Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Wall dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad abad
yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain
untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya
baru dimulai secara besar besaran pada abad ke-20.[1]
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian
luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara lain untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap
dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati
atau menyembuhkan suatu penyakit.[1]
Segala jenis kosmetik mempunyai tujuan yang sama, yaitu memelihara atau
menambah kecantikan kulit salah satunya melalui pemakaian kosmetik dekoratif (make
up) yang dapat mengubah penampilan agar tampak lebih cantik serta noda maupun
kelainan pada kulit dapat tertutupi.[1]
Dalam kosmetik dekoratif, peran zat warna dan zat pewangi sangat besar. Sejak
zaman dahulu, wanita cenderung mewarnai pipinya, rambutnya, kukunya, alisnya, dan
bulu matanya serta cenderung ingin menutupi hal hal yang mengurangi kecantikannya.
Misalnya menutupi garis garis penuaan, menyemir rambut yang telah memutih,
mempersegar warna bibir, mencat kuku, menghitamkan bulu alis serta mata, dan
mempersegar daerah pipi.[1]
Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas salah satu jenis dari
kosmetik dekoratif yaitu perona pipi (rouge/blusher/blush on).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam
membuat makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan sediaan perona pipi ?
2. Bagaimanakah formulasi yang baik dari sediaan perona pipi ?
3. Bagaimanakah bahan yang baik bagi formulasi sediaan perona pipi yang baru ?

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 1


4. Bagaimanakah metode pembuatan yang baik untuk formulasi sediaan perona pipi
yang baru ?
5. Bagaimanakah karakteristik yang baik untuk formulasi sediaan perona pipi yang
baru?
6. Bagaimanakah evaluasi untuk formulasi sediaan perona pipi yang baru ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tentang sediaan perona pipi.
2. Untuk mengetahui formulasi yang baik dari sediaan perona pipi.
3. Untuk mengetahui bahan yang baik bagi formulasi sediaan perona pipi yang baru.
4. Untuk memahami metode pembuatan yang baik bagi formulasi sediaan perona pipi
yang baru.
5. Untuk memahami karakteristik yang baik bagi formulasi sediaan perona pipi yang
baru.
6. Untuk memahami evaluasi bagi formulasi sediaan perona pipi yang baru.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Kulit

Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh,
membungkus daging dan organ-organ yang ada didalamnya. Luas kulit pada manusia rata-
rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika
tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.[10]
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan
rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis,
seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel
kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat
serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet
matahari. [10]
Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti jaringan tubuh
lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Kulit menyerap oksigen yang diambil lebih banyak dari aliran darah, begitu pula dalam
pengeluaran karbondioksida yang lebih banyak dikeluarkan melalui aliran darah. Kecepatan
penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran karbondioksida dari kulit tergantung
pada banyak faktor di dalam maupun di luar kulit, seperti temperatur udara atau suhu,
komposisi gas di sekitar kulit, kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit, tekanan gas
di dalam darah kulit, penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan vitamin dan hormon di kulit,
perubahan dalam metabolisme sel kulit dan pemakaian bahan kimia pada kulit. [10]
2.1.1 Struktur kulit
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai
lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan
penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkutis). [10]

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 3


1. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk
diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian
epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang
paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak
kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata,
pipi, dahi dan perut. Sel - sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat
erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat - zat
makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding -
dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. [10]
2. Dermis
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar palit atau kelenjar
minyak, pembuluh - pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut
(muskulus arektor pili). Sel - sel umbi rambut yang berada di dasar kandung
rambut, terus - menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar
palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang
mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering
disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit.
Ketebalan rata - rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling
tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 4


dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat - serat, matriks
interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel. Di dalam lapisan kulit jangat
terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit. [10]
3. Hipodermis
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan
limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang
dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan
ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-
organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan
makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur
tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika
usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun.
Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang
sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur. [10]

2.1.2 Klasifikasi kulit umumnya terdiri atas 3 jenis :

1. Kulit Normal
Merupakan kulit ideal yang sehat, tidak mengkilap atau kusam, segar dan elastis
dengan minyak dan kelembaban yang cukup. [10]
2. Kulit Berminyak
Kulit yang mempunyai kadar minyak permukaan kulit yang berlebihan sehingga
tampak mengkilat, kotor dan kusam, biasanya pori kulit lebar sehingga
kesannya kasar dan lengket. [10]
3. Kulit Kering
Kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang atau sedikit
sehingga pada perabaan terasa kering, kasar karena banyak lapisan kulit yang
lepas dan retak, kaku atau tidak elastis dan mudah terlihat kerutan. [10]

2.2 Pendahuluan Kosmetik Dekoratif


Kekhasan kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan untuk mengubah
penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda noda atau kelainan pada kulit
tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah kesehatan kulit. Kosmetik ini dianggap
memadai jika tidak merusak kulit.[1]

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 5


Pemakaian kosmetik dekoratif lebih untuk alasan psikologis daripada kesehatan kulit.
Dengan memakai kosmetik dekoratif, seseorang ingin menyembunyikan kekurangan pada
kulitnya atau ingin memberikan penampilan yang lebih cantik, lebih menarik, kepada dunia
luar.[1]
Tabel 2.1 Batas Kadaluwarsa Beberapa Jenis Kosmetik Dekoratif

