Anda di halaman 1dari 13

PEMBUATAN PRODUK BENDA UKUR UNTUK PENGENALAN POLA

(PATTERN RECOGNITION) DALAM PENGENDALIAN PROSES SECARA


STATISTIK SEBAGAI ALAT BANTU PENGAJARAN MATAKULIAH
SISTEM MUTU

Ahmad Zubair Sultan1)


Jeremiah Ritto 2)
1,2)
Dosen Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Ujung Pandang

ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk membuat produk
benda ukur dalam jumlah yang cukup banyak (produksi massal) dan membuat
software interaktif yang bisa mengolah hasil pengukuran karakteristik kualitas benda
ukur menjadi pola tertentu dalam bagan kendali serta melibatkan mahasiswa dalam
pengukuran karakteristik kualitas produk yang telah dibuat
Pembuatan produk benda ukur berupa ring-O baja dilakukan dengan alat press
tool. Produk yang dihasilkan berdiameter 16 mm dengan diameter dalam 12 mm dan
tebal 2 mm, sedangkan pengukuran kualitasnya dilakukan dengan alat ukur mistar
ingsut dengan ketelitian 0,02 mm dan mikrometer luar dengan ketelitian 0,01 mm.
Untuk digunakan sebagai alat bantu pengajaran, produk benda ukur tersebut
dilengkapi dengan CD multimedia berbasis web yang berisi bahan bacaan, presentasi,
animasi, dan software untuk membuat bagan kendali.
Dari penelitian yang dilakukan dihasilkan produk benda ukur berupa ring-O
sebanyak 150 buah yang dibagi dalam 10 kelompok. Untuk pengolahan data dan
analisa disediakan CD yang berisi teori, presentasi dan software bagan kendali
berbasis excel.

Keywords: Pattern Recognition, Statistical Process Control, SPC.

ABSTRACT
The aim of this research is to make the measuring work piece products in a
rather large amount (mass production) and making interactive software that can
process the results of measuring the quality characteristics of the object into a certain
pattern in the chart control and involve students in the quality characteristics
measurement of product.
Measurement work piece products (O-ring) was made by press tool. Products
produced with an outside diameter 16 mm and inside diameter 12 mm and 2 mm
thick, while the quality measurements performed with vernier caliper gauge with 0.02
mm precision and an outside mikrometer with 0.01 precision. For use as a teaching
tool, the product is equipped with a piece of Web-based multimedia CD that contains
reading material, percentage, animation, and software to create a control chart.
From this research product produced O-ring as many as 150 pieces that were
divided into 10 subgroups. For data processing and analysis provided a CD that
contains the theory, presentation and excel-based control chart software

Keywords: Pattern Recognition, Statistical Process Control, SPC.

