Anda di halaman 1dari 13

A.

Latar belakang
Perumahan dan pemukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan erat
dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan. Pemukiman dapat diartikan sebagai
perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitandan yang ada
di dalam pemukiman. Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika
pembangunan perumahan sesuai denganstandar yang berlaku, salah satunya dengan menerapkan
persyaratan rumah sehat. Dalam pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah
bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan
yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat
perlindungan untuk menikmatikehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di
dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini.
Rumah
harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, member kemungkinan untuk hidup
bergaul dengan tetangganya; lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan,
kebahagiaan dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya.
1 Secara garis besar, rumah memiliki empat fungsi pokok sebagai tempat tinggal yang layak dan
sehat bagi setiap manusia, yaitu
:2
Rumah harus memenuhi kebutuhan
pokok jasmani manusia.

Pengertian pemukiman
PEMUKIMAN
Menurut WHO :

Suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya unt t4 berlindung, dimana lingk dari
struktur tersebut termaksud juga semua fasilitas dan pelayanan yg diperluhkan,
perlengkapan yg berguna untuk kes jasmani dan rohani dan keadaan sosialnya yang baik
untuk kel dan individu

Menurut winslow dan aph

Suatu tempat untuk tinggal secara permanen, berfungsi sebagai t4 unt bermukim,
beristirahat, berekreasi dan t4 berlindung dari pengaruh lingk yg memenuhi persyaratan
psikologis, physiologis, bebas dari penularan penyakit dan kecelakaan

Sifat Pemukiman

1. Pemukiman/perkampungan tradisional
2. Perkampungan darurat
3. Perkampungan kumuh ( slum area )
4. Pemukiman transmigrasi
5. Perkampungan untuk klpok2 khusus
6. Pemukiman baru

- Suatu keadaan yang menimbulkan efek2 negatif thd kesehatan, baik secara fisik, mental
maupun moral.
Sebuah rumah dinyatakan over crowding bila jumlah orang yang tidur dirumah tsb menunjukkan
hal-hal sbb :

1. 2 Individu dari jenis kelamin yg berbeda dan berumur diatas 10 tahun dan bukan status
suami istri tidur dalam 1 kamar
2. Jumlah orang didalam rumah dibandingkan dengan luas lantai telah melebihi ketentuan
yang ditetapkan.

Ada 2 ketentuan dalam hal ini yaitu :

1. Jlh orang dibandingkan dengan jumlah kamar apabila rumah tersebut hanya mempunyai
1 kamar maka penghuninya 2 org
2. Jika kamar 3, penghuninya 5 org
3. Jika kamar 5, penghuninya 10 org

Patokan Rumah yang Sehat dan


Ekologis
Patokan yang dapat digunakan dalam membangun rumah yang ekologis adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan sebagai paru-paru hijau.
2. Memilih tapak bangunan yang sebebas mungkin dari gangguan/radiasi geobiologis dan
meminimalkan medan elektromagnetik buatan.
3. Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bangunan alamiah.
4. Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan.
5. Menghindari kelembapan tanah naik ke dalam konstruksi bangunan dan memajukan sistem bangunan
kering.
6. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu mengalirkan uap air.
7. Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan
struktur bangunan.
8. Mempertimbangkan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturan harmonikal.
9. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah lingkungan dan
membutuhkan energi sedikit mungkin (mengutamakan energy terbarukan).
10. Menciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung dapat dimanfaatkan oleh semua penghuni
(termasuk anak-anak, orang tua, maupun orang cacat tubuh). Dengan adanya patokan rumah yang
sehat dan ekologis, maka perlu adanya suatu patokan atau satandar penilaian yang dapat digunakan
untuk menentukan kualitas dan kondisi suatu pemukiman guna meningkatkan kualitas lingkungan
khususnya pada pemukiman kumuh di perkotaan. Standar penilaian tersebut dapat dipergunakan
untuk menentukan apakah pemukiman kumuh yang biasa disebut kampung itu perlu diperbaiki atau
tidak.

Ciri-ciri pemukiman kumuh, seperti yang diungkapkan oleh Prof. DR. Parsudi
Suparlan6 adalah :
1. Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai.
2. Kondisi hunian rumah dan pemukiman serta penggunaan ruangruangany mencerminkan
penghuninya yang kurang mampu atau miskin.
3. Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam penggunaan ruang-ruang yang
ada di pemukiman kumuh sehingga mencerminkan adanya kesemrawutan tata ruang dan
ketidakberdayaan ekonomi penghuninya.
4. Pemukiman kumuh merupakan suatu satuan-satuan komuniti yang hidup secara tersendiri dengan
batas-batas kebudayaan dan sosial yang jelas, yaitu terwujud sebagai :
a. Sebuah komuniti tunggal, berada di tanah milik negara, dan karena itu dapat digolongkan sebagai
hunian liar.
b. Satuan komuniti tunggal yang merupakan bagian dari sebuah RT atau sebuah RW.
c. Sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud sebagai sebuah RT atau RW atau bahkan terwujud
sebagai sebuah Kelurahan, dabukan hunian liar.
5. Penghuni pemukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak homogeny warganya mempunyai mata
pencaharian dan tingkat kepadatan yang beranekaragam, begitu juga asal muasalnya. Dalam
masyarakat pemukiman kumuh juga dikenal adanya pelapisan sosial berdasarkan atas kemampuan
ekonomi mereka yang berbeda-beda tersebut.
6. Sebagian besar penghuni pemukiman kumuh adalah mereka yang bekerja di sektor informal atau
mempunyai mata pencaharian tambahan di sektorinformil. 6 Segi social dan ekonomi pemukiman kumuh
Perumahan tidak layak huni adalah kondisi dimana rumah beserta lingkungannya tidak memenuhi
persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatanmaupun sosial, dengan
kriteria antara lain7:
Luas lantai perkapita, di kota kurang dari 4 m2 sedangkan di desa kurang dari 10 m2.
Jenis atap rumah terbuat dari daun dan lainnya.
Jenis dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang belum diproses.
Jenis lantai tanah
Tidak mempunyai fasilitas tempat untuk Mandi, Cuci, Kakus (MCK).

