5
REAKSI IDENTIFIKASI ION LOGAM TRANSISI YANG MEMILIKI
BERBAGAI BILANGAN OKSIDASI
A. TUJUAN
1. Membedakan warna khas ion logam transisi dengan berbagai bilangan oksidasi.
2. Menuliskan persamaan reaksi identifikasi ion logam transisi.
3. Mempelajari sifat fisik dan kimia dari ion logam-logam transisi.
B. DASAR TEORI
Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di
dalam sistem periodik unsur. Pendapat lain juga menyatakan bahwa unsur transisi
merupakan sekelompok unsur yang mempunyai sekurang-kurangnya sebuah ion
dengan orbital d belum terisi penuh. Unsur transisi ini digolongkan menjadi dua,
yaitu unsur transisi bok d yang memiliki subkulit d terisi tidak penuh dan unsur
transisi dalam yang memiliki subkulit f terisi tidak penuh.
Unsur logam transisi memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu mempunyai
biloks lebih dari satu, orbital d terisi sebagian atau penuh sebagai orbital valensi,
ionnya berwarna-warni, dapat membentuk senyawa kompleks dan organologam,
banyak digunakan sebagai katalis.. Unsur-unsur ini disebut sebagai unsur transisi
dikarenakan letaknya berada diantara unsur-unsur logam (golongan 1 dan 2) dan
unsur-unsur non logam (golongan 13-18). Kondigurasi elektron unsur transisi
penting diketahui karena tingkat oksidasi, sifat magnetik, ikatan kimia, dan
kereaktifan zat didasarkan pada konfigurasi elektronnya.
Secara umum, penyerapan energi cahaya oleh senyawa logam transisi
akan menyebabkan elektron tereksitasi dari tingkat energi dasar (ground state) ke
tingkat energi yang lebih tinggi (excitation state). Eksitasi elektron yang terjadi pada
senyawa logam transisi melibatkan perubahan tingkat energi yang setara dengan
energi cahaya tampak. Menurut Teori Medan Kristal, perubahan tingkat energi yang
setara dengan energi cahaya tampak dimungkinkan oleh adanya pemisahan
tingkatan energi orbital-orbital d. Pada senyawa logam utama, penyerapan energi
cahaya melibatkan eksitasi elektron dari subkulit s ke p. Perbedaan tingkat energi
yang terjadi antara subkulit s dan p lebih besar dari energi cahaya tampak atau setara
dengan energi sinar UV. Hal ini yang menyebabkan logam utama umumnya tidak
berwarna.
C. ALAT BAHAN
Alat Bahan
Tabung Reaksi NH4VO3 KMnO4 0,1 M
Spatula KHSO4 BaCl2 1 M
Pipet tetes Zn NaOH 5 M dan 1 M
Pemanas listrik V2O5 HCl 10 M dan 5 M
Batang pengaduk (NH4)S2O8 H2SO4 2,5 M dan pekat
Pembakar bunsen K2Cr2O7 H2O2 30 % dan 10 %
H2C2O4 AgNO3 0,1M
K2CrO4 3 M Lar NH4Cl jenuh
Cr(NO3)3.9H2O 1 M Lar NH4OH
MnSO4 0,1 M Lar CH3COONa jenuh
D. PROSEDUR KERJA
Bagian I. Ion Logam Vanadium
c) 1mL sampel
+2mL HCl 5M
Panaskan
+Zn
d) 1mL sampel e) 1mL sampel
Panaskan Panaskan
+1mL NH3 5M
Larutan
Dibagi dua
endapan Filtrat
+ HCl 5 M
Larutan asam
panaskan
g) 0,05 gr KMnO4
dipanaskan
Larutan
+ 2mL H2O
+ H2SO4 2M
Larutan Asam
Mengamati perubahannya
E. Data Pengamatan
Bagian I : Ion Logam Vanadium
Cara Kerja Data Pengamatan
a. Melarutkan 0,2 gram V2O5 dalam 10 ml a. Larutan larut dan berwarna kuning
NaOH 1 M dan gunakan larutan sebagai bening
larutan sampel 1
b. Melarutkan 0,6 gram (NH4)NO3 dan 10
ml NaOH 1M dan digunakan sebagai
larutan sampel 2
c. Menyiapkan 1 ml masing-masing
sampel larutan untk setiap pengujian
dibawah ini :
Sampel 1
d. Larutan sampel ditanmbah 2 ml HCl 5
M kemudian larutan ini dididihkan
beberapa saat
e. Larutan sampel ditambah serbuk Zn dan e. Larutan menjadi warna biru setelah
dipanaskan beberapa saat menjadi hijau dan
f. Larutan sampel ditambah 2 ml HCl 5 M ungu
dan 2 ml H2O2 10% f. Larutan menjadi warna kuning
g. Larutan sampel ditambah larutan bening
NH4OH jenuh, membiarkan larutan ini g. Larutan bening, terdapat endapan
beberapa saat kemudian menambahkan 1 putih kekuningan
ml BaCl2 1 M
Sampel 2
h. Larutan sampel ditanmbah 2 ml HCl 5 h. Larutan menjadi berwarna merah
M kemudian larutan ini dididihkan bata
beberapa saat
i. Larutan sampel ditambah serbuk Zn dan i. Larutan pertama tama berwarna
dipanaskan biru, setelah beberapa saat jadi hijau
j. Larutan sampel ditambah 2 ml HCl 5 M dan ungu, terdapat gelembung gas,
dan 2 ml H2O2 10% j. Larutan menjadi bening kemerahan
k. Larutan sampel ditambah larutan k. Terbentuk endapan putih, larutan
NH4OH jenuh, membiarkan larutan ini bening
beberapa saat kemudian menambahkan 1
ml BaCl2 1 M
Cr [Ar] 3d54s1
Mn [Ar] 3d54s2
b. Kk
c. koj
d.
3. Ion Logam Mangan
F. PEMBAHASAN
Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d atau f
yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Logam transisi umumnya
memiliki sifat-sifat khas logam, yakni keras, konduktor panas dan listrik yang baik
dan menguap pada suhu tinggi. Logam-logam transisi dapat membentuk senyawa
kompleks yang bewarna. Senyawa kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut
menyerap energi pada daerah sinar tampak. Penyerapan energi tersebut digunaan
untuk melakukan promosi atau transisi elektronik pada atom pusat. Pada kompleks
yang berkarakter d1-d9 merupakan kompleks yang memiliki warna dikarenakan
adanya transisi elektronik pada orbital d.
Pada praktikum ini dilakukan identifikasi ion logam transisi yaitu Vanadium
(V), Chrom (Cr), dan Mangan (Mn).
1. Vanadium
Vanadium adalah unsur kimia dengan lambang V dan nomor atom 23.
Vanadium adalah lembut, abu-abu keperakan. Vanadium memiliki berbagai
tingkat oksidasi pada persenyawaannya yang terdiri dari +5, +4, +3, dan +2.
Dalam percobaan kali ini biangan oksidasi tersebut diuji dengan warna khas yang
ditimbulkan dengan menambahkan pengoksidasi atau pereduksi.
Sampel pertama adalah V2O5 dilarutkan dengan menggunakan NaOH,
sedangkan sampel dua adalah 0,6 gram (NH4)VO3 juga dilarutkan dalam NaOH
perlakuan kedua yaitu Sampel ditambah HCl dan H2O2 disisni terjadi perubahan
biloks dari +5 menjadi +3sesuai dengan persamaan reaksi:
2. Chromium
Perlakuan pertama yaitu penambahan larutan K2CrO4 ditambah asam sulfat dan
hidrogen peroksida,
Perlakan kedua yaitu Larutan K2CrO4 ditambah air, lalu ditambah asam
oksalat
3. Mangan
a) Reaksi A
Kemudian Larutan sampel direaksikan dengan Zn, Zn adalah reduktor, sehingga akan
menurunkan bilangan oksidasi vanadium dari bilangan oksidasi +5 (larutan warna kuning),
dan untuk mempercepat reaksi, maka dilakukan pemanasan.
Dalam pemanasan, bilangan oksidasi vanadium akan turun dari +5 ke +4 dan akhirnya +3.
Reaksinya adalah:
Sampel 1:
Sampel
V2O5 + 6HCl + Zn 2VOCl2 + ZnCl2 1+ 3 H2O Sampel 2
Sampel 2:
2(NH4)VO3 + 2HCl + Zn 2 NH3 + V2O4 + ZnCl2 + 2 H2O
Warna larutan :
Sampel 1
Sampel 2
b) Reaksi B
Kemudian Vanadium direaksikan dengan H2O2 dalam suasana asam, dengan penambahan
asam klorida, akan memberikan warna larutan merah bata. Reaksinya adalah
VO3- + H+ + H2O2 VO23+ + 3H2O
c) Reaksi C
Vanadium kemudian direaksikan dengan BaCl2 dalam suasana basa, dengan penambahan
NH4OH. Larutan kemudian berubah warna dari kuning menjadi bening dan terdapat
endapan berwarna putih, reaksi adalah
VO3- + BaCl2 BaVO3 + 2Cl-
Sampel 1 Sampel 2
Reaksi A Reaksi C
Reaksi B Reaksi C
Reaksi B Reaksi A
4. Kromium
Krom merupakan logam yang keras, tahan karat, serta memiliki titik leleh dan titik
didih yang tinggi. Sepuhan Kromium banyak digunakan pada peralatan sehari-hari karena
lapisan kromium ini sangat indah, keras, dan melindungi logam lain dari kororsi.
Kromium juga penting dalam paduan logam dan digunakan dalam pembuatan stainless
steel. Bilangan oksidasi yang terpenting adalah +2, +3, dan +6.
Dalam percobaan kali ini kromium direaksikan dengan beberapa oksidator dan
reduktor, yaitu:
a) Sampel K2CrO4
Larutan K2CrO4 direaksikan dengan H2O2 dalam suasana asam, menghasilkan warna
merah bata, kemudian setelah di panaskan larutan berubah menjadi warna orange terang.
Reaksinya adalah
CrO42- + 2H+ + 2H2O2 CrO5 + 3H2O
4CrO+ + 12H+ 4Cr3+ + 7O2 + 6H2O
Warna larutan :
Kemudian larutan K2CrO4 direaksikan dengan padatan asam oksalat, larutan berubah
warna menjadi lebih gelap, ini tidak seperti yang diharapkan ,seharusnya warna menjadi
violet hijau,hal ini dikarenakan bilangan oksidasi krom berubah menjadi +3, karena asam
oksalat adalah reduktor sesuai dengan persamaan reaksi berikut :
K2CrO4 + (COOH)2 [Cr(H2O)6]3- + 2CO2 + 2K+
Warna larutan :
b) Sampel Cr(NO3)3
Larutan Cr(III) direaksikan dengan larutan NaOH dan mengahsilkan sedikit endapan
berwarna putih,ditambah NaOH berlebih endapan larut dan larutan berwarna hijau
(menandakan bilangan oksidasi kromium pada larutan adalah +3) kemudian ditambahkan
larutan H2O2 dan larutan berubah warna menjadi kuning. Bilangan oksidasi kromium
berubah dari +3 menjadi +6. Reaksinya adalah
2 Cr3+ + 3H2O2 + 10OH- 2CrO42- + 8H2O
Warna larutan :
c) Sampel K2CrO7
Padatan K2CrO7 dicampurkan dengan serbuk Zn dan menambahkan larutan asam klorida
menghasilkan gelembung gelembung gas dan perubahan warna pada larutan menjadi
warna biru, menandakan bilangan oksidasi kromium dalam larutan adalah +2, karena Zn
merupakan reduktor. Setelah itu ditambahkan larutan natrium asetat dan larutan berubah
warna menjadi violet, bilangan oksidasi berubah menjadi +3, karena natrium asetat adalah
oksidator. Reaksi adalah
CrO72- + Zn
