Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dewi Permatasari

NIM : G0015033
Kelas/Angkatan : A / 2015

Dewasa Dini
Perkembangn Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock diketahui bahwa dewasa awal sedang
mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa seorang pribadi yang benar-benar
dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi
sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang
sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya. la dapat bertindak secara
bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya
sudah dapat di-kenakan aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran,
akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum
pidana atau perdata).

Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus,
perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi. Kondisi fisik tidak hanya mencapai
puncaknya pada masa dewasa tapi juga menurun pada masa ini.bagi sebagian besar kita puncak
dari kemampuan fisik pada usia 30 tahun,sering kali antara usia 19 sampai 26 tahun.tercapainya
dan kekuatan puncak tejadi relatif lebih awal,dibandingkan dengan tercapainya ketrampilan
motorik dan kognitif yang lebih beragam.kita tidak hanya mencapai puncak kemampuan fisik
kita pada awal masa dewasa,dalam masa ini kita juga dalam kondisi yang paling sehat.hanya
sedikit orang dewasa muda yang memiliki masalah kesehatan kronis. Pada masa dewasa
awal,beberapa individu berhenti berpikir tentang bagaimana gaya hidup pribadi akan
mempengaruhi kesehatan mereka selanjutnya pada kehidupan dewasa.pemikiran logis dan
optimisme

Pada dewasa awal kita tidak hanya mencapai kemampuan puncak dari kemampuan
fisik,tapi kemampuan fisik kita juga menurun.puncak kemampuan pendengaran pada masa
remaja,tetap konstan pada permulaan masa dewasa awal dan kemudian mulai menglami
penurunan pada bagian akhir masa dewasa awal.mengalami masalah terkait berat badan ,
kebiasaan olahraga , hingga masalah ketergantungan obat-obatan terlarang atau alcohol. Mulai
dari masa remaja awal sampai masa tertentu dimasa dewasa,tubuh perempuan ditandai oleh
perubahan tingkat hormon yang berhubungan dengan siklus menstuasi,pada fase ovulasi
perempuan menunjukan tingkat harga diri dan percaya diri yang berlebih dibandingkan fase
menstuasi lainnya.bukti yang kuat menunjukan bahwa perubahan suasana hati atau mood
dipastikan berkaitan dengan fase tengah dari siklus mensruasi dan bagian akhir dari
pramentruasi.
Ciri-ciri fisik dewasa awal, yaitu:
1. Efisiensi fisik mencapai puncaknya, terutama pada usia 23-27 tahun;
2. Kemampuan reproduktif mereka berada di tingkat yang paling tinggi, pada perempuan menjadi
masa kesuburan yang baik
3. Kekuatan tenaga dan motorik mencapai masa puncak
4. Kesehatan fisik berada pada keadaan baik.

Perkembangan Kognitif
Pada masa dewasa,ada pandangan yang berubah mengenai perkembangan kognitif. Hal ini
disampaikan oleh Schaie ( dalam Santrock,2002). Schaie mengatakan pendapat karena
kritikannya terhadap pandangan Jean Piaget yang mengatakan bahwa masa dewasa merupakan
efisiensi dari tahap perkembangan operasional formal saja. Schaie mengatakan bahwa ada
beberapa tahap perkembangan kognitif pada masa dewas, yaitu :
a. Tahap mencari prestasi (achieveing stage)
Tahap ini terjadi pada masa dewasa awal. Tahap ini merupakan penerapan intelektualitas
individu pada masa dewas pada situasi yang melibatkan konsekuensi besar untuk mencapai
tujuan jagka panjang. Hal ini berkenaan dengan perencanaan masa depan yang berkaitan sengan
pencapaian karir dan pemerolehan pengetahuan.
b. Tahap tanggung jawab (responsibility stage)
Tahap in dimulai sejak masa dewas awal. Pada fase ini terjadi ketika keluarga sudah terbentuk,
sehingga perhatian diberikan pada pemenuhan kebutuhan pasangan dan anak-anak (keturunan).
Penekanan pada masa ini adalah adanya tanggung jawab pada lingkungan keluarga dan
lingkungan sosialnya. Fase ini akan berlanjut terus ke masa dewasa madya.
c. Tahap eksekutif (executive stage)
Tahap ini terjadi di masa dewas madya. Individu bertanggung jawab tentang sistem yang ada di
lingkungannya, baik itu di masyarakat maupun di lingkungan kerja terutama yang berhubungan
dengan keorganisasiannya. Pada tahap ini, individu membangun pemahaman tentang bagaiman
suatu organisasi itu bekerja dan kompleksitas hubungan yang terbangun di dalamnya. Pencapaian
tahap ini tergantung dengan kesempatan dan kemampuan pada individu.
d. Tahap reintegratif (the reintegrative stage)
Tahap ini terjadi pada masa dewas akhir atau usia lanjut. Pada masa ini, individu akan
memfokuskan pada kegiatan yang bermakna bagi dirinya.