2.2. Jenis-jenis Pemukiman


Berdasarkan sifatnya pemukiman dapat dibedakan beberapa jenis antara lain:
a. Pemukiman Perkampungan Tradisional
Perkampungan seperti ini biasa nya penduduk atau masyarakatnya masih memegang teguh
tradisi lama. Kepercayaan, kabudayaan dan kebiasaan nenek moyangnya secara turun temurun
dianutnya secara kuat. Tidak mau menerima perubahan perubahan dari luar walaupun dalam
keadaan zaman telah berkembang dengan pesat. Kebiasaan-kebiasaan hidup secara tradisional
yang sulit untuk diubah inilah yang akan membawa dampak terhadap kesehatn seperti kebiasaan
minum air tanpa dimasak terlebih dahulu, buang sampah dan air limbah di sembarang tempat
sehingga terdapat genangan kotor yang mengakibatkan mudah berjangkitnya penyakit menular.
b. Perkampungan Darurat
Jenis perkampungan ini biasanya bersifat sementara (darurat) dan timbulnya perkampungan ini
karena adanya bencana alam. Untuk menyelamatkan penduduk dari bahaya banjir maka dibuatkan
perkampungan darurat pada daerahh/lokasi yang bebas dari banjir. Mereka yang rumahnya terkena
banjir untuk sementara ditampatkan dipernkampungan ini untuk mendapatkan pertolongan
baantuan dan makanan pakaian dan obat obatan. Begitu pula ada bencana lainnya seperti adanya
gunung berapiyang meletus dan lain lain.
Daerah pemukiman ini bersifat darurat tidak terencana dan biasanya kurang fasilitas sanitasi
lingkungan sehingga kemungkina penjalaran penyakit akan mudah terjadi.
c. Perkampungan Kumuh (Slum Area)
Jenis pemukiman ini biasanya timbul akibat adanya urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari
kampung (pedesaan) ke kota. Umumnya ingin mencari kehidupan yang lebih baik, mereka bekerja
di toko-toko, di restoran-restoran, sebagai pelayan dan lain lain. sulitnya mencari kerja di kota
akibat sangat banyak pencari kerja, sedang tempat bekerja terbatas, maka banyak diantara mereke
manjadi orang gelandangan, Di kota ummnya sulit mendapatkan tempat tinggal yang layak hal ini
karena tidak terjangkau oelh penghasilan (upah kerja) yang mereka dapatkan setiap hari, akhirnya
meraka membuat gubuk-gubuk sementara (gubuk liar)
d. Pemukiman Transmigrasi
Jenis pemukiman semacam ini di rencanakan oleh pemerintah yaitu suatu daerah pemukiman
yang digunakan untuk tempat penampungan penduduk yang dipindahkan (ditransmigrasikan) dari
suatu daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarng/kurang penduduknya tapi luas
daerahnya (untuk tanah garapan bertani bercocok tanam dan lain lain) disamping itu jenis
pemukiman merupakan tempat pemukiman bagi orang -orang (penduduk) yang di transmigrasikan
akibat di tempat aslinya seiring dilanda banjir atau seirng mendapat gangguan dari kegiatan
gunung berapi.
Ditempat ini meraka telah disediakan rumah, dan tanah garapan untuk bertani (bercocok tanam)
oleh pemerintah dan diharapkan mereka nasibnya atau penghidupannya akan lebih baik jika
dibandingkan dengan kehidupan di daerah aslinya
e. Perkampungan Untuk Kelompok-Kelompok Khusus
Perkampungan seperti ini dibasanya dibangun oleh pemerintah dan diperuntukkan bagi orang -
orang atau kelompok-kelompok orang yang sedang menjalankan tugas tertentu yang telah
dirancanakan . Penghuninya atau orang orang yang menempatinya biasanya bertempat tinggal
untuk sementara, selama yang bersangkutan masih bisa menjalan kan tugas. setelah cukup selesai
maka mereka akan kembali ke tempat/daerah asal masing masing. contohnya adalah
perkampungan atlit (peserta olah raga pekan olahraga nasional ) Perkampungan orang -orang yang
naik haji, perkampungan pekerja (pekerja proyek besar, proyek pembangunan bendungan,
perkampungan perkemahan pramuka dan lain lain
f. Perkampungan Baru (real estate)
Pemukiman semacam ini drencanakan pemerintah dan bekerja sama dengan pihak swasta.
Pembangunan tempat pemukiman ini biasanya dilokasi yang sesuai untuk suatu pemukiman
(kawasan pemukiman). ditempat ini biasanya keadaan kesehatan lingkunan cukup baik, ada listrik,
tersedianya sumber air bersih , baik berupa sumur pompa tangan (sumur bor) atau pun air
PAM/PDAM, sisetem pembuangan kotoran dan iari kotornya direncanakan secara baik, begitu
pula cara pembuangan samphnya di koordinir dan diatur secara baik.
Selain itu ditempat ini biasanya dilengakapi dengan gedung-gedung sekolah (SD, SMP, dll)
yang dibangun dekat dengan tempat tempat pelayanan masyarakat seperti poskesdes/puskesmas,
pos keamanan kantor pos, pasar dan lain lain.
Jenis pemukiman seperti ini biasanya dibangung dan diperuntukkan bagi penduduk masyarakat
yang berpenghasilan menengah ketas. rumah rumah tersebut dapat dibali dengan cara di cicil
bulanan atau bahkan ada pula yang dibangun khusus untuk disewakan. contoh pemukiman sperit
ini adalah perumahan IKPR-BTN yang pada saat sekarang sudah banyak dibangun sampai ke
daerah-daerah
Untuk di daerah daerah (kota kota ) yang sulit untuk mendapatkan tanah yang luas untuk
perumahan, tetapi kebutuhan akan perumahan cukup banyak, maka pemerintah bekerja sama
dengan pihak swasta membangun rumah tipe susun atau rumah susun (rumah bertingkat) seperti
terdapat di kota metropolitan DKI Jakarta. Rumah rumah seperti ini ada yang dapat dibeli secara
cicilan atau disewa secara bulanan.

2.3. Unsur-unsur Pemukiman


1. Penduduk / Warga / Perkumpulan Orang-orang atau manusia
Orang-orang yang berada di dalamnya terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling
berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinyu. Suatu daerah tempat tinggal biasanya
dipimpin oleh seseorang
2. Rumah
Rumah adalah tempat berlindung dari segala macam gangguan yang dapat diisi oleh keluarga
yang merupakan unsur terkecil dari masyarakat.
3. Sarana fisik
Sarana tersebut digunakan untuk mendukung aktivitas serta kepentingan penduduk agar dapat
terus berjalan dan hidup.

2.4. Sarana dan Prasarana


Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Prasarana utama
meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air limbah dan sampah, jaringan pematusan air
hujan, jaringan pengadaan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, dan sebagainya. Jaringan primer
prasarana lingkungan adalah jaringan utama yang menghubungkan antara kawasan pemukiman
atau antara kawasan pemukiman dengan kawasan lainnya. Jaringan sekunder prasarana lingkungan
adalah jaringan cabang dari jaringan primer yang melayani kebutuhan di dal am satu satuan
lingkungan pemukiman.
Sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Contoh sarana
lingkungan pemukiman adalah fasilitas pusat perbelanjaan, pelayanan umum, pendidikan dan
kesehatan, tempat peribadatan, rekreasi dan olah raga, pertamanan, pemakaman. Selanjutnya
istilah utilitas umum mengacu pada sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan pemukiman,
meliputi jaringan air bersih, listrik, telepon, gas, transportasi, dan pemadam kebakaran. Utilitas
umum membutuhkan pengelolaan profesional dan berkelanjutan oleh suatu badan usaha.

2.5. Persyaratan Perumahan dan Pemukiman


Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan biologik di
dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan, sehingga memungkinkan penghuni
mendapatkan derajat kesehatan yang optimal.
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukinan adalah ketentuan teknis
kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang
bermukim di perumahan dan/atau masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.
Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan
pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan
perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat (Sanropie, 1992).
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri
Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai berikut :
1) Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor,
gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas tambang;
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur pendaratan
penerbangan.
2) Kualitas udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun dan
memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :
a. Gas H2S dan NH secara biologis tidak terdeteksi;
b. Debu dengan diameter g maksimum 150g/mkurang dari 10 3
c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm
d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.
3) Kebisingan dan getaran
a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .
4) Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
d. Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg
5) Prasarana dan sarana lingkungan
a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari
kecelakaan
b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit
c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan,
konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus
memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata
d. Tersedia cukup air bersih sepanj ang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan
kesehatan;
e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan;
f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan
g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan,
tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
h. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
i. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yang
dapat menimbulkan keracunan.
6) Vektor penyakit
a. Indeks lalat harus memenuhi syarat;
b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
7) Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga
berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.

2.6. Masalah Umum Kesehatan di Pemukiman Darurat

Penyakit Penyebab Tindakan Preventif


Diare - Pemukiman terlalu padat - Menyediakan area yang
- Pencemaran air dan makanan cukup
- Sanitasi jelek - Pendidikan mengenai
kesehatan
- Membagikan sabun
pembersih
- Kesadaran kebersihan
makan dan pribadi
- Penyediaan air bersih
dan makanan yang cukup
Cacar - Pemukiman terlalu padat - Menyediakan area yang
- Vaksinasi tak jalan cukup
- Imunisasi untuk anak
balita
Penyakit - Perumahan kumuh - Menyediakan area yang
pernapasan - Kurangnya selimut dan pakaian cukup
- Merokok di tempat umum - Perlindungan yang
cukup seperti pakaian
yang layak dan selimut
yang memadai
- Memberantas tempat
berkembang biaknya
nyamuk
Malaria - Tempat tinggal yang tidak kondusif
- Penyemprotan dan
untuk perkembang biakan nyamuk menjafa kebersihan
lingkungan
- Penyediaan kelambu
- Penyediaan obat
pencegah yang aman
untuk anak kecil dan ibu
hamil
Meningitis - Pemukiman yang terlalu padat - Standar minimal untuk
tempat tinggal yang layak
- Imunisasi sesuai dengan
anjuran dokter
Tuberculosse- Pemukiman yang terlalu padat - Standar minimal untuk
- Gagal gizi tempat tinggal yang layak
- Rentan terhadap virus TBC - Imunisasi
Typhoid - Pemukiman yang padat - Standar minimal untuk
- Kesadaran kebersihan kurang tempat tinggal yang layak
- Kurangnya air bersih - Air bersih yang cukup
- Kurangnya sanitasi - Sanitasi yang memadai
- Kesadaran akan
pentingnya kebersihan
Cacingan - Pemukiman yang padat - Standar minimal untuk
- Sanitasi tidak memadai tempat tinggal yang layak
- Sanitasi yang layak
- Memakai alas kaki
- Kesadaran akan
kesehatan individu
Scabies - Pemukiman yang padat - Standar minimal untuk
- Kurangnya kesadaran kesehatan tempat tinggal yang layak
diri - Cukup tersedianya air
bersih dan sabun
pembersih
Xerophtalmia/
- Diet yang tidak sesuai - Cukup mengkonsumsi
Kurang Vit.A- Disebabkan penyakit infeksi cacar makanan yang
air dan diare mengandung vitamin A
- Imunisasi untuk
mencegah penyakit
tersebut
Anemia - Malaria, Cacingan, kurang zat besi
- Tindakan pencegah dari
dan folate sumber-sumber penyakit
- Mengatur pola makan
Tetanus - Luka yang tidak dirawat - P3K yang memadai
- Salah perlakukan: waktu
- Imunisasi bagi ibu
melahirkan menyebabkan penyakit hamil dan memberi
tetanus peny.uluhan tentang
kebersihan gunting, alat
ukur
Hepatitis - Tidak Bersih - Penyediaan air bersih
- Pencemaran air dan makanan yang cukup
- Sanitasi yang memadai
- Tranfusi yang aman
STD / - Tidak bermasyarakat - Tes Syphilis selama
HIV - Kesalahan transfusi kehamilan
- Kurangnya informasi - Tes darah untuk Tansfusi
- Tindakan pencegahan
- Pendidikan kesehatan
- Penyediaan kondom
- Tidak berganti pasangan

