Anda di halaman 1dari 8

Vol.

II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872

PERBEDAAN PENGGANTIAN KATETER URIN MENETAP


HARI KETIGA DAN KETUJUH TERHADAP KEJADIAN ISK
PADA PASIEN SETELAH PEMBEDAHAN DI RUANG
RAWAT INAP BEDAH RSUD GUNUNG JATI CIREBON.

Kasmad*, Sari Fatimah**

ABSTRAK

Latar belakang : Pembedahan atau operasi merupakan salah satu tindakan untuk mengatasi
masalah yang ada pada pasien terutama pada kasus-kasus bedah. Akan tetapi pasien yang telah
dilakukan operasi dapat terjadi berbagai masalah kesehatan yang sebelumnya tidak dimilikinya
yang disebut infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial (INOS) atau nosocomial infection (NI)
merupakan suatu jenis infeksi di lingkungan rumah sakit yang diperoleh ketika pasien dirawat di
rumah sakit tersebut. Iinfeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter (CAUTI) merupakan salah
satu jenis infeksi nosokomial yang sering terjadi di rumah sakit. Faktor-faktor yang menjadi
penyebab ISK pada pemasangan kateter adalah prosedur pemasangan kateter yang tidak
memperhatikan prinsip steril, lama atau durasi pemasangan kateter dan kualitas pemasangan
kateter serta ukuran dan tipe kateter yang digunakan. Penyebab paling sering adalah lamanya
pasien terpasang kateter urin menetap lebih dari tujuh hari. Untuk mengurangi kejadian ISK
akibat pemasangan kateter perlu penggantian kateter urin menetap. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan penggantian kateter urin menetap dalam menurunkan kejadian ISK pada
pasien setelah pembedahan.
Metode : Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan
penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Adapun desain dalam penelitian ini adalah Post
Test Only Non Equivalent Control Group. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 15 sampel
untuk masing-masing kelompok perlakuan. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien setelah
pembedahan yang terpasang kateter minimal 7 hari. Pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik non probability sampling dengan metode consecutive sampling. Pengambilan
sampel disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Setelah sampel didapatkan dibagi
menjadi dua kelompok perlakuan yaitu kelompok penggantian kateter urin hari ketiga dan ketujuh.
Pada kelompok penggantian kateter hari ketiga diganti kateter urinny dengan kateter set yang
baru. begitu pula kelompok penggantian kateter hari ketujuh. Pada hari ketujuh masing-masing
kelompok perlakuan dilakukan pemeriksaan enhanced urinalysis, pH dan penilaian manifestasi
klinis dengan menggunakan lembar observasi.
Hasil : Dari 30 sampel yang didapatkan kejadian ISK untuk masing-masing kelompok perlakuan.
Pada kelompok penggantian kateter hari ketiga, kejadian ISK sebesar 13,3%, tidak ISK 86,7%.
Sedangkan pada kelompok penggantian kateter urin hari ketujuh didapatkan kejadian ISK sebesar
60% dan tidak ISK 40%.
Kesimpulan : Pada penelitian ini terdapat perbedaan bermakna antara penggantian kateter hari
ketiga dan ketujuh dalam menurunkan kejadian ISK pada pasien setelah pembedahan dengan nilai
p (p value 0,008 atau < 0,05)

Kata Kunci : penggantian kateter hari ketiga, penggantian kateter hari ketiga, infeksi saluran
kemih
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872

