Anda di halaman 1dari 16

A.

Judul : Membandingkan Kimia Aluminium dengan Kimia Magnesium


B. Tujuan : Mempelajari Kimia Aluminium dan Senyawanya dan Membandingkannya
dengan Kimia Magnesium dan Senyawanya
C. Tinjauan Pustaka
Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat
dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungannya yang mudah diperoleh adalah
oksida terhidrat seperti bauksit, Al2O3.nH2O, dan kryolit, Na3AlF6.
Aluminium dibuat dalam skala besar, dari bauksit, Al2O3.nH2O. ia dimurnikan dengan
pelarutan dalam NaOH(aq) dan diendapkan ulang sebagai Al(OH)3 dengan menggunakan
CO2. Hasil dehidrasinya dilarutkan dalam lelehan kryolit, dan lelehannya pada 800
sampai 10000Cdielektrolisis. Aluminium adalah logam yang keras, kuat dan berwarna
putih. Meskipun sangat elektropositif, bagaimana pun juga tahan terhadap korosi karena
lapisan oksida yang kuat dan liat terbentuk pada permukaannya. Lapisan-lapisan oksida
yang tebal sering kali dilapiskan secara elektrolitik pada aluminium, yaitu proses yang
disebut anodisasi, lapisan-lapisan yang segar dapat diwarnai dengan pigmen.
Aluminium larut dalam asam mineral encer, tetapi dipasifkan oleh HNO3 pekat. Bila
pengaruh perlindungan lapisan oksida dirusakkan, misalnya dengan penggoresan atau
dengan amalgamasi, penyerangan cepat meskipun oleh air sekalipun dapat terjadi.
Logamnya mudah bereaksi oleh larutan NaOH panas, halogen, dan berbagai logam [1].
Hanya unsur aluminium dan golongan IIIA yang diproduksi secara besar-besaran.
Aluminium dibuat melalui proses Hall-Haroult. Suatu metode komersial pembuatan
aluminium melalui elektrolisis aluminium oksida yang dilarutkan dalam lelehan kriolit,
Na3AlF6. Campuran kriolit dielektrolisis pada suhu sekitar 950oC. Walaupun reaksi
elektrolisis sangat rumit, tetapi reaksi bersih dapat dinyatakan
4Al3+(aq) + 12e- 4Al(aq) (katoda)
2- -
6O (aq) + 3C(s) 3CO2(g) _ 12e (anoda)
2[2Al3+ + 3O2] + 3C(s) elektrolisis 4Al(l) + 3CO2(g)

Al2O3 (reaksi keseluruhan)