I. PENDAHULUAN
Politeknik Negeri Ujung Pandang adalah merupakan lembaga pendidikan
profesional, di mana proses belajar mengajarnya lebih ditekankan untuk memberikan
keahlian (skill) dan keterampilan kepada para mahasiswa. Terkait dengan itu, ada
beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Politeknik Negeri Ujung Pandang dalam
rangka menentukan kompetensi yang cocok (link and match) dengan kebutuhan
industri, yaitu peningkatan kompetensi dosen, peningkatan isi kurikulum, dan
peningkatan proses pembelajaran. Dari ke semua faktor tersebut, peningkatan proses
pembelajaran menduduki posisi sangat strategis. Proses pembelajaran pada mata
kuliah praktikum di laboratorium/bengkel sudah dikembangkan secara terus menerus
antara lain dengan adanya pembuatan jobsheet setiap semester yang dimaksudkan
untuk memperbaharui jenis pekerjaan/praktikum agar sesuai dengan kebutuhan
industri yang juga terus berubah, namun tidak demikian halnya dengan mata kuliah
teori. Karena tingkat kompetensi yang berbeda pada masing-masing mata kuliah teori,
maka pembuatan bahan ajar dan alat bantu pengajaran harus didesain agar sesuai
dengan tingkatan kompetensi yang menjadi target masing-masing mata kuliah.
Mata kuliah sistem mutu pada kurikulum 2003 merupakan mata kuliah wajib
bagi semua mahasiswa PS. Mesin namun pada kurikulum 2008, mata kuliah ini hanya
diperuntukkan bagi mahasiswa PS. Mesin konsentrasi keahlian produksi. Dengan
demikian pada kurikulum 2008 yang dipakai sekarang, kompetensi mata kuliah ini
sudah dirancang khusus untuk produksi. Salah satu kompetensi yang sangat penting
adalah bahwa setelah mengikuti mata kuliah sistem mutu tersebut, mahasiswa akan
mampu menerapkan pengendalian mutu statistik . Salah satu alat yang paling populer
dari pengendalian mutu statistik di industri adalah Control Chart. Setelah membuat
Control Chart, mahasiswa diharuskan bisa mengenali/menganalisa pola yang
dihasilkan oleh Control Chart tersebut. Kompetensi ini juga merupakan kompetensi
khusus yang dipersyaratkan oleh kebanyakan industri manufaktur.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dan dicari solusinya dalam kegiatan ini
adalah sebagai berikut: bagaimana membuat produk benda ukur dalam jumlah yang
cukup banyak (produksi massal) dan dihasilkan dari siklus produksi yang
berbeda/bervariasi, bagaimana membuat software interaktif yang bisa mengolah hasil
pengukuran karakteristik kualitas benda ukur menjadi pola tertentu dalam control
chart, bagaimana melibatkan mahasiswa dalam pengukuran karakteristik kualitas
suatu produk.
Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
membuat produk benda ukur dalam jumlah yang cukup banyak (produksi massal),
membuat software interaktif yang bisa mengolah hasil pengukuran karakteristik
kualitas benda ukur menjadi pola tertentu dalam bagan kendali, Melibatkan
mahasiswa dalam pengukuran karakteristik kualitas suatu produk.
Kualitas suatu produk merupakan salah satu faktor penting dalam
meningkatkan daya saing produk, selain biaya produksi dan ketepatan waktu
produksi. Dari perspektif produsen, mutu itu lebih dipandang sebagai kesesuaian
dengan persyaratan (conformance to requirement), dimana dalam hal ini adalah
toleransi produk. Pada tahapan perancangan produk, toleransi tersebut ditentukan oleh
seorang desainer berdasarkan pertimbangan fungsi komponen/produk yang dirancang.
Selanjutnya pada tahapan perancangan proses, biasanya toleransi ini sedikit berubah
karena pertimbangan kemampuan peralatan (mesin dan alat ukur) yang akan
digunakan pada saat proses produksi berikutnya. Pada tahapan proses produksi,
ketepatan dimensi dan toleransi produk yang telah dirancang juga akan sangat
tergantung dari keahlian operator dalam menggunakan mesin dan alat ukur, ketelitian
alat ukur yang digunakan dan variabel proses yang dipilih.
Pengendalian proses secara statistik (SPC) adalah suatu metode untuk
pemantauan proses berdasarkan teknik-teknik statistik. Tujuan utama SPC adalah
menentukan apakah suatu sistem berada pada kondisi terkontrol secara statistik atau
tidak. SPC sebagai bagian dari pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan
manajemen, yang dengan aktivitas ini kita ukur karakteristik kualitas produk,
membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan
penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya
dengan yang standar. Secara sederhana; SPC merupakan penggunaan metode statistik
untuk mengumpulkan dan menganalisa data dalam menentukan dan mengawasi
kualitas hasil produksi. SPC meliputi penganalisaan sampel dan penarikan kesimpulan
secara statistik (statistical inference) mengenai karakteristik dari seluruh produk
(populasi) dimana sampel tersebut diambil. Dengan SPC dapat diketahui apakah
proses dari mana produk tersebut berasal dalam kondisi terkendali (in control) atau
tidak terkendali (out of control).
Teknik-teknik pengawasan kualitas secara statistik merupakan metode
statistik yang menerapkan teori probabilitas dalam pengujian atau pemeriksaan sampel
pada kegiatan pengawasan kualitas suatu produk. Hal ini memungkinkan pengguna
untuk membuat keputusan apakah akan menanggung biaya akibat banyak produk
rusak dan menghemat biaya inspeksi, atau sebaliknya.

Gambar 1. Interaksi antara pengawasan kualitas dan produksi.

Terdapat dua variasi pada proses, yaitu variasi alami atau sering disebut
sebagai penyebab acak atau penyebab sistem, merupakan faktor-faktor di dalam
sistem dan melekat pada proses yang menyebabkan timbulnya variasi dalam sistem
tersebut. Variasi alami sulit dihindarkan, variasi alami dapat dikurangi dengan
mengubah desain produk atau desain proses. Variasi lainnya adalah variasi khusus
(Special Causes Variation) adalah kejadian-kejadian di luar sistem yang
mempengaruhi variasi dalam sistem tersebut. Penyebab khusus dapat bersumber dari
faktor-faktor antara lain: manusia, mesin dan peralatan, material, lingkungan,
metode kerja. Penyebab khusus mengambil pola-pola (pattern) non-acak sehingga
dapat diidentifikasi. Pola-pola non acak tidak selalu aktif dalam proses tetapi memiliki
pengaruh yang kuat pada proses, sehingga menimbulkan variasi.
Alat statistik yang biasa digunakan SPC untuk mendeteksi adanya keragaman
adalah bagan kendali Shewhart. Bagan kontrol Shewhart yang pertama kali
dikembangkan oleh Dr. Walter Andrew Shewhart pada tahun 1920-an dilengkapi
dengan limit kontrol atas (UCL) dan limit kontrol bawah (LCL). Limit kontrol
berfungsi sebagai batas untuk menunjukkan adanya gejala variasi penyebab non acak
atau tidak.
Teknik kualitas yang paling umum digunakan adalah dengan diagram kontrol
Shewhart, yaitu sebagai berikut:
Gambar 2. Grafik Bagan Kendali
Keterangan:
- Proses average (garis sentral): melukiskan nilai baku yang menjadi dasar
perhitungan terjadinya penyimpangan hasil-hasil pengamatan untuk tiap sampel.
- Upper Control Limit (UCL): adalah batas kendali atas yang menunjukkan
garis batas penyimpangan paling tinggi dari nilai baku.
- Lower Control Limit (LCL): adalah batas kendali bawah yang menunjukkan
garis batas penyimpangan yang paling rendah.

Bagan kontrol merupakan suatu alat statistik sederhana tapi efektif yang
mampu mengindikasikan kejadian yang berurutan atau berbasis waktu. Hal tersebut
merupakan kelebihan bagan kontrol bila dibandingkan dengan alat statistik yang
digunakan SPC lainnya seperti: histogram dan kurva distribusi frekuensi, dimana
keluaran suatu proses yang ditampilkan tidak mengindikasikan kejadian yang
berurutan atau berbasis waktu.
Mutu terukur suatu produk yang dihasilkan selalu beragam sebagai akibat
dari faktor acak. Beberapa sistem sebab acak (system of change causes) yang stabil
adalah bawaan (inherent) dalam suatu skema produksi dan pemeriksaan tertentu.
Keragaman dalam pola yang stabil ini tidak dapat dihindari. Pengendalian proses
dilakukan dengan mengambil sampel secara periodik dari dalam proses yang sedang
berlangsung dan memplotkan rata-rata sampel pada bagan kendali untuk melihat
apakah proses berada di antara batas atas dan batas bawah bagan kendali. Jika rata-
rata sampel berada di luar batas, berarti proses yang sedang berlangsung berada di
luar kendali (out of control), dan penyebabnya bisa ditelusuri sehingga bisa
diperbaiki. Jika sampel berada di dalam batas kendali, berarti proses yang sedang
berlangsung tidak boleh diintervensi, namun harus tetap diawasi. Pada kondisi seperti
ini pengendalian mutu statistik berfungsi untuk mencegah masalah kualitas dengan
memberikan informasi untuk memperbaiki proses sebelum ada produk cacat yang
terlanjur diproduksi.
Pola yang terlihat pada gambar 3c di bawah menunjukkan bahwa rata-rata
sampel telah bergerak ke batas atas dari bagan kendali dalam waktu yang berurutan,
sehingga dapat diperkirakan bahwa beberapa waktu ke depan, kemungkinan besar
sudah ada sampel yang berada di luar batas atas bagan kendali.