ABSTRACT

Background: Surgery is one of the measures to overcome the existing problems in patients,
especially in surgical cases. However, patients who had performed the surgery can occur a variety
of health problems that previously did not have the so-called nosocomial infections. Nosocomial
infections (NI) is a type of infection in the hospital environment obtained when the patient is
admitted to hospital. Catheter-Associated Urinary Tract Infections (CAUTI) is one type of
nosocomial infection that often occurs in hospitals. The factors that cause UTI in a catheter is
catheterization procedure that does not pay attention to the principles of sterile, length or duration
of catheter placement and catheter placement quality as well as size and type of catheter used.One
reason is the length of patients catheterized urine settled more than seven days. To reduce the
incidence of UTI due to need replacement catheter urinary catheter settled. This study aimed to
determine differences in urinary catheter replacement settle in reducing the incidence of UTI in
patients after surgery
Methods: This study included a quantitative study using a quasi-experimental research design
(Quasi Experiment). The design of this research is the Post Test Only Non-Equivalent Control
Group. The number of samples in this study were 15 samples for each treatment group. The
samples in this study were patients after surgery were catheterized at least 7 days. Sampling in
this study using non-probability sampling technique with consecutive sampling method. Sampling
adjusted for inclusion and exclusion criteria. After the samples were obtained were divided into
two treatment groups, namely groups replacement urinary catheter third and seventh day. On the
third day the group replaced the replacement catheter catheter catheter urinny with a new set. so
is the seventh day of catheter replacement group. On the seventh day of each treatment group
enhanced urinalysis examination, pH and clinical manifestations assessment using observation
sheet.
Results: Of the 30 samples obtained UTI incidence for each treatment group. On the third day of
catheter replacement group, the incidence of UTI was 13.3%, not 86.7% UTI. While the
replacement of a urinary catheter group obtained the seventh day of UTI incidence by 60% and
40% of UTI.
Conclusion: In this study there is a significant differences between the replacement catheter third
day and seventh in reducing the incidence of UTI in patients after surgery with a p-value (p value
of 0.008 or <0.05)

Keywords: replacement of the catheter, urinary tract infection

PENDAHULUAN ketika pasien dirawat di rumah sakit


Pembedahan atau operasi tersebut. Belakangan, terminologi lain yang
merupakan salah satu tindakan untuk dipakai untuk menyatakan jenis infeksi
mengatasi masalah yang ada pada pasien semacam itu adalah health-care acquired
terutama pada kasus-kasus bedah. Akan infection (HAI). Menurut WHO, (2002)
tetapi pasien yang telah dilakukan operasi Health-care Acquired Infection (HAI)
dapat terjadi berbagai masalah kesehatan didefinisikan sebagai infeksi yang terjadi
yang sebelumnya tidak dimilikinya yang pada pasien selama proses perawatan di
disebut infeksi nosokomial. Infeksi rumah sakit atau fasilitas perawatan
nosokomial (INOS) atau nosocomial kesehatan lainnya yang tidak nyata atau
infection (NI) merupakan suatu jenis infeksi masa inkubasi pada saat pendaftaran/masuk.
di lingkungan rumah sakit yang diperoleh Ini termasuk infeksi yang didapat di rumah
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872

sakit tetapi muncul setelah pulang dan juga Pada penelitian ini bertujuan untuk
infeksi akibat staf dari fasilitas pekerjaan. mengidentifikasi perbedaan antara
Infeksi saluran kemih (ISK) penggantian kateter hari ketiga dan hari
merupakan infeksi yang paling sering ketujuh dalam menurunkan kejadian ISK
didapat dari rumah sakit dan jumlahnya 40% pada pasien setelah pembedahan.
dari 2 juta kejadian infeksi nosokomial
pertahun (UTIs are the most common METODE PENELITIAN
nosocomial infections). Tingginya potensi Penelitian ini termasuk penelitian
ISK tersebut berkaitan dengan penggunaan kuantitatif dengan menggunakan rancangan
kateter menetap > 48 jam. Untuk penelitian eksperimen semu (Quasi
menegakkan kejadian ISK adalah dengan Experiment). Adapun desain dalam
ditemukannya bakteri dalam urin penelitian ini adalah Post Test Only Non
(bakteriuria). Secara umum, dapat diterima Equivalent Control Group. Jumlah sampel
bahwa 105 atau lebih CFU/ml urin dalam penelitian ini adalah 15 sampel untuk
merupakan keadaan bakteriuria yang masing-masing kelompok perlakuan. Sampel
signifikan, meskipun pasien dapat dalam penelitian ini adalah pasien setelah
asimtomatik atau simtomatik (Brooks, pembedahan yang terpasang kateter minimal
2007). 7 hari. Pengambilan sampel pada penelitian
Menurut Mashita (2011), untuk ini menggunakan teknik non probability
mengurangi kejadian ISK akibat sampling dengan metode consecutive
pemasangan kateter menetap perlu dilakukan sampling. Pengambilan sampel disesuaikan
penggantian kateter 3-4 hari sekali. Menurut dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
hasil penelitian Chen (2013) terjadi Pengambilan sampel terlebih
penurunan angka kejadian CAUTI dahulu dilakukan pemeriksaan enhanced
(Catheter-Associated Urinary Tract urinalysis. Apabila dari hasil pemeriksaan
Infections) yang signifikan pada pasien yang tidak terdeteksi ISK, maka dimasukan ke
terpasang kateter menetap kurang dari 7 hari dalam calon responden penelitian. Setelah
sebesar 24,4% (kateter dilepas 7 hari sampel didapatkan dibagi menjadi dua
kejadian CAUTI 3,5% dengan jumlah kelompok perlakuan yaitu kelompok
sampel 86, 7 hari kejadian CAUTI sebesar penggantian kateter urin hari ketiga dan
27,9% dengan jumlah sampel 61. Sedangkan ketujuh. Pada kelompok penggantian kateter
menurut CDC ( Centre for Desease Control hari ketiga diganti kateter urinny dengan
and Prevention) 2009, observasi kejadian kateter set yang baru. begitu pula kelompok
CAUTI mulai hari kedua setelah penggantian kateter hari ketujuh. Pada hari
pemasangan kateter dan penggantian kateter ketujuh masing-masing kelompok perlakuan
pada hari ketujuh. dilakukan pemeriksaan enhanced urinalysis,
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872

pH dan penilaian manifestasi klinis dengan mengurangi variabel perancu dengan tidak
menggunakan lembar observasi. memilih subyek yang memiliki variabel
Pada penelitian ini terdapat tiga perancu tersebut (Dharma, 2011)
variabel yaitu variabel bebas, terikat dan Hasil
penganggu/perancu. Variabel bebas Hasil penelitian didapatkan dari 30 sampel
(independent) adalah perawatan khusus yang dilakukan perlakuan penggantian
kateter menetap dan penggantian kateter, kateter urin didapatkan kejadian ISK untuk
sedangkan variabel terikat (dependent) masing-masing kelompok perlakuan. Pada
adalah kejadian ISK berdasarkan manifestasi kelompok penggantian kateter hari ketiga,
klinik dan hasil pemeriksaan enhanced kejadian ISK sebesar 13,3%, tidak ISK
urinalysis, pH. Adapun variabel perancu 86,7%. Sedangkan pada kelompok
(confounding) adalah jenis kelamin, penggantian kateter urin hari ketujuh
penggunaan antibiotik di luar standar rumah didapatkan kejadian ISK sebesar 60% dan
sakit dan kebersihan linen. Untuk tidak ISK 40%.
meminimalkan bias proses, maka variabel Karakteritik responden didasarkan pada usia,
perancu akan dikendalikan dengan cara jenis operasi.
merestriksi yaitu dengan membatasi ata

Jenis Operasi Kelompok hari ke 3 Kelompok hari ke 7 Nilai p


N % N %
Minor 1 6,7 0 0
Mayor 14 93,3 15 100 0,334*
Total 15 100 15 100
*Fishers Exact Test
Karakteristik Responden berdasarkan Usia
USIA Kelompok 3 hari Kelompok 7 hari Nilai p
N % N %
< 40 tahun 7 46,7 7 46,7 1,000*
>40 tahun 8 53,3 8 53,3
Total 15 100 15 100

*Fishers Exact Test

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Operasi


Hasil Uji Chi-square
Kelompok Perlakuan Kelompok 3 hari Kelompok 7 hari P value
N % N %
ISK 2 13,3 9 60 0,008*
Tidak ISK 13 86,7 6 40
Total 15 100 15 100
**Pearson Chi-square
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872

PEMBAHASAN faktor yang berpengaruh terhadap


kejadian infeksi saluran kemih pada
Angka kejadian ISK pada kelompok pasien rawat inap usia 20 tahun ke atas
penggantian kateter urn menetap hari ketiga dengan kateter menetap di RSUD
Tugurejo Semarang.
sebesar 13,3% (2 responden dari 15 jumlah 3. Balachandar, MS., Pavkovic, P., and
responden), sedangkan yang tidak terjadi Metelko, Z. (2002). Kidney Infection in
Diabetes Mellitus. Review. Diabetologia
ISK sebesar 86,7% (13 responden), Croatia, 31 (2), 14-19.
sedangkan kejadian ISK pada kelompok 4. Bandaru P, Rajkumar H, Nappanveettil,
G.(2013). The Impact of Obesity on
penggantian hari ketujuh kajadian ISK Immune Response to Infection and
sebesar 9 responden (60%) dari 15 Vaccine: An Insight in to Plausible
Mechanisms. Endocrinol Metab Synd 2:
responden. Berdasarkan hasil uji Chi-square 113. doi:10.4172/2161-1017.1000113
terdapat perbedaan yang bermakna antara 5. Baratawidjaja, KG. & Rengganis, I.
(2009). Imunologi Dasar. Edisi ke 8.
penggantian kateter hari ketiga dan ketujuh Jakarta. Balai Penerbit Fakultas
karena nilai p 0,008 < 0,05. Kedokteran Universitas Indonesia.
6. Berman, A & Snyder, S. (2009). Kozier
Dilihat dari jumlah responden yang & Erb : Buku Ajar Praktik Keperawatan
terjadi ISK dengan umur responden tidak Klinis. Edisi 5. Alih Bahasa : Eni
Meiliya, dkk. Hal 505 515. Jakarta.
ada perbedaan yang berarti. Hal ini karena EGC.
pemilihan sampel sesuai dengan 7. Bhardwaj, R., Pickard, R., Carrick-Sen,
D., & Brittain, K. (2012). Patients'
karakteristik kelompok yang sama. Semua perspectives on timing of urinary catheter
sampel berada pada fase yang sama yaitu removal after surgery. British Journal Of
Nursing, 21(18, Supp), S4-9
pasien-pasien dewasa, sehingga berada pada 8. Blot, S., Afonso, E., & Labeau, S.
tahap yang sama. Akan tetapi setiap pasien (2014). Insights and Advances in
Multidisciplinary Critical Care: A
yang dilakukan pembedahan dan terpasang Review of Recent Research. American
kateter urin menetap beresiko terjadi ISK. Journal of Critical Care, 23(1), 70-80.
9. Brooks, Geo F. (2007). Mikrobiologi
Hal ini dipertegas oleh Bhardwaj, Pickard, Kedokteran Jawetz, Melnick & Adelberg
Carrick-Sen and Brittain (2012) bahwa / Geo F. Brooks, Janets S. Butel, Stephen
A. Morse, ; Alih Bahasa, Huriawati
pemasangan kateter urin menetap pada klien Hartanto[et. al.] ; editor edisi bahasa
dengan setelah operasi lebih dari 2 hari akan Indonesia, Retna Neary Elfira..[et.al.] ed.
23. Jakarta. EGC
meningkatkan kejadian infeksi saluran 10. Chen, Y. Y., Chi, M. M., Chen, Y. C.,
kemih (CAUTI). Chan, Y. J., Chou, S. S., & Wang, F. D.
(2013). Using a criteria-based reminder
to reduce use of indwelling urinary
DAFTAR PUSTAKA catheters and decrease urinary tract
infections. American journal of critical
1. Amirah ZI, Aumas P., Rizanda M dan care: an official publication, American
Lillah (2011). Uji Diagnostik Tiga Association of Critical-Care Nurses,
Metode Pemeriksaan Urinalisis Untuk 22(2), 105-114.
Mendeteksi Cepat Infeksi Saluran Kemih 11. Danchaivijitr S., Dhiraputra, C.,
pada Anak. Padang. Cherdrungsi, R., Jintanothatavorn, D., &
2. Artika Putri, Rizky., Armiyati, Yunnie Srihapol, N. (2005). Catheter Associated
dan Supriyono, Mamat. (2012). Faktor-
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872

Urinary Tract Infection. J Med Assoc


Thai, 88(10), 26-30. 21. Jackson, S., Gilchrist, H., Nesbitt LT.,
12. Data, S., et al. (2003). Renal and (2007). Update on The Dermatologic
Urinary System. Second edition. Use of Systemic Glucocorticosteroids.
Philadelphia : Elsevier Science Ltd. Dermatologic Therapy.
13. Dharma, K.K. (2011). Metodologi 22. Lawal, Kehinde. (2012). Asymptomatic
Penelitian Keperawatan : Panduan and Symptomatic Urinary Tract
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Infections : Magnitude, Special
Penelitian. Jakarta : Trans Info Media. Settings and Diagnostic Testing.
14. Djunaedi, Djoni (2006). Jenis Bakteri Continuing Education Topics & Issues.
dan Sensitivitas Antibiotik pada Kasus 23. Marhalatain, Aldila (2011).
Infeksi Nosokomial akibat Pemasangan Pengamatan Lamanya Kateter Urin
Kateter Di RSSA Malang dalam Terpasang dengan Mulai Timbulnya
Periode November 2000 - Maret 2001. Kandiduria di RSUP Dr.Kariadi
Jurnal Kedokteran Brawijaya,Vol. Semarang (Tinjauan Retrospektif).
XXII, No. 3, Desember 2006 Semarang. UNDIP
15. Ducel, G. et. al.(2002). Preventionof 24. Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus
hospital-acquired infections. A : Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenal
practical guide. WHO 2002 Gejala, Menanggulangi dan Mencegah
16. Edwards, D., & Panozzo, S. (2013). Komplikasi. Ed.1.Jakarta : Pustaka
Effect of nonpayment for hospital- Populer Obor.
acquired, catheter-associated urinary 25. Nazarko, L. (2012). Catheter-
tract infection... Ann Intern Med. 2012 associated urinary tract infection.
Sep 4;157(5):305-12. Annals Of Nursing & Residential Care, 14(11),
Internal Medicine, 158(3), 221-222. 578-583
doi:10.7326/0003-4819-158-3- 26. Newman, D. (2012). Indwelling
201302050-00023 Urinary Catheters in Acute Care : A
17. Gould, Carolyn V., Umsceid, C.A., Step-by-step Clinical Pathway for
Agarwal, R.K. Kuntz, G., Pefues, D., & Nurses. Philadelphia: Verathon
Healthcare Infection Control Practices Medical Inc.
Advisory Committee (HICPAC). 27. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010).
(2009). Guideline for Prevention of Metodologi Penelitian Kesehatan.
Catheter-Associated Urinary Tract Edisi Revisi Cetakan Pertama. Jakarta.
Infections 2009. Medicine, 1-67. Rineka Cipta.
18. Gibson, J. (2002). Fisiologi dan 28. Noer, M and Soemyarso, Ninik.
Anatomi Modern untuk Perawat. Alih (2006). Infeksi Saluran Kemih. Diakses
Bahasa : Bertha Sugiarto. Editor: 12 Maret 2014. URL :
Monica Ester. Edisi 2. Jakarta : EGC. http://old.pediatrik.com/isi03.php?page
19. Greene, L., Mark, J., & Oriola, S. =html&hkategori=pdt&direktori=pdt&
(2008) Hakim Nasution, Lukmanul. filepdf=0&pdf=&html=07110-
(2012). Infeksi Nosokomial. fnzh263.htm
Departemen/SMF Ilmu Kesehatan 29. Ott, E., Saathoff, S., Graf, K., Schwab,
Kulit dan Kelamin. FK Universitas F., & Chaberny, I. (2013). The
Sumatera Utara/RSUP Haji Adam prevalence of nosocomial and
Malik. Medan. community acquired infections in a
20. Hooton, T.M., Bradley, S.F., Cardenas, university hospital: an observational
D.D., Colgan, R., Geelings, S.E., Rice, study. Deutsches rzteblatt
J.C., et al., (2010). Diagnosis, International, 110(31-32), 533-540.
Prevention, and Treatment of Catheter- doi:10.3238/arztebl.2013.0533
Associated Urinary Tract Infection in 30. Perry, A.G. & Potter, P.A (2010). Buku
Adults : 2009 International Clinical Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi
Practice Guidelines from The 7. Buku 3. Alih Bahasa: Diah Nur F.
Infectious Diseases Society of Jakarta: Salemba Medika.
America. Clinical infectious Diseases. 31. Perry, A.G., Peterson, Veronica
50, 625-663, doi : 10.1086/650482 Ronnie & Potter, P.A (2005). Buku
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872

Saku Keterampilan dan Prosedur 40. Sugiyono (2011). Statistika untuk


Dasar/ Anne Griffin Perry, Veronica Penelitian. Bandung : Alfabeta
Ronnie Peterson, Patricia A. Potter; 41. Sukandar, Enday (2013). Nefrologi
alih bahasa, Didah Rosidah, Monica Klinik. Edisi IV. Bandung. Pusat
Ester ; editor edisi Indonesia, Monica Informasi Ilmiah (PII)
Ester. Ed.5. Jakarta. EGC. 42. Temple, J.S., & Johnson, J.Y. (2010).
32. Politt, D.F & Beck, H. (2005). Nursing Buku Saku Prosedur Klinis
Research : Principles and Methods. Keperawatan. Edisi 5. Alih Bahasa:
Philadelpia : Lippincott Esti W dan Devi Y. Hal 561-599.
33. Putri, R.A. (2012). Faktor-faktor yang Jakarta. EGC.
Berpengaruh Terhadap Kejadian 43. Tietjen, L., Bossemeyer, D., & Noel,
Infeksi Saluran Kemih pada Pasien M., (2004). Panduan Pencegahan
Rawat Inap Usia 20 Tahun Ke Atas Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan
dengan Kateter Menetap di RSUD Kesehatan dengan Sumber Daya
Tugurejo Semarang. Semarang : Terbatas. Alih Bahasa : Abdul Bari
STIKES Telogorejo Syaifuddin. Jakarta: Yayasan Bina
34. Rundles, S.C, Moon, A & McNeeley, Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
D.F. (2008). Nutrion in Pediatric : 44. Walsh, K., & Buckley, L. (2013).
Chapter 23 Malnutrion and Host Urinary Catheter Use and Prevention
Defense. 4th ed. Page 261-271. of Infection.
Hamilton, Ontario, Canada : BC
Decker Inc.
35. Saint, S. (2000). State of the science.
Clinical and Economic Consequences
of Nosocomial Catheter-related
Bacteriuria. American Journal Of
Infection Control, 28(1), 68-75
36. Sepalanita (2012). Pengaruh
Perawatan Kateter Urine Indwelling
Model American Association Of
Critical Care Nurses (AACN)
Terhadap Bakteriuria Di RSU Raden
Mattaher Jambi. Jakarta. FIK UI.
37. Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda
G. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth,
Vol. 1. Edisi 8. Alih Bahasa Agung
Waluyo[et.al.]; editor edisi bahasa
Indonesia, Monica Ester, Ellen
Panggabean. Jakarta. EGC
38. Stranberg, Louise. (2009). Interactions
Between Nutrition, Obesity and the
Immune System. Section of
Endocrinology Departement of
Physiology Institute of Neuroscience
and Physiology The Sahlgrenska
Academy at the University of
Gothenburg. Sweden : Intelecta
Infolog.
39. Stanbury, C., Sloss, J., Allison, D.,
Bellamy, R., Ridley, A., & Hardy, A.,
(2010). Guidelines for The Care of
Urinary Catheters Policy. NHS
Foundation Trust. No: IC/0014/v3
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872

Anda mungkin juga menyukai