Makalah Kromatografi Kelompok 2
Makalah Kromatografi Kelompok 2
KIMIA ANALITIK
Kromatografi
Oleh :
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul Kromatografi
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kimia Analitik pada
semester enam (6) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jambi Tahun Akademik 2016/2017..
Terima kasih penulis sampaikan kepada Yth. Bapak Oki Dahwanu S.Tp
selaku Asisten dosen praktikum mata kuliah kimia analitik atas segala bimbingan,
arahan dan masukan khususnya dalam pembuatan makalah ini maupun dalam
perkuliahan secara umum.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bahan
pembelajaran kepada kita semua. Amin.
TIM PENYUSUN
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar . ii
Daftar Isi .. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .. 1
1.2 Perumusan Masalah .. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat .. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kromatografi ...... ...... 4
2.2 Jenis-jenis Kromatografi............................................. 5
2.3 Contoh Pemisahan dengan Cara Kromatografi 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
analisi kuatitatif. Jenis-jenis kromatografi yang bermanfaat dalam analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif adalah kromatografi kertas, kromatigrafi lapis
tipis (KLT), kromatografi kolom, kromatografi gas, dan kromatografi cair
kinerja tinggi. Kromatografi kertas dan KLT pada umunya lebih bermanfaat
untuk tujuan indentifikasi, karena lebih mudah dan sederhana.
2
a) Untuk mengetahui kromatografi
b) Untuk mengetahui jenis-jenis kromatografi
c) Untuk mengetahui contoh penerapan pemisahan dengan cara
kromatografi
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam penyusunan
makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Sebagai salah satu tugas praktikum mata kuliah Kimia Analitik pada
Semester enam (6) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian Tahun Akademik 2016/2017.
b) Sebagai bahan kajian bagi penelitian lebih lanjut.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
dalam campuran tersebut, sehingga terjadi proses pemisahan. Setelah
komponen-komponen dalam sampel terpisah, masing-masing komponen
tersebut dideteksi oleh detektor yang terdapat pada peralatan kromatografi.
Signal yang keluar dari detektor kromatografi dapat di plot terhadap waktu.
Plot signal terhadap waktu ini disebut kromatogram
1) Kromatografi Kertas
5
melalui kertas. Dapat dilakukan kromatografi menaik, pelarut merambat naik
pada kertas ditarik oleh gaya kapiler ataupun kromatografi menurun,
pelarutnya mengalir oleh gaya gravitasi.
Pada KLT, zat penjerap merupakan lapis tipis serbuk halus yang dilapiskan
pada lempeng kaca. Plastik atau logam secara merata, umumnya digunakan
lempeng kaca. Pemisahan yang tercapai dapat didasarkan pada adsorpsi, partisi
atau kombinasi dari kedua efek, tergantung jenis penyangga, cara pembuatan, dan
jenis pelarut yang digunakan. Perkiraan identifikasi diperoleh dengan pengamatan
bercak dengan harga Rf yang identik dan ukuran yang hamper sama. Dengan
menotolkan zat uji dan baku pembanding pada lempeng yang sama. Bercak dapat
dikerok dari lempeng, kemudian diekstraksi dengan pelarut yang sesuai dan
diukur secara spektrofotometri.
a. Ketebalan kertas
b. Kekentalan eluen
6
menguap.
Cara ini didasarkan pada partisi linarut antara dua pelarut yang tak
bercampur, salah satunya diam (fase diam) dan yang lainnya bergerak (fase
gerak). Pada tahap awal KC, fase diam dibuat dengan cara yang sama seperti
membuat penyangga kromatografi gas (Johnson, Stevenson,1991).
Fase diam pada kromatografi Jenis ini berupa lapisan tipis cairan yang
terserap pada: padatan inert berpori, yang berfungsi sebagai fase pendukung.
7
Cara ini didasarkan pada pertukaran (penjerapan) ion antara fase gerak dan
titik ion pada kemasan.Banyak dammar diperoleh dari kopolimer stirena
divinilbenzena yang telah ditambahi gugus fungsi.Dammar jenis asam sulfonat
dan jenis amin kuartener merupakan pilihan terbaik untuk sebagian besar
pemakaian.Baik fase terikat maupun dammar telah digunakan. Cara tersebut
banyak dipakai dalam ilmu hayat, contohnya pemisahan asam amino, dan dapat
pula dipakai untuk pemisahan kation dan anion (Jonhson, Stevenson,1991).
Eksklusi berbeda dari mekanisme sorpsi yang lain, yakni dalam eksklusi
tidak ada interaksi spesifik antara solute dengan fase diam. Teknik ini unik karena
dalam pemisahan didasarkan pada ukuran molekul dari zat padat pengepak (fase
diam). Pengepak adalah suatu gel dengan permukaan berlubang-lubang sangat
kecil (porous) yang inert.Sebagai fase gerak digunakan cairan. Kromatografi jenis
ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan bentuk struktur dan ukuran molekul
(Rohman,2007).
Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut
dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dikembangkan pada
akhir tahun 1960an dan awal tahun 1970an. Saat ini, KCKT merupakan teknik
pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa
tertentu dalam suatu sampel tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam
nukleat, dan protein-protein dalam cairanfisiologis;menentukan kadarsenyawa-
senyawa aktif obat, produk hasil samping proses sintesis.
Bila fase geraknya berupa air sedangkan fase diamnya berupa padatan
yang amorf yang dapat menyerap.
b. Kromatografi gas-padat
8
Bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa padatan yang
dapat menyerap/mengadsorp.
c. Kromatografi cair-cair
Bila fase gerak dan diamnya berupa cairan, dimana fase diamnya dilapisi
pada permukaan padatan pendukung yang inert
d. Kromatografi gas-cair
Bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa cairan yang
dilapiskanpada padatan pendukung yang inert.
9
digunakan tekanan dan kecepatan yang cukup tinggi sehingga mampu
dihasilkan resolusi yang lebih baik.
c) Kromatografi Kertas
10
maupun dipisahkan dengan dua langkah yang pertama, Cara ini dikenal
dengan metode kromatografi dua dimensi.
11
20:10 :1; (2) sikloheksana : etil asetat = 4:1; (3) toluen : eter = 1:1; (4)
sikloheksana : aseton = 2:1; (5) eter : sikloheksana = 1:1; (6) etil asetat :
toluen = 4:6; (7) sikloheksana : aseton : toluen = 2:1:0,5; serta (8) toluen : etil
asetat : sikloheksana = 3:1:1 (hayani dan may, 2005).
Eluen yang diperlukan adalah 30 ml larutan pereaksi dalam bejana
pengembang untuk memisahkan komponen dalam ekstrak yang telah
diteteskan pada plat kaca silica gel. Sebagai contoh penggunaan pereaksi
sikloheksan : etil asetat = 4 : 1 adalah campuran 24 ml sikloheksan dan 6 ml
etil asetat yang terdapat dalam bejana pengembang. Begitu pula campuran
beberapa pereaksi untuk keperluan proses pengembangan dalam bejana
(Hayani dan may, 2005).
Adsorben sebagai fase diam yang digunakan yaitu silica gel 60 GF254
yang ketebalan pada plat 250m. Pendeteksi komponen adalah H2 SO4 50%
dan KOH 10% dalam alkohol (Hayani dan may, 2005).
Pada media fase diam (plat kaca) yang telah dilapisi silica gel 60
GF254 setebal 250 m diteteskan contoh ekstrak purwoceng dengan
menggunakan pipet kapiler pada jarak 1,5 cm dari bagian bawah plat.
Selanjutnya plat dimasukkan ke dalam bejana pengembang yang telah berisi
pereaksi atau eluen jenuh, didiamkan sehingga batas eluen sekitar 15 cm dari
awal penetesan pada plat kaca atau media fase diam yang berukuran 20 cm x
20 cm. Plat kaca lalu diangkat hingga pereaksi atau eluen menguap semua
pada suhu kamar. Komponen atau spot yang terdapat pada plat diamati di
bawah lampu ultra violet atau disemprot pereaksi penampak noda, dipanaskan
dalam oven pada suhu 105o C selama 10 menit. Setelah dingin diukur harga
Rf dari masing-masing komponen. Harga Rf adalah perbandingan tinggi
eluen pada plat silica gel dengan tinggi spot (Hayani dan may, 2005).
Pemisahan komponen dengan KLTdipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain suhu ruang, kejenuhan uap pereaksi, ketebalan fase diam, dan cara
penetesan contoh ekstrak. Kromatografi adsorbsi umumnya lebih mudah
dilaksanakan karena polaritas adsorbennya tetap, sehingga pemisahan dapat
dilaksanakan dengan memanipulasi polaritas pelarutnya (Adnan, 1997).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasrkan perbedaan
pola pergerakannya antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan
komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan
2. Jenis kromatografi antara lain : kromatografi padat-cair, kromatografi cair-
cair dan kromatografi gas-padat.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan metode kromatografi hendaknya harus
dipahami terlebih dahulu prinsip kerja dari kromatografi dan pengetahuan tentang
cara penggunaan metode kromatografi
13
DAFTAR PUSTAKA
Eni Hayani dan May. S. 2005. Teknik Pemisahan Komponen Ekstrak Purwoceng
Secara Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Teknik Pertanian. Volume 10 (2) :
83-85.
Hernani. 1999. Teknik identifikasi bahan aktif pada tumbuhan obat. Makalah pada
Seminar Pendalaman Materi di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
Obat, Bogor. 13 hlm.
Johnson, E.L., dan Stevenson, R., 1991, Dasar Kromatografi Cair Kinerja Tinggi,
Penerbit ITB Bandung.
iv