Gambar 3. Pola dari Grafik Bagan Kendali


Pola ini menggambarkan pola yang tidak acak karena variasi produk yang
terjadi cenderung mendekati batas kendali atas. Seharusnya dengan kondisi ini, pihak
pengawas sudah harus mencari tahu apa yang salah dengan proses yang tengah
berlangsung.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di bengkel mekanik, laboratorium mekanik dan
laboratorium komputer program studi Teknik Mesin Politeknik. Pembuatan produk
benda ukur dilaksanakan di bengkel mekanik, sedangkan pengukuran dimensi produk
dilaksanakan di laboratorium mekanik.
Proses pembuatan produk benda ukur ini selengkapnya adalah sebagai
berikut:
1. Memotong pelat yang akan diuji seukuran dengan lebar alur pada stripper.
2. Memberikan tanda pada plat sebagai langkah pertama
3. Memasukkan pelat pada alur stripper sampai tanda pada plat
4. Menekan tombol pada rangka untuk proses pemotongan piercing.
5. Mendorong kembali pelat strip untuk proses blanking sampai pelat terhenti
untuk proses langkah kedua.
6. Menekan kembali tombol untuk proses pemotongan blanking pada langkah
kedua dan pemotongan piercing pada langkah pertama
7. Untuk pembentukan ring berikutnya maka plat didorong agak kuat hingga
terlepas dari stopper dan kemudian dihentikan kembali oleh stopper.
8. Mengamati dan mengukur O-ring yang telah terbentuk.
Benda ukur yang dibuat adalah sebanyak 150 buah yang terbagi dalam 10
kelompok (batch/subgroup) pemrosesan, dengan jumlah sampel 15 buah untuk
masing-masing kelompok. Karakteristik kualitas yang diukur adalah diameter dalam,
diameter luar dan tebal produk O-ring.
Proses perancangan dan Pembuatan CD alat bantu dilaksanakan di
laboratorium komputer jurusan mesin. CD program yang dibuat adalah CD
multimedia berbasis web berisi Teori Pengantar SPC, Bagan Kendali dan Pola Bagan
Kendali, File Presentasi SPC (Statistical Process Control) dan File excel yang berisi
instruksi, contoh dan template bagan kendali yang bisa diisi sesuai data pengukuran
yang telah dilakukan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Pengukuran

Karakteristik kualitas yang diukur adalah diameter luar, diameter dalam dan
tebal. Selain itu ada beberapa karakteristik kualitas yang juga bisa digunakan dalam
proses pembelajaran seperti kekerasan, kekasaran permukaan, kebulatan lubang,
kebulatan diameter luar, kerataan permukaan dan massa. Dari masing-masing batch,
diambil secara acak 5 buah O-Ring dan kemudian dilakukan pengukuran. Hasil yang
diperoleh dari pengukuran secara lengkap disajikan dalam Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Hasil Pengukuran Karakteristik Kualitas O-Ring

3.2 Hasil Pembuatan CD Alat Bantu


CD alat bantu yang dihasilkan dikemas dalam CD Multimedia Berbasis web.
Melalui tampilan awal ini dapat diinstal software tambahan yang dibutuhkan untuk
menjalankan CD dengan baik. Selain itu tampilan awal ini juga menjelaskan bahwa
alat bantu ini khusus digunakan untuk mahasiswa semester V, program studi teknik
mesin, bidang keahlian produksi.

Gambar 4. Tampilan Awal CD Alat Bantu


Selain itu, dari Tampilan awal ini juga dapat langsung diakses materi kuliah
yang berhubungan dengan pengendalian proses secara statistik. Adapun materi kuliah
yang dimaksud tersedia dalam bentuk portabel document format (pdf), document
(doc), excel (xcl), dan shockwave flash (swf). Pada bagian akhir halaman menu ini
terdapat menu untuk menjalankan file video yang menggambarkan suasana
pengukuran kualitas di salah satu industri manufaktur.

Gambar 5. Tampilan Menu Materi Kuliah

3.3 Pembahasan
Berdasarkan data pengukuran diameter dalam, diperoleh batas kendali atas
dan batas kendali bawah untuk X-bar. Dari tabel tersebut kemudian di plot nilai rata-
rata dari masing-masing kelompok (subgroup)..

Gambar 6. Bagan Kendali X-Bar untuk Diameter Dalam


Pada Gambar 6 di atas terlihat bahwa ada tiga titik yang berada di luar batas
kendali, satu titik berada di bawah batas kendali bawah (LCL) yaitu subgorup 1 dan
dua titik berada di atas batas kendali atas (UCL), yaitu subgroup 3 dan subgroup 7.
Hal ini menunjukkan bahwa proses yang terjadi pada pembuatan produk khususnya
pada proses pelubangan diameter tidak terkendali (out of control) perlu diperiksa.
Pemeriksaan bisa dilakukan terhadap material (mecahanical properties, supplier, dll)
yang digunakan pada saat tersebut, operator yang mengoperasikan mesin, metode
yang digunakan, setelan mesin seperti tekanan kerja, clearance, ketajaman pisau
potong (punch dan dies).

Gambar 7. Bagan Kendali R untuk Diameter Dalam

Pada gambar 7 terlihat bahwa semua sampel berada di antara batas kendali
atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Hal ini menunjukkan bahwa proses sudah
terkendali, adapun variasi yang terjadi adalah variasi secara alamiah yang memang
tidak bisa dihilangkan. Bagan R ini secara khusus menunjukkan variasi proses,
sedangkan bagan X-bar lebih menunjukkan kondisi/kecenderungan perubahan nilai
rata-rata sampel.
Walaupun bagan kendali tidak bisa secara spesifik menunjukkan penyebab
sehingga proses produksi berada di luar kendali, tetapi seharusnya ini menjadi
peringatan bagi pihak operator (manajemen). Dengan demikian bisa diidentifikasi
apakah variasi proses tersebut disebabkan oleh material, mesin, metode kerja, atau
man power (operator).
Gambar 8. Bagan Kendali X-Bar untuk Diameter Luar

Untuk data pengukuran Diameter Luar, diperoleh batas kendali atas dan batas

kendali bawah untuk X-bar seperti pada lampiran 3. Bagan kendali untuk proses

pembuatan diameter luar seperti terlihat pada Gambar 8 dan 9 menunjukkan bahwa

ada 5 titik yang berada di luar batas kendali.

Gambar 9. Bagan Kendali R untuk Diameter Luar

Titik tersebut adalah subgroup 1, 9 dan 10 untuk bagan kendali X-bar dan
titik pada subgroup 2 dan 9 untuk Bagan kendali R. Bagan X-bar mewakili ukuran
rata-rata sampel, sedangkan bagan R mewakili ukuran maksimum dan minimum dari
sampel secara individu.
Satu hal yang penting diingat adalah bahwa bagan kendali ini tidak secara
khusus menyatakan bahwa suatu produk memenuhi standar produksi tertentu (sebagai
contoh: SNI). Suatu sampel yang berada di luar batas kendali tidak secara otomatis
berada di luar toleransi yang distandarkan untuk karakteristik kualitas yang diukur
tersebut, demikian juga sebaliknya bahwa suatu proses yang terkendali yang terlihat
dari bagan kendali X-bar dan R tidak secara langsung berarti bahwa produk yang
dihasilkan dari proses tersebut telah memenuhi standar produksi yang dipersyaratkan.
Sebagai alat bantu pengajaran, CD ini sangat mudah digunakan oleh
mahasiswa. Setelah pengukuran karakteristik kualitas produk, data pengukuran dapat
langsung diinput ke dalam tabel batas kendali X-bar dan tabel batas kendali R. Untuk
lebih membuat variasi, di dalam CD juga sudah disediakan template yang berbeda-
beda mulai dari jumlah sampel 2, 3, 4 sampai 5 sampel tiap subgroup.
Dengan jumlah maksimum sampel tiap subgroup sebanyak 15 buah, maka
akan dapat dibuat antara 36 sampai 43 skema bagan kendali. Jumlah ini sudah sangat
memadai untuk digunakan sebagai alat bantu pengajaran dalam 1 kelas dengan jumlah
mahasiswa 25 orang. Bila 1 kelas terbagi menjadi 4 kelompok maka tiap kelompok
akan punya sampel yang cukup banyak untuk mereka ukur. Dengan demikian semua
anggota kelompok akan bisa dilibatkan dalam pengukuran dan pengolahan data.
Selain itu, materi kuliah dapat disajikan dalam bentuk bahan bacaan,
presentasi, dan animasi. Pada CD ini juga telah disediakan tabel-tabel statistik yang
banyak dipergunakan dalam pengajaran mata kuliah sistem mutu atau manajemen
kualitas.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang diperoleh, ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Telah berhasil dibuat produk O-Ring berdiameter 16 mm, dengan diameter
dalam 12 mm dan tebal 2 mm yang akan digunakan sebagai benda ukur
dengan jumlah 150 buah dengan 10 siklus produksi yang berbeda.
2. Telah berhasil dikembangkan CD alat bantu pengajaran yang akan dapat
digunakan oleh mahasiswa untuk mengolah data hasil pengukuran menjadi
grafik bagan kendali yang akan menghasilkan pola tertentu berdasarkan data
hasil pengukuran sebenarnya
3. Dengan jumlah sampel yang cukup memadai dalam tiap subgroup, semua
mahasiswa apakah dalam bentuk kelompok atau individu akan bisa dilibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran.
5.2 Saran
1. Benda kerja yang dihasilkan mahasiswa pada saat melaksanakan praktek di
bengkel, bisa dijadikan sebagai benda ukur dengan catatan bahwa benda kerja
tersebut dalam jumlah yang cukup banyak.
2. Penelitian ini bisa dikembangkan dengan membuat software berbasis jaringan
saraf tiruan (JST) yang bisa menghasilkan keluaran berupa bagan kendali
lengkap dengan hasil analisa terhadap bagan kendali tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Aqmar, M. Rasyid, Dkk, 2005. Pengembembangan Perangkat Lunak Komputasi


Untuk Pemantauan Kinerja Plant Secara Real Time dengan Metode Statistical
Process Control. Prosiding Semiloka Teknologi Simulasi dan Komputasi. Serta
Aplikasi.

Dale, H. Besterfield, 2004. Quality Control, Pearson Education.

DePorter, Bobbi. dkk. 2000. Quantum Teaching, Penerbit KAIFA Bandung

Feigenbaun A.V., 2002. Kendali Mutu Terpadu, Jakarta, Erlangga.

Irawan, Prasetya, dkk 2001. Teori Belajar, Motivasi dan Ketrampilan mengajar,
Depdikbud. Jakarta

Ishikawa, Kaoru., 2005. Pengendalian Mutu Terpadu. Erlangga.

Nasution, M.N, 2001. Manajemen Mutu Terpadu.. Jakarta, Ghalia Indonesia.

S. Winaputra, Udin, 2001. Model-model Pembelajaran Alternatif, Jakarta. Depdiknas.

Team revisi kurikulum, 2008. Kurikulum Berbasis Kompetensi 2008 Jurusan Mesin ,
Makassar. Jurusan Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang

Anda mungkin juga menyukai