Perkembangan Emosi dan Sosial


Pada masa dewasa dini, perkembangan emosi dan sosial sangat berkaitan dengan adanya
perubahan minat. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi perubahan minat pada masa ini
adalah perubahan kondisi kesehatan, perubahan status sosial ekonomi, perubahan dalam pola
kehidupan, perubahan dalam nilai, perubahan peran seks, perubahan status dari belum menikah
ke status menikah, menjadi orangtua, perubahan tekanan budaya dan lingkungan. Kondis-kondisi
di atas sangat menuntut orang dewasa pada masa ini untuk melakukan penyesuaian diri dengan
baik. Pemahaman akan makna cinta yang sebenarnya mempengaruhi bagaimana individu
berinteraksi dengan pasangan, anak-anak dan lingkungan di sekitarnya yang pada akhirnya
mempengaruhi kebahagiaan individu tersebut.
Sekitar awal atau pertengahan umur tiga puluhan, kebanyakan orang muda telah mampu
memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi stabil dan tenang
secara emosional. Apabila emosi yang menggelora yang merupakan ciri tahun-tahun awal
kedewasaan masih t etap kuat pada usia tiga puluhan, maka hal ini merupakan tanda bahwa
penyesuaian diri pada kehidupan orang-orang dewasa belum terlaksana secara memuaskan.
Apabila ketegangan emosi terus berlanjut smapai usia tiga puluhan, hal itu umumnya
nampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan orang-orang muda itu tergantung dari
masalah- masalah penyesuaian diri yang harus dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya mereka
dalam upaya penyelesaian itu. Kehawatiran-kekhawatiran utama terpusat pada pekerjaan mereka,
karena mereka merasa bahwa mereka tidak mengalami kemajuan secepat yang mereka harapkan,
atau kekhawatiran mereka mungkin terpusat pada masalah-masalah perkawinan atau peran
sebagai orang tua. Apabila seseorang merasa tidak mampu mengatasi masalah-masalah utama
dalam kehidupan mereka, mereka sering sedemikian terganggu secara emosional, sehingga
mereka memikirkan atau mencoba untuk bunuh diri.
Untuk perkembangan sosialnya, sebagaimana yang ditekankan oleh Erikson, masa dini
merupakan masa krisis keterasingan ,dengan berakirnya pendidikann formal dan terjunnya
seseorang kedalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karier, perkawinan dan rumah tangga,
hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi renggan, dan barengan
dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang
Keterasingan diitensifikasikan dengan adanya semagat bersaiang dan hasrat kuat untuk
maju dalam karir dengan demikian keramahtamahan masa remaja diganti dengan persaingan
dalam masyarakat dewasa dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga mereka
untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubngan-hubungan yang akrab. Akibatnya,
mereka menjadi egosentris dan ini tentunya menambah kesepian mereka.
Lebih lanjut Hurlock mengatakan bahwa selama masa dewasa dini, peran serta sosial
sering terbatas, sehingga dapat juga mempengaruhi persahabatan, pengelompokan sosial, serta
nilai-nilai yang diberikan pada popularitas individu. Sejalan dengan perkembangan emosi dan
sosialnya, perkembangan yang menitik beratkan pada harapan sosial. Tuntutan untuk melakukan
tanggung jawab secara moral atas segala perilaku dan keputusan hidup merupakan suatu hal
yang menjadi pegangan individu dalam hidup di masyarakat

Keterkaitan fisik , kognitif dan sosialemosi

Perkembangan fisik , kognitf dan sosialemosi saling mempengaruhi satu sama lain.Apabila salah
satu aspek itu mengaami masalah tentu aspek lain juga terkena dampaknya . Contoh seseorang
yang mengalami masalah dalam perkembangan fisiknya. Badan yang kurang sehat dan cacat
yang tidak dapat disembuhkan atau ditutup-tutupi sama berbahayanya bagi penyesuaian diri
pribadi dan sosial pada masa dewasa dini seperti, pada masa kanak-kanak dan remaja. Orang
dewasa yang mempunyai hambatan fisik karena kesehatannya buruk tidak dapat mencapai
keberhasilan maksimum mereka dalam pekerjaan atau pergaulan sosial. Sebagai akibatnya,
mereka selalu frustasi, makin sering mereka melihat orang yang sebenarnya berpotensi kurang
dari mereka berhasil. Apabila rasa frustasi mendorong mereka untuk berusaha terlalu keras
dalam persaingan dengan teman seusia yang tidak mempunyai hambatan fisik, maka lambat laun
mereka akan mengalami ketegangan mental yang kelak akan mendatangkan masalah terkait
kesehatan fisik mereka misalnya seperti serangan jantung. Pada kasus lain apabila keterbatsan
fisik menggangu interaksi sosial seseorang hingga ia merasa sendiri terisolasi dari lingkungan
sosialnya maka ia dapat dengan mudah terjerumus ke hal-hal negative seperti NARKOBA
bahkan ada bebrapa tak sadar bahwa mereka telah masuk ke dalam suatu jaringan terlarang
ataupun aliran sesat.Dari segi kognitif hal ini tentu juga memberi dampak .Terkait dengan tahap
penerapan intelektualitas individu untuk mencapai tujuan jagka panjang seperti memperoleh
pekerjaan .Sering kali kita menemui kasus dimana kondisi fisik seseorang menghambat
seseorang memperoleh pekerjaan yang ia harapkan walaupun dari segi kognitif (prestasi
akademi) mereka baik tapi keterbatasan fisik seperti cacat fisik dapat menghalangi seseorang
untuk memperoleh pekerjaan.

