Anda di halaman 1dari 2

Contoh Perusahaan yang menerapkan JIT

Filed under: (bakul) Tinggalkan komentar


01/04/2011

Stabilitas dan kelancaran produksi merupakan faktor utama keunggulan suatu perusahaan.
Apabila produksi tidak stabil dan kurang lancar maka produktivitas akan menurun bahkan target
produksi tidak dapat tercapai. Hal ini dapat menurunkan kredibilitas perusahaan di mata
pelanggan sekaligus menurunkan keuntungan perusahaan.
PT. Tri Dharma Wisesa merupakan salah satu vendor produsen rem yang ada di Indonesia. PT.
Tri Dharma Wisesa merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memasok brake system
untuk pelanggan-pelanggan seperti Yamaha, Toyota, Daihatsu, baik di dalam maupun luar negeri.
Salah satu lini produksi yang ada adalah lini produksi disc brake untuk konsumen tunggal yaitu
Yamaha. Pada perusahaan ini sering terjadi masalah khususnya bagian produksi, mulai dari
mesin rusak, target produksi kurang, komponen kurang, dll sehingga kegiatan produksi kurang
lancar. Tindakan yang berguna untuk mengurangi permasalahan tersebut adalah dengan
melakukan perubahan sistem produksi.
Pada sistem sekarang, masih menggunakan push system dan menghadapi masalah-masalah
seperti volume kegiatan Departemen Production Planning & Control yang besar, ketidakcocokan
rencana dan produksi aktual, kurang adaptif terhadap perubahan permintaan, mekanisme
informasi yang kurang baik, dan inventori yang menumpuk. Tindakan yang diusulkan untuk
menjawab permasalahan tersebut adalah merancang system produksi JIT (Just In Time) untuk
menggantikan sistem produksi sekarang.
Perancangan yang dilakukan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu (1) perhitungan alokasi MPS (Master
Production Schedule) ke tiap stasiun kerja yang ada di bagian-bagian produksi, (2) perhitungan
jumlah kanban di bagianbagian produksi, (3) penerapan kanban supplier, dan (4) penjadwalan
produksi dengan mixed scheduling.
Masalah yang dihadapi adalah bagaimana Algoritma Distribusi Beban Kerja untuk stasiun-
stasiun kerja, rencana produksi di tiap stasiun kerja yang ada, jumlah kanban di bagian produksi
dan kanban supplier, model rancangan sistem produksi JIT beserta aliran material dan informasi,
dan algoritma perencanaan sistem produksi JIT. Dalam alokasi MPS ke stasiun kerja tidak
digunakan proporsi historis, melainkan dilakukan perhitungan dengan Algoritma Distribusi
Beban Kerja yang diusulkan agar tiap stasiun kerja menerima beban kerja yang lebih berimbang.
Kanban digunakan sebagai alat yang sah untuk melakukan penarikan ataupun produksi suatu
produk.
Kanban supplier diterapkan untuk semua komponen penyusun disc brake tiap tipe dan raw
material dari supplier. Penjadwalan dilakukan dengan mixed scheduling agar dapat lebih adaptif
terhadap fluktuasi permintaan. Dari hasil penelitian tersebut, sistem perancangan baru
(berdasarkan JIT) layak diterapkan karena penggunaan biaya dan kuantitas persediaan yang lebih
kecil dibandingkan dengan sistem yang sekarang dipakai perusahaan.
Algoritma perencanaan Sistem Produksi JIT dengan menggunakan kebutuhan aktual
(sebenarnya) sehingga lebih efisien dan sesuai dengan kondisi nyata. Hasil ini akan dapat
mereduksi biaya (dalam hal ini holding cost). Untuk kebijakan dalam pengendalian persediaan
maupun permintaan membutuhkan Re-Order Point (ROP) untuk memperlancar produksi. Dalam
perencanaan dan penjadwalan membutuhkan Lead Time (LT) sebagai acuan dasar dalam
menentukan kapasitas dan waktu penyelesaian produk.
PENERAPAN METODE JUST IN TIME PADA PT.HOSANA SNACK
WELLANITHA [21208278],PENERAPAN METODE JUST IN TIME PADA PT.HOSANA SNACK ,PENULISAN
ILMIAH JENJANG SETARA SARJANA MUDA

ABSTRAKSI
Hosana Snack adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan roti dan snack.
Untuk menjalankan proses produksinya perusahaan ini harus menyediakan bahan baku yang cukup baik
dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan perencanaan dan
pengendalian bahan baku yang baik. Salah satu cara dalam menganalisa persediaan tersebut adalah
dengan menggunakan metode Just In Time. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
aspek-aspek apa saja yang mendukung pelaksanaan Just In Time dan untuk mengetahui sejumlah
penghematan biaya yang terjadi pada Hosana Snack setelah melakukan penerapan metode Just In Time.
Data yang digunakan berupa variabel tetap seperti jumlah persediaan bahan baku per bulan tahun 2010,
biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Agar metode Just In Time dalam perusahaan dapat
diterapkan, maka perusahaan ini harus melakukan pembenahan dalam hal persediaan, jumlah pemasok,
ukuran lot pembelian, tenaga kerja maupun tata letak (layout). Dengan menerapkan metode Just In Time
perusahaan dapat menghemat biaya pemesanan bahan baku Rp 2.420.000, biaya penyimpanan bahan
baku yang dihilangkan dan biaya per unit produk sebesar Rp 5.091. Dari penganalisaan diatas Hosana
Snack belum bisa menerapkan metode Just In Time dalam proses produksinya secara keseluruhan, yang
baru bisa diterapkan hanya dalam hal tata letak pabrik karena sudah mengikuti prinsip Just In Time.

Anda mungkin juga menyukai