2.7. Aspek Lingkungan Pemukiman

Ada 2 (dua) aspek lingkungan pemukiman yang harus diperhatikan adalah fasilitas
lingkungan dan prasarana lingkungan.:

1. Fasilitas Lingkungan :

Fasilitas pendidikan
Fasilitas kesehatan
Perbelanjaan
Rekreasi dan kebudayaan
Olah raga
Lap terbuka

2. Prasarana lingkungan :

Jalan
Saluran air minum
Saluran air hujan
Pembuangan sampah
Jaringan listrik
Masalah Pemukiman di Indonesia

1. Pertumbuhan penduduk tinggi (2,4 jt pertahun )


2. Penyebaran penduduk yg tidak seimbang dan merata
3. Kondisi pemukiman dibawah standar kesehatan
4. Pemukiman didaerah perkotaan

Penggunaan tanah tidak terkendalikan


Kebutuhan sarana tidak seimbang dengan pertumbuhannya

1. Pemukiman di pedesaan

Eksploitasi sumber alam yang tidak terkendali


Sumber air yang tidak terlindung
Kebijakan Perbaikan Lingkungan Kota
Program perbaikan kampung
Pembangunan rumah murah,cth : RSS
Pembangunan fasilitas umum
Pembangunan fasilitas sosial
Pencegahan pencemaran
Jaringan pengangkutan
Pengaturan tata guna tanah
Over Crowding

3.1. Kesimpulan
a. Satuan lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran
dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan terstuktur yang memungkinkan
pelayanan dan pengelolaan yang optimal.
b. Pemukiman darurat merupakan wilayah yang ditempati oleh seseorang atau kelompok manusia
dimana keadaannya memerlukan penanganan yang segara untuk mengatasi keadaan yang
sementara ataupun mendesak.
c. Prasarana lingkungan pemukiman harus meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air limbah
dan sampah, jaringan pematusan air hujan, jaringan pengadaan air bersih, jaringan listrik, telepon,
gas, dan sebagainya
d. Penyakit yang sering menyerang di daerah pemukiman darurat adalah Penyakit yang menyerang
saluran pernapasan, kulit, Cacingan, Scabies, Xerophtalmia/ Kurang Vit.A, Anemia, Tetanus,
Hepatitis, STD /HIV

3.2. Saran
Pemerintah seharusnya memperhatikan dan mengupayakan tempat pemukiman yang layak huni
agar dapat menghindari terjadinya kemungkinan terserangnya penyakit menular ataupun penyakit
tidak menular.

https://www.slideshare.net/ElanSalfa/klasifikasi-pemukiman

Anda mungkin juga menyukai