan kuantitatif dengan menggunakan rancangan
kateter menetap > 48 jam. Untuk penelitian eksperimen semu (Quasi
menegakkan kejadian ISK adalah dengan Experiment). Adapun desain dalam
ditemukannya bakteri dalam urin penelitian ini adalah Post Test Only Non
(bakteriuria). Secara umum, dapat diterima Equivalent Control Group. Jumlah sampel
bahwa 105 atau lebih CFU/ml urin dalam penelitian ini adalah 15 sampel untuk
merupakan keadaan bakteriuria yang masing-masing kelompok perlakuan. Sampel
signifikan, meskipun pasien dapat dalam penelitian ini adalah pasien setelah
asimtomatik atau simtomatik (Brooks, pembedahan yang terpasang kateter minimal
2007). 7 hari. Pengambilan sampel pada penelitian
Menurut Mashita (2011), untuk ini menggunakan teknik non probability
mengurangi kejadian ISK akibat sampling dengan metode consecutive
pemasangan kateter menetap perlu dilakukan sampling. Pengambilan sampel disesuaikan
penggantian kateter 3-4 hari sekali. Menurut dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
hasil penelitian Chen (2013) terjadi Pengambilan sampel terlebih
penurunan angka kejadian CAUTI dahulu dilakukan pemeriksaan enhanced
(Catheter-Associated Urinary Tract urinalysis. Apabila dari hasil pemeriksaan
Infections) yang signifikan pada pasien yang tidak terdeteksi ISK, maka dimasukan ke
terpasang kateter menetap kurang dari 7 hari dalam calon responden penelitian. Setelah
sebesar 24,4% (kateter dilepas 7 hari sampel didapatkan dibagi menjadi dua
kejadian CAUTI 3,5% dengan jumlah kelompok perlakuan yaitu kelompok
sampel 86, 7 hari kejadian CAUTI sebesar penggantian kateter urin hari ketiga dan
27,9% dengan jumlah sampel 61. Sedangkan ketujuh. Pada kelompok penggantian kateter
menurut CDC ( Centre for Desease Control hari ketiga diganti kateter urinny dengan
and Prevention) 2009, observasi kejadian kateter set yang baru. begitu pula kelompok
CAUTI mulai hari kedua setelah penggantian kateter hari ketujuh. Pada hari
pemasangan kateter dan penggantian kateter ketujuh masing-masing kelompok perlakuan
pada hari ketujuh. dilakukan pemeriksaan enhanced urinalysis,
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872
pH dan penilaian manifestasi klinis dengan mengurangi variabel perancu dengan tidak
menggunakan lembar observasi. memilih subyek yang memiliki variabel
Pada penelitian ini terdapat tiga perancu tersebut (Dharma, 2011)
variabel yaitu variabel bebas, terikat dan Hasil
penganggu/perancu. Variabel bebas Hasil penelitian didapatkan dari 30 sampel
(independent) adalah perawatan khusus yang dilakukan perlakuan penggantian
kateter menetap dan penggantian kateter, kateter urin didapatkan kejadian ISK untuk
sedangkan variabel terikat (dependent) masing-masing kelompok perlakuan. Pada
adalah kejadian ISK berdasarkan manifestasi kelompok penggantian kateter hari ketiga,
klinik dan hasil pemeriksaan enhanced kejadian ISK sebesar 13,3%, tidak ISK
urinalysis, pH. Adapun variabel perancu 86,7%. Sedangkan pada kelompok
(confounding) adalah jenis kelamin, penggantian kateter urin hari ketujuh
penggunaan antibiotik di luar standar rumah didapatkan kejadian ISK sebesar 60% dan
sakit dan kebersihan linen. Untuk tidak ISK 40%.
meminimalkan bias proses, maka variabel Karakteritik responden didasarkan pada usia,
perancu akan dikendalikan dengan cara jenis operasi.
merestriksi yaitu dengan membatasi ata