2.2.1 Persyaratan Kosmetik Dekoratif


Persyaratan untuk kosmetik dekoratif [1] :
a. Warna yang menarik.
b. Bau harum yang menyenangkan
c. Tidak lengket.
d. Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau.
e. Tidak merusak atau mengganggu kulit.
2.2.2 Pembagian Kosmetik Dekoratif
Kosmetik dekoratif dapat dibagi dalam 2 golongan [1] :
a. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan
pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, pemerah pipi, eye shadow,
blush on, dan lain lain.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 6


b. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama
baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, dan pengeriting
rambut.
2.2.3 Peranan Zat Pewarna dalam Kosmetik Dekoratif
Dalam kosmetik dekoratif, zat pewarna memegang peranan sangat besar. Zat
warna untuk kosmetik dekoratif berasal dari berbagai kelompok [1] :
a. Zat warna alam yang larut
Zat ini sekarang sudah jarang dipakai dalam kosmetik. Sebetulnya
dampak zat alam ini pada kulit lebih bak dari zat warna sintetis, tetapi
kekuatan pewarnaannya relatif lemah, tak tahan cahaya, dan relatif mahal.
Misalnya carmine zat warna merah yang diperoleh dari tubuh serangga coccus
cacti yang dikeringkan, klorofil daun daun hijau, henna yang diekstraksi dari
daun Lawsonia inermis, carotene zat warna kuning.
b. Zat warna sintetis yang larut
Zat warna sintetis pertama kali disintesis dari anilin, sekarang benzena,
toluena, anthracene yang berfungsi sebagai produk awal bagi kebanyakan zat
warna. Sifat sifat zat warna sintetis yang perlu diperhatikan antara lain :
Intensitas harus kuat sehingga jumlah sedikit pun sudah memberi warna.
Harus bisa larut dalam air, alkohol, minyak, atau salah satunya. Yang larut
air untuk emulsi O/W dan larut minyak untuk emulsi W/O. Yang larut air
hampir selalu juga larut dalam alkohol encer, gliserol, dan glikol. Yang
larut minyak juga larut dalam benzena, karbon tetraklorida, dan pelarut
organik lainnya, kadang kadang juga dalam alkohol tinggi. Tidak pernah
ada zat warna yang sekaligus larut dalam air dan minyak.
Sifat yang berhubungan dengan pH. Beberapa zat warna hanya larut
dalam pH asam, lainnya hanya dalam pH alkalis.
Kelekatan pada kulit atau rambut. Daya lekat berbagai zat warna pada
kulit dan rambut berbeda beda. Terkadang kita memerlukan daya lekat
besar seperti cat rambut, namun terkadang kita menghindarinya misalnya
untuk pemerah pipi.
Toksisitas. Yang toksis harus dihindari, tetapi ada derajat keamanannya.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 7


c. Pigmen alam
Pigmen alam adalah pigmen warna pada tanah yang memang terdapat
secara alamiah, misalnya aluminium silikat, yang warnanya tergantung pada
kandungan besi oksida atau mangan oksidanya (misalnya kuning, coklat,
merah bata, coklat tua). Zat warna ini murni, sama sekali tidak berbahaya,
penting untuk mewarnai bedak-krim dan make-up sticks. Warnanya tidak
seragam, tergantung asalnya, dan pada pemanasan kuat menghasilkan pigmen
warna baru.
d. Pigmen sintetis
Dewasa ini besi oksida sintetis sering menggantikan zat warna alam.
Warnanya lebih intens dan lebih terang. Pilihan warnanya antara lain kuning,
coklat sampai merah, dan macam macam.
Pigmen sintetis putih seperti zinc oxide dan titanium oxide termasuk
dalam kelompok zat pewarna kosmetik yang terpenting. Zinc oxide tidak
hanya memainkan suatu peran besar dalam pewarnaan kosmetik dan farmasi
lainnya.
Bismuth carbonate kadang kadang digunakan sebagai pigmen putih,
sementara bismuth oxychloride umum digunakan untuk warna putih mutiara.
Sejumlah senyawa cobalt digunakan sebagai pigmen sintetis warna biru,
khususnya warna cobalt dan ultramarine. Cobalt hijau adalah pigmen hijau
yang kebiru biruan.
Sejumlah zat warna asal coal-tar juga diklasifikasikan sebagai pigmen
sintetis. Daya larutnya dalam air, alkohol, dan minyak rendah sehingga
umumnya hanya digunakan dalam bentuk bubuk padat yang terdispersi halus.
Satu wakilnya yang penting adalah indanthrene blue.
Banyak pigmen sintetis yang tidak boleh dipakai di dalam preparat
kosmetika karena toksis, misalnya cadmium sulfide dan prussian blue.
e. Lakes alam dan sintetis
Lakes dibuat dengan mempresipitasikan satu atau lebih zat warna yang
larut air di dalam satu atau lebih substrat yang tidak larut dan mengikatnya
sedemikian rupa (biasanya dengan reaksi kimia) sehingga produk akhirnya
menjadi bahan pewarna yang hampir tidak larut dalam air, minyak, atau
pelarut lain. Kebanyakan lakes dewasa ini dibuat dari zat warna sintetis,

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 8


kecuali Florentine lake yang diperoleh dari presipitasi carmine dan brasilin
(zat warna dari sayuran) di dalam aluminium hidroksida.
Lakes yang dibuat dari zat zat warna asal coal-tar merupakan zat
pewarna terpenting di dalam bedak, lipstik, dan make-up warna lainnya,
karena lebih cerah dan lebih kompatibel dengan kulit.
Substrat paling umum adalah zinc oxide, aluminium hidroksida,
aluminium phosphate, barium phosphate, barium sulfate, magnesium
carbonate, alumina hydrate dan kaolin.

2.3 Definisi Perona Pipi (Rouge/ Blushers/ Blush on)

Perona pipi adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi dengan
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah.[2]

Perona pipi dibuat dalam berbagai corak warna yang bervariasi mulai dari warna merah
jambu hingga merah tua. Perona pipi kenvesional lazim mengandung pigmen merah atau
merah kecoklatan dengan kadar tinggi. Perona pipi mengandung pigmen kadar rendah
digunakan sebagai pelembut warna atau pencampur untuk memperoleh efek yang menyolok.
Perona pipi dapat digunakan langsung dengan melekatkan pada kulit pipi, tetapi dalam
banyak hal lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik sebelum maupun sesudah
menggunakan bedak.[2]

2.4 Jenis jenis Perona Pipi

Jenis kulit menjadi salah satu pertimbangan ketika akan membeli atau menggunakan
perona pipi. Hendaknya diketahui terlebih dahulu jenis kulit wajah, termasuk yang berjenis
kulit berminyak, normal atau kering sebelum memilih jenis perona pipi yang tersedia. Ada
beberapa jenis perona pipi yang ada saat ini, yaitu[5] :

1. Padat/ Kompak
Merupakan perona pipi yang paling umum dikenal. Digunakan dengan bantuan
blush brush/ kuas pada bagian pipi. Serbuk warna perona pipi yang dipadatkan akan
menghasilkan warna yang sangat nyata. Jenis ini dapat dipakai untuk semua jenis
kulit, terutama untuk yang memiliki kulit berminyak karena akan mengurangi minyak
yang ada selama dipakai. Dalam penggunaannya, perona pipi ini tidak boleh
diaplikasikan terlalu tebal karena dapat menyebabkan tampakan cakey.
Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 9
2. Krim
Bentuknya tidak sepadat perona pipi padar dan memiliki tekstur lebih basah.
Karena tekstur inilah, maka warna yang dihasilkan dapat lebih menyatu alami dengan
warna kulit wajah. Jenis ini kurang cocok digunakan seseorang berjenis kulit
berminyak karena dapat membuat wajah terlihat lebih basah atau berminyak. Namun
demikian, cream blush ini sanat cocok digunakan pada daerah zona T wajah
berminyak dan memberikan kilauan natural. Cara pengaplikasianya adalah dengan
menggunakan jari.

3. Liquid/ Cair
Liquid blush sangat mirip konsistensinya dengan cream blush, hanya saja liquid
blush sedikit lebih encer. Jenis ini hanya boleh diaplikasikan di daerah pipi dan cocok
untuk kulit normal dan kering.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 10


4. Gel
Berbentuk gel dan warna ang dihasilkan tidak terlalu nyata sehingga cocok untuk
pemakaian sehari hari atau bila ingin diaplikasikan dandanan yang natural. Perona
pipi gel ini cocok untuk kulit kering.

5. Balls
Menyerupai bola bola kecil. Cara menggunakannya adalah dengan
menggunakan kuas yang diputar putar di atas bola bola tersebut. Serbuk yang
menempel pada kuas kemudian dapat disapukan pada pipi. Dapat digunakna untuk
semua jenis kulit.

6. Stick
Bentuk stick ini seperti lipstick dan cocok untuk semua jenis kulit. Cara
pemakaiannya adalah dengan mengaplikasikannya secara lurus pada pipi, kemudian
diratakan dengan jari.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 11


Namun dari sekian banyak jenis dari perona pipi, yang paling marak digunakan saat
ini adalah jenis perona pipi dalam bentuk padat dan creamnya.

2.5 Komposisi Perona Pipi[7]


1. Basis
Basis yang digunakan pada pembuatan perona pipi kompak sama dengan basis
yang digunakan pada pembuatan bedak kompak. Basis tersebut bertujuan untuk
memberikan struktur yang baik dan memberikan rasa licin, misalnya : Talc.
Basis yang digunakan pada pembuatan Liquid blusher mirip dengan basis yang
digunakan dalam pembuatan Liquid foundation.

2. Pigmen warna
Beberapa pewarna yang masih dapat digunakan adalah besi (III) oksida, titanium
oksida dan beberapa pewarna lain, seperti :
D&C Red No. 6 Ba Lake
D&C Red No. 7 Ca Lake
D&C Red No. 30 Al Lake
D&C Red No. 34 Ca Lake
D&C Red No. 36 Al Lake
D&C Yellow No. 10 Al Lake
FD&C Yellow No. 5 Al Lake
FD&C Yellow No. 6 Al Lake
FD&C Red No. 3 Al Lake
FD&C Red No. 40 Al Lake

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 12


Daftar tabel dari Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 239/ MENKES/ PER/ V/
1985 tentang zat warna yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya adalah sebagai
berikut[6] :

Tabel 2.2 Zat Warna Yang Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya


No. Nama Indeks Warna
1. Auramine (*Cl basic yellow 2) 41000
2. Alkanet 75520
3. Butter yellow (Cl solvent yellow) 11020
4. Black 7984 (Food black) 27755
5. Burn amber (Pigmen brown 7 ) 77491
6. Chrysoidine (Cl basic orange 2) 11270
7. Chrysoidine S (Cl food yellow B) 114270
8. Citrous red No. 2 22156
9. Chocolate brown FB (Food brown) -
10. Fast red E (Cl food red 4) 16045
11. Fast yellow AB (Cl food yellow 2) 13015
12. Guinea breen B (Cl acid green 3) 42085
13. Indhantrene blue RS (Cl food blue 4) 69800
14. Magenta (Cl basic violet 14) 42510
15. Methanyl yellow (exy DC yellow 1) 13065
16. Oil orange SS (Cl solvent orange 2) 12100
17. Oil orange XO (Cl solvent orange 7) 12140
18. Oil yellow AB (Cl solvent yellow 5) 11380
19. Oil yellow OB (Cl solvent yellow 6) 11390
20. Orange G (Cl food orange 4) 15230
21. Orange GGN (Cl food orange 2) 15980
22. Orange RN (Cl food orange 1) 15970
23. Oechil dan orcein -
24. Ponceau 3R (Cl food red 6) 16135
25. Ponceau SX (Cl food red 1) 14700
26. Ponceau 6R (Cl food red 8) 16290
27. Rhodamin B 45170

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 13


28. Sudan I (Cl solvent yellow 14) 12055
29. Scarlet GN (food red 2) 14815
30. Violet 6B 42640

3. Pengikat (Binder)
Pengikat pengikat yang digunakan sebagai pengikat dapat meningkatkan gaya
kohesi. Terdapat beberapa macam zat pengikat, yaitu zat kering/ powder, minyak,
silicon dan emulsi.
Powder contohnya metalik stearat seperti Zn stearat dan Mg stearat. Pati juga
biasanya dipilih sebagai pengikat yang baik, namun perlu peninjauan khusus agar
tidak terbentuk cake yang keras.
Pengikat minyak dapat digunakan pada beberapa formulasi perona pipi padat/
kompak. Contohnya : minyak mineral, isopropyl myristate dan derivate lanolin.

4. Pengawet
Pengawet diperlukan dalam sediaan perona pipi untuk mencegah kontaminasi
produk oleh mikroba baik selama produksi, distribusi maupun setelah sampai dan
digunakan oleh konsumen.
Pengawet yang biasa digunakan adalah metil paraben dan propil paraben dengan
konsentrasi 0,05 0,20 %.

5. Fragrance
Parfum merupakan konstituen yang penting dalam perona pipi agar dapat
menutupi bau yang tidak sedap dari bahan serta menciptakan suatu ketertarikan
tersendiri bagi konsumen. Beberapa jenis parfume kadang mengandung bahan yang
sangat mudah teroksidasi sehingga penambahan antioksidan dapat membantu. Namun
demikian, antioksidan dapat menyebabkan iritasi. Oleh karena itu, parfum paling
sering digunakan adalah soft floral fragrance.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 14


2.6 Contoh Formula Sediaan Perona Pipi[7]
1. Formula Perona Pipi Bentuk Kompak
Nama bahan Kadar
Kaolin ringan 50
Kalsium karbonat endap 50
Magnesium karbonat 50
Seng stearat 50
Talc 750
Pigmen 50
Parfum 2,0
Zat pengikat : Isopropyl meristat
Sama banyak, secukupnya
Dasar salep lanolin

2. Formula Perona Pipi Bentuk Pasta


Nama bahan Kadar
Ceresin 500
Parafin liq Spissum 500
Pewarna Lake q.s.
Parfum q.s.

3. Formula Perona Pipi Bentuk Cairan


Nama bahan Kadar
Ertrosin 0,1 0,5
Gliserin 50
Alcohol 10
Aqua rosarum ad 100

4. Formula Perona Pipi Bentuk Cream


Nama bahan Kadar
Asam stearat 142
Gliserin 100
Boraks 2,5

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 15


Trietanolamina 10
Aqua destilata 750
Pewarna q.s.
Parfum q.s.

5. Formula Perona Pipi Bentuk Stick


Nama bahan Kadar
PPG 3 Myristyl ether 73,00
Propylene Glycol 10,00
Aquadest 3,00
Na stearat 8,00
Pewarna q.s.
Parfum q.s.

2.7 Cara Pembuatan[7]


1. Colour extension
Kunci utama dari proses pigmentasi produk adalah kehomogenan dispersi
pigmen dengan basis. Dipersi ini sangat bergantung pada efisiensi mixer, dan sifat
fisik dari material material yang kan dicampurkan.
Dispersi pigmen yang homogen dapat diperoleh dengan ekstensi pigmen
(melewatkan pigmen dan talc pada hammer mill). Aglomerat pigmen akan terpecah
yang kemudian akan menjadi stabil dengan bergabung dalam partikel talc.
2. Penyiapan basis
Basis putih (Talc) dimixer dalam blender stainless-steel tipe ribbon selama 20 menit
sampai 3 jam tergantung dari tipe mixer, dan kapasitas. Setelah itu, ditambahkan
extended colour dan dimixer bersama hingga homogen. Terakhir, ditambahkan
parfum dan pengikat.
3. Pengompakan
Metode yang paling sering digunakan adalah metode kempa kering.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 16


2.8 Praformulasi Sediaan Perona Pipi
1. Talcum
Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang kadang mengandung sedikit
aluminium silikat. [8]
Pemerian serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah
melekat pada kulit dan bebas dari butiran. [8]
Keasaman-kebasaan dan zat yang larut netral dan tidak lebih dari 0,1 %. Zat yang
larut dalam asam tidak lebih dari 2,0 %. [8]
Kelarutan tidak larut dalam hampir semua pelarut.[9]
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. [8]
Khasiat : sebagai basis atau zat tambahan
2. Minyak Mineral
Minyak mineral adalah campuran hidrokarbon cair yang diperoleh dari minyak tanah.
Dapat mengandung bahan penstabil yang sesuai. [8]
Pemerian : Cairan berminyak, jernih, tidak berwarna, bebas atau praktis bebas dari
fluoresensi. Dalam keadaan dingin tidak berbau, tidak berasa dan jika dipanaskan
berbau minyak tanah lemah. [8]
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam minyak menguap;
dapat bercampur dengan minyak lemak; tidak bercampur dengan minyak jarak. [8]
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. [8]
Khasiat : Sebagai bahan pengikat.
3. Zinc Stearat
Rumus Molekul : C36H70O4Zn
Bobot Molekul : 632.33
Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol (95%), eter, air, dan pelarut oksigen. Larut
dalam asam, benzen, dan pelarut aromatik yang lain.
Titik didih : 120 122oC
Kerapatan : 1,09 g/cm3
Khasiat : Bahan pengikat
4. Magnesium Stearat
Magnesium Stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran asam-asam
organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari magnesium stearat dan
magnesium palmitat dalam berbagai perbandingan. Mengandung setara dengan tidak
kurang dari 6,8 % dan tidak lebih dari 8,3 % MgO. [8]
Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 17
Pemerian serbuk halus, putih, bau lemah khas, mudah melekat di kulit, bebas dari
butiran. [8]
Kelarutan tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter.[8]
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. [8]
Khasiat : Sebagai bahan pengikat.
5. Kaolin
Kaolin adalah aluminium silikat hidrat alam, bebas dari sebagian besar cemaran
dengan cara elutriasi dan dikeringkan; mengandung zat pendispersi yang sesuai. [8]
Pemerian : serbuk, putih, ringan; tidak mengandung butiran kasar; tidak atau hampir
tidak berbau. [8]
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam asam mineral.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.[9]
Khasiat dan penggunaan zat tambahan : penyerap.[9]
6. Propil paraben
BM : 180,20. [8]
Propilparaben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5 %
C10H12O3, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. [8]
Pemerian : serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna. [8]
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dan dalam eter;
sukar larut dalam air mendidih. [8]
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik. [8]
Khasiat : Bahan pengawet.
7. Metil Paraben
BM : 152,15 [8]
Metilparaben mengandung tidak kurang dari 99,0 % dan tidak lebih dari 100,5 %
C8H8O3, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. [8]
Pemerian : hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih; tidak berbau atau
berbau khas lemah; mempunyai sedikit rasa terbakar. [8]
Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon tetraklorida;
mudah larut dalam etanol dan dalam eter. [8]
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik. [8]
Khasiat : Bahan pengawet.
8. BHT (Butylated hydroxytoluene) [4]
Adalah merupakan senyawa toluena yang tersubstitusi
Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 18
Rumus Molekul : C15H24O
Bobot Molekul : 220.35

Struktur Molekul BHT


Kategori : asam karboksilat; senyawa heterosiklik, senyawa TIO. Fungsi : hair
conditioning agent; skin conditioning agent-miscellaneous.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol, larutan alkali
hidroksid, air yang mengandung asam mineral. Larut dalam aseton, benzen, etanol
(95%), eter, metanol, toluen, minyak dan minyak mineral. Lebih larut daripada butil
hidroksinisol dalam minyak sayur dan lemak.
Khasiat : Antioksidan
9. Titanium dioxide[4]
Merupakan suatu oksida anorganik
Rumus kimia : TiO2
Kategori : color additive
Kegunaan : colorant; opacifying agent; sunscreen agent; ultraviolet light absorber
Nama lain : CI 77891
10. Dimethicone[4]
Pemerian : Cairan jernih, Tidak berwarna, tidak berbau.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan butan- 2-on P, karbontrtraklorida P, kloroform
eter P, etil asetat P, dan toluen P, praktis tidak larut dalam air dan metanol P, sangat
sukar larut dalam etanol mutlak P.
11. Mica[4]
Merupakan mineral-mineral silikat dari berbagi komposisi kimiawi yang berbeda, tapi
dengan sifat fisik yang sama.
Kategori : color additive
Fungsi : colorant
Nama lain : sericite.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 19


12. Squalene[4]
Adalah minyak ikan hiu putih.
Pemerian : minyak
Kegunaan : bermanfaat untuk meningkatkan kadar oksigen dalam sel dan
menjaga kesehatan kulit.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 20


BAB III
METODOLOGI

3.1 Formulasi Sediaan Perona Pipi


Formula (% Kadar)
Kadar dari
III IV
Bahan I II Literatur[3] Kegunaan
Silky La V
Jurnal Metholatum (%)
Girl Tulipe
Talc 78,20 90,0 99,0 90,0-99,0 90,0 99,0 95,0 90,0 99,0 Basis
Zinc stearat 5,00 - - 10 8 4 15 Pengikat
Ester cair 5,00 - - - - - Pengikat
Titanium 2,00 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 Pigmen
dioksida warna
(Pigmen Putih)
CI 15850 (Red 0,05 - - 0,03 0,05 - Pigmen
No. 201) warna
CI 15850 (Red 0,40 - - 0,1 0,2 - Pigmen
No.202) warna
Yellow iron 1,00 - - - - - Pigmen
okside warna
Black iron oxide 0,05 - - - - - Pigmen
warna
Metil paraben 0,10 0,07 0,15 0,2 - 0,020,3 Pengawet
Propil paraben 0,05 0,2 0,08 - 0,01 0,010,6 Pengawet
Imidazolidinyl 0,10 Pengawet
- - - -
urea
Mica 8,00 2,00 9,00 7,00 4,00 2,00 - 9,00 Pewarna
Parfum 0,10 q.s. q.s. - q.s. q.s. Pewangi
Methicone - - - - Pengikat
Aluminium - - - - Zat
Starch tambahan
Octenylsuccinate

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 21


Etilheksil - - - - Zat
metosinamat tambahan
Nylon 12 - - - - Zat
tambahan
Benzofenon 3 - - - - Zat
tambahan
Siklomethicone - - - - Pengikat
Dimetikonol - - - - Pengikat
Tokoferil asetat - - - Antioksidan
Oktiidodesil - - - - Zat
stearoil stearat tambahan
Sodium - - - - Zat
asetylated tambahan
hyaluronate
CI 77491 - - - Pigmen
warna
CI 77492 - - - Pigmen
warna
CI 77499 - - - Pigmen
warna
Kaolin - - - Adsorben
Mg stearat - - - - Pengikat
Boron nitrit - - - - Zat
tambahan
Polimetil - - - - Zat
metakrilat tambahan
Squalen - - - - Pengikat
emulsi
Minyak mineral - - 1,0 5,0 - 1,032,0 Pengikat
Petrolatum - - 4 - - 425 Basis
Minyak Vitis - - q.s. - - - Pewangi
vinifera
(Anggur)

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 22


Minyak - - q.s. - q.s. - Pewangi
Helianthus
annuus (Bunga
matahari)
BHA (Butylated - - 0,02 - - 0,0050,02 Anti
hydroxyanisole) Oksidan
BHT (Butylated - - - 0,1 0,008 0,00750,1 Anti
hydroxytoluene) Oksidan
Isopropil lanolat - - - - Pengikat
Isopropil - - - - Pengikat
miristat
CI 12085 (Red - - - - Pigmen
No.228) warna
CI 15985 - - - - Pigmen
(Yellow No.5) warna
CI 19140 - - - - Pigmen
(Yellow No.4) warna

3.2 Metode Pembuatan


a. Formula 1 (Jurnal)

Cara pembuatan :
Siapkan semua alat dan bahan kemudian lakukan persiapan pembuatan pewarna.
Pewarna yang digunakan adalah titanium dioksida, CI 15850, yellow iron oksid dan
black iron oxide, mica. Kemudian ditambahkan basis (talk), pengawet (metil
paraben, propil paraben, dan imidazolidinyl urea), parfum. Setelah bahan tercampur
secara homogen kemudian masukkan bahan pengikat (zinc stearat dan ester cair) lalu

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 23


campur dalam blender stainless-steel tipe ribbon selama 20 menit sampai 3 jam
tergantung dari tipe mixer, dan kapasitas. Setelah itu serbuk yang sudah tercampur
dimasukkan ke dalam mesin kempa langsung hingga terbentuk sediaan perona pipi
dalam bentuk kompak.

b. Formula 2 (Methanol)

Cara Pembuatan :
Siapkan semua alat dan bahan kemudian lakukan persiapan pembuatan pewarna.
Pewarna yang digunakan adalah titanium dioksida, CI 77491, CI 77492, CI 77499,
mica. Kemudian ditambahkan basis (talk), pengawet (metil paraben dan propil
paraben), parfum, bahan antioksidan (tokoferil asetat) serta bahan tambahan lainnya
seperti aluminium starch octenylsuccinate, etilheksil metosinamat, nylon 12,
benzofenon 3, oktiidodesil stearoil stearat, dan sodium asetylated hyaluronate.
Setelah bahan tercampur secara homogen kemudian masukkan bahan pengikat
(methicone, siklomethicone, dan dimetikonol) lalu campur dalam blender stainless-
steel tipe ribbon selama 20 menit sampai 3 jam tergantung dari tipe mixer, dan
kapasitas. Setelah itu serbuk yang sudah tercampur dimasukkan ke dalam mesin
kempa langsung hingga terbentuk sediaan perona pipi dalam bentuk kompak.
c. Formula 3 (Silky Girl)

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 24


Cara Pembuatan :
Siapkan semua alat dan bahan kemudian lakukan persiapan pembuatan pewarna.
Pewarna yang digunakan adalah titanium dioksida, CI 77491, CI 77492, CI 77499,
mica. Kemudian ditambahkan basis (talk dan petrolatum), pengawet (metil paraben
dan propil paraben), parfum (minyak anggur dan minyak biji matahari), bahan
antioksidan (BHA/Butylated hydroxyanisole), bahan adsorben (kaolin) serta bahan
tambahan lainnya seperti boron nitrit dan polimetil metakrilat. Setelah bahan
tercampur secara homogen kemudian masukkan bahan pengikat (magnesium stearat
dan minyak mineral serta squalen untuk pengikat emulsi) lalu campur dalam blender
stainless-steel tipe ribbon selama 20 menit sampai 3 jam tergantung dari tipe mixer,
dan kapasitas. Setelah itu serbuk yang sudah tercampur dimasukkan ke dalam mesin
kempa langsung hingga terbentuk sediaan perona pipi dalam bentuk kompak.

d. Formula 4 (La Tulipe)

Cara Pembuatan :
Siapkan semua alat dan bahan kemudian lakukan persiapan pembuatan pewarna.
Pewarna yang digunakan adalah titanium dioksida (pigmen putih), CI 15850, CI
15850, CI 77491, CI 77492, CI 77499, mica. Kemudian ditambahkan basis (talk),
pengawet (metil paraben), parfum, bahan antioksidan (BHT/Butylated
hydroxytoluene) dan bahan adsorben (kaolin). Setelah bahan tercampur secara
homogen kemudian masukkan bahan pengikat (isopropil lanolat dan isopropil
miristat) lalu campur dalam blender stainless-steel tipe ribbon selama 20 menit
sampai 3 jam tergantung dari tipe mixer, dan kapasitas. Setelah itu serbuk yang
sudah tercampur dimasukkan ke dalam mesin kempa langsung hingga terbentuk
sediaan perona pipi dalam bentuk kompak.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 25


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Alasan Pemilihan Bahan dalam Formulasi Baru


Formula V :
a. Basis : Talk 95%
b. Pengikat : Zinc Stearat 8%
c. Pengawet : Propil paraben 0,01%
d. Pewarna : Titanium dioksida 0,1 %,
CI 15850 (Red No. 201) 0,2%,
Mica 4%
e. Parfum : Minyak Helianthus annuus (Bunga Matahari) q.s.
f. Antioksidan : BHT (Butylated hydroxytoluene) 0,008%
Pemilihan talk yang digunakan sebagai basis karena talk mempunyai sifat
mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, mudah manyebar serta memiliki
tekstur halus sehingga dapat menyatu dengan kulit ketika diusapkan pada permukaan
kulit pipi. Zinc stearat yang digunakan sebagai pengikat yang dipilih karena dapat
meningkatkan kekompakan dari sifat sediaan perona pipi yang dibuat. Pengawet
yaitu propil paraben sendiri memiliki kegunaan agar sediaan perona pipi dapat
bertahan lama dari kontaminasi mikroorganisme. Beberapa pewarna yang dipilih
adalah untuk memberikan variasi warna yang menarik agar memberikan kesan yang
menyegarkan pada daerah pipi serta penambahan mica dilakukan agar memberi
kesan mengkilau yang alami. Agar memiliki wangi yang segar maka ditambahkan
minyak bunga matahari sebagai parfum dan untuk mengurangi oksidasi pada parfum
tersebut maka ditambahkan antioksidan yaitu BHT.

4.2 Metode Pembuatan Formulasi Baru


1. Colour extension
Kunci utama dari proses pigmentasi produk adalah kehomogenan dispersi
pigmen dengan basis. Dipersi ini sangat bergantung pada efisiensi mixer, dan sifat
fisik dari material material yang kan dicampurkan.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 26


Dispersi pigmen yang homogen dapat diperoleh dengan ekstensi pigmen
(melewatkan pigmen dan talc pada hammer mill). Aglomerat pigmen akan terpecah
yang kemudian akan menjadi stabil dengan bergabung dalam partikel talc.
2. Penyiapan basis
Basis putih (Talc) dimixer dalam blender stainless-steel tipe ribbon selama 20 menit
sampai 3 jam tergantung dari tipe mixer, dan kapasitas. Setelah itu, ditambahkan
extended colour dan dimixer bersama hingga homogen. Terakhir, ditambahkan
parfum dan pengikat.
3. Pengompakan
Metode yang paling sering digunakan adalah metode kempa kering.
Tahap tahap pembuatan formula yang baru :
1. Alat alat dan bahan disiapkan.
2. BHT sebagai antioksidan yang tidak larut dalam air didispersikan terlebih dahulu ke
dalam pengharum agar mempermudah alirannya.
3. Masukkan talk sebagai basisnya ke dalam campuran BHT dan pengharum yang tadi
sudah didispersikan.
4. Lalu tambahkan bahan pengawet (propil paraben) dan bahan pewarna (CI 15850)
dan masukkan ke dalam blender stainless-steel tipe ribbon selama 20 30 menit.
5. Setelah setengah waktu pencampuran selesai, gunakan hammer mill sampai pewarna
terdispersi sempurna.
6. Bahan dasar putih pertama (titanium dioksida) dicampur ke dalam blender stainless-
steel ribbon-type, selama 20 menit hingga 3 jam, hingga homogen.
7. Masukkan bahan pengikat (Zinc Stearat) ke dalamnya campur hingga homogen.
8. Jika digunakan bahan dasar mica dalam formulasi maka diperlukan kehati-hatian
agar platelet yang mudah pecah tidak rusak saat proses pembuatan
9. Campuran yang telah selesai diperiksa kemudian dimasukkan pada kantung
polyethylene untuk penyimpanan, untuk memperoleh perona pipi yang halus,
diserbukkan.
10. Kemudian serbuk dikempa (basis perona pipi), dikempa mengunakan metode kempa
kering (basis perona pipi, pewarna, dan parfum dicampur sampai seragam.
11. Langsung masukkan ke dalam mesin kempa setelah selesai proses pengempaan, lalu
masukkan ke dalam kemasan lalu ditutup dengan rapat dan disimpan pada suhu
kamar.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 27


4.3 Kelebihan dari Formulasi Baru
Adapun kelebihan dari sediaan formulasi perona pipi yang baru, yaitu :
1. Tidak mengiritasi kulit;
2. Kemasan yang lebih praktis;
3. Mudah menyatu dengan kulit;
4. Memberikan kilau alami dan kesan menyegarkan;
5. Bisa digunakan untuk semua jenis kulit;
6. Mengandung antioksidan.

4.4 Karakteristik dari Formulasi Baru


Adapun karakteristik mutu sediaan perona pipi dalam formulasi baru ini memiliki
karakteristik seperti berikut :
1. Memiliki warna yang menarik.
2. Bau harum yang menyenangkan
3. Tidak lengket pada bagian pipi.
4. Tidak menyebabkan kulit pipi tampak berkilau.
5. Tidak mengiritasi kulit.
6. Tidak menyebabkan sensitivasi kulit.
7. Stabil terhadap perubahan yaitu stabil dalam mutu, warna, bau maupun kontaminasi
bakteri.
8. Dapat digunakan dengan mudah.

4.5 Evaluasi[7]
1. Uji Penampakan
Uji penampakan dapat dilakukan dengan cara visual yang meliputi pengujian
pada warna, bau, dan daya lekat sediaan. Pengamatan harus dilakukan secara teliti dan
bila ada hasil yang kurang sesuai dengan ketentuan maka perlu dilakukan evaluasi
ulang dan kemudian melakukan solusi yang tepat.
2. Uji pH
Penggunaan indikator dalam pengujian dan penetapan kadar untuk
menunjukkan kesempurnaan reaksi kimia dalam analisa volumetrik atau untuk
menunjukkan kadar ion hydrogen (pH) larutan suatu sediaan.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 28


3. Uji Daya Guna Pengawet Anti Mikroba
Pengawet antimikroba ialah zat yang ditambahkan pada bentuk sediaan untuk
melindungi dari kontaminasi mikroba. Pengawet digunakan terutama pada wadah
pemakaian berganda untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
masuk secara tidak sengaja, selam atau setelah proses pembuatan. Zat antimikroba
tidak boleh digunakan semata-mata untuk menurunkan hitungan mikroba yang masih
memiliki daya hidup sebagai pengganti cara produksi yang baik.
4. Uji Cemaran Mikroba
Uji yang pertama adalah melakukan uji bebas Staphylococcus aureus dengan
menggunakan uji koagulasi, dan uji bebas Pseudomonas aeruginosa menggunakan uji
oksidasi dan pigmen. Uji kedua yang dilakukan adalah uji bebas Salmonella dengan
menggunakan singkelit dan uji bebas Escherichia coli dengan menggunakan singkelit.
5. Pay-Off
Parameter ini digunakan untuk melihat efek dari pengopakan yang kurang
baik. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan aplikator. Hasil dari perona pipi
harus selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan pada cake terlalu besar, perona pipi
yang dihasilkan tidak akan tersapu bersih dengan mudah, dan akan ada gaya adhesi
yang tidak cukup dari bahan terhadap puff. Jika tekanannya terlalu rendah, cake akan
menjadi lembek dan mempunyai kecenderungan menjadi remuk dan pecah.
6. Uji Tekanan
Pada perona pipi tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata, dengan
adanya kantung kantung udara akan membuat cake menjadi mudah pecah.
Keseragaman dan kekerasan dari cake sebaiknya diperiksa dengan penetrometer.
Pemeriksaan pada table sebaiknya diambil dari berbagai segi untuk meyakinkan
bahwa produk cukup keras dan tekanan yang diberikan seragam.
7. Uji Kerapuhan
Langkah yang paling baik terhadap kecenderungan perona pipi menjadi pecah
adalah dengan menjatuhkan perona pipi pada permukaan kayu beberapa kali pada
ketinggian 8-10 inci. Jika cake yang dihasilkan tidak rusak, mengindikasikan bahwa
kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-hal yang tidak
memuaskan.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 29


4.6 Pengujian[7]
1. Uji Dispersi Warna
Dispersi warna diuji dengan menyebarkan serbuk pada permukaan berwarna
putih dan ditentukan dari keindahannya. Tidak boleh ada warna yang tercoreng, atau
tidak merata. Uji ini penting dilakukan karena perwarna yang digunakan cenderung
lebih banyak dibandingkan dengan jenis produk lainnya. Jika pewarna tidak
terdispersi dengan baik, akan muncul garis pada wajah konsumen. Pencetakan pun
akan lebih sulit.
2. Uji Kesesuaian Bayangan
Uji ini dilakukan untuk memastikan bahwa spesifik bayangan pada setiap
batch sama dengan batch sebelumnya. Pada uji ini, dilakukan perbandingan produk
dengan produk sebelumnya yang telah diterima sebagai standar bayangan partikular
yang diproduksi. Ini harus dilakukan pada tempat dengan cahaya yang standar. Warna
bayangan akan terkait dengan dispersi warna dan jumlah minyak.
3. Uji Lekatan dan Uji Hedonik
Uji lekatan (patch test) merupakan uji iritasi dan kepekaan kulit yang
dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia
untuk mengetahui apakah sediaan tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau
tidak.
Sementara, uji kesukaan (hedonic test) adalah pengujian terhadap kesan
subyektif yang sifatnya suka atau tidak suka terhadap produk ini. Pelaksanaan uji ini
memerlukan dua pihak yang bekerja sama, yaitu panel dan pelaksana. Jumlah panel
uji kesukaan yang semakin banyak semakin baik, sebaiknya melebihi 20 orang.
Jumlah yang lebih besar akan menghasilkan kesimpulan penerimaan pasar yang lebih
valid.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 30


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perona pipi merupakan sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi
dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah serta
mengandung pigmen kadar rendah digunakan sebagai pelembut warna atau pencampur
untuk memperoleh efek yang menyolok. Ada beberapa jenis perona pipi yang ada saat ini
yaitu dalam bentuk padat/ kompak, krim, liquid/ cair, gel, balls, dan stick. Sedangkan
komposisi perona pipi yaitu basis, pigmen warna, pengikat (binder), pengawet, dan
fragrance (parfum). Umumnya dalam skala pabrik pembuatan perona pipi menggunakan
metode kempa kering langsung yang terdiri dari tahapan colour extension, penyiapan
basis, dan pengompakan.

Adapun formula baru dari sediaan perona kami buat adalah sebagai berikut :

Basis : Talk 95%


Pengikat : Zinc Stearat 8%
Pengawet : Propil paraben 0,01%
Pewarna : Titanium dioksida 0,1 %,
CI 15850 (Red No. 201) 0,2%,
Mica 4%
Parfum : Minyak Helianthus annuus (Bunga Matahari) q.s.
Antioksidan : BHT (Butylated hydroxytoluene) 0,008%
Pemilihan talk yang digunakan sebagai basis karena talk mempunyai sifat mudah
melekat pada kulit, bebas dari butiran, mudah manyebar serta memiliki tekstur halus
sehingga dapat menyatu dengan kulit ketika diusapkan pada permukaan kulit pipi. Zinc
stearat yang digunakan sebagai pengikat yang dipilih karena dapat meningkatkan
kekompakan dari sifat sediaan perona pipi yang dibuat. Pengawet yaitu propil paraben
sendiri memiliki kegunaan agar sediaan perona pipi dapat bertahan lama dari kontaminasi
mikroorganisme. Beberapa pewarna yang dipilih adalah untuk memberikan variasi warna
yang menarik agar memberikan kesan yang menyegarkan pada daerah pipi serta
penambahan mica dilakukan agar memberi kesan mengkilau yang alami. Agar memiliki

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 31


wangi yang segar maka ditambahkan minyak bunga matahari sebagai parfum dan untuk
mengurangi oksidasi pada parfum tersebut maka ditambahkan antioksidan yaitu BHT.
Adapun beberapa pengujian yang dilakukan pada sediaan jadi perona pipi adalah uji
dispersi warna, uji kesesuaian bayangan serta uji lekatan dan uji hedonik.

5.2 Saran
Agar memperoleh hasil maksimal dalam pengaplikasian perona pipi dari formulasi
baru maka disarankan pengaplikasian perona pipi tersebut pada permukaan kulit pipi
yang telah menggunakan foundation dan bedak serta pilih perona pipi yang sesuai dengan
jenis kulit untuk meningkatkan ketahanan pada permukaan kulit pipi.

Perona Pipi (Rouge/Blusher/Blush On) 32

Anda mungkin juga menyukai