Imam An-Nawawi rh berkata : Telah Ijma seluruh ulama Islam tentang pengharaman
Riba dan ianya termasuk dalam kategori dosa besar, dan dikatakan juga Riba
diharamkan oleh semua agama , antara yang berpendapat demikian adalah Imam Al-
Mawardi (Rujuk Al-Majmu, 9/391 )
Adalah menjadi fenomena yang amat malang bagi umat Islam, apabila mereka amat
leka dan tidak ambil endah tentang besarnya dosa Riba. Justeru di sini, saya sertakan
beberapa nas al-Quran dan al-Hadith yang menerangkan perihal besarnya dosa riba.
1. Pemakan dan Pemberi Riba Perangi Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Firman Allah SWT :
Ertinya : Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah SWT dan
tinggalkanlah saki baki Riba sekiranya kamu benar-benar beriman, sekiranya kamu
tidal meninggalkannya, istisharkanlah perang dengan Allah dan RasulNya (Al-Baqarah
: 278 )
Dalam ayat ini jelas menunjukkan bahawa sesiapa yang enggan dan masih berdegil
untuk meninggalkan saki baki riba dalam kehidupannya dengan sengaja, maka ia akan
berada dalam posisi peperangan dengan Allah SWT dan RasulNya.
Zahir ayat ini juga membayangkan peperangan itu juga berlaku sejak di dunia lagi,
amat malanglah bagi seseorang dan pemimpin yang kurang mengambil endah akan hal
ini.
Di Dunia : Bentuk-bentuk kehilangan berkat harta orang terlibat dengan riba adalah
dengan mudah hilang dan habisnya harta dari pemilik dalam bentuk yang tidak
berfaedah, sehinggalah ia akan merasa miskin dan faqir (walaupun ia mempunyai
wang yang banyak), antaranya juga harta tadi akan menjadi sebab ringanya pemilik
untuk melakukan maksiat, kefasikan, dan menghinakan diri di sisi Allah SWT, hilanglah
sifat amanah, cenderung kepada rasuah, penipuan, dan tamak haloba. Ia juga bakal di
timpa ujian harat yang banyak, seperti di rompak, curi, khianat, dan doa orang yang
terkena zalim darinya juga lebih maqbul ( Az-Zawajir an iqtiraf al-Kabair, Ibn Hajar
al-Haithami, Dar al-Marifat, Beirut, 1982 , 1/224) . Sabda Nabi SAW dari Ibn Masud
r.a :-
Ertinya : Sesungguhnya Riba walaupun lumayan (dari sudut kuantiti) tetapi hasilnya
ia akan membawa kepada sedikit dan papa ( Riwayat Ahmad, no 3754 , 1/395 ; Al-
Hakim mengatakannya sohih, Ibn Hajar mengatakan sanadnya hasan ( Fath al-Bari,
4/399 )
Di Akhirat : Berkatalah Ibn Abbas r.a : Ertinya : Tidak diterima dari pemakan riba (
yang menggunakan harta riba tadi) sedeqahnya, hajinya, jihadnya dan
persaudaraannya ( Al-Jami li Ahkamil Quran, Al-Qurtubi, 3/362 ; Az-Zawajir An
Iqtiraf al-Kabair , ibid, 1/224)
3. Seperti Berzina Dengan Ibu Bapa Sendiri
Nabi SAW bersabda :
Ertinya : Riba mempunyai 73 pintu, Riba yang paling ringan (dosanya) seperti
seorang lelaki berzina dengan ibunya.. (Ibn Majah, 2/764 ; Al-Hakim, 2/37 Al-hakim:
Sohih menurut syarat Al-Bukhari dan Muslim)
Ertinya : Satu dirham Riba yang dimakan oleh seorang lelaki dalam keadaan ia
mengetahuinya lebih buruk dari berzina sebanyak 36 kali ( Musnad Ahmad , 2/225 ;
Ad-Dar Qutni, hlm 295 ; Albani mengatakan sohih dalam Ghayatul Maram fi Takhrij
Hadith Al-Halal wal Haram lil Qaradhawi, hlm 103 )
Sumber: zaharuddin.net
Jika Ada Berita Seorang Anak Menzinahi Ibu Sendiri, Tentu Kita Geram Sekali Anak Durhaka
Dan Tidak Tahu Malu, Itu Mungkin Komentar Kita
Riba Itu Ada 73 Pintu (Dosa). Yang Paling Ringan Adalah Semisal Dosa Seseorang Yang
Menzinai Ibu Kandungnya Sendiri. Sedangkan Riba Yang Paling Besar Adalah Apabila
Seseorang Melanggar Kehormatan Saudaranya.
(HR. Al Hakim Dan Al Baihaqi Dalam Syuabul Iman Syaikh Al Albani Mengatakan Bahwa
Hadits Ini Shahih Dilihat Dari Jalur Lainnya)
Berikut bahaya lain dan ancaman bagi pelaku dan pendukung riba:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. [Al-Baqarah: 278-279]
.) ( :
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah melaknati pemakan riba (rentenir), orang yang
memberikan / membayar riba (nasabah), penulisnya (sekretarisnya), dan juga dua orang
saksinya. Dan beliau juga bersabda, Mereka itu sama dalam hal dosanya. (HR. Muslim).
.
Jauhilah tujuh dosa besar yang akan menjerumuskan pelakunya dalam neraka. Para sahabat
bertanya, Wahai Rasulullah, apa saja dosa-dosa tersebut? Beliau mengatakan, (1)
Menyekutukan Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan
alasan yang dibenarkan, (4) memakan harta anak yatim, (5) memakan riba, (6) melarikan diri
dari medan peperangan, (7) menuduh wanita yang menjaga kehormatannya (bahwa ia dituduh
berzina) (HR. Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89)
Di akhir zaman sekarang ini, telah nampak praktek riba tersebar di mana-mana. Dalam ruang
lingkup masyarakat yang kecil hingga tataran negara, praktek ini begitu merebak baik di
perbankan, lembaga perkreditan, bahkan sampai yang kecil-kecilan semacam dalam arisan
warga. Entah mungkin kaum muslimin tidak mengetahui hakekat dan bentuk riba. Mungkin pula
mereka tidak mengetahui bahayanya. Apalagi di akhir zaman seperti ini, orang-orang begitu
tergila-gila dengan harta sehingga tidak lagi memperhatikan halal dan haram. Sungguh, benarlah
sabda Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam,
Akan datang suatu zaman di mana manusia tidak lagi peduli dari mana mereka mendapatkan
harta, apakah dari usaha yang halal atau haram. (HR. Bukhari no. 2083)
Oleh karena itu, sangat penting sekali materi diketengahkan agar kaum muslimin apa yang
dimaksud dengan riba, apa saja bentuknya dan bagaimana dampak bahanya. Allahumma yassir
wa ain. Ya Allah, mudahkanlah kami dan tolonglah kami dalam menyelesaikan pembahasan ini.
Aku tidaklah memandang sesuatu yang lebih jelek dari riba karena Allah Taala menyatakan
akan memerangi orang yang tidak mau meninggalkan sisa riba yaitu pada firman-Nya,
Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu (disebabkan tidak
meninggalkan sisa riba). (QS. Al Baqarah: 279)
Umar radhiyallahu anhu berkata,
.
Janganlah seseorang berdagang di pasar kami sampai dia paham betul mengenai seluk beluk
riba.
Ali bin Abi Tholib mengatakan,
Barangsiapa yang berdagang namun belum memahami ilmu agama, maka dia pasti akan
terjerumus dalam riba, kemudian dia akan terjerumus ke dalamnya dan terus menerus
terjerumus. (Mughnil Muhtaj, 6/310)
Secara etimologi, riba berarti tambahan (al fadhl waz ziyadah). (Lihat Al Mujam Al Wasith,
350 dan Al Misbah Al Muniir, 3/345). Juga riba dapat berarti bertambah dan tumbuh (zaada wa
namaa). (Lihat Al Qomus Al Muhith, 3/423)
Contoh penggunaan pengertian semacam ini adalah pada firman Allah Taala,
Maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bertambah dan tumbuh subur. (QS.
Fushilat: 39 dan Al Hajj: 5)
Sedangkan secara terminologi, para ulama berbeda-beda dalam mengungkapkannya.
Di antara definisi riba yang bisa mewakili definis yang ada adalah definisi dari Muhammad Asy
Syirbiniy. Riba adalah:
Suatu akad/transaksi pada barang tertentu yang ketika akad berlangsung tidak diketahui
kesamaannya menurut ukuran syariat, atau adanya penundaan penyerahan kedua barang atau
salah satunya. (Mughnil Muhtaj, 6/309)
Ada pula definisi lainnya seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Qudamah, riba adalah:
Penambahan pada barang dagangan/komoditi tertentu. (Al Mughni, 7/492)
Hukum Riba
Seperti kita ketahui bersama dan ini bukanlah suatu hal yang asing lagi bahwa riba adalah
sesuatu yang diharamkan dalam syariat Islam. Ibnu Qudamah mengatakan,
Riba itu diharamkan berdasarkan dalil Al Quran, As Sunnah, dan Ijma (kesepakatan kaum
muslimin). (Al Mughni, 7/492)
Bahkan tidak ada satu syariat pun yang menghalalkan riba. Al Mawardiy mengatakan, Sampai
dikatakan bahwa riba sama sekali tidak dihalalkan dalam satu syariat pun. Hal ini berdasarkan
firman Allah Taala,
Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya mereka Telah dilarang
daripadanya. (QS. An Nisaa: 161). Maksudnya adalah riba ini sudah dilarang sejak dahulu
pada syariat sebelum Islam. (Mughnil Muhtaj, 6/309)
Di antara dalil Al Quran yang mengharamkan bentuk riba adalah firman Allah Taala,
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. Ali Imron: 130)
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al Baqarah: 275)
Di antara dalil haramnya riba dari As Sunnah adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam
yang menunjukkan bahwa memakan riba termasuk dosa besar.
.
Jauhilah tujuh dosa besar yang akan menjerumuskan pelakunya dalam neraka. Para sahabat
bertanya, Wahai Rasulullah, apa saja dosa-dosa tersebut? Beliau mengatakan, [1]
Menyekutukan Allah, [2] Sihir, [3] Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan
alasan yang dibenarkan, [4] Memakan harta anak yatim, [5] memakan riba, [6] melarikan diri
dari medan peperangan, [7] menuduh wanita yang menjaga kehormatannya lagi (bahwa ia
dituduh berzina). (HR. Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun melaknat para rentenir (pemakan riba), yang mencari
pinjaman dari riba, bahkan setiap orang yang ikut menolong dalam muamalah ribawi juga ikut
terlaknat.
- -
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang
menyerahkan riba (nasabah), pencatat riba (sekretaris) dan dua orang saksinya. Beliau
mengatakan, Mereka semua itu sama.(HR. Muslim no. 1598)
Sungguh dalam beberapa hadits disebutkan dampak buruk dari memakan riba. Orang yang
mengetahui hadits-hadits berikut ini, tentu akan merasa jijik jika harus terjun dalam lembah riba.
Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih
besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali. (HR. Ahmad dan Al
Baihaqi dalam Syuabul Iman. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa
hadits ini shahih)
[Kedua] Dosa Memakan Riba Seperti Dosa Seseorang yang Menzinai Ibu Kandungnya
Sendiri
Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai
ibu kandungnya sendiri. Sedangkan riba yang paling besar adalah apabila seseorang melanggar
kehormatan saudaranya. (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi dalam Syuabul Iman. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya)
[Ketiga] Tersebarnya riba merupakan pernyataan tidak langsung dari suatu kaum
bahwa mereka berhak dan layak untuk mendapatkan adzab dari Allah Taala
Tersebarnya riba merupakan pernyataan tidak langsung dari suatu kaum bahwa mereka berhak
dan layak untuk mendapatkan adzab dari Allah taala. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk
negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah. (HR. Al Hakim.
Beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini hasan lighoirihi)