Contoh Kasus

Salah satu tugas perkembangan seseorang yang telah memasuki masa dewasa awal adalah
memasuki dunia kerja dan karier. Dalam proses perjalanan dalam fase ini, seseorang ditunutut
untuk dapat menentukan jenjang karier yang tepat bagi dirinya. Seorang individu dalam
menjalani hidupnya ditengah fase ini diharapkan sudah memiliki pekerjaan yang layak dan
menjamin. Mereka biasanya kurang setia atau memiliki loyalitas terhadap perusahaan yang
rendah dan cenderung mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih memuaskan dan lebih dapat
menjamin atas kelangsungan hidupnya.

Ketika orang dewasa sudah memasuki dunia kerja, biasanya orang dewasa cenderung
merasa tertekan oleh tuntutan pekerjaan yang mereka jalani. Hal ini dapat menjadi salah satu
penyebab stress pada dewasa dini bahkan depresi . Tuntutan-tuntutan pekerjaan itu selain
memeras pikiran tentu juga memeras tenaga maka harus diimbangi dengan kondisi fisik yang
prima , selain pola makan , tidur yang dijaga individu seharusnya juga runtin melakukan
olahraga untuk menjaga kesehatan mereka namun karena alasan kesibukan mereka sering kali
mengabaikan . Hal ini tentu saja tidak baik apabila kesehatan psikis menurun akibat stress kerja
diikuti dengan pola hidup yang tidak sehat maka kesehatan psikis pun makin memburuk .
Keadaan masih bisa lebih buruk lagi jika individu tidak mendapat dukungan sosial dari
lingkungannya dan hanya tuntutan-tuntutan sosial yang didapat. Individu bisa jadi mengalami
depresi . Hal ini merupakan kasus yang biasa apalagi di kota-kota besar besar , dimana
persaingan pekerjaan yang ketat menambah tingkat stress itu sendiri . Hingga tak jarang orang-
orang yang menggalami hal serupa dengan uraian diatas memutuskan untuk melakukan tindak
bunuh diri.

Disisi lain saat seseorang tidak memiliki perkejaan atau sulit mendapat pekerjaan hal ini
memberi efek yang tidak jauh berbeda. Biasanya mereka yang sulit mendapat pekerjaan karena
masalah pendidikan (kognitif) .Tuntutan sosial dan ekonomi akan memberikan tekanan kepada
mereka hingga mereka stess bahkan depresi . Contoh kasus yang benar-benar terjadi

hendi (35) warga Kampung Pasiron, Curug, Bojongsari, Depok nekat mengakhiri hidupnya
dengan cara gantung diri. Pria lajang itu gantung diri di sebuah pohon kecapi. Jasadnya
ditemukan pagi tadi oleh Kaneng (67) ayahnya.

Kapolsek Sawangan, Kompol Sutarjo mengatakan, kejadian ini dilaporkan oleh warga yang
kaget mengetahui kejadian ini. Jasad korban dievakuasi setelah polisi datang ke lokasi. Korban
sempat bilang pada orangtuanya akan buang air kecil sebelum ditemukan tewas.
"Bilangnya mau buang air kecil sama orangtuanya. Tapi ditemukan tergantung di atas pohon,"
kata Sutarjo, Jumat (17/2).

Ketika ditemukan, korban memakai kaos dan celana merah. Dia menggantungkan diri pakai tali
plastik hijau. Polisi mengevakuasi korban pakai tangga karena agak sulit dan tinggi.
"Saat kami temukan sudah tak bernyawa," ungkapnya.

Dari penuturan orangtua korban, diduga Suhendi nekat gantung diri karena depresi masalah
ekonomi. Suhendi hingga kini belum memiliki pekerjaan tetap. Selama tiga bulan melamar kerja
Suhendi belum juga mendapat panggilan. Dulunya dia adalah sopir angkot lepas. "Ini murni
bunuh diri," jelas Sutarjo.

Sumber Harian Merdeka (https://www.merdeka.com/peristiwa/depresi-tak-dapat-kerja-


pria-lajang-ini-gantung-diri.html)

Anda mungkin juga menyukai