Seperti diatsa [2].
Proses Solution heat treatment adalah suatu proses pemanasan logam aluminium
dalam dapur pemanasan dengan temperatur kurang dari 548 0C dan dilakukan
penahanan atau holding time sesuai dengan jenis dan ukuran benda kerja. Proses
solution heat treament bertujuan untuk mendapatkan larutan padatan yang mendekati
homogen. Selanjutnya Quenching dilakukan dengan cara mendinginkan logam yang
telah dipanaskan dalam dapur pemanas kedalam media pendingin. Media pendingin
yang digunakan yaitu air, dipilihnya air sebagai media pendingin pada proses quenching
karena air merupakan media pendingin yang cocok untuk logam-logam yang memiliki
tingkat kekerasan atau hardenability yang relatif rendah seperti logam paduan
aluminium. Kelemahan aluminium dan paduannya ditinjau dari proses penyambungan-
nya yaitu sulit dilakukan dengan pengelasan cair, hal ini disebabkan karena aluminium
mempunyai lapisan aluminium oksida pada permukaannya, sehingga untuk dapat dilas
lapisan aluminium oksida tersebut harus dihancurkan terlebih dahulu. Salah satu solusi
dalam memecahkan permasalahan dalam teknik penyambungan logam yang sulit
dilakukan dengan pengelasan cair yaitu dengan melakukan penyambungan dengan
pengelasan gesek [3].
Magnesium adalah logam yang ringan (1,74 g/cm3), 1,6 kali lebih ringan dari Al dan
4,5 kali lebih ringan dari baja. Ketangguhan patahnya lebih besar dari biomaterial
keramik dan modulus elastisnya adalah 45 Gpa yang mendekati modulus elastis tulang
manusia (10-40 Gpa). Untuk aplikasi teknik, magnesium memiliki ketahana korosi yang
rendah, khususnya dalam larutan elektrolit dan lingkungan cair sehingga sesuai untuk
aplikasi bimaterial. Bila magnesium berada dalam kondisi cair, maka oksida beracun
yang membahayakan akibat larutan korosi dapat diekskresikan dalam urin. Tinjauan
literatur ini bertujuan mengetahui perkembangan magnesium dan paduannya yang
digunakan sebagai biomaterial ortopedik, mengkaji keselamatannya dalam tubuh
dengan memperbaiki sifat mekaniknya dan faktor apa yang harus dilkukan untuk
mengontrol degradasi dan selanjutnya mengkaji kebutuhan untuk penelitian selanjutnya.
Aluminium (Al) sebagai unsur paduan dalam magnesium dapat memberikan penguatan
larutan padat dan pengerasan pengendapan. Namun fasa Mg17Al12 dalam system Mg-Al
mempunyai titik lebur yang rendah sehingga tidak dapat digunakan untuk memperbaiki
kekuatan temperatur tinggi. Paduan magnesium-aluminium telah banyak digunakan
sebagai biomaterial, antara lain AZ91 (Mg-9Al-1Zn), yang mengandung Zn sebagai unsur
tambahan. Paduan ini memiliki kekuatan sebagai material implant, namun dapat
menghasilkan ion Al3+ yang menurunkan biokompatibilitas. Ion Al3+ dapat berkombinasi
dengan fosfat inorganik yang menyebabkan kekurangan fosfat dalam tubuh yang
mengakibatkan kerusakan otot [4].
Angka 1 dan 2 menunjukkan hidrolisis rasio kurva dikonsentrasi berbeda Mg2 + dan
Al , masing-masing((Mg2+) dan (Al3+) digunakan sebagai (MgSO4) dan(Al2(SO4)3)
3+

untuk perhitungan mudah dalam karya ini). TheBoltzmann pertumbuhan model (EQ
digunakan untuk menyesuaikanrasio hidrolisis kurva hasil parameterEQ diperoleh
diringkas dalam tabel 1. Gambar 1menunjukkan bahwa rasio hidrolisis meningkat
denganpeningkatan kadar Mg2+ [5].
D. Metode Percobaan
1. Alat dan Bahan

No Nama Alat Gambar Fungsi Kategori

1. Tabung reaksi Untuk mereaksikan zat 1


kimia (sampel)

2. Rak tabung reaksi Untuk meletakkan 1


tabung reaksi

3. Gelas kimia Sebagai wadah dari 1


larutan

4. Gelas ukur Untuk mengukur larutan 1

5. Kaca arloji Untuk menimbang 1


serbuk Mg, Al dan lain-
lain

6. Corong Untuk menuangkan 1


larutan MgCl2 kedalam
tabung reaksi agar tidak
tumpah

7. Pembakar bunsen Untuk memanaskan 1


tabung reaksi yang
berisilarutan belum
bereaksi

8. Penjepit tabung Untuk menjepit tabung 1


reaksi reaksi pada saat
melakukan pemanasan

9. Spatula Untuk mengambil bahan 1


kimia padatan

10. Pipet tetes Untuk mengambil 1


larutan AlCl3

11. Neraca analitik Untuk menimbang Mg 2


dan Al
No Nama Bahan Sifat fisik Sifat kimia Kategori
Bereaksi dengan asam
1. Serbuk Mg Warna putih ke abu-abuan membentuk garam umum
Bereaksi dengan air
membentuk basa
Mudah teroksidasi
2. Serbuk aluminium Warna abu-abu mengkilap Bersifat amfoter umum
Titik lebur 660oC Sangat reaktif
Titik didih 24520C
Bersifat racun bagi
3. Asam klorida (HCl) Tidak berwarna pernapasan Khusus
encer Titik leleh -1010C Asam kuat
Massa jenis 3,21 gr/cm3 Larut dalam kloroform
dan eter
Basa kuat
4. NaOH encer Keras dan rapuh Bersifat higroskopis Khusus
Padatan warna putih Larut dalam etanol dan air
Tidak larut dalam eter
Larut dalam aseton
5. Larutan HgCl2(merkuri Padatan putih Sedikit larut dalam air Khusus
klorida) Massa molar 271,52 Larut dalam alkohol
gr/mol
Titik didih 304 0C
Titik lebur 276 0C
Sangat higroskopis
6. Larutan AlCl3 Densitas 5.43 g/cm3 Larut dalam air Khusus
Titik didih 1200C Larut dalam HCl dan
Padatan putih sedikit larut dalam benzen
Mudah terbakar
7. Larutan MgCl2 Berwarna putih Larut dalam alkohol dan Khusus
Titik didih 14120C air
Titik lebur 7140C
Penerima panas yang baik
8. Aluminium foil Warna abu-abu mengkilp Mengandung aluminium Umum
92-99%
tahan air dan tahan api
9. MgO (magnesium Padatan putih mampu menetralkan asam Khusu
oksida) densitas 3.65 g/cm3 sulfur
titik lebur 28000C
mudah larut dalam garam-
10. Mg(OH)2 (Magnesium padatan putih garam amonium Khusus
hidroksida) densitas 2.36 gr/cm3 larut dalam HCl
titik lebur 3500C
bersifat polar
11. Aquadest (H2O) larutan tak berwarna, pelarut universal Umum
berasa dan berbau
bersifat amfoter
12. Al2O3 (aluminium padatan putih larut dalam dietil eter dan Khusus
oksida) titik leleh 20720C air
titik didih 29770C

13. Kertas lakmus Lembaran kertas yang komponen utama larutan umum
berubah warna menjadi biru indikator universal yaitu
jika larutan basa dan merah metil merah, timol
jika larutan asam biru,dan fenolftalein
2. Skema Kerja
a. Reaksi dengan Asam Klorida (HCl)
Serbuk Al
Serbuk Al

- Memasukkan kedalam 5 mL asam klorida encer yang berada


dalam tabung reaksi
- Mendiamkan selama 5 menit

Tidakterjadire
aksi

- Memanaskan larutan

Terbentuk
gelembung

Serbuk Mg
Serbuk Mg

- Memasukkan kedalam 5 mL asam klorida encer yang berada


dalam tabung reaksi
- Mendiamkan selama 5 menit

Terbentuk
gelembung

b. Reaksi dengan larutan Natrium Hidroksida (NaOH)


Serbuk Al
Serbuk Al

- Memasukkan kedalam 5 mL natrium hidroksida yang berada


dalam tabung reaksi
- Mendiamkan selama 5 menit

Terbentuk
gelembung
Serbuk Mg
Serbuk Mg

- Memasukkan kedalam 5 mL natrium hidroksida yang berada


dalam tabung reaksi
- Mendiamkan selama 5 menit

Tidakterjadir
eaksi

- Memanaskan larutan

Terbentuk
gelembung

c. Reaksi dengan Oksigen


Aluminium Foil

- Memasukkan kedalam gelas kimia


- Meneteskan dengan HgCl2
- Mendiamkan selama beberapa menit
- Mencuci dengan air
- Membiarkan beberapa menit diudara
- Mengamati reaksi yang terjadi

Kulit aluminium foil


terkelupas dan
berwarna hitam

d. Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida


Al2O3 + H2O
Al2O3

- Memasukkan sebanyak 0,1 gr kedalam tabung reaksi yang berisi 3


mL H2O
- Memeriksa pH larutan

pH = 6
Al2O3 + HCl
Al2O3

- Memasukkan sebanyak 0,1 gr kedalam tabung reaksi yang berisi 3


mL HCl
- Memeriksa pH larutan

pH = 2

Al2O3 + NaOH
Al2O3

- Memasukkan sebanyak 0,1 gr kedalam tabung reaksi yang berisi 3


mL NaOH
- Memeriksa pH larutan

pH = 2

MgO+ H2O
MgO

- Memasukkan sebanyak 0,1 gr kedalam tabung reaksi yang berisi 3


mL H2O
- Memeriksa pH larutan

pH = 7

MgO+ HCl
MgO

- Memasukkan sebanyak 0,1 gr kedalam tabung reaksi yang berisi 3


mL HCl
- Memeriksa pH larutan

pH = 7
MgO+ NaOH
MgO

- Memasukkan sebanyak 0,1 gr kedalam tabung reaksi yang berisi 3


mL NaOH
- Memeriksa pH larutan

pH = 14

e. Membandingkan sifat asam basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi
Aluminium
AlCl3

- 9Memasukkan sebanyak 3 mL kedalam tabung reaksi


- Memeriksa pH larutan

pH =4

Magnesium
Mg(OH)2

- Memasukkan sebanyak 3 mL kedalam tabung reaksi


- Memeriksa pH larutan

pH =6
E. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Percobaan
No Perlakuan Hasil Pengamtan

Eksperimen 1 :reaksi dengan HCl


Aluminium
1. Memasukkan 0,1 gram serbuk Al Tidak terjadi perubahan
kedalam tabung reaksi yang berisi 5
mL HCl
2. Mendiamkan selama 5 menit Tidak terjadi reaksi
3. Karena tidak terjadi reaksi maka Terjadi reaksi, terbentuk gelembung
memanaskan campuran tersebut
Magnesium
1. Memasukkan 0,1 gram serbuk Mg
kedalam tabung reaksi yang berisi 5 Terjadi reaksi, terbentuk gelembung
mL HCl
Eksperimen 2 : reaksi dengan NaOH
Aluminium
1. Memasukkan 0,1 gr serbuk Al Terjadi reaksi, terbentuk gelembung
kedalam tabung reaksi yang berisi 5
mL NaOH
Magnesium
1. Memasukkan o,1 gr serbuk Mg Tidak terjadi reaksi
kedalam tabung reaksi yang berisi 5
mL NaOH
2. Mendiamkan selama 5 menit Tidak terjadi reaksi
3. Memanaskan campuran Mg dan Terjadi reaksi, terbentuk gelembung
NaOH

Eksperimen 3 : Reaksi dengan Oksigen


1. Memasukkan securik aluminium foil Kulit Aluminium Foil terkelupas dan berwarna abu-
kedalam gelas kimia lalu meneteskan abu
larutan HgCl2
2. Mendiamkan selama beberapa menit Kulit Aluminium Foil yang terkelupas berubah
kemudian mencuci Aluminium Foil warna menjadi hitam
dengan air
3. Membiarkan Aluminium Foil beberapa Aluminium Foil berlubang-lubang
menit di udara
Eksperimen 4 : Membandingkan sifat
asam-basa aluminium oksida dan
magnesium oksida
Aluminium
Tabung 1 : Al2O3 + H2O
1. Memasukkan 0,1 gr Al2O3 kedalam
tabung reaksi yang berisi 3 mL H2O
2. Memeriksa pH larutan pH = 6
Tabung 2 : Al2O3 + HCl
1. Memasukkan 0,1 gr Al2O3 kedalam
tabung reaksi yang berisi 3 mL HCl
2. Memeriksa pH larutan pH = 2
Tabung 3 : Al2O3 + NaOH
1. Memasukkan 0,1 gr Al2O3 kedalam
tabung reaksi yang berisi 3 mL NaOH
2. Memeriksa pH larutan pH = 2
Magnesium
Tabung 1 : MgO + H2O
1. Memasukkan 0,1 gr MgO kedalam
tabung reaksi yang berisi 3 mL H2O
2. Memeriksa pH larutan pH = 7
Tabung 2 : MgO + HCl
1. Memasukkan 0,1 gr MgO kedalam
tabung reaksi yang berisi 3 mL HCl
2. Memeriksa pH larutan pH = 7
Tabung 3 : MgO + NaOH
1. Memasukkan 0,1 gr MgO kedalam
tabung reaksi yang berisi 3 mL NaOH pH = 14
2. Memeriksa pH larutan

Eksperimen 5 : Membandingkan sifat


asam-basa aluminium ion Al3+ dan
Mg2+ yang terhidrasi
Aluminium
1. Memasukkan 3 mL AlCl3 kedalam
tabung reaksi
2. Memeriksa pH larutan pH = 4
Magnesium
1. Memasukkan 3 mL Mg (OH)2 kedalam
tabung reaksi
2. Memeriksa pH larutan pH = 6

2. Pembahasan
Pada percobaan ini yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Percobaan reaksi Aluminium dengan asam klorida (HCl)
Percobaan ini yaitu mencampurkan 0,1 gr serbuk aluminium dengan 5 mL asam
klorida encer kedalam tabung reaksi, namun pada saat itu tidak terjadi reaksi.
Kemudian setelah 5 menit tidak terjadi reaksi, maka dilakukan pemanasan pada
campuran tersebut, dan terlihat ada gelembung gas H2. Pada eksperimen ini reaksi
yang terjadi pada Al + HCl berlangsung lambat dengan reaksi sebagai berikut :
2 Al(s) + 6HCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3H2(g)
Hal ini terjadi karenakan pada logam Al terdapat lapisan oksida yang melindungi
logamnya.