K2CrO7 + Zn + 14HCl 2Cr2+ + 2K+ + 8Cl- + 7H2O + Zn2+ + 3Cl2
Cr2+ + CH3COO- + H2O [Cr(H2O)6]3+
Warna larutan :
5. Mangan
Mangan merupakan unsur kimia dengan lambang Mn dan mempunyai nomor
atomik 25. Mangan juga merupakan logam transisi, dengan konfigurasi elektron [Ar]
3d5 4s2. Berat atomiknya 54,938 gr, dengan massa jenis 7,21 gr/cm3. Titik leleh
sekitar 1246OC dan jari-jari atomik 127 pm. Mangan murni berwarna abu-abu
keperakan. Mangan adalah unsur yang sering ditemukan di bumi sebagai unsur murni,
atau berikatan dengan besi. Sebagai unsur murni, mangan adalah logam yang penting
dalam industri pembuatan baja tahan karat. Seperti besi, mangan juga berada dalam
keadaan oksidasi beragam, namun yang paling banyak ditemukan adalah +2, +3, +4,
+6, dan +7.
Percobaan kali ini akan membuktikan bilangan bilangan oksidasi dari mangan
dengan warna yang khas. Larutan MnSO4 di reaksikan dengan KMnO4, hasil reaksi
larutan dibagi menjadi dua, tabung reaksi 1 dan tabung reaksi 2.
Tabung reaksi 1:
Tabung reaksi 1 direaksikan dengan H2O2 ,terbentuk endapan coklat. Reaksinya
adalah
2Mn2+ + H2O2 + 6OH- 2MnO4- + 4H2O
Warna larutan :
Tabung reaksi 2:
Larutan direaksikan dengan thioasetamid. Larutan berubah menjadi warna merah
muda cerah. Reaksinya adalah
Mn2+ + 5S2O3- + 8H2O MnO4- + SO42- + 16H+
Warna larutan :
Sampel MnSO4
Larutan MnSO4 direaksikan dengan larutan AgNO3 dan padatan (NH4)2S2O8
menghasilkan larutan yang berwarna coklat.
Reaksinya adalah
Mn2+ + 2NO3- MnO2 + 2NO2
8 MnO2 + 4H2O + 3S2O8 2- 8MnO4- + 8H+ + 3SO42-
Sampel KMnO4
Larutan KMnO4 direaksikan dengan NaOH dan dipanaskan, kemudian ditambah
H2SO4 dalam suasana asam, menghasilkan larutan berwarna ungu . Reaksinya adalah
2 MnO4 - + 5H2O + 6H+ 5O2 + 2Mn2+ + 8H2O
Warna larutan :
Larutan KMnO4 direaksikan dengan air dan larutan MnSO4 menghasilkan larutan
berwarna coklat. Reaksinya adalah
2MnO4- + 3Mn3+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+
Warna larutan :
6. Kesimpulan
Unsur transisi periode keempat membentuk senyawa berwarna, baik dalam
bentuk padat maupun dalam larutan. Warna senyawa dari unsur transisi ini berkaitan
erat dengan konfigurasi elektronnya, yaitu adanya subkulit 3d yang terisi tidak penuh.
Vanadium memiliki berbagai tingkat oksidasi pada persenyawaannya yang terdiri dari
+5, +4, +3, dan +2. Bilangan oksidasi yang terpenting kromium adalah +2, +3, dan
+6. Mangan berada dalam keadaan oksidasi beragam, namun yang paling banyak
ditemukan adalah +2, +3, +4, +6, dan +7.
7. Daftar Pustaka
Svehla, G. 1990. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Bagian I. PT Kalman Media Pusaka. Jakarta.
Svehla, G. 1990. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Bagian II. PT Kalman Media Pusaka. Jakarta.
Sugiyarto, Kristian. Kimia Anorganik II. Universitas Negeri Yogyakarta : Jurusan
Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam