Definisi
Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa
O2) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga pengiriman O2 ke
jaringan menurun.
Stadium
Seorang anak yang mula-mula berada di dalam keseimbangan besi kemudian menuju ke
keadaan anemia defisiensi besi akan melalui 3 stadium yaitu :
Stadium I: Hanya ditandai oleh kekurangan persediaan besi di dalam depot. Keadaan ini
dinamakan stadium deplesi besi. Pada stadium ini baik kadar besi di dalam serum maupun
kadar hemoglobin masih normal. Kadar besi di dalam depot dapat ditentukan dengan
pemeriksaan sitokimia jaringan hati atau sumsum tulang. Disamping itu kadar feritin/saturasi
transferin di dalam serumpun dapat mencerminkan kadar besi di dalam depot.
Stadium II: Mulai timbul bila persediaan besi hampir habis. Kadar besi di dalam serum
mulai menurun tetapi kadar hemoglobin di dalam darah masih normal. Keadaan ini disebut
stadium defisiensi besi.
Stadium III: Keadaan ini disebut anemia defisiensi besi. Stadium ini ditandai oleh penurunan
kadar hemoglobin MCV, MCH, MCHC disamping penurunan kadar feritin dan kadar besi di
dalam serum.
Etiologi
Klasifikasi
Patofisiologi
Dilihat dari beratnya defisiensi besi dalam tubuh, dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Tahap Pertama
Tahap ini disebut iron depletion atau storage iron deficiency, ditandai dengan
berkurangnya cadangan besi.
2. Tahap kedua
Tahap ini disebut dengan iron limited erythropoiesis dimana penyediaan besi yang
tidak cukup untuk menunjang eritropoiesis.
3. Tahap ketiga
Keadaan ini disebut juga Iron Deficiency Anemia (IDA) terjadi bila besi yang menuju
eritroid sumsum tulang tidak cukup sehingga menyebabkan penurunan kadar Hb..
Sophia Laura
Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindroma anemia yang dijumpai pada ADB
apabila kadar hemoglobin turun di bawah 7-8 g/dl
Dari anamnesa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang serta telinga
mendenging.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjunctiva dan jaringan
di bawah kuku, Sedangkan gejala khas pada ADB adalah Koilonychia, Atropi papil , dan
Stomatitis angularis (cheilosis),
Diagnosis
Kriteria diagnosis ADB menurut WHO dan Lanzkowsky:
- Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia
- Konsentrasi Hb eritrosit rata-rata < 31% (Normal : 32 35 %)
- Kadar Fe serum < 50 Ug/dl ( Normal 80 180 ug/dl)
- Saturasi transferin < 15% (Normal 20 50 %)
- Pemeriksaan apus darah tepi hipokrom mikrositik yang dikonfirmasi dengan kadar
MCV, MCH, dan MCHC yang menurun.
- Pada perwarnaan sumsum tulang tidak ditemukan besi atau besi berkurang.
Penatalakasanaan
3. Transfusi darah hanya diberikan sebagai pengobatan tambahan bagi pasien ADB
dengan Hb 6 g/dl atau kurang karena pada kadar Hb tersebut risiko untuk terjadinya
gagal jantung besar dan dapat terjadi gangguan fisiologis. Transfusi darah
diindikasikan pula pada kasus ADB yang disertai infeksi berat, dehidrasi berat atau
akan menjalani operasi besar/ narkose. Komponen darah berupa suspensi eritrosit
(PRC) diberikan secara bertahap dengan tetesan lambat.