Gambarasamklorida + serbukaluminium
Setelah itu mereaksikan Magnesium dengan HCl, perlakuannya sama dengan
aluminium. Tetapi, pada magnesium terjadi reaksi yang berlangsung cepat
dibandingkan dengan aluminium. Adapun reaksinya yaitu sebagai berikut :
2HCl(s) + Mg(aq) MgCl2(aq) + H2(g)

Dalam percobaan ini, Aluminium dengan Magnesium tidak dapat larut dalam asam
klorida . tetapi keduanya memiliki kecepatan reaksi yang berbeda, dimana Al lambat
bereaksi dengan HCl sedangkan Magnesium cepat bereaksi dengan HCl dan
kecepatan reaksinya bisa dilihat saat proses pemanasan. Mg lebih cepat bereaksi
karena Mg bersifat lebih reaktif di banding Al.karena semakin kuat sifat logam maka
akan semakin mudah untuk bereaksi dengan asam.

Gambarasamklorida + serbuk magnesium

2. Percobaan reaksi Aluminium dengan larutan NaOH


Percobaan kedua ini sama dengan percobaan pertama. Hanya percobaan kedua
ini larutan HCl diganti dengan NaOH. Pada reaksi larutan NaOH dengan serbuk
aluminium terjadi reaksi yang di tandai dengan adanya gelembung gas serta
reaksinya cepat dari pada Mg.Reaksi yang diperoleh sebagai berikut :
3NaOH(aq) + Al(s) Al (OH)3(aq) + 3Na(s)

Gambarnatriumhidroksida + serbukaluminium
Sedangkan campuran antara NaOH dengan serbuk Mg tidak terjadi reaksi, tetapi
saat dipanaskan terjadi reaksi, ada gelembung gas dan reaksinya lambat
dibandingkan dengan Al. Reaksinya sebagai berikut :
2NaOH(aq) + Mg(s) Mg (OH)2(aq) + 2Na(s)
Aluminium cepat bereaksi dengan NaOH dibandingkan Mg, karena Al terdapat
lapisan oksida yang melindungi logamnya.

Gambarnatriumhidroksida + serbuk magnesium

3. Percobaan reaksi dengan Oksigen


Pada percobaan ini menggunakan aluminium foil, dengan meletakkan securik
aluminium foil kedalam gelas kimia kemudian meneteskan dengan larutan HgCl2,
dan terlihat pada aluminium foil terbentuk gelembung seperti luka melepuh kemudian
didiamkan selama beberapa menit kulit aluminium foil terkelupas dan berwarna abu-
abu, hal ini diakibatkan terkikisnya lapisan aluminium pada aluminium foil tersebut.
Setelah aluminiumterkikis, kemudian dicuci dengan air dan membiarkannya di udara,
sehingga terjadi reaksi dengan oksigen membentuk lapisan tipis oksida yang
melindungi dari oksidasi lebih lanjut. Reaksi yang terjadi :
2 Al(s) + 3/2 O2(g) Al2O3(s)
Aluminium foil dicuci dengan air dan mendiamkan selama beberapa menit di
udara, kertas aluminium foil yang terkelupas berubah menjadi hitam dan berlubang-
lubang seperti terbakar lama kelamaan hancur menjadi abu, seperti pada gambar
dibawah ini.

Gambaraluminium foil + merkuriklorida


Hal ini mungkin terlalu banyak HgCl2 yang ditetesi sehingga tidak hanya
menghilangkan pelindung oksida pada Al tapi menghancurkan Aluminiumnya juga.
Reaksi dengan oksigen terjadi setelah Al foil direaksikan dengan HgCl2 yang
membentuk oksida, Al yang berbentuk seperti abu, yaitu Al2O3.Reaksinya :
HgCl2(aq) + Al2O3(s) 2 AlCl3(aq) + 3 HgO(g)
HgCl dapat membersihkan lapisan permukaan Al foil secara efektif, karena HgCl2
tersebut dapat melepaskan lapisan oksida dari aluminium sesuai dengan reaksi di
atas.
4. PercobaanMembandingkan Sifat Asam Basa Aluminium Oksida Dan Magnesium
Oksida
Oksida Al (Al2O3) dalam air cenderung membentuk asam, walaupun juga bisa
bersifat basa, karena memiliki sifat amfoter, dimana H2Oakan memberikan sifat
asam (H+) sehingga terbentuk 2Al (OH)3. Pada saat pengukuran di dapat pH= 6.
Adapun reaksi yang terjadi adalah :
Al2O3(s) + H2O(i) 2Al (OH)3(aq)

Gambaraluminiumoksida + air

Al2O3 dicampur dengan HCl didapatkan pH = 2 dengan reaksi :


Al2O3(s)+ 6HCl(aq) AlCl3(aq) + 3H2O(i)

Gambaraluminiumoksida + asamklorida
Al2O3 yang direaksikan dengan NaOH dan didapatkan pH = 2 pH yang didapat
tidak sesuai dengan literatur, mungkin karena penggunaan kertas lakmus secara
berulang-ulang adapun reaksinya :
Al2O3(s) + 2NaOH(aq) + 3H2O(i) 2NaAl(OH)4(aq)
Gambaraluminiumoksida + natriumhidroksida
Sedangkan untuk MgO dalam air cenderung membentuk basa karena
terdapatnya endapan putih Mg(OH)2 yang merupakan basa kuat dapat dilihat
gambar dibawah ini. pH = 7 dengan reaksi sebagai berikut:
MgO(s) + H2O(i) Mg(OH)2(aq)

Gambar magnesium oksida + air


MgO direaksikan dengan HCl, didapatkan pH = 7 dengan reaksi yang terbentuk :
MgO(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2O(l)

Gambarmagnesium oksida + asamklorida

MgO direaksikan dengan NaOH, didapatkan pH = 14, adapun reaksinya :


MgO(s) + 2NaOH(aq) Mg(OH)2(aq) + 2Na2O(aq)

Gambarmagnesium oksida + natriumhidroksida

Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa logam Aluminium dapat bereaksi dengan
senyawa asam dan basa. Artinya sifat yang dimiliki oleh logam Al disebut Amfoter.
5. Percobaan membandingkan sifat asam basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi
Pada percobaan ini, ketika larutan Al3+ tersebut diperiksa dengan kertas indikator,
pHnya = 4 hal ini menunjukkan sifat asam. Kemudian ketika larutan Mg 2+ diperiksa
dengan kertas indikator pH = 6, yang menunjukkan bahwa Mg 2+ masih bersifat
asam, namun sebenarnya Mg2+ bersifat basa. Hal ini mungkin karena kertas lakmus
yang digunakan secara bergantian.
F. Penutup
1. Kesimpulan
Reaksi Aluminium dalam HCl berlangsung lambat dan memerlukan pemanasan.
Reaksi berjalan lambat karena logam aluminium memiliki lapisan oksida
Aluminium yang bersifat melindungi logamnya. Sedangkan pada reaksi serbuk
Mg dengan HCl berlangsung dengan cepat tanpa ada pemanasan.
Larutan HgCl2 dapat membersihkan permukaan aluminium foil. Dan aluminium
bereaksi dengan asam menghasilkan gas nitrogen
2. Saran
Disarankan untuk percobaan reaksi dengan HCl, gunakan keping logam Al agar
lebih mudah mengamati reaksi yang terjadi, dan lengkapi peralatan untuk
percobaan ini agar percobaan berjalan lancar.
Daftar Pustaka

[1] Cotton, F. Albert. (2009). Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press.


[2] Sunarya, Yayan. (2012). Kimia Dasar Jilid 2. Bandung : Yrama Widya.
[3] Setyawan, E. P., Irawan, S. Y., & Suprapto, W. (2014). Kekuatan Tarik dan
Porositas Sambungan Las Gesek Aluminium 6061 dengan Berbagai Suhu
Aging. Jurnal Rekayasa Mesin, 5 (2), 141-148.
[4] Sofyan, T. B., susanti, O., & Mochtar, A. M., (2013). Magnesium dan Paduannya
Sebagai Biomaterial. Jurnal Material Metalurgi,
[5] Meng , Fan-cheng., Wang, Wei-jing., Xue, Tian-yan., (2014). Influence of
Magnesium and Aluminium Salts on Hydrolysis of Titanil Sulfate Solution.
Jurnal Transactions of Nonferrous Metals Society of China, 25 (2015), 3475-
3483.

Anda mungkin juga menyukai