Anda di halaman 1dari 40

i

PENENTUAN KADAR AIR DAN KOTORAN MINYAK SAWIT


MENTAH (CPO) PADA TANGKI PENYIMPANAN DI PABRIK
KELAPA SAWIT PTPN.IV KEBUN ADOLINA

KARYA ILMIAH

AHMAD ABDUL AZIZ


062409065

PROGRAM DIPLOMA-3 KIMIA INDUSTRI


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
ii

PENENTUAN KADAR AIR DAN KOTORAN MINYAK SAWIT


MENTAH (CPO) PADA TANGKI PENYIMPANAN DI PABRIK
KELAPA SAWIR PTPN.IV KEBUN ADOLINA

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

AHMAD ABDUL AZIZ


062409065

PROGRAM DIPLOMA-3 KIMIA INDUSTRI


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
iii

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN KADAR AIR DAN KOTORAN DARI


MINYAK SAWIT (CPO) PADA CONTINOUS
SETTLING TANK (CST) DI PABRIK KELAPA
SAWIT PTPN IV KEBUN ADOLINA
Kategori : KARYA ILMIAH
Nama : AHMAD ABDUL AZIZ
Nomor Induk Mahasiswa : 062409065
Program Studi : KIMIA INDUSTRI D-3
Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(MIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di
Medan , Juni 2009

Diketahui / Disetujui oleh


Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua , Pembimbing,

DR.RUMONDANG BULAN NST, MS. DRA.EMMA ZAIDAR NST, M.Si


NIP 131 459 466 NIP 131 653 985

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
iv

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR AIR DAN KOTORAN DARI MINYAK SAWIT (CPO)


PADA CONTINOUS SETTLING TANK (CST) DI PABRIK KELAPA SAWIT
PTPN IV KEBUN ADOLINA

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri , kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya .

Medan , Juni 2009

AHMAD ABDUL AZIZ


NIM 062409065

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
v

PENGHARGAAN

Puji syukur dan ungkapan terima kasih penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya , karya ilmiah ini berhasil diselesaikan dalam jangka
waktu yang ditetapkan . Tidak lupa sholawat dan salam penyusun hanturkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan bimbingan sehingga
dapat merasakan alam yang berpendidikan ini .

Adapun karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengakhiri
perkuliahan yang harus dilaksanakan seluruh mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam USU khususnya D-3 Kimia Indrustri . Penyusun menyadari bahwa
karya ilmiah ini masih banyak kekurangan , oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan
saran guna menunjang kesempurnaan karya ilmiah ini .

Penyusun ucapkan terima kasih kepada Drs.Emma Zaidar Nst , M.Si. yang telah
bersedia menjadi pembimbing penuh penyusun dalam penyelesaian tugas akhir ini .
Ucapan terima kasih juga kepada ketua dan sekretaris Departemen Kimia
Dr.Rumondang Bulan Nst, MS. dan Drs.Firman Sebayang, MS. dan pembantu dekan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU , serta semua dosen pada
Departemen Kimia Fakutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU , dan juga
tidak terlupakan buat Abangda M.Zulham Effendi, Ricky Hidayat, Adilla Pratiwi,
Priyasin Hardian, Ripin, Indra Nugraha, dan Awaluddin yang selalu membantu ,
memberikan dukungan dan semangat selama penyusunan karya ilmiah ini dan semua
rekan-rekan kuliah yang tidak tersebutkan namanya satu persatu .

Terima kasih tidak terlupakan dan sangat berarti dalam hidup penyusun ucapkan
sangat banyak terima kasih kepada orang tua saya , Ayahanda Remy dan Ibunda Nuriah
atas limpahan cinta dan kasihnya dan terima kasih buat kakak dan adik-adik ku atas
semua doa dan support nya , semoga Allah SWT senantiasa membalasnya dan
menjadikan kita orang yang mencintai ilmu yang bermanfaat dan selalu berada di
jalanNya.

Medan , Juni 2009

(Ahmad Abdul Aziz)

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
vi

ABSTRAK

PTPN. IV kebun Adolina merupakan pabrik yang mengolah minyak kelapa sawit
(CPO) mulai dari tandan buah segar (TBS) hingga menjadi minyak sawit kasar . Pada
proses pengolahan tersebut , dimaksudkan agar mendapatkan kualitas minyak sawit yang
baik dan bernilai jual tinggi . Standard mutu merupakan hal yang penting untuk
menentukan minyak yang bermutu . Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu minyak
sawit tersebut adalah kandungan air dan kotoran . Kadar air dianalisa dengan metode
thermogravimetri dan kadar kotoran dengan metode pengendapan , sentrifugasi atau
penyaringan dengan menggunakan adsorben . Hasil analisa yang diperoleh rata-rata
kadar air adalah 0,869% dan rata-rata kadar kotoran adalah 0,0177%. Mutu minyak
kelapa sawit yang baik di Continous Settling Tank (CST) dari analisa laboratorium ,
kadar air yang sesuai standard (0,6-0,8%) dan kadar kotoran yang sesuai standard (0,2-
0,4%) . Dari hasil percobaan ini diperoleh bahwa kadar air dan kotoran pada Continous
Settling Tank (CST) masih dalam standard mutu yang ditetapkan oleh pabrik dan dapat
dipasarkan .

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
vii

ABSTRACT

PTPN.IV of Adolina estate is a factory to process the palm oil from fresh bunch
until crude palm oil . In the processing , it is intended to get good quality palm oil and
high value of selling . The important quality standard to determinate good palm oil . One
of the factors to effect the quality is content of water and impurity . The water content is
analyzed with thermogravimetry method and the content of impurity by settling method ,
centrifugation or filtering by using the adsorbent . The result of average water content is
0.869% and impurity is 0.0177% . The quality of palm oil in Continous Settling Tank
(CST) is analyzed in laboratory , the water content suitable to standard (0.6-0.8%) and
content of impurity suitable to standard (0.02-0.04%) . From the result of this
experiment , it is gained that content of water and impurity in Continous Settling Tank
(CST) is still in quality standard set by the factory and can be marketed .

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
viii

DAFTAR ISI

Halaman
Persetujuan iii
Pernyataan iv
Penghargaan v
Abstrak vi
Abstrac vii
Daftar Isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi

BAB 1. Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan 2
1.3. Tujuan 2
1.4. Manfaat 3

BAB 2. Tinjauan Pustaka 4


2.1. Tanaman Kelapa Sawit 4
2.2. Minyak Sawit 4
2.2.1. Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit 5
2.2.2. Sifat fisika kimia Minyak 5
2.2.3. Sifat Kimia Minyak dan Lemak 6
2.3. Pengolahan Minyak Sawit 8
2.3.1. Pemurnian dan Penjernihan Minyak Sawit 7
2.3.2. Tujuan Pemurnian 8
2.3.3. Pemanasan Minyak Sawit 9
2.3.4. Pengeringan Minyak Sawit 10
2.4. Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit 11
2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Mutu Minyak Sawit 12
2.6. Kadar Air dan Zat yang mudah Menguap 14
2.6.1. Sifat-sifat kimia dan fisika air 15
2.6.2. Elektrolisis air 16
2.6.3. Kelarutan (solvasi) 17
2.7. Cara-cara penentuan kadar air pada minyak dan lemak 18
1.Cara Hot Plate 18
2.Cara Oven Terbuka 18
2.8. Pengaruh Kadar air terhadap Mutu Minyak Sawit 19
2.9. Kadar pengotor dan Zat yang tidak terlarut 20
1. Kotoran yang tidak terlarut dalam minyak 20
2. Kotoran yang berbentuk suspensi koloid dalam minyak 20
3. Kotoran yang terlarut dalam minyak 20

BAB 3. Bahan dan Metode Analisa 21


3.1. Bahan 21
3.1.1. Bahan yang digunakan 21
3.1.2. Alat-alat yang digunakan 21
Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
ix

3.1.3. Metode Analisa 21


3.1.3.1. Penentuan Kadar Air 21
3.1.3.2. Penentuan Kadar Kotoran 22

BAB 4. Hasil dan Pembahasan 23


4.1. Hasil penelitian 23
4.1.1. Perhitungan 24
4.2. Pembahasan 25

BAB 5. Kesimpulan dan Saran 26


5.1. Kesimpulan 26
5.2. Saran 26

Daftar pustaka 27
Lampiran

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Komposisi Asam Lemak minyak kelapa sawit


dan minyak inti kelapa sawit 5
Tabel Spesifikasi Mutu Minyak Sawit (CPO) 12
Tabel 2.6.1 Air 15
Tabel 4.1. Data hasil analisa kadar air 23
Tabel 4.2. Data hasil analisa kadar kotoran 23

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineneesis Jacq) merupakan tumbuhan tropis

yang tergolong dalam famili Palmae. Tanaman ini berasal dari Afrika dan dikenal di

Indonesia sejak tahun 1848. Tanaman kelapa sawit sebagai tanaman industri mulai

diusahakan secara komersil di Indonesia sejak tahun 1911. Berdasarkan hasil penelitian

kondisi iklim dan tanah wilayah Sumatera Utara cocok untuk perkembangan penanaman

kelapa sawit, sehingga Belanda, Inggris, dan Belgia tertarik untuk membangun

perkebunan kelapa sawit.(Siahaan , 2006)

Minyak kelapa sawit dapat dikonvesi menjadi bentuk metal ester asam lemak

atau yang disebut dengan biodiesel . Konversi dilakukan melalui reaksi transesterifikasi

antara minyak kelapa sawit dengan metanol serta penambahan katalis, baik katalis asam

maupun katalis basa . (Fauzi , 2006)

Indonesia termasuk pengekspor minyak sawit mentah (CPO) terbesar kedua di

dunia setelah Malaysia , dan terus bertambah setiap tahunnya , dan diperkirakan pada

tahun 2012 , akan menjadi eksportir CPO terbesar di dunia . Oleh karena itu , CPO

merupakan bahan baku biodiesel yang paling potensial pada saat ini. (Prakoso,2008)

Berdasarkan data terakhir yang diperoleh dari United Stated Departement of

Agriculture (USDA) pada bulan Maret 2009 bahwa produksi total minyak sawit

Indonesia adalah 19,7 juta ton yang artinya mengalami peningkatan sekitar 12,5 juta ton

atau 174% dari produksi minyak sawit 10 tahun terakhir (sekitar 7,2 juta ton). (USDA ,

2009)

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
2

Agar diperoleh minyak sawit dengan mutu yang baik, minyak sawit kasar

tersebut mengalami pengolahan secara lebih lanjut. Minyak sawit yang masih kasar

(Crude Oil Tank) dan setelah melalui pemurnian atau klarifikasi bertahap, maka akan

dihasilkan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil, CPO). Proses penjernihan dilakukan

untuk menurunkan kandungan air didalam minyak. Minyak sawit ini ditampung dalam

tangki-tangki penampung dan siap dipasarkan atau mengalami pengolahan lebih lanjut

sampai dihasilkan minyak murni (Processed Palm Oil, PPO) dan hasil olahan lainnya.

Sedangkan sisa olahan berupa Lumpur masih dapat dimanfaatkan dengan proses ulang.

Hingga akhir tahun 2004, luas areal tanaman kelapa sawit di Indonesia telah

mencapai 4.000.000 Ha merupakan areal tanaman menghasilkan, yang berarti 37,8%

dari total areal kelapa sawit dunia. (Siahaan, 2006).

Berdasarkan uraian di atas , saya ingin meneliti kadar air dan kotoran minyak

sawit mentah (CPO) pada tangki penyimpanan di pabrik kelapa sawit PTPN.IV kebun

Adolina .

1.2. Permasalahan

Berapakah kadar air dan kotoran minyak sawit (CPO) pada Continous Settling

Tank (CST) ,di minyak sawit dan apakah sesuai dengan standard mutu internasional atau

SNI .

1.3. Tujuan

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
3

Untuk menentukan kadar air dan kotoran dari minyak kelapa sawit (CPO) pada

Continous Settling Tank (CST) sebelum dipasarkan .

1.4. Manfaat

Memberikan informasi tentang kadar air dan kotoran yang terdapat pada minyak sawit

mentah (CPO) pada Continous Settling Tank di pabrik kelapa sawit PTPN.IV kebun

Adolina dan dalam hubungannya dengan standar Internasional atau SNI .

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit secara umum tumbuh rata-rata 20-25 tahun. Pada tiga tahun
pertama disebut sebagai kelapa sawit muda, hal ini dikarenakan kelapa sawit tersebut
belum menghasilkan buah. Kelapa sawit berbuah pada usia empat sampai enam tahun.
Dan pada usia tujuh sampai sepuluh tahun sebagai periode matang (the mature periode),
dimana pada periode tersebut mulai menghasilkan buah tandan segar (Fresh Fruit
Bunch). Tanaman kelapa sawit pada usia sebelas tahun sampai dua puluh tahun mulai
mengalami penurunan produksi buah tandan segar. Dan terkadang pada usia 20-25 tahun
tanaman kelapa sawit mati.

Semua komponen buah sawit dapat dimanfaatkan secara maksimal mungkin.


Buah sawit memiliki daging dan biji sawit (kernel), dimana daging sawit dapat diolah,
menjadi CPO (crude palm oil) sedangkan buah diolah menjadi PK (kernel palm).
Ekstraksi CPO rata-rata 20 % sedangkan PK 2,5 %.

Untuk sementara cangkang biji sawit dapat dipergunakan sebagai bahan


makanan dan industri proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau.
Disamping itu CPO dapat diuraikan untuk produksi minyak sawit padat (RBD Stearin)
dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein) . RBD Stearin terutama
Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
5

dipergunakan untuk margarine dan shortening , disamping untuk bahan baku indrustri
sabun dan deterjen .(www.google.com. 3 April 2009 ).

2.2 Minyak Sawit

Sebagai minyak atau lemak , minyak sawit adalah suatu trigliserida , yaitu senyawa
gliserol dengan asam lemak . Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya ,
minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat.

Lemak atau minyak memiliki struktur trigliserida yang sama dan hanya berbeda
dalam bentuk (wujud). Lemak bersifat padat dan minyak bersifat cair pada suhu ruang .
(Soepadiyo , 2003)

2.2.1 Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah kulit yang tipis ;
kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40% . Minyak kelapa sawit adalah lemak semi
padat yang mempunyai komposisi yang tetap .

Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel 2.1
.
Tabel 2.1. Komposisi Asam Lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit
Asam lemak Minyak Kelapa Sawit Minyak inti sawit
Asam kaprilat - 34
Asam kaproat - 37
Asam laurat - 46 52
Asam miristat 1,1 2,5 14 17
Asam palmitat 40 46 6,5 9
Asam stearat 3,6 4,7 1 2,5

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
6

Asam oleat 39 45 13 19
Asam linoleat 7 11 0,5 - 2
Sumber : Eckey,S.W. (1955)

2.2.2 Sifat Fisika-kimia Minyak

Sifat fisika-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna , bau dan flavor , kelarutan , titik

cair dan polymorphism , titik didih (boiling point) , titik pelunakan , slipping poin ,

bobot jenis , indeks bias , titik kekeruhan (turbidity point) . Warna minyak ditentukan

oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan , karena asam-asam

lemak dan gliserin tidak berwarna . Warna orange atau kuning disebabkan oleh adanya

pigmen karoten yang larut dalam minyak . Bau dan flavour dalam minyak terdapat

secara alami juga terjadi akibat kerusakan minyak . Sedangkan bau khas minyak kelapa

sawit ditimbulkan oleh persenyawaan betaionine . Titik cair bergantung pada asam

lemak yang terkandung dalam minyak tersebut .

2.2.3 Sifat Kimia Minyak dan Lemak

Minyak pada umumnya merupakan asam lemak jenuh yang mempunyai rantai lurus

monokarboksilat dengan jumlah atom karbon yang genap. Reaksi pada minyak dan

lemak adalah reaksi hidrolisa dan hidrogenasi .

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
7

Hidrolisis

Dalam reaksi hidrolisa secara alami , minyak atau lemak akan dirubah menjadi asam-

asam lemak bebas dan gliserol . Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan

minyak atau lemak karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut.

Reaksi hidrolisa yang menghasilkan flavour sehingga menyebabkan bau tengik pada

minyak tersebut .

Minyak atau lemak dapat dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak karena

adanya air . Reaksi ini dipercepat oleh basa , asam , dan enzim-enzim . Hidrolisis oleh

enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang

mengandung minyak . Dengan adanya lipase , lemak akan diuraikan sehingga kadar

asam lemak bebas menjadi tinggi .

Reaksi Hidrolisa trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak adalah :

CH2 O C R R CH2OH

O O

CH O C R + 3 H2 O CHOH + 3 R C - OH

CH2 O C R CH2OH

Trigliserida Air Gliserol Asam Lemak

Oksidasi

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
8

Kerusakan lemak utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut dengan

proses ketengikan. Hali ini disebabkan oleh autoksidasi radikal asam lemak tidak jenuh

dalam lemak . Autoksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang

disebabkan oleh faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya , peroksida ,

logam-logam berat seperti Cu. Fe , Co , dan Mn. (Ketaren,S 1986)

2.3 Pengolahan Minyak Sawit

2.3.1 Pemurnian dan Penjernihan Minyak Sawit

Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa

minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikel-partikel dari

tempurung dan serabut kasar 40-50% air . Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu

baik , minyak sawit kasar tersebut diolah lebih lanjut yaitu dialirkan dalam tangki

minyak kasar (crude oil tank) dan setelah melaluli pemurnian atau klarifikasi yang

bertahap . (Tim Penulis PS , 1997)

Minyak Sawit dipompakan dari bak tunggu kedalam tangki penjernihan

(klarifikator). Di dalam tangki penjernihan ini minyak kelapa sawit dimasak lagi dengan

uap air panas selama kurang lebih 60 menit , kemudian didinginkan selama 60 menit.

Tidak boleh terjadi kondensasi uap air . Pemanasan juga bertujuan untuk mencegah

pembekuan minyak pada proses selanjutnya .

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
9

Minyak yang dialirkan dari tangki penjernihan , disaring di dalam alat penyaring

sentrifugal . Dari penyaringan sentrifugal minyak bersih dipompakan ke dalam tangki

penimbunan , sedangkan air dan kotoran dikembalikan ke dalam tangki pengendapan .

(Ketaren,S 1986)

2.3.2 Tujuan Pemurnian

Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan datau pemerasan perlu dibersihkan

dari kotoran , baik yang berupa padatan (solid) , lumpur (sludge) , maupun air . Tujuan

dari pembersihan /pemurnian minyak kasar yaitu diperoleh minyak dengan kualitas

sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak .

Untuk memahami tujuan dan hakekat pemurnian minyak kasar , perlu

diajari sifat fisika-kimia dari minyak kasar tesebut . (Iyung Pahan,2006).

2.3.3 Pemanasan Minyak Sawit

Minyak yang berada dalam monteyues dipanaskan dengan uap air supaya tidak

membeku . Dari monteyues dipanaskan dalam bak tunggu dengan bantuan tekanan uap

sebesar 2 kg per cm2 , dan dari bak tunggu minyak dialirkan kedalam tangki

pengendapan .

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
10

Di dalam tangki pengendapan , minyak dipanaskan dengan uap air selama

kurang lebih 4 jam , kemudian didinginkan selama 3 jam . Perebusan bertujuan untuk

memecahkan struktur emulsi . Memasak minyak dan memisahkan kotoran dan air dari

minyak . Pendingin selama 3 jam akan memisahkan minyak dari air dan kotoran dengan

minyak . Minyak akan terapung diatas permukaan air dan kotoran , karena bobot

jenisnya lebih kecil daripada bobot jenis air atau kotoran tersebut .

Setelah terpisah kedua cairan dikeluarkan dari tangki melalui saluran yang

berbeda . Minyak Sawit dialirkan kedalam bak tunggu sedangkan air dan kotoran

dialirkan ke dalam parit .

Di dalam parit , air kotoran dipanaskan lagi dengan uap air dan kemudian

didinginkan . Minyak sawit yag terapung dipisahkan dan dimasukkan kembali ke dalam

tangki pengendapan . Tujuan pekerjaan ini adalah untuk memasak minyak dan

memisahkan kotoran dan air .

2.3.4 Pengeringan Minyak Sawit

Minyak yang dikutip dari tangki pengendapan masih mengandung sekitar 0,5% air dan

sejumlah kotoran . Ini dipisahkan dengan sentrifugasi berputaran tinggi , biasanya kadar

air akan turun menjadi 0,25% , dan kadar kotoran menjadi sekitar 0,01%.

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
11

Kadar air dalam minyak setelah pemurnian masih terlalu tinggi untuk mencegah

peningkatan kadar asam lemak bebas karena hidrolisis . Untuk mendapat kadar air yang

diinginkan (0,08%) minyak harus dikeringkan . Untuk ini sebaiknya dipakai pengering

vacuum pada suhu relatif rendah , agar minyak tidak teroksidasi pada waktu pengeringan

pada suhu tinggi .

Pengeringan minyak yang tidak sempurna dapat diketahui dari kandungan air

dalam minyak , pengeringan dikatakan baik jika kadar air dibawah 0,1% . Selesao

pengeringan minyak harus didinginkan sampai dibawah 50 0C untuk mencegah oksidai

pada waktu pemasukan ketangki timbun .

Setelah melalui pemurnian atau klarifikasi yang bertahap , akan menghasilkan

minyak sawit mentah (CPO) . Proses penjernihan dan pemisahan dengan air dan kotoran

ini dilakukan dengan system pengendapan , sentrifugal , dan penguapan untuk

menurunkan kandungan iar dan kotoran dalam minyak .

Minyak sawit yang telah dijernihkan ditampung dalam tangki timbun (CPO

storage). Minyak sawit pada tangki penampungan sudah siap dipasarkan atau mengalami

pengolahan lebih lanjut sampai dihasilkan minyak sawit murni (Processed Palm

Oil,PPO) dan hasil lainnya . Sedangkan sisa olahan yang berupa Lumpur dapat

dimanfaatkan dengan proses daur ulang untuk diambil minyak sawitnya .

2.4 Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
12

Akhir-akhir ini minyak sawit berperan cukup penting dalam perdagangan dunia .

Berbagai indrustri , baik pangan maupun non pangan , banyak yang menggunakan nya

sebagai bahan baku . Berdasarkan peranan dan kegunaan minyak sawit itu , maka mutu

dan kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai komoditas

ini .

Di dalam perdagangan kelapa sawit , istilah mutu sebenarnya dapat dibedakan

menjadi dua arti :

1. Mutu minyak sawit dalam arti benar-benar murni yang tidak tercampur dengan

minyak nabati lain . Mutu minyak sawit dalam arti yang pertama dapat ditentukan

dengan menilai sifat-sifatnya , antara lain titik lebur , angka penyabunan , dan

bilangan yodium .

2. Mutu minyak sawit dilihat dalam arti penilaian menurut ukuran . Dalam hal ini

syarat mutunya diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang

meliputi kadar air dan kotoran , kadar asam lemak bebas , logam besi , logam

tembaga , peroksida , dan ukuran pemucatan . Dalam dunia perdagangan , mutu

minyak sawit dalam arti lebih penting .

Tabel. Spesifikasi mutu minyak sawit (CPO)

No Parameter Norma (%)

ALB
1 Mutu Minyak

Kadar air
3.00
0.150
Kadar Kotoran 0.020
2 Mutu Inti
Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
13

ALB
Kadar air
2.00

Cangkang + Kotoran
8.50
8.50
Pecah 15.00
Berubah warna 40
Lemak dalam inti 46

Pada ampas
3 Kehilangan min yak

Pasa Drap akhir


4 4.5

Pada Drap buangan


0.5 0.7
0.49
Pada tandan kosong 2.5 3.0
Pada buah dalam tandan kosong 0.5 1.5
Pada minyak biji 0.80
Pada rebusan
0.50
Kenaikan ALB dalam pabrik
0.30

Dalam ampas
4 Kehilangan inti

Jumlah inti dalam cangkang


2
2
Dalam tandan kosong 0.2
Sumber : PTPN IV Kebun Adolina

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Mutu Minyak Sawit

Dengan adanya peningkatan nilai ekspor maka diperlukan standar dan pengawasan mutu

minyak sawit untuk memberikan jaminan mutu pada konsumen .

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu adalah air , kotoran , asam lemak bebas ,

bilangan peroksida , dan daya pemucatan . Faktor-faktor lain adalah titik cair ,

kandungan gliserida padat , dan sebagainya . Semua faktor-faktor ini perlu dianalisis

untuk mengetahui mutu minyak kelapa sawit.

Bagi negara konsumen terutama negara yang telah maju , selalu menginginkan

minyak sawit yang benar-benar bermutu . Permintaan tersebut cukup beralasan sebab

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
14

minyak sawit tidak hanya digunakan untuk bahan baku dalam indrustri non pangan saja ,

tetapi banyak indrustri pangan yang membutuhkan . Lagipula , tidak semua pabrik

kelapa sawit mempunyai teknologi dan instalasi yang lengkap , terutam yang berkaitan

dengan proses penyaringan minyak sawit . Pada umumnya penyaringan hasil minyak

sawit dilakukan dalam rangkaian proses pengendapan , yaitu minyak sawit jernih

dimurnikan dengan sentrifugasi .

Dengan proses diatas , kotoran-kotoran yang berukuran besar memang bisa

disaring . Akan tetapi , kotoran kotoran atau serabut yang berukuran kecil tidak disaring

, hanya melayang-melayang di dalam minyak sawit . Padahal alat sentrifugasi tersebut

dapat berfungsi dengan prinsip kerja perbedaan berat jenis . Walaupun bahan baku

minyak sawit selalu dibersihkan sebelum digunakan pada indrustri-indrustri yang

bersangkutan , namun banyak yang beranggapan dan menuntut bahwa kebersihan dan

kemurnian minyak menjadi tanggung jawab produsen .

Meskipun kadar ALB dalam minyak sawit kecil , namun itu menjamin mutu

minyak sawit . Kualitas minyak sawit harus dijaga dengan cara membuang kotoran dan

air . Hal ini dilakukan dengan alat pemurnian yang modern .

2.6 Kadar air dan zat yang mudah menguap

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
15

Kadar air dan zat yang mudah menguap didefenisikan sebagai massa zat yang hilang

dari zat yang dianalisa pada pemanasan 105 0C di bawah kondisi operasi tertentu .

Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom oksigen yang berikatan kovalen

dengan 2 atom hidrogen . Hidrogen dan oksigen mempunyai daya padu yang besar

diantra keduanya . Keunikan air terjadi berkat ikatan pemadu kedua unsurnya .

Perangkaian jarak atom-atom nya mirip kunci yang masuk ke lubangnya , kecocokan

begitu sempurna , sehingga air termasuk senyawa alam yang baik . Semua atom dalam

molekul air terjadi satu ikatan yang kuat , yang hanya dapat dipecahkan oleh perantara

yang paling akresif , misalnya energi listrik atau zat kimia seperti logam kalium .

Kandungan dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability , kesegaran ,

dan daya tahan bahan itu . Sampai sekarang belum diperoleh suatu istilah yang tepat

untuk air yang terdapat dalam bahan makanan . Istilah yang paling umum dipakai hingga

saat ini adalah air terikat (bound water) . Walupun sebenarnya istilah ini kurang tepat

, karena istilah air terikat ini dianggap sebagai suatu sistem yang mencakup air yang

mempunyai derajat keterikatan yang berbeda-beda dalam suatu bahan . (Purnomo,Hari.

1995).

2.6.1 Sifat-sifat kimia dan fisika Air

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
16

Sifat-sifat kimia dan fisika


Air

Informasi dan sifat-sifat


Nama sistematis air
aqua, dihidrogen monoksida,
Nama alternatif
hidrogen hidroksida
Rumus molekul H2O
Massa molar 18.0153 g/mol
0.998 g/cm (cariran pada 20 C)
Densitas dan fase
0.92 g/cm (padatan)
Titik lebur 0 C (273.15 K) (32 F)
Titik didih 100 C (373.15 K) (212 F)
Kalor jenis 4184 J/(kgK) (cairan pada 20 C)

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua
atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100
kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti
garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam
kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida
lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa
air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan
tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen,
flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan
hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa
hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fasa berkeadaan cair, adalah karena
Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
17

oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali


flor). Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang
dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom
hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap
atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-
menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-
masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada
akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan
hidrogen.

Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah
tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai
sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida
(OH-).

2.6.2 Elektrolisis air

Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus
listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan
menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH-). Sementara
itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion
H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi
sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari
elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung
pada elektroda dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
18

menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat digunakan sebagai
bahan bakar kendaraan hidrogen.

2.6.3 Kelarutan (solvasi)

Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang

bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut

sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur

dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik"

(takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat

tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-

dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya

tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan

mengendap dalam air.

( http : // www.google.id.wikipedia.org/wiki/Air . 31 Mei 2009 )

2.7 Cara-cara penentuan Kadar Air pada Minyak dan Lemak

1. Cara Hot Plate

Cara hot plate digunakan untuk menentukan kadar air dan bahan-bahan lain

yang menguap yang terdapat dalam minyak dan lemak . Cara ini dapat digunakan pada

semua minyak dan lemak kecuali pada minyak yang diekstraksi dengan pelarut yang

mudah menguap . Sebelum dilakukan pengujian pada contoh , minyak harus diaduk

dengan baik karena air cenderung untuk mengendap .

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
19

Contoh ditimbang dalam gelas piala yang kering dan telah didinginkan dalam

desikator . Kemudiah contoh dipanaskan diatas hot plate sambil memutar gelas piala

secara perlahan-lahan dengan tangan , agar minyak tidak memercik . Pemanasan

dihentikan setelah tidak terlihat lagi gelembung gas dan buih . Cara lain yang lebih baik

digunakan adalah dengan meletakkan gelas arloji diatas gelas piala . Adanya uap air

akan terlihat dari adanya air yang mengembun pada gelas aloji . Pada akhir pemanasan

suhu minyak tidak boleh lebih dari 130 0C , selanjutnya disimpan dalam desikator dan

didinginkan dalam suhu kamar dan ditimbang . Penyusutan bobot disebabkan oleh bobot

dari air dan zat yang mudah menguap yang terkandung dalam minyak dan lemak

tersebut .

2. Cara Oven Terbuka

Cara Oven terbuka (air oven method) digunakan untuk lemak nabati dan lemak

hewan , tetapi dapat digunakan untuk minyak yang mengering (drying oil) atau setengah

mengering (semi drying oil).

Contoh yang telah diaduk , selanjutnya ditimbang di dalam cawan kadar air

(moisture dish) , lalu dimasukkan ke dalam oven dan dikeringkan pada suhu 105 0C

selama 30 menit . Contoh diangkat dari oven dan didinginkan dalam desikator sampai

suhu kamar , kemudian ditimbang.

Cara oven hampa udara (vacum oven method) dapat digunakan untuk semua

jenis minyak dan lemak kecuali minyak kelapa dan minyak sejenis yang tidak

mengandung asam lemak bebas lebih dari 1 % . Contoh yang telah diaduk ditimbang

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
20

dalam cawan kadar air , kemudian dikeringkan di dalam oven dan didinginkan dalam

desikator sampai suhu kamar , kemudian ditimbang . Bobot tetap diperoleh jika selama

pengeringan 1 jam perbedaan penyusutan tidak lebih dari 0.05%.

2.8 Pengaruh Kadar Air Terhadap Mutu minyak Sawit

Mutu minyak kelapa sawit yang lebih baik adalah minyak kelapa sawit yang mempunyai

kadar sebesar 0,15% dan kadar asam lemak bebasnya sebesar 2,5% . Salah satu factor

yang mempengaruhi mutu minyak sawit adalah kadar airnya .

Minyak kelapa sawit yang mempunyai kadar air sangat kecil (<0,15%) akan

memberikan kerugian mutu minyak , dimana pada tingkat kadar air yang demikian kecil

akan sangat memudahkan terjadinya proses oksidasi minyak itu sendiri .

Proses oksidasi ini dapat terjadi dengan adanya oksigen/udara , baik pada suhu

kamar dan selama proses pengolahan pada suhu tinggi yang akan menyebabkan minyak

mempunyai rasa dan bau tidak enak (ketengikan) . Akibatnya mutu minyak menjadi

turun .

Dan jika kadar air dalam minyak sawit sangat tinggi (>0.15%) maka akan

mengakibatkan terjadinya hidrolisa lemak , dimana hidrolisa dari minyak sawit ini akan

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
21

menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas yang menyebabkan ketengikan hidrolisa

dan menghasilkan rasa dan bau tengik pada minyak tersebut .

Untuk mendapatkan kadar air yang sesuai dengan yang diinginkan , maka harus

dilakukan pengawasan yang intensif pada penimbunan dan pada proses pengolahan . Hal

ini bertujuan utnuk menghambat atau menekan terjadinya hidrolisa dan oksidasi minyak

2.9 Kadar pengotor dan Zat yang tidak terlarut

Kadar pengotor dan zat terlarut adalah keseluruhan bahan asing yang tidak larut pada

pelarut yang ditetapkan (n-hexan , dietylether , atau carbod disulfide)dibawah kondisi

operasi yang tertentu . Pengotor yang tidak terlarut dinyatakan sebagai persen zat

pengotor terhadap minyak atau lemak .

Kotoran yang terdapat pada minyak terdiri dari tiga golongan , yaitu :

1. Kotoran yang tidak terlarut dalam minyak ( fat Insolube dan

Terdispersi dalam minyak )

Kotoran yang terdiri dari biji atau partikel jaringan , lender dan getah serat-serat

yang berasal dari kulit , abu atau mineral yang terdiri dari Fe,Cu,Mg,dan Ca, serta air

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
22

dalam jumlah yang kecil . Kotoran seperti ini dapat dipisahkan dengan beberapa cara

dengan cara mekanis, yaitu : dengan pengendapan dan sentrifugasi .

2. Kotoran yang berbentuk suspensi koloid dalam minyak

Kotoran ini terdiri dari pospolipid , senyawa yang mengandung nitrogen dan

senyawa kompleks lainnya . Kotoran dapat dihilangkan dengan menggunakan uap panas

, sentrifugasi , atau penyaringan dengan menggunakan adsorben .

3. Kotoran yang terlarut dalam minyak (fat Solube compound)

Kotoran yang termasuk dalam golongan ini terdiri dari asam lemak bebas ,

Sterol , hidrokarbon , mono , dan digliserida yang dihasilkan dari

hidrolisistrigliserida : zat warna yang terdiri dari karatenoid ,klorofil. Zat warna

lainnya yang dihasilkan dari proses oksidasi dan dekomposisi minyak yang

terdiri dari keton , aldehida , dan resin serta zat lainnya yang belum

teridentifikasi . (Ketaren,S 1986) .

BAB 3

BAHAN DAN METODE ANALISA

3.1. Bahan

3.1.1. Bahan yang digunakan

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
23

Bahan yang digunakan adalah minyak sawit (CPO) yang merupakan hasil dari
proses Continous Settling Tank (CST) .

3.1.2. Alat-alat yang digunakan

Alat yang digunakan di laboratorium dalam menganalisa kadar air , yaitu :


Cawan penguap
Oven
Neraca analitik
Desikator

3.1.3. Metode Analisa

3.1.3.1. Penentuan Kadar Air

Metode praktek yang dilakukan di laboratorium untuk menganalisa kandungan


air pada minyak sawit , yaitu :
CPO terlebih dahulu diaduk hingga homogen
Cawan penguap kosong ditimbang
Kemudian CPO ditimbang 20 mL kedalam cawan penguap yang sudah
ditentukan berat kosongnya
Dimasukkan cawan penguap yang telah berisi minyak sawit ke dalam oven lalu
dipanaskan samapi mencapai suhu 105 oC selama tiga jam .
Kemudian cawan dikeluarkan dari oven lalu didinginkan di dalam desikator 20
menit
Lalu ditimbang dengan teliti
Dihitung kadar air dalam CPO dengan menggunakan rumus :

Berat Zat Menguap


Kadar Air = X 100 %
Berat Sample

3.1.3.2. Penentuan Kadar Kotoran


Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
24

Dipanaskan contoh minyak + 45 oC diatas dapur pemanas, kemudian dikocok

hingga merata

Ditimbang dengan teliti 10 15 gr kedalam beaker glass 150 ml yang telah

diketahui beratnya.

Ditempatkan kertas saring GF/B kedalam Goch filter porselin dan disiram dengan

Sell Sholl. Setelah Sell sholl habis, masuk goch filter kedalam oven selama 1 jam,

didinginkan dan ditimbang beratnya

Setelah ditimbang tempatkan goch filter yang telah berisi kertas GF pada mulut

filtering flask yang dihubungkan dengan slang water jet.

Dimasukkan contoh minyak kedalam goch filter dan diencerkan dengan pelarut

sell sholl, dijalankan water jet untuk membantu mempercepat penyaringan.

Dibilas beaker glass dan goch filter dengan sell sholl dan washing bottle sehingga

semua minyak tersaring kedalam filtering flask.

Dikeluarkan goch filter dari mulut filtering flask dan masukkan dalam oven 105

110 oC selama 1 jam, kemudian didinginkan dan ditimbang berat konstannya.

Rumus kadar kotoran = A B x 100%

Ket : A = Berat goch filter + kertas saring setelah dipanaskan

B = Berat goch filter + kertas saring sebelum dipanaskan

C = Berat sampel

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
25

Data yang dikumpulkan adalah data-data kadar air dan kotoran di Continous
Settling Tank (CST) tertera pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 .

Tabel 4.1. Data hasil analisa kadar air

TGL Berat Berat Berat Berat Cawan Berat Zat Kadar Air
Cawan Sample Cawan + + Sample Menguap (g) (%)
(g) (g) Sample (g) Kering (g)
20/01/09 30,2742 17,5371 47,8113 47,6582 0,1531 0,873
24/01/09 27,4117 15,8338 43,2455 43,1074 0,1381 0,872
27/01/09 30,2741 15,3968 45,6679 45,5341 0,1338 0,869
29/01/09 26,2745 16,2884 42,5629 42,4215 0,1414 0,868
02/02/09 32,4118 17,6453 50,0571 49,9041 0,1530 0,867
04/02/09 30,1364 16,2183 46,3547 46,2144 0,1403 0,865

Tabel 4.2. Data hasil analisa kadar kotoran

TGL Berat Berat Berat Berat Kadar


Cawan Sample Kertas kotoran kotoran
(g) (g) saring (g) (g) (%)
20/01/09 38,9141 20.6426 0,8209 0,0038 0,018
24/01/09 38,4235 20,7850 0,8207 0,0036 0,017
27/01/09 38,9952 20,9456 0,8201 0,0035 0,017
29/01/09 38,4290 20,2117 0,8203 0,0037 0,018
02/02/09 38,5603 20,1767 0,8213 0,0034 0,017
04/02/09 38,8216 20,2106 0,8210 0,0039 0,019

4.1.1. Perhitungan

Contoh perhitungan kadar air pada temperatur 90 oC :

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
26

Berat Cawan + Sample = 47,8113 g


Berat Cawan Kosong = 30,2742 g
Berat Sample = 17,5371 g

Berat Cawan + Sample = 47,8113 g


Berat Cawan + Sample Kering = 47,6582 g
Berat Zat Menguap = 0,1531 g

Berat Zat Menguap


Kadar Air ( %) = X 100 %
Berat Sample

0,1531 g
= x 100 %
17,5371 g

Kadar Air (%) = 0,873 %

Contoh perhitungan kadar kotoran :

Berat Sampel (A) = 20,6426 g


Berat tempat = 38,9141 g
Berat kertas saring (B) = 0,8209 g
Berat kotoran ( C-B ) = 0,0038 g
Berat kertas saring + berat kotoran (C) = 0,8427 g

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
27

CB
Kadar Kotoran = x 100 %
A

0,8247 0,8209
Kadar Kotoran = x 100 %
20,6426

Kadar Kotoran = 0,018 %

4.2. Pembahasan

Dari hasil yang diperoleh dari percobaan pada tabel 4.1 menunjukkan adanya
hubungan antara temperature di Continous Settling Tank (CST) dengan kadar air dalam
minyak sawit . Dari tabel 4.1 tersebut menunjukkan bahwa kadar air menurun pada
setiap penaikan temperature di CST . Temperatur yang sesuai dengan Rencana Kerja
Anggaran Produksi / RKAP (0,6-0,8%) adalah pada temperature maksimum 95oC
diperoleh kadar air 0,865% .
Penentuan kadar air dan zat yang mudah menguap dilakukan menggunakan
metode Thermogravimetri , dimana kadar air dianggap sebagai zat yang mudah
menguap yang hilang pada pemanasan 105oC , kemudian ada beberapa kelemahan
dengan cara ini , yaitu :
Bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan air
, misalnya alkohol dan minyak atsiri
Dapat terjadi reaksi selama pemanasan , misalnya lemak mengalami oksidasi
Bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya , meskipun
sudah dipanaskan
Kandungan air dalam minyak sawit merupakan salah satu faktor yang akan
mempengaruhi kualitas dari minyak sawit (CPO) dan akan menurunkan mutu minyak
sawit tersebut . Kadar air pada CST dipengaruhi oleh lamanya pengendapan dan juga
kondisi buah apabila buah masih mentah , maka kandungan airnya banyak .

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
28

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa yang dilakukan , diperoleh rata-rata maksimal kadar air dalam CPO
pada CST (Continous Settling Tank) sebesar 0,865% dan kotoran sebesar 0,019% . Hasil
analisa yang diperoleh masih memenuhi standard mutu yang telah ditetapkan oleh pabrik
dan dapat dipasarkan .

5.2 Saran

Disarankan agar melakukan analisa terhadap minyak sawit mentah (CPO) dengan
parameter lain yang juga menggunakan metode yang lain untuk membandingkan
metode mana yang lebih baik unuk digunakan .

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
29

DAPTAR PUSTAKA

Fauzi , Y . 2006 . Kelapa Sawit , Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisa
Usaha dan Pemasaran .Jakarta : Penebar Swadaya .
Iyung , Pahan . 2006 . Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agrobisnis Dari Hilir

. Cetakan pertama . Jakarta : Penebar Swadaya .

Ketaren, S. 1986 . Minyak dan Lemak pangan . Edisi pertama . Jakarta : UI Press.

Prakoso , T . 2006 . Potensi Biodiesel Indonesia . Bandung : Komunitas Migas Indonesia

(KMI).

Purnomo,Hari . 1995 . Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan . Jakarta

: UI Press .

Siahaan,Donald.dkk,2006. Teknologi Pengolahan Sawit dan Produk Turunannya, Pusat

Penelitian Kelapa Sawit, Medan .

Soepadiyo,Mangoensoekarjo . 2003 . Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta :

UGM Press.

Tim Penulis , PS . 1997 . Kelapa Sawit Usaha Budidaya dan Pemanfaatan Hasil dan

Aspek Pemasaran . Cetakan pertama . Jakarta:Penerbit Swadaya.

USDA .2009 .Palm Oil Production to Continue .USA .Diskses tanggal 20 April 2009 .

Yan Pauji , dkk . 2004 . Kelapa Sawit Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis

Usaha dan Pemasaran . Edisi revisi . Jakarta:Penerbit Swadaya .

http : // www.google.Produksi Minyak Kelapa Sawit . Com . 3 April 2009

http : // www.google.id.wikipedia.org/wiki/Air . 31 Mei 2009

Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
30

SKEMA PABRIK KELAPA SAWIT (PKS)


Hoisting crane

feeder

penabah
Loading ramp

timbangan ularan
Ketel rebusan

Tranfer carriage

Hopper
tankos
Fiber cyclone
Ketel
adukan
Ularan sampah/
pressan cangkang

Sand trap
CBC Fiber shell
Timba
depericarper storage
buah

Bak RO
Polishing drum
ketel

CST
Balance tank
Vakum
Drier

Oil tank Sludge tank


strainer
Pre
cleaner Sludge separator IPAL

Tangki timbun Oil furifier


Fat fit

Nut
LTDS
cyclone
Silo inti

Silo biji Storage


banker
Hydrocyclone

Timba
biji
cracker
Ularan cangkang
Ahmad Abdul Aziz : Penentuan Kadar Air Dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan Di
Timba inti
Pabrik Kelapa SawiT PTPN.IV Kebun Adolina, 2010.
Ularan biji Ularan inti

Anda mungkin juga menyukai