Anda di halaman 1dari 6

STRAIN ( KRAM )

A. PENGERTIAN.
Adalah tarikan pada otot, ligament atau tendon yang disebabkan oleh regangan (streech) yang
berlebihan.

B. PATOFISIOLOGI.
Adalah daya yang tidak semestinya yang diterapkan pada otot, ligament atau tendon. Daya (force)
tersebut akan meregangkan serabut-serabut tersebut dan menyebabkan kelemahan dan mati rasa
temporer serta perdarahan jika pembuluh darah dan kapiler dalam jaringan yang sakit tersebut
mengalami regangan yang berlebihan.

C. TANDA DAN GEJALA.


Kelemahan
Mati rasa
Perdarahan yang ditandai dengan :
Perubahan warna
Bukaan pada kulit
Perubahan mobilitas, stabilitas dan kelonggaran sendi.
Nyeri
Odema

D. PENANGANAN.
Kelemahan biasanya berakhir sekitar 24 72 jam sedangkan mati rasa biasanya menghilang dalam 1
jam. Perdarahan biasanya berlangsung selama 30 menit atau lebih kecuali jika diterapkan tekanan
atau dingin untuk menghentikannya. Otot, ligament atau tendon yang kram akan memperoleh
kembali fungsinya secara penuh setelah diberikan perawatan konservatif.

E. RENCANA PERAWATAN.
1. Kemotherapi.
Dengan analgetik seperti Aspirin (300 600 mg/hari) atau Acetaminofen (300 600 mg/hari).
2. Elektromekanis.
Penerapan dingin.
Dengan kantong es 24 0C
Pembalutan atau wrapping eksternal.
Dengan pembalutan atau pengendongan bagian yang sakit.
Posisi ditinggikan atau diangkat.
Dengan ditinggikan jika yang sakit adalah ekstremitas.
Latihan ROM.
Latihan pelan-pelan dan penggunaan semampunya sesudah 48 jam.
Penyangga beban.
Semampunya dilakukan penggunaan secara penuh.
Varietas.

Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh
bentuk dan pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakter atau
kombinasi genotype yang dapat membedakan dengan jenis atau spesies yang sama oleh
sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami
pertumbuhan.
Secara botani, varietas adalah suatu populasi tanaman dalam satu spesies yang
menunjukkan ciri berbeda yang jelas. Penulisan namanya dicetak miring (atau digaris bawah
jika tulisan tangan) dan didahului dengan singkatan "var." Contoh: Oryza sativa var. indica.

hibrida

Dalam pertanian, varietas hibrida adalah kultivar yang merupakan keturunan langsung
(generasi F1) dari persilangan antara dua atau lebih populasi suatu spesies yang berbeda latar
belakang genetiknya (disebut populasi pemuliaan atau populasi tangkaran). Syarat populasi
pemuliaan untuk dapat dipakai sebagai tetua dalam varietas hibrida adalah homogen dalam
penampilan (fenotipe) namun tidak perlu homozigot. Persilangan untuk penciptaan varietas
hibrida dapat terjadi pada pemuliaan tanaman maupun pemuliaan hewan.

Varietas hibrida dibuat untuk mengambil manfaat dari munculnya kombinasi yang baik dari
tetua-tetua yang dipakai. Keturunan persilangan langsung antara dua tetua yang berbeda latar
belakang genetiknya dapat menunjukkan penampilan fisik yang lebih kuat dan lebih memiliki
potensi hasil yang melebihi kedua tetuanya. Gejala ini dikenal sebagai heterosis dan
merupakan dasar bagi produksi berbagai kultivar hibrida, seperti jagung, padi, kelapa sawit,
kakao, dan berbagai jenis tanaman sayuran seperti tomat, mentimun, dan cabai. Heterosis
membuat kultivar hibrida memiliki daya tumbuh (vigor) yang lebih tinggi, relatif lebih tahan
penyakit, dan potensi hasilnya lebih tinggi. Heterosis akan muncul kuat apabila kedua
tetuanya relatif homozigot dan memiliki latar belakang genetik yang relatif jauh (tidak
banyak memiliki kesamaan alel). Khusus dalam pembuatan kelapa hibrida, gejala heterosis
tidak dimanfaatkan, tetapi dua sifat baik dari kedua tetua yang tergabung pada keturunannya
dimanfaatkan.

Benih varietas hibrida merupakan benih yang dihasilkan secara hati-hati dalam lingkungan
yang terkendali. Berbeda dengan benih biasa yang dihasilkan secara penyerbukan terbuka
oleh angin maupun serangga sehingga sumber serbuk sarinya bisa datang dari mana saja,
termasuk dari luar kawasan pertanian. Jika benih hibrida yang ditumbuhkan petani bersifat
fertil dan mampu menghasilkan benih, benih yang dihasilkan tersebut tidak dikategorikan
sebagai benih hibrida karena mungkin sudah mengalami apa yang disebut dengan
pencemaran genetika karena penyerbukan tidak dilakukan pada lingkungan yang terkendali.[1]

Pemanfaatan varietas hibrida dinilai penting demi memberi makan seluruh manusia di bumi
yang jumlahnya terus berkembang.[2] Menurut pakar Siswono Yudo Husodo, Indonesia
menghabiskan lebih banyak uang hingga US$ 10 miliar per tahun untuk mengimpor bahan
pangan ketika sebenarnya mampu melakukan riset untuk mengembangkan varietas yang
memiliki produktivitas tinggi.[

Galur (genetika)
Dalam pertanian dan peternakan, galur adalah sekelompok individu sejenis yang homozigot
atau mendekati homozigot untuk satu atau gabungan karakteristik tertentu yang akan menjadi
penciri galur itu. Akibat keadaan genotipe tersebut, penampilan luar (fenotipe) galur akan
seragam.

Galur dapat dibentuk melalui perkawinan sekerabat secara terus-menerus. Galur-galur akan
paling cepat terbentuk apabila suatu spesies dapat melakukan selfing ("perkawinan sendiri"),
biasanya pada generasi ke-6 atau ke-7 setelah selfing berulang-ulang. Semakin dekat
hubungan kekerabatannya, semakin cepat galur-galur terbentuk.

Galur murni dapat terjadi apabila perkawinan dalam suatu galur antara dua individu
menghasilkan keturunan dengan penampilan standar yang sama dengan kedua tetuanya.
Dalam perhewanan, galur murni yang memiliki catatan silsilah dapat disebut sebagai trah,
misalnya seperti yang dipraktikkan dalam kinologi. Dalam pemuliaan tanaman, galur murni
dapat menjadi calon kultivar baru maupun menjadi calon tetua sumber dalam pembentukan
varietas hibrida atau varietas sintetik.

Perbedaan Sprain Dan Strain


oleh Redaksi 7 Maret 2017 8862

Sprain dan strain adalah 2 tipe kerusakan atau cidera jaringan lunak. Dalam Bahasa
Indonesia kedua istilah ini sering diterjemahkan sebagai satu kata yang sama, yaitu keseleo
dan/atau terkilir namun sebenarnya ada perbedaan arti. Sprain adalah cidera pada sendi
yang melibatkan robeknya ligamen dan kapsul sendi. Sementara strain adalah cidera otot atau
tendon (urat).

Untuk keduanya tindakan pertama adalah RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) atau
Istirahat, Es Kompresi, Elevasi).

Cidera jaringan lunak dapat terjadi mendadak (akut) atau memburuk perlahan-lahan (kronis).
Proses penyembuhan membutuhkan 2 sampai 12 minggu, tergantung dari tingkat kerusakan
jaringan, tindakan awal dan perawatan yang sedang dilakukan, usia serta kesehatan pasien
secara umum.
Penyebab

Jaringan lunak terbuat dari kumpulan serat. Otot dan tendon mengandung sel-sel yang
memonitor tingkat kontraksi dan peregangan. Dengan aktifitas sehari-hari, otot dan tendon
menggunakan kontraksi ringan untuk melawan peregangan yang berlebihan. Namun gerakan
mendadak dengan intensitas kuat dapat memberikan tekanan terlalu intens pada jaringan.
Serat lalu meregang melebihi kapasitasnya dan robek. Pendarahan dari pembuluh darak
akibat perobekan inilah yang menyebabkan ada bengkak.

Sprain

Sendi disambung menjadi satu dan dikuatkan oleh jaringan ikat yang disebut ligamen.
Seluruh sendi diselimuti oleh selaput berisi cairan lubrikasi yang merawat sendi serta
memberikan bantalan ekstra terhadap goncangan. Sprain adalah cidera sendi yang biasanya
melibatkan robek ringan (trauma mikro) pada ligamen dan kapsul sendi. Bagian tubuh yang
biasanya mengalami sprain adalah jempol, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan.

Strain

Otot menempel pada sendi dengan bantuan jaringan ikat yang disebut tendon. Strain adalan
cidera pada tendon atau pada otot itu sendiri. Betis, selangkangan, dan hamstring (otot paha
belakang) adalah area yang biasa mengalami strain.

Gejala

Mereka yang terkena sprain atau strain akan mengalami:

Rasa sakit
Bengkak
Rasa kaku
Pengurangan kemampuan atau fungsi bagian tubuh yang cidera

Tingkat Cidera

Sprain dan strain level akut dapat dikategorikan menurut tingkat keparahan mereka:

Tingkat I sejumlah serat robek dan anggota tubuh yang terkena cidera terasa sedikit sakit
dan bengkak, tapi fungsi dan kekuatan dari anggota tubuh tersebut tidak berkurang.
Tingkat II serat yang robek lebih banyak dan area cidera terasa lebih sakit dan bengkak,
dengan pengurangan fungsi dan kekuatan.
Tingkat III jaringan lunak robek seluruhnya, dengan pengurangan fungsi dan kekuatan
secara signifikan. Tingkat III seringkali membutuhkan tindakan operasi.

Pertolongan Pertama

Beberapa langkah sebagai tindakan pertolongan pertama bila mengalami sprain atau strain
adalah:

Hentikan aktifitas
Istirahatkan anggota tubuh yang cidera
Letakan es pada area yang cidera selama 15 menit setiap dua jam. Gunakan handuk diantara
kulit dengan es.
Kompresi atau perban secara ketat area cidera, mengarah dari bawah keatas.
Elevasi (angkat) anggota tubuh yang cidera agar lebih tinggi dari posisi jantung.
Hindari aktifitas olahraga, konsumsi alcohol dan pijat atau urut area cidera karena dapat
memperburuk pembengkakan.

Jika gejala memburuk dalam 24 jam, kunjungi dokter.

Cidera Akibat Aktifitas Berlebih

Beberapa orang, seperti atlit atau mereka yang berolahraga secara rutin, cenderung
mengalami sprain dan strain kronis, atau cidera overuse (aktifitas berlebih).

Cidera overuse akan makin parah seiring berjalannya waktu, menimbulkan rasa sakit dalam
beraktifitas dan jika dihiraukan akan tetap terasa sakit bahan ketika istirahat. Faktor penyebab
cidera overuse adalah teknik olahraga yang salah, struktur tubuh yang tidak ideal, atau
melakukan aktifitas olahraga terlalu sering tanpa jeda istirahat yang cukup.

Jenis cidera ini memerlukan waktu lama untuk pulih dan dibutuhkan kesabaran serta
komitmen dalam menjalani rehabilitasi.

Perawatan

Kerusakan jaringan lunak membutuhkan beberapa minggu untuk sembuh, tergantung dari
tingkat keparahan dan kesehatan tiap individu. Diperlukan tindakan yang tepat segera setelah
cidera terjadi untuk memastikan proses penyembuhan berjalan secara cepat. Kunjungi dokter
bila anggota tubuh yang cidera tidak dapat berfungsi atau jika rasa sakit dan bengkak tidak
berkurang setelah beberapa hari.

Tindakan perawatan yang dapat dilakukan adalah:

Rehabilitasi gerakan, dengan panduan dokter atau ahli kesehatan, untuk mempercepat
penyembuhan, meningkatkan kekuatan, dan fleksibilitas.
Terapi elektro.
Obat pengurang rasa sakit (konsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat apapun
karena beberapa jenis obat dapat memperlambat proses penyembuhan kerusakan jaringan
lunak)
Pada sprain atau strain Tingkat II, periode imobilisasi anggota tubuh yang terkena cidera
mungkin diperlukan.

Tindakan operasi mungkin diperlukan bagi kasus cidera yang parah dimana jaringan benar-
benar robek. Operasi berguna untuk menyatukan kembali bagian jaringan. Setelah operasi,
kasus cidera Tingkat III memerlukan periode pemulihan yang signifikan untuk
mengembalikan fungsi dan kekuatan anggota tubuh tersebut.

Seperti layaknya cidera apapun, langkah terbaik adalah untuk mengunjungi dokter untuk
mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai