PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini yang mengacu pada rumusan masalah
antara lain :
1. Untuk mengetahui hubungan antara tegangan dan kuat arus pada rangkaian seri
dan paralel.
2. Untuk mengetahui perbedaan nilai hambatan pada rangkaian seri dan paralel.
3. Untuk mengetahui pengaruh jika Voltmeter dan Amperemeter dipindah.
4. Untuk mengetahui hubungan Voltmeter dan Amperemeter pada rangkaian seri
dan paralel.
1.4 Manfaat
Hukum Ohm dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pada
penggunaan alat-alat listrik yang ada di rumah, misalnya lampu, TV, dan kulkas.
Benda-benda tersebut harus disesuaikan dengan tegangannya. Karena bila benda
tadi diberi tegangan yang lebih kecil dari seharusnya, arus akan mengecil
sehingga alat tersebut tidak bekerja secara normal (misalnya lampu akan
mengecil).
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Hukum Ohm menjelaskan hubungan antara tegangan listrik dengan kuat arus
listrik. Bunyi Hukum Ohm : Tegangan (V) pada hambatan yang memenuhi
Hukum Ohm berbanding lurus terhadap kuat arus (I) untuk suhu yang konstan
(Sunaryono, 2010).
Perbandingan beda potensial dan kuat arus listrik selalu tetap atau konstan.
Semakin besar beda potensial listrik, semakin besar pula kuat arus yang megalir.
Besarnya kuat arus listrik sebanding dengan beda potensial listrik. Dari beberapa
pernyataan di atas, dapat dibuat persamaan sebagai berikut :
V = I . R. . ... (2.1)
Pada percobaan a, b, c, dan d digunakan hambatan yang samakarena untuk
membandingkan nilai dari masing-masing percobaan harus menggunakan kontrol
atau pembanding yang sejenis (sama).
Hambatan pengganti rangkaian seri :
Rs = R1 + R2 + R3 + R.. .................(2.2)
Sedangkan hambatan pengganti pada rangkaian paralel adalah :
..(2.3)
Hambatan listrik masih ada hubungannya dengan suhu atau temperatur.
Karena kawat listrik sangat memungkinkan mengalami perubahan suhu.
Persamaan perubahan hambatan kawat terhadap perubahan suhu kawat dituliskan
sebagai berikut :
NTC dan PTC adalah sebuah thermistor. Termistor adalah salah satu jenis
yang mempunyai koefisien temperature yang sangat tinggi. Fungsi utama dari
komponen ini dalam suatu rangkaian elektronik adalah untuk mengubah nilai
resistansi karena adanya perubahan temperature dalam rangkaian tersebut.
Karakteristrik yang demikian ini memungkinkan kita untuk dapat mengatasi
beberapa masalah yang sederhana, seperti yang berkaitan dengan sensor
temperature, kompensasi temperature atau masalah system pengaturan yang lain.
Thermistor ada 2, yaitu NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC
(Positive Temperature Coefficient). NTC sebagaimana namanya adalah resistor
yang mempunyai koefisien temperatur negative yang sangat tinggi. Thermistor
jenis ini dibuat dari oksida logam yang terdapat dalam golongan transisi. Oksida-
oksida ini sebenarnya mempunyai resistansi yang tinggi tetapi dapat diubah
menjadi bahan semikonduktor. Sedangkan thermistor PTC adalah resistor dengan
koefisien temperatur positif yang sangat tinggi. Dalam beberapa hal thermistor
PTC berbeda dengan NTC antara lain : koefisien temperatur dari thermistor PTC
bernilai positif hanya dalam interval temperatur tertentu, pada umumnya, harga
mutlak dari koefisien temperatur PTC jauh lebih besar daripada thermistor NTC
(Soeprijanto, 2012).
Amperemeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat
arus listrik. Pemakaian alat ukur ini dihubungkan ke dalam rangkaian sehingga
terhubung seri dengan komponen yang akan dihitung kuat arusnya. Arus listrik (I)
yang mengalir melalui resistor (R) akan menyebabkan daya yang dikiim baterai
hilang dalam bentuk panas ini disebut daya disipasi. Voltmeter merupakan alat
ukur beda potensial antara 2 titik. Pemakaian alat voltmeter dipasang paralel
dengan komponen yang akan diukur beda potensialnya (Sunaryono, 2010).
BAB 3. METODE PERCOBAAN
3.2 Design
Adapun design alat yang akan digunakan adalah :
(a) (b)
Karena
/
J= , maka = = . . . (3.4.2)
/
Sehingga :
I= .. . . . (3.4.3)
( )
)
(
= () . . .(3.4.7)
4.1 Hasil
Setelah kegiatan praktikum dilakukan, didapat hasil sebagai berikut :
A. Menduga Nilai Hambatan Dalam Rangkaian Seri
Percobaan I V R () R I (%) K (%) AP
1 15 mA 2,8 V 186,67 2,5 % 97,5 % 2
2 17 mA 3,5 V 205,88 2,3 % 97,7 % 2
3 19,5 mA 3,7 V 189,74 4,68 2,5 % 97,5 % 2
4 21 mA 4,3 V 204,76 2,3 % 97,7 % 2
5 23 mA 4,2 V 182,61 2,6 % 97,4 % 2
4.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada praktikum kali ini dapat
diketahui bahwa nilai hambatan pada rangkaian seri lebih besar daripada nilai
hambatan pada rangkaian paralel. Seperti yang telah terlihat pada tabel hasil
praktikum yang berada di atas. Perbedaan yang terjadi diantara keduanya cukup
besar. Tegangan yang diberikan kepada keduanya adalah sama, akan tetapi kuat
arus pada keduanya berbeda. Inilah yang menyebabakan nilai hambatan pada
percobaan menjadi bebrbeda-beda.
Hubungan antara kuat arus dan tegangan adalah berbanding lurus. Seperti
yang terlihat pada tabel hasil percobaan, jika tegangannya bertambah maka kuat
arusnya bertambah. Apabila kuat arusnya berkurang atau mengecil, hal tersebut
adalah merupakan kesalahan yang terjadi dalam pengukuran. Kenaikan kuat arus
ini terjadi baik pada rangkaian seri maupun pada rangkaian parallel meskipun
kenaikan yang terjadi bernilai sangat kecil.
Pada percobaan yang pertama dengan yang kedua posisi voltmeter dengan
posisi amperemeter berrubah, hal ini menyebabakan adanya perbedaan kuat arus
walauun tegangan diantara keduanya sama. Kuat arus yang mengalir setelah
voltmeter dan amperemeter diapindah nilainya menjadi lebih kecil. Perubahan
kuat arus yang mengalir ini kemudian memepengaruhi besar kecil nilai hambatan
yang ada pada kedua percobaan yang dilakukan.
Pada percobaan yang A terjadi perubahan pada voltmeter dan amperemeter
setiap interval waktu tertentu. Penyebab hal ini adalah catu daya yang diubah atau
diganti nilainya. Hal itu yang menyebabkan perubahan voltmeter dan juga
amperemeter. Kejadian seperti hal ini tidak hanya pada percobaan A saja
melainkan juga pada percobaan yang lainnya.
.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini, antara lain :
1. Nilai hambatan pada rangkaian seri lebih besar daripada rangkaian paralel.
2. Hubungan antara tegangan dan kuat arus berbanding lurus, jika tegangan
bertambah, maka kuat arus bertambah.
3. Jika posisi amperemeter dan Voltmeter dan Amperemeter dipindah, maka
akan memberikan nilai kuat arus yang berbeda, hingga nilai hambatannya
juga berbeda.
4. Hubungan antara Voltmeter dan Amperemeter pada rangkaian seri
memberikan kuat arus yang lebih besar daripada rangkaian paralel.
5.2 Saran
Praktikum pada acara ini berjalan cukup lancer meskipun terjai kendala
berupa rangkaian lampu yang sulit dan bahkan tidak mau menyala saat
dihubungkan dengan listrik dan juga adanya voltmeter yang tidak dapat dipakai
sehingga peralatan yang tersedia hanya terbatas. Saran yang ingin diberikan
berkaitan dengan praktikum acara ini adalah siapkan alat-alat praktikum yang siap
digunakan dan juga fahami terlebih dahulu langkah dan tujuan dari praktikum kali
ini sehingga pada saat praktikum benar-benar siap dan tidak ada kendala.
DAFTAR